Home / Thriller / The Bodyguard / BIMA GANESHA

Share

BIMA GANESHA

Author: Rena
last update Last Updated: 2024-06-16 17:34:49

Yudistira semakin curiga akan sumber bercak darah dia mencoba untuk menelepon sepupunya, Antareja. Sayangnya, sudah beberapa Yudistira menelepon sama sekali tak ada jawaban dari, maka Yudistira pun memutuskan untuk kembali mencari sumber dari bercak darah di bunga anggreknya.

Betapa terkejut Yudistira ketika mengetahui bercak darah itu berasal seseorang yang leher terluka. Melihat keadaan pria itu yang mengkhawatirkan ia memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Ia sana sekali tak tahu, bahwa membawa pria yang Ia selamatkan itu bisa menjadi masalah baru bagi hubungannya dengan Antareja.

Petruk mencari - mencari keberadaan Bima yang mendadak hilang, bahkan barang - barang pun hilang. Itu membuat Petruk menjadi kebingungan, tetapi sebuah peta paviliun utama menjadi perhatiannya, apakah Bima memutuskan untuk kabur ? Mengingat kemungkinan itu, Petruk menggerutukkan giginya. Ia harus menemukannya sebelum Nyonya Antareja melihat ada kejanggalan ini.

Bisa habis dirinya.

Petruk kembali melihat peta paviliun yang ada disini Ia mencoba memikirkan kemana perginya Bima. Ia harus menemukannya segera, tetapi perhatiannya tertuju pada suatu noda yang berada di keranjang pakaian kotor, warna seperti darah.

Apakah ada sesuatu yang terjadi disini ?

Petruk kemudian pergi dan menanyakan pada ayahnya, Semar yang bertanggung jawab atas keamanan CCTV di paviliun utama. Petruk dan berjalan dengan tergesa-gesa, hingga tak sengaja menabrak Bima Sena yang sedang minum teh panas.

Teh panas itu pun terjatuh dan mengenai dada Bima Sena, suara rintisan terdengar, membuat Petruk jauh lebih ketakutan.

Ia benar - benar habis kali ini.

Puna menghampiri Bima Sena dan melihat bahwa Petruk telah melukai Tuan besar itu. Ia pun langsung membawa Bima Sena pergi dan mengatakan pada penjaga yang lain untuk menghabisi Bima.

Mendengar itu, Petruk hanya terdiam dan pukulan mulai mengenainya

Yudistira menelepon asistennya yang bernama Dani untuk membawa mereka semua ke rumah sakit, Ia memeriksa tenggorokan orang yang terluka itu, lukanya tak begitu dalam, tapi dia seperti tidak langsung di obati maka ia takut bahwa pria itu tak akan selamat.

Dani tak lama datang menghampiri Yudistira yang sedang mengecek keadaan Bima dan langsung mengangkat Bima ke mobil. Mereka pun pergi meninggalkan paviliun utama.

Begitu sampai di gerbang depan, seseorang penjaga yang sedang menjaga gerbang menanyakan kemana perginya Yudistira, "Mau kemana pak ? "

Yudistira hanya tersenyum, "Mampir keluar sebenar "

Penjaga itu mengangguk dan kemudian gerbang di buka. Mobil langsung keluar dan berangkat menuju Rumah sakit.

Dani menatap Yudistira dari kaca dasbord mobil, " Saya tak mengira bahwa bapak cukup jago dalam berbohong "

Yudistira terkekeh, "Manusia dimuka bumi ini pernah berbohong Dani, tak hanya saya saja. "

''Tentu "

"Bagaimana bisa Anda menemukan pria yang terluka itu, Tuan ? "

"Aku menemukannya di taman ketika aku sedang memeriksa tentang tanaman Anggrekku di paviliun utama, awalnya kecurigaan ku bermula dari adanya bercak darah di kelopak anggrekku dan aku kemudian mencari dari mana mereka berasal dan kemudian ya ada dia " jelas Yudistira yang sedang memangku kepala Bima.

"Jadi, begitu - " Dani menghela nafas dan mencoba untuk tenang.

"Apakah tuan tahu siapa nama pria itu ? "

Yudistira nyengir kikuk, " Tentu tidak, aku tidak mengetahui siapa pria itu "

Dani hanya menghela nafas, terkadang tuannya agak aneh. Dia lebih menyelamatkan orang yang tak diketahuinya.

Tuan Yudistira terlalu baik untuk bisa menjadi seorang mafia.

Mobil berhenti di depan rumah sakit, Yudistira menunggu di ruangan tunggu ditemani oleh Dani. Setelah sekitar tiga jam menunggu, dokter akhirnya keluar dan kondisi Bima mulai stabil hanya saja ia harus melakukan rawat inap selama beberapa hari, memastikan agar keadaan Bima tetap stabil.

"Pasien stabil, hanya saja untuk memastikannya kita perlu melakukan rawat inap selama beberapa hari. Untuk mengobservasi apakah keadaannya akan baik - baik ke depan " ujar Dokter sebari menatap Yudistira dan Dani.

"Tetapi, apakah anda keluarganya ? " Dokter itu memandang keatas dan kebawah karena tampilan Yudistira sangat berbeda dengan pria yang dibawanya, ia tahu bahwa genetika sering bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda antara satu sama meski masih satu keluarga.

"Tidak, dia hanya keponakanku "

"Oh, seperti saya belum mengenalkan diri saya, nama saya Dr. Karya Setiawan. " Dokter itu mengeluarkan tangan mencoba untuk berjabat tangan.

"Saya Dani dan dia bos saya, Yudi " jawab Dani sebari mengenalkan Yudistira kepada Dr. Karya. Dr Karya mengangguk kepala, " Saya ijin pergi, kalau ada sesuatu tolong menekan saja tombol di dalam "

"Yeah " Dani mengangguk kepala dan bersama Yudistira memasuki ruang rawat Bima.

Antareja menghabiskan malamnya memburu anggota - anggota Sengkuni yang masih melakukan pergerakan perlawanan.

Ia menembak setiap kepala yang dilihat olehnya. Ketika semua anggota Sengkuni telah tumbang, ia menuangkan bensin di bantu oleh Barong, setelah bensin diratakan dalam satu gedung, Anateja keluar dan melempar korek api ke ballroom gedung, membiarkan api melahap habis gendung mewah tersebut.

Sengkuni sangat berambisi untuk melawan keluarganya apalgi setelah mengkhianatan yang dilakukan oleh ayahnya, maka tak ada lagi kata ampunan bagi Antareja untuknya.

Antareja memandang gedung itu yang terbakar dari dalam mobilnya, tidak ada rasa penyesalan yang muncul karena itu.

Bagong mengamati ekspresi Anateja dari dashboard mobil. Ia hanya terdiam, enggan untuk berbicara

Seorang pria didalam penjara mendengar berita bahwa Sengkuni dan Pablo telah tewas. Ia tertawa terbahak - bahak.

" Betapa Bodohnya dirimu, Sengkuni. Pandawa tidak ada jatuh semudah itu " gumam pria tersebut

Ia memandang ke arah cermin dan mengingat percakapan sebelumnya dengan Sengkuni. Pria bodoh itu meminta sarannya.

"Aku mendengar, bahwa keluarga Pandawa mempunyai rahasia, bisakah kau memberitahu apa itu ? " pinta Sengkuni pada pria yang berada di dalam sel.

Pria dalam sel itu hanya terkekeh - kekeh, "Kau tak pernah berubah Sengkuni. Selalu ingin melampui batas, tetapi percayalah jika rencana mu gagal, wanita itu akan menghabisi mu jauh lebih kejam "

"Aku tak peduli, dengan Antareja. Kekejamannya hanya sebuah mitos belaka "

Pria itu tersenyum, "Mitos katamu ? Beritahu apapun yang kau tahu tentang Antareja. "

" Gatotkaca, kau tak pernah berubah. " Sengkuni menyeringai.

" Aku hanya ingin memastikan bahwa kau tak lupa dengan transaksi kita. " jelas Gatotkaca yang mengeluarkan pisau dan menusuknya pada mata Sengkuni.

"Tanpa rencanaku, siapa kamu Sengkuni ? " Gatotkaca menusuk pisah itu lebih dekat Darah langsung mengucur membasahi muka Sengkuni.

"Bajingan! . " petik Sengkuni, harga dirinya tercerong karena komentar Gatotkaca. Meski pada kenyataannya ia memang bodoh dalam melakukan rencana dan satu - satunya orang yang bisa membuat rencana berhasil adalah melalui Gatotkaca.

Gatotkaca hanya terkekeh melihat darah membasahi muka Sengkuni. Pria itu benar - benar bodoh, bermain - main dengannya tampak menjadi hiburan yang nyata.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Katnia menghampiri ayahnya yang saat itu sedang berada di ruangannya. Matanya melihat bagaimana ruangan kerja ayahnya ini tidak banyak berubah sejak ia sedang kecil. "Selamat sore, Ayah " sapa Kania pada Ayahnya yang masih memeriksa berkas rumah sakit. Mendengar sapaan putrinya itu, Dr Karya mendongkak melihat kearah Kathia. " Selamat sore, Kathia sayang. Sudah makan? " Tanya sang ayah. Mendengar pertanyaan itu Kathia langsung menjawab dengan singkat, "Belum. " Pikirkannya masih dipenuhi oleh kepergian Bima yang entah kemana. Dr Karya kemudian menawarkan Kathia untuk makan bersama dengannya di Kedai mie Mpok Tarmi yang tak berada jauh dari Rumah Sakit. Kathia tersenyum, ayahnya sangat perhatian tahu bahwa ia sangat kelaparan. Melihat, Kathia yang menyetujui ajakannya, Dr. Karya hanya tersenyum, Putrinya telah kembali. Kepergian Bima tak menjadi masalah lagi bagi putrinya. Meski, sejujurnya kepergian Bima masih menjadi kesedihan bagi Kathia. Antareja kembali ke rumah dan dikejut

    Last Updated : 2024-06-27
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Yudistira membawa Bima ke taman Rumah Sakit, ia mengantarkan dengan hati - hati, Dani melihat itu dengan raut muka yang aneh. Dia sama sekali tak terbiasa melihat perilaku Yudistira yang seperti ini. Ini aneh. Sepanjang perjalanan, Yudistira mengajak Bima untuk berbicara terutama tentang Antareja dan mengapa ia bisa menjadi salah satu dari bodyguard wanita itu. "Kau tahu, melihatmu seperti membuatku bertanya - tanya apa hebatnya dirimu? " tanya Yudistira sambil menempatkan Bima di sisi pohon. Mendengar pertanyaan Bima memutarkan mata, "Saya sendiri saja tak tahu mengapa dia memilih saya ? Mungkin dia membutuhkan hiburan? " Yudistira tertawa, "Hiburan? Antareja mungkin tipikal wanita yang aneh, dia seperti tante - tante girang. Berapa usiamu? " Bima menggeleng kepala, " Aku masih dua puluh tiga tahun, komentarmu membuat Antareja terlihat seperti cukup buruk " "Wanita ittu memang iblis " Yudistira memandang wajah Bima, memang benar pria ini terlihat menawan untuk hanya sekeda

    Last Updated : 2024-06-30
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    "Dia masih hidup, Nyonya kata salah satu Bodyguardnya yang bernama Bagal Buntung. "Bawa dia ke paviliun utama, aku akan menghukumnya." Antareja langsung meninggalkan gedung tua tersebut diikuti dengan para Bodyguardnya yang menggendong Bima. Antareja tidak akan membiarkan Bima meninggalkan lagi, Ia tidak akan membiarkanya mati seperti Arjuna. Gatotkaca kembali dibawa ke ruang sidang, untuk membahas perkara masa hukumannya. Ibunya berhasil untuk mendapatkan dukungan tambahan untuk membebasannya. Ia benar - benar berpikir, seberapa banyak uang yang digelontorkan ibunya kali ini. "Seberapa besar, dia membayarmu kali ini?" Gatotkaca bertanya pada Arok, Pengacaranya. Mendengar itu, Arok, Pengacaranya langsung menjawab. "Cukup besar, Urangayu yang tak mungkin membiarkan putranya mati mendekam dipenjara sia - sia. Ia masih membutuhkan pewaris untuk melanjutkan namanya" Gatotkaca mendengkus, "Wanita tua itu masih mempedulikan namanya disaat seperti ini. Tetapi, kalau boleh jujur, aku

    Last Updated : 2024-07-06
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Seminggu setelah kejadian itu, Bima kembali pergi bersama Antareja. Bersama dengan beberapa bodyguard lain, ia berdiri ditemani dengan Petruk dan Barong. Ada bodyguard baru yang akan menemani Antareja. Bima merasa bersyukur karena ia tak harus lagi menemani Antareja. Siapa juga yang mau bekerja dengan wanita iblis itu, ia tak sudi lagi. Melihat Eksprei Bima, Petruk hanya bisa tertawa mengingat kejadian kemarin. Dimana ketika mereka mengucapkan selamat tinggal pada Tuan Besar dan Bima tak sengaja terpeleset akibat menginjak tali sepatunya ketika berjalan pasca bangkit dari membungkuk. Antareja hanya terdiam melihat kelakuan pria konyol itu, sedangkan Bika Sena hanya mengangkat alisnya dengan ekspresi datar. Mobilnya belum berangkat sedari tadi. Itu sangat konyol, Petruk berharap kehadiran Bima bisa memberikan hiburan bagi para Bodyguard lain. Bima menatap Petruk yang menahan tawanya ketika Anateja memarahinya. "Ayolah, itu tak sengaja." elak Bima pada Antareja yang mem

    Last Updated : 2024-07-12
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Antareja dan Bima dikagetkan dengan kedatangan Batara, Bima bahkan sampai hampir menabrak dinding didepannya sakin terkejutnya dia. "Apakah semua sudah baik - baik saja?" tanya Antareja sebari melihat kearah Batara yang ternyata di alisnya terdapat luka. Batara hanya terdiam ketika Antareja menyentuh alisnya, sedangkan Bima melihat itu semua dengan mata yang melotot. Ia tak bisa melihat Antareja bersama orang lain. Batara terdiam melihat tingkah laku Antareja, ini bukan sesuatu yang biasa yang dikeluarkan oleh bosnya, tetapi ini terasa bagus. "Saya baik- baik saja Nyonya, tidak ada yang perlu diperhatikan." Antareja mengangkat alisnya, "Benarkan?" Batara menganggukkan kepalanya, "Ya" Bima melihat itu langsung berdehem. Ia tak suka dengan apa yang terjadi. "Ehm, apa yang kau disini, Batara?" tanya Bima pada Batara, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Batara disini. Batara hanya menjawab," Semua sudah aman, jadi kita bisa kembali paviliun utama" Antareja melihat ke arah

    Last Updated : 2024-08-20
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Bima kemudian menyerah dan memutuskan untuk mengganti pakaiannya, Antareja yang melihat itu pun tersenyum. Anjing kesayangannya sangatlah penurut. Antasena membuka matanya, matanya kemudian melihat kearah cermin yang ada diatas tempat tidurnya. Ia melihat bahwa lehernya dirantai oleh seseorang, 'Siapa yang melakukan ini padanya?' ingatan Antasena kembali memutar kembali apa yang terjadi, ia tertangkap saat sedang berada di bandara, ia sama sekali tak mengingat apapun selain ketika ia mengunjungi kamar mandi seorang pria membiusnya. Seorang wanita dengan menggunakan jas dokter datang, ia menyapa Antasena dengan ramah, meski disalah satu sudut bibitnya terdapat bekas luka, "Selamat pagi, bagaimana kabarmu?" Antasena memandang wanita itu dengan curiga, "Siapa kamu?" Wanita itu mendekat dan berbisik ke telinga Antasena, "Aku yang membawamu kesini. Apa kau keberatan?" Antasena langsung marah, ia langsung memukul wajah wanita itu membuat wanita itu terkekeh dan menyalakan a

    Last Updated : 2024-10-19
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Seorang pria melihat, kearah jendela. Malam telah menjadi sesuatu yang baru, dengan identitas yang baru, ia tak sepenuhnya mati ditangan wanita itu, ia telah bertransformasi menjadi sebuah elang baru, sesuatu yang akan mengejutkan orang lain. Kathia berdiri didepan gedung Kementrian Pembangunan untuk wawancara eksklusif terkait tentang Antareja serta pendapatnya akan presiden yang mempromosikan anaknya sebagai calon presiden baru, Antareja dibuat pusing kepalang karena keputusan bodoh presiden, ia tahu seperti kemampuan anak presiden itu, tipikal yang dipaksa mengikuti apa ambisi sang ayahnya. Petruk melihat perubahan raut wajah Antareja, ia tahu persis apa yang akan dikatan oleh wanita itu, tak lama di dalam kantor Antareja, "Bajingan! Bodoh, apa yang dipikirkan oleh pria tua itu?!" Antareja marah- marah sebari merobek kertas ajakan presiden kepadanya secara pribadi dan duduk di kursi kerjanya sebari menghela nafas. Petruk yang melihat itu langsung, memberikan Antareja secan

    Last Updated : 2025-03-22
  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Antareja, siapa yang tak pernah mendengar nama tersebut. Seorang politikus muda yang baru menjadi primadona baru bagi masyarakat sikapnya yang tegas, pintar, beridealis, dan cantik menjadikannya sebagai kriteria menantu idaman. Tetapi tidak ada yang tahu bahwa Antareja tidak seperti yang semua orang bilang, wanita itu iblis yang tak pernah memberikan Bima waktu beristirahat sedikit pun. Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa wanita itu adalah malaikat maka Bima tak segan - segan untuk merobek mulutnya. Namaku Bima, seorang petarung dunia malam. Pertemuan kami bermula ketika ia menghadiri ring pertunjukanku, dan membeliku dengan harga yang tinggi. Ia saat itu sedang mencari serdadu yang akan membantunya membasmi hama, dan bodohnya aku mau menerima pekerjaan tersebut. Wanita itu merupakan cucu dari seorang mafia. Aku berhutang banyak pada keluarganya, aku tidak bisa membayarnya karena suatu masalah, sebagai bayaranya aku harus berkerja pada keluarganya dan tentunya ia mengancam a

    Last Updated : 2024-06-14

Latest chapter

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Seorang pria melihat, kearah jendela. Malam telah menjadi sesuatu yang baru, dengan identitas yang baru, ia tak sepenuhnya mati ditangan wanita itu, ia telah bertransformasi menjadi sebuah elang baru, sesuatu yang akan mengejutkan orang lain. Kathia berdiri didepan gedung Kementrian Pembangunan untuk wawancara eksklusif terkait tentang Antareja serta pendapatnya akan presiden yang mempromosikan anaknya sebagai calon presiden baru, Antareja dibuat pusing kepalang karena keputusan bodoh presiden, ia tahu seperti kemampuan anak presiden itu, tipikal yang dipaksa mengikuti apa ambisi sang ayahnya. Petruk melihat perubahan raut wajah Antareja, ia tahu persis apa yang akan dikatan oleh wanita itu, tak lama di dalam kantor Antareja, "Bajingan! Bodoh, apa yang dipikirkan oleh pria tua itu?!" Antareja marah- marah sebari merobek kertas ajakan presiden kepadanya secara pribadi dan duduk di kursi kerjanya sebari menghela nafas. Petruk yang melihat itu langsung, memberikan Antareja secan

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Bima kemudian menyerah dan memutuskan untuk mengganti pakaiannya, Antareja yang melihat itu pun tersenyum. Anjing kesayangannya sangatlah penurut. Antasena membuka matanya, matanya kemudian melihat kearah cermin yang ada diatas tempat tidurnya. Ia melihat bahwa lehernya dirantai oleh seseorang, 'Siapa yang melakukan ini padanya?' ingatan Antasena kembali memutar kembali apa yang terjadi, ia tertangkap saat sedang berada di bandara, ia sama sekali tak mengingat apapun selain ketika ia mengunjungi kamar mandi seorang pria membiusnya. Seorang wanita dengan menggunakan jas dokter datang, ia menyapa Antasena dengan ramah, meski disalah satu sudut bibitnya terdapat bekas luka, "Selamat pagi, bagaimana kabarmu?" Antasena memandang wanita itu dengan curiga, "Siapa kamu?" Wanita itu mendekat dan berbisik ke telinga Antasena, "Aku yang membawamu kesini. Apa kau keberatan?" Antasena langsung marah, ia langsung memukul wajah wanita itu membuat wanita itu terkekeh dan menyalakan a

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Antareja dan Bima dikagetkan dengan kedatangan Batara, Bima bahkan sampai hampir menabrak dinding didepannya sakin terkejutnya dia. "Apakah semua sudah baik - baik saja?" tanya Antareja sebari melihat kearah Batara yang ternyata di alisnya terdapat luka. Batara hanya terdiam ketika Antareja menyentuh alisnya, sedangkan Bima melihat itu semua dengan mata yang melotot. Ia tak bisa melihat Antareja bersama orang lain. Batara terdiam melihat tingkah laku Antareja, ini bukan sesuatu yang biasa yang dikeluarkan oleh bosnya, tetapi ini terasa bagus. "Saya baik- baik saja Nyonya, tidak ada yang perlu diperhatikan." Antareja mengangkat alisnya, "Benarkan?" Batara menganggukkan kepalanya, "Ya" Bima melihat itu langsung berdehem. Ia tak suka dengan apa yang terjadi. "Ehm, apa yang kau disini, Batara?" tanya Bima pada Batara, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Batara disini. Batara hanya menjawab," Semua sudah aman, jadi kita bisa kembali paviliun utama" Antareja melihat ke arah

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Seminggu setelah kejadian itu, Bima kembali pergi bersama Antareja. Bersama dengan beberapa bodyguard lain, ia berdiri ditemani dengan Petruk dan Barong. Ada bodyguard baru yang akan menemani Antareja. Bima merasa bersyukur karena ia tak harus lagi menemani Antareja. Siapa juga yang mau bekerja dengan wanita iblis itu, ia tak sudi lagi. Melihat Eksprei Bima, Petruk hanya bisa tertawa mengingat kejadian kemarin. Dimana ketika mereka mengucapkan selamat tinggal pada Tuan Besar dan Bima tak sengaja terpeleset akibat menginjak tali sepatunya ketika berjalan pasca bangkit dari membungkuk. Antareja hanya terdiam melihat kelakuan pria konyol itu, sedangkan Bika Sena hanya mengangkat alisnya dengan ekspresi datar. Mobilnya belum berangkat sedari tadi. Itu sangat konyol, Petruk berharap kehadiran Bima bisa memberikan hiburan bagi para Bodyguard lain. Bima menatap Petruk yang menahan tawanya ketika Anateja memarahinya. "Ayolah, itu tak sengaja." elak Bima pada Antareja yang mem

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    "Dia masih hidup, Nyonya kata salah satu Bodyguardnya yang bernama Bagal Buntung. "Bawa dia ke paviliun utama, aku akan menghukumnya." Antareja langsung meninggalkan gedung tua tersebut diikuti dengan para Bodyguardnya yang menggendong Bima. Antareja tidak akan membiarkan Bima meninggalkan lagi, Ia tidak akan membiarkanya mati seperti Arjuna. Gatotkaca kembali dibawa ke ruang sidang, untuk membahas perkara masa hukumannya. Ibunya berhasil untuk mendapatkan dukungan tambahan untuk membebasannya. Ia benar - benar berpikir, seberapa banyak uang yang digelontorkan ibunya kali ini. "Seberapa besar, dia membayarmu kali ini?" Gatotkaca bertanya pada Arok, Pengacaranya. Mendengar itu, Arok, Pengacaranya langsung menjawab. "Cukup besar, Urangayu yang tak mungkin membiarkan putranya mati mendekam dipenjara sia - sia. Ia masih membutuhkan pewaris untuk melanjutkan namanya" Gatotkaca mendengkus, "Wanita tua itu masih mempedulikan namanya disaat seperti ini. Tetapi, kalau boleh jujur, aku

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Yudistira membawa Bima ke taman Rumah Sakit, ia mengantarkan dengan hati - hati, Dani melihat itu dengan raut muka yang aneh. Dia sama sekali tak terbiasa melihat perilaku Yudistira yang seperti ini. Ini aneh. Sepanjang perjalanan, Yudistira mengajak Bima untuk berbicara terutama tentang Antareja dan mengapa ia bisa menjadi salah satu dari bodyguard wanita itu. "Kau tahu, melihatmu seperti membuatku bertanya - tanya apa hebatnya dirimu? " tanya Yudistira sambil menempatkan Bima di sisi pohon. Mendengar pertanyaan Bima memutarkan mata, "Saya sendiri saja tak tahu mengapa dia memilih saya ? Mungkin dia membutuhkan hiburan? " Yudistira tertawa, "Hiburan? Antareja mungkin tipikal wanita yang aneh, dia seperti tante - tante girang. Berapa usiamu? " Bima menggeleng kepala, " Aku masih dua puluh tiga tahun, komentarmu membuat Antareja terlihat seperti cukup buruk " "Wanita ittu memang iblis " Yudistira memandang wajah Bima, memang benar pria ini terlihat menawan untuk hanya sekeda

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Katnia menghampiri ayahnya yang saat itu sedang berada di ruangannya. Matanya melihat bagaimana ruangan kerja ayahnya ini tidak banyak berubah sejak ia sedang kecil. "Selamat sore, Ayah " sapa Kania pada Ayahnya yang masih memeriksa berkas rumah sakit. Mendengar sapaan putrinya itu, Dr Karya mendongkak melihat kearah Kathia. " Selamat sore, Kathia sayang. Sudah makan? " Tanya sang ayah. Mendengar pertanyaan itu Kathia langsung menjawab dengan singkat, "Belum. " Pikirkannya masih dipenuhi oleh kepergian Bima yang entah kemana. Dr Karya kemudian menawarkan Kathia untuk makan bersama dengannya di Kedai mie Mpok Tarmi yang tak berada jauh dari Rumah Sakit. Kathia tersenyum, ayahnya sangat perhatian tahu bahwa ia sangat kelaparan. Melihat, Kathia yang menyetujui ajakannya, Dr. Karya hanya tersenyum, Putrinya telah kembali. Kepergian Bima tak menjadi masalah lagi bagi putrinya. Meski, sejujurnya kepergian Bima masih menjadi kesedihan bagi Kathia. Antareja kembali ke rumah dan dikejut

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Yudistira semakin curiga akan sumber bercak darah dia mencoba untuk menelepon sepupunya, Antareja. Sayangnya, sudah beberapa Yudistira menelepon sama sekali tak ada jawaban dari, maka Yudistira pun memutuskan untuk kembali mencari sumber dari bercak darah di bunga anggreknya. Betapa terkejut Yudistira ketika mengetahui bercak darah itu berasal seseorang yang leher terluka. Melihat keadaan pria itu yang mengkhawatirkan ia memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Ia sana sekali tak tahu, bahwa membawa pria yang Ia selamatkan itu bisa menjadi masalah baru bagi hubungannya dengan Antareja. Petruk mencari - mencari keberadaan Bima yang mendadak hilang, bahkan barang - barang pun hilang. Itu membuat Petruk menjadi kebingungan, tetapi sebuah peta paviliun utama menjadi perhatiannya, apakah Bima memutuskan untuk kabur ? Mengingat kemungkinan itu, Petruk menggerutukkan giginya. Ia harus menemukannya sebelum Nyonya Antareja melihat ada kejanggalan ini. Bisa habis dirinya. Petruk ke

  • The Bodyguard    BIMA GANESHA

    Bima membaca rute denah pavilion utama dengan benar, memastikan bahwa Ia harus mulai mempersiapkan rencananya dengan nyata dan realistis. Karena, jika rencana kaburnya gagal maka dapat dipastikan ia akan disiksa dengan kejam oleh Antareja. Perempuan itu tak akan membiarkan pergi semudah itu, ketakutan Bima adalah apakah dia akan menjadi sangat gila jika Bima menghilang. Ketika Bima sedang termenung dan berpikir, seseorang mengetuk pintu kamarnya, membuatnya terkejut. "Siapa ? " tanya Bima dari dalam kamar. " Apakah kau mendadak lupa dengan saudara bosmu, Bima ? " Mendengar pertanyaan itu, Bima langsung membuka pintu dan menyambut Antasena yang sudah berada di depan pintu sambil cemberut. "Tentu tidak, Tuan. apakah ada sesuatu yang bisa ku bantu ? " tanya Bima pada Antasena. "Tidak, aku hanya ingin menyampaikan bahwa kau hanya pria yang beruntung, jadi jangan merasa aji mumpung dengan keadaanmu sekarang, apalagi kau berharap bisa mendekati kakakku. Aku tidak akan membiarkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status