Ashlyn merasakan bahwa Bekca mengeram dalam pikirannya saat merasakan kuatnya aura werewolf di tempat yang mereka datangi. Ashlyn mengikuti penjaga gerbang yang mengantarkannya ke pintu bangunan utama, selama menuju kediaman Mr. O’Padrick Ashlyn dan Bekca memasang sikap waspada namun tidak bisa menutupi kakaguman terhadap bangunan manor tersebut.
Penjaga yang mengantar Ashlyn berhenti lalu berbicara dengan seseorang yang berada di depan pintu istana setelah lima menit perjalanan. Ashlyn merasa sangat sedikit takut dengan lingkungan ini yang ternyata bukanlah lingkungan manusia. Kekeaguman ashlyn terhadap manor ini tidak bisa menutupi hatinya yang juga takut dengan apa yang ada dibalik pintu megah itu. Ashlyn tidak menyangka bahwa orang yang sangat dermawan dan kaya raya di lingkungan manusia adalah kelompok pack werewolf.
“Selamat datang miss Ashlyn, saya Rendofl kepala pelayan di manor ini.” Ujar lelaki yang tadi berbicara kepada penjaga yang mengantar Ashlyn. “Saya sudah menunggu kedatangan anda,silahkan masuk miss Ashlyn!” ujar Rendolf.
“Terimakasih. Barang-barang saya...” ucap Ashlyn.
“barang-barang anda akan di antarkan ke ruangan anda miss.” Potong Rendolf menjelaskan kepada Ashlyn.
“Terimakasih!” ujar Ashlyn.
Rendolf hanya tersenyum dan mengeser tubuhnya kesamping agar Ashlyn bisa masuk, lelaki itu mempersilahkan Ashlyn masuk dengan gestur tubuhnya.
“Silahkan nona Ashlyn, saya akan mengantar keruangan anda untuk beristirahat.” Ujar Rendolf. Ashlyn berjalan memasuki manor mewah tersebut dengan gugup karena berpenghuni werewolf dan akan segera bertemu dengan pemilik manor.
Ashlyn melangkahkan kakinya untuk mengikuti Rendolf yang membawanya melewati runagan yang sangat besar seperti aula dan kemudian menaiki tangga yang tinggi mungkin sekitar tujuh meter dan dipenuhi ukiran yang membuat terkesan mewah.
Setelah melewati tangga yang tinggi tersebut Rendolf membawanya untuk berbelok ke kanan dan melewati jalan seperti ruangan, yang luasnya tidak lebih dari dua meter dan di kanan kiri lorong tersebut di pasang berbagai lukisan kuno. Di bagian atas di pasang lampu-lampu kristal kecil untuk penerangan, seperti rumah-rumah bergaya klasik khas Eropa lainnya.
Ashlyn dan Bekca mengamati setiap jalan yang mereka lewati, namun tidak menemukan sesuatu yang terlihat aneh di manor tersebut. Rasa penasaran dan keinginan tahuan yang muncul terhadap Ashlyn mengusik pikirannya, apakah ini adalah sebuah pack atau hanya rumah seorang rogue yang kaya raya, itulah yang Ashlyn rasakan.
“Maaf sir, apakah ini sebuah pack?” tanya Ashlyn pelan takut jika pertanyaannya akan menyinggung.
“Ya tentu nona, ini adalah sebuah pack. Namun miss Ashlyn tenag saja pack wildmoon adalah pack yang damai, anda akan aman selama di sini. Anda hanya akan berkerja dan membantu di klinik yang sekarang kekurangan tenaga medis.” Ujar Rendolf.
“Lalu apakah kalian tahu jika aku adalah seorang werewolf untuk itu aku di bawa ke sini?” tanya Ashlyn curiga.
“Yes miss, pimpinan pack mengetahuinya dan oleh sebab itu anda di bawa kesini dari rumah sakit. Karena semakin sedikit manusia yang tahu tentang kita akan lebih baik.” Jelas Rendolf.
Ashlyn tidak bertanya lebih lanjut tentang pack yang Ashlyn baru tahu bernama Wildmoon ini. Ashlyn seperti merasa bahwa ia baru saja memasuki sarang harimau setelah menghindari sarang buaya. Sangat menyedihkan, batin Ashlyn.
“Ini adalah ruangan anda nona, anda dapat beristirahat sekarang karena besok saya akan menunjukan tempat anda berkerja.” Rendolf membuka kan sebuah kamar yang terlihat cukup luas dari tempat Ashlyn berdiri.
“Makan malam anda, dan barag-barang anda akan di antarkan sebentar lagi, anda dapat menunggunya di ruangan anda miss.” Ujar Rendolf sopan.
“Baiklah, terimaksih!” ujar Ashlyn.
“jika membutuhkan sesuatu anda dapat mencari saya miss. permisi” ucap Rendolf lalu meninggalkan Ashlyn sendiri.
***
Ashlyn berjalan ke arah dapur untuk mengambil air karena merasakan haus, Ashlyn memang terbiasa terjaga tengah malam untuk minum namun karena baru tiba dan sedikit lelah Ashlyn lupa meminta maid yang mengantarkannya makanan tadi untuk meminta minum.
Ashlyn melewati ruang tengah yang begitu besar dan terdapat sofa-sofa besar yang besar di ruang tersebut. Saat melewati ruangan tersebut Ashlyn mulai mencium wangi yang sangat mengodannya dan sudah ia kenal.
semakin dekat Ashlyn tidak hanya mencium bau yang semakin kuat namun juga mulai terlihat di kedua bola matanya seorang lelaki yang memakai kemeja putihyang di lipat sampai siku, yang memperlihatkan kedua tangannya yang berotot.
Mata Ashlyn terbelalak saat melihat wajah lelaki itu, lelaki yang ingin Ashlyn hindari nyatanya berada di sini satu pack di tempat sekarang. Sebenarnya apa yang direncanakan Moon Godness kepadanya hingga harus bertemu kembali dengan lelaki itu.
Ashlyn yang tersadar dari lamunannya melangkah mundur lalu berbalik untuk menghindar lelaki itu, yang ada dipikiran Ashlyn sekarang hanya memasuki kamarnya kembali dan bersembunyi dari lelaki itu.
Ashlyn berlari secepat yang dia bisa untuk menuju kamarnya, pintu kamar Ashlyn semakin terlihat dan tampa menunggu Ashlyn bergegas untuk memasuki kamarnya, namun belum sempat Ashlyn menutup pintu kamarnya ia merasakan sentakan yang kuat di tangannya sehingga saat Ashlyn menyadari semuanya lelaki itu sudah ada di hadapannya menghimpitnya di antara pintu kamar dan tubuh lelaki itu.
“Hallo...sweety! merindukan ku,hm...?" Ujar Luke menatap Ashlyn dengan mata tajamnya dan sebuah seringai muncul di bibirnya melihat Ashlyn yang masih terkejut dengan apa yang ia lakukan.
Ashlyn mengerjabkan matanya beberapa kali dan mulai berusaha untuk melepaskan diri dari lelaki yang ia hindari. “Lepashh...” ujar Ashlyn mencoba mendorong lelaki yang menghimpitnya.
Luke menyeringai mendengar suara Ashlyn yang terus berusaha untuk melepaskan diri, namun Luke bukanlah orang yang akan melepaskan dengan mudah apa yang dia inginkan. Dengan mudahnya Luke mengangkat dan menahan kedua tangan Ashlyn di atas kepala wanita itu lalu menyusupkan lututnya di antara kedua kaki Ashlyn agar mempersempit gerakan Ashlyn.
Ashlyn yang semakin terdesak, semakin bergerak dengan brutal untuk melepaskan diri, namun bagi Luke itu hanya gerakan kecil yang tidak menganggunya sama sekali.
“Khe khe khe kau masih saja lemah Sweety.” Ujar Luke lalu semakin merapatkan tubuhnya kepada Ashlyn.
“Brengsek! Lepaskan aku.”Ashlyn benar-benar membenci pria yang ada di depan sekarang.
“Ha ha ha, Kau kira aku akan melepaskan mu setelah semua ini, he? Apa kau berpikir kau datang ke sini adalah sebuah kebetulan. Sadar lah sweety akulah yang mengatur semuanya.” Ujar Luke menyeringai atas fakta yang ia berikan kepada Ashlyn.
Luke mengamati wanita yang memandang ke arahnya tajam, wanita itu terus diam dan tidak merespon apa yang baru saja dikatankannya. Apakah Ashlyn terlalu terkejut hingga tidak bisa mengeluarkan suara. Namun luke tidak terlalu memikirkannya dan mengambil kesempatan itu untuk menganggkat Ashlyn dan meletakkannya di atas tempat tidur wanita itu.
Luke yang memanggul Ashlyn di bahunya bergerak dengan cepat untuk meletakkan Ashlyn lalu menindihnya agar Ashlyn tidak melarikan diri. Ashlyn yang telah berbaring terlentang diranjang dengan kedua tangan yang sudah di tahan di sisi kiri dan kanan kepalanya semakin sulit bergerak, karena Luke yang langsung menindihnya. Dan lelaki itu juga menahan kaki Ashlyn dengan kakinya kembali. Luke benar-benar sudah memperhitungkan semua gerakan perlawanan yang akan Ashlyn lakukan kepadanya.
Mata Ashlyn dan Luke saling menatap, Aslyn yang memandang Luke penuh kebencian dan kemarahan dan Luke yang memandang Ashlyn dengan tatapan meremehkan seperti dulu. Dan jangan lupakan seringaian yang lelaki itu berikan kepada Ashlyn sehingga membuat Ashlyn semakin terhina.
Mungkin bagi wanita-wanita diluar atau wanita yang ada di sekolah mereka dulu akan berteriak histeris melihat Luke yang menyeringai ke arah mereka. Namun sekarang situasi sangat berbeda Ashlyn merasa sedang dalam bahaya jika di dekat lelaki itu.
“Apa mau mu brengsek? Lepaskan aku!” ujar Ashlyn kembali berusaha melepaskan diri dari kukungan lelaki di atasnya.
Luke menyeringai semakin lebar mendengar perkataan Ashlyn kepadanya. “Ssstt...kenapa kau kasar sekali sekarang sweety? Pergi selama sepuluh tahun ternyata sedikit merubah cara bicaramu hingga tidak bisa bicara sopan kepada pasanganmu sendiri.” Ujar Luke lalu menunduk kan kepala untuk mengecup leher Ashlyn yang sedari tadi mengodanya.
Tampa sadar Luke yang tadi hanya ingin mengecup leher Ashlyn berubah menjadi hisapan dan gigitan hingga meninggalkan bekas di leher Ashlyn.
Mata Ashlyn terbelalak saat meraskan bibir Luke yang berada di lehernya. Wangi Citrus dan lemon yang menguar dari tubuh Luke membuatnya melemah dan sedikit tenag dari emosinya yang meluap karena ulah lelaki itu.
Ashlyn menutup matanya dan kecupan-kecupan kecil yang ada di lehernya terasa semakin menggodanya sehingga memunculkan memetik api gairah di dadanya. Saat Ashlyn merasakan hisapan dan gigitan yang kuat dilehernya barulah Ashlyn tersadar kembali dari rayuan yang diberikan Luke kepada tubuhnya.
“Akh apa yang kau lakukan!? Lepaskan aku!” Bentak Ashlyn marah kepada dirinya sendiri yang lemah dan kepada lelaki yang menindihnya sekarang.
Luke yang sudah mulai kehilangan kontrol tersadar saat mendengar teriakan Ashlyn, hingga menghentikan tindakannya.
“Shit!” umpat Luke kesal menghentikan tindakannya dan menarik nafas di leher Ashlyn, meghirup wangi yang keluar dari tubuh Ashlyn untuk menenagkan gairahnya yang mulai bangkit karena berada di dekat wanita itu.
Luke mengangkat wajahnya lalu menatap Ashlyn dengan tatapan tajam dan menahan bergairah.
“Apa mau mu?” tanya Ashlyn menatap Luke dengan tatapan serius dan juga berusaha menahan gairahnya karena terus berada di dekat Luke.
“Bukankah sudah jelas sweety, Aku menginginkanmu.” Ujar Luke menyeringai.
“Apakah kau gila? Aku tidak mau denganmu!” Ashlyn begitu marah saat mendengar ucapan lelaki itu kepadanya.
“Ssst, tenanglah sweety, tentu saja aku tidak gila dan aku serius dengan apa yang ku katakan. Bukankah kita pasangan yang telah di takdirkan Moon Godness dan memang sudah seharusnya kita bersama.” Jawab Luke percaya diri.
“Jangan bercanda brengsek! Apa kau lupa yang kau katakan dulu kepadaku, kau tidak menginginkanku sebagai mate mu. Dan sekarang kau mengingkanku, jangan bercanda!” jawab Ashlyn marah.
“Haa...ternyata kau masih mengingatnya! apa kau merindukanku selama ini Ashlyn?” seringai Luke seolah mengejek Ashlyn yang menatapnya tajam.
“Dalam mimpimu.” Jawab Ashlyn ketus.
“Mimpiku akan menjadi nyata Ashlyn dan kau akan menjadi milikku secepatnya.” ujar Luke yakin.
“Brengsek! Lepaskan aku!” ronta Ashlyn terhadap kukungan Luke di tubuhnya.
“Hahaha tenanglah sweety, aku akan melepaskanmu sekarang. Namun jangan mencoba untuk lari dariku atau akan ada akibat dari tindakanmu.” Ujar Luke dingin.
Ashlyn merinding melihat perubahan sikap lelaki di atasnya, yang berubah dalam hitungan detik. “Brengsek! Apa yang kau lakukan ha!?” tanya Ashlyn takut.
“Ssst sweety! Kau sudah terlalu banyak mengatakan kata-kata kasar itu kepadaku. Kau harus menjaga ucapanmu.” jawab Luke.
“Kau!” bentak Ashlyn Ashlyn menatap Luke dengan tajam, lelaki di atasnya ini benar-benar sudah mengetahui dan merencanakan dengan baik untuk menjebaknya.
“Berhentilah berpikir dengan otak cantikmu itu baby, menurutlah kepadaku maka semua yang kau miliki akan tetap aman seperti biasa.” Ujar Luke.
Ashlyn masih terdiam mendengar perkataan Luke kepadanya. Ashlyn tidak tahu seberapa jauh Luke telah mencampuri kehidupannya.
“Tak bisakah kau melepaskanku....” Ashlyn berusaha bernegosiasi dengan kepala dingin sekarang dan berharap ini akan berhasil walaupun terlihat mustahil.
“Tentu saja tidak sweety, aku tidak akan pernah melepaskanmu.” Ujar Luke.
“Kau benar-benar brengsek!” ucap Ashlyn
“Baby, bukankan aku udah memperingatkanmu soal kata-kata kasarmu.” Jawab Luke menyeringai.
Ashlyn merinding melihat tatapan dan seringain Luke yang tampak licik di wajahnya yang seperti merencanakan sesuatu untuk Ashlyn.
Ashlyn baru saja bersiap untuk mendorong lelaki di atas nya, namun dengan cepat Luke menahan Ashlyn dan mencium bibir Ashlyn dengan ganas. Ashlyn yang terus berontak membuat Luke menahan kepala Ashlyn dengan tangan kanannya dan menahan kedua tangan Ashlyn dengan tangan kirinya.
Tidak kehabisan akal Ashlyn lalu mengigit bibir Luke hinga mengeluarkandarah, Luke mengangkat wajahnya karena gigitan Ashlyn terasa cukup sakit di bibirnya. Luke menghapus darah yang kelar dari bibirnya menggunakan tangan kanannya yang tidak menahan rahang Ashlyn.
“Shit!” umpat Luke menatap tajam Ashlyn dan melihat darah di tangannya.
Ashlyn masih berusaha mengatur nafasnya yang memburu terlihat dari dadanya yang turun naik dengan cepat. Tatapan tajam Luke kepadanya tidak membuat Ashlyn merasa takut kepada lelaki itu.
“Suatu hari kau sendiri yang akan memohon sentuhanku, Ashlyn.” Ujar Luke. Setelah mengatakan itu Luke pergi dari kamar Ashlyn tampa menunggu jawaban dari wanita itu. Ashlyn yang melihat kepergian lelaki itu setelah keluar langsung bangun, dan dengan berlari segera menutup pintu dan menguncinya.
Ashlyn terduduk dengan lesu setelah di tinggalkan Luke. Air mata Ashlyn mengalir di kedua pipinya. Ashlyn tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini lagi. Di hina dan diremehkan. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu namun sakit yang telah di timbulkan oleh luka lama masih sangat membekas di ingatan Ashlyn.
Ashlyn berjalan dengan pelan dan hati-hati agar tidak menimbulkan suara sedikitpun . Ashlyn sudah memikirkannya ia akan melarikan diri sekarang. Tiga jam setelah kepergian Luke dari kamarnya Ashlyn melihat jam yang sudah menunjukan pukul dua malam. Ashlyn membuka pintu kamarnya lalu mengintip untuk melihat keadaan diluar.Dengan pelan Ashlyn melewati lorong rumah yang ia lewati tadi bersama pelayan lalu menuruni tangga yang akan membawanya ke ruangan besar lalu akan menemukan pintu masuk saat ia datang tadi. Ashlyn terus berjalan melewati anak-anak tangga dengan hati-hati
FlasbackAshlyn membuka matanya lalu melihat sekeliling ruangan tempatnya berbaring sekarang. Ruangan yang didominasi dengan warna abu-abu tua dan putih membuat kesan yang dingin yang menunjukan pemilik ruangan ini merupakan seorang lelaki. Ashlyn bangkit dari tidurnya dan berjalan mendekati pintu. Ashlyn baru saja terbangun dari pingsannya akibat ulah lelaki yang Ashlyn ketahui sebagai seorang polisi, namun ternyata memiliki hubungan dengan dunia werewolf sebagai seorang watcher yang membantun
Latihan tanding tingkat tujuh antara senior yang bernama Luke dan Nick
Luke PovHari ini akan ada kelas gabungan untuk melakukan latihan bertarung dengan kelas junior, latihan ini bertujuan untuk melatih junior agar kelak memiliki keberanian saat
Ashlyn membuka matanya dengan pelan saat merasakan ada yang mengamatinya saat tidur, dari ranjang tempatnya berbaring Ashlyn melihat Luke yang sedang berdiri menyandarkan punggungnya di dinding, dengan posisi melipat kedua tangannya di dada dan melihat lurus ke arah Ashlyn dengan tatapan tajam.Melihat Luke yang menatapnya dengan tajam Ashlyn terduduk dan merapatkan tubuhnya ke kepala ranjang. “Apa yang lakukan di kamarku ha!?” bentak Ashlyn kaget dengan keberadaan Luke, padahal Ashlyn yakin sudah mengunci pintu sebelum tidur.
Ashlyn memakai gaun yang telah diberikan pelayan di pack kepadanya, m
Ashlyn mendongak untuk melihat wajah Luke yang lebih tinggi darinya, sentuhan lembut yang diberikan Luke di sudut bibirnya memberikan sensasi lembut dan juga nyaman, sehingga Ashlyn mengalungkan kedua tangannya di leher Luke. Dan tatapan mendamba yang tidak bisa di sembunyikan kepada lelaki itu.Melihat persetujuan secara tersirat dari Ashlyn, Luke mengerakan
Ashlyn sudah seminggu tidak bertemu dengan Luke sejak kejadian pagi itu, karena lelaki itu sedang sibuk mengurus kawanan rogue yang mengusik daerah perbatasan
Ashlyn merasakan sakit di perut bagian bawahnya, rasanya ia mulai merasakan kontraksi. Rasa sakit yang kian bertambah tiap menitnya membuat ia menbangun kan Luke yang tertidur lelap di sampingnya. Ia tahu bahwa Luke masih sangat lelah karena ia baru saja kembali dari mengurus masalah pack beberapa jam yang lalu.Namun rasa sakit diperutnya membuatnya tidak bisa menahan diri lagi untuk membangunkan suaminya itu. Sehingga ia mengoyangkan tubuh Luke dengan kuat menbuat suaminya itu membuka mata dengan pikiran yang belum sadar sepenuhnya.“Sa..yang ada apa?” Tanya Luke melihat Ashlyn binggung.“Luke..sepertinya…Aku akan akan melahirkan.” Cicit Ashlyn menahan sakit.“Melahirkan?...Melahirkan!!!” Teriak Luke tersadarkan dengan ucapan Luke sehingga membuatnya langsung terduduk dari ranjang.“Ashlyn…Ashlyn kau akan melahirkan, apa yang harus kulakukan?” Tanya Luke panik melihat Ashlyn yang kesakitan.“Luke…tenanglah, panggilkan Pira untukku.” Ucap Ashlyn menarik nafas panjang menahan rasa sak
Suasana hening usai perkelahian yang terjadi dihutan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dan pergerakan dari keempat mahkluk yang dilindungi perisai batu jiwa milik Willian. Mahkluk-mahkluk hutan kecil yang tadi bersenbunyi karena ketakutan mulai mengintip dari tempat persembunyian mereka.Rasa takut bercampur penasaran membuat mereka memberanian diri sekedar untuk meninau situasi yang sedang terjadi diluar persembunyian mereka. Tidak ada tanda pergerakan dimana yang mereka temukan hanyalah potongan tubuh yang sudah berserakan disertai bau busukyang sangat menganggu penciuman mahkluk bumi biasa seperti mereka.Hewan-hewan hutan itu memandang ngeri melihat semua potongan tubuh mahkluk yang sangat berbeda dari mereka, mengikuti naluri mereka untuk bertahan hidup hewan-hewan itu memilih untuk menjauh dan tidak ikut campur dalam kejadian diluar kemampuan mereka.Angin perlahan bertiup membawa aroma busuk dari tubuh-tubuh mahkluk bawah yang telah terpisah dan hancur itu, namun anehnya bukan h
Situasi berubah menjadi mencekam, mahkluk-mahluk dunia bawah yang sejak tadi berusaha memasuki perisai pelindung tersenyum mengerikan dengan gigi-gigi panjang melihat kondisi di dalam perisai pelindung yang mulai kacau dan mulai melemah.“Kalian pikir aku akan membiarkan kalian menganggu?! Mahkluk-mahkluk sialan!” Umpat Willian.Willian merasakan udara di sekitarnya yang tiba-tiba berubah sangat mencekam dan dingin, ia tahu bahwa keadaan Pira juga sedang tidak baik-baik saja sekarang, walaupun ritual pemanggil jiwa hanya meminta satu korban jiwa penganti orang terdekat.Namun bukan hal yang tidak mungkin penyihir yang membantu ritual pemanggil jiwa juga akan kehilangan nyawa karena harus menahan semua kekuatan yang ingin merusak ritual yang terjadi.Willian sudah tahu akan hal ini, namun ia bersikap egois dengan membiarkan Pira melakukan ritual pemanggil jiwa yang penuh resiko ini. Rasa sayangnya kepada Ashlyn membuatnya buta bahwa Pira juga akan dalam bahaya jika ia gagal.Ia menutup
Luke berlari sekuat tenaga dari ruangannya menuju kamar, saat mendengar kabar tentang Ashlyn yang ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mereka oleh pelayan yang hendak mengantarkan makan siang kepadanya.Luke yang saat itu sedang berdiskusi bersama para penjaga tentang keamanan pack, terpaksa menghentikan semua pembicaraan dan segera berlari untuk melihat keadaan Ashlyn.Nampak sekali Luke yang memasuki kamarnya bersama Ashlyn dengan wajah yang sangat cemas. Terlihat beberapa pelayan yang masih berjaga dan sudah membaringkan Ashlyn di ranjang.“Apa yang terjadi?” Tanya Luke khawatir yang terlihat jelas di wajahnya. “Maafkan kami Alfa, Kami tidak tahu…Luna Ashlyn meminta kami menunggu di luar… namun saat kami hendak mengantarkan makan siang,… saat kami memasuki ruangan…kami sudah melihat Luna tidak sadarkan diri,… di dekat jendela.” Jelas sang pelayan gugup dan ketakutan akan suatu yang buruk terjadi kepada Lunanya.Luke kembali melihat Ashlyn, wajah wanitanya sangat pucat sekarang.
Daun-daun kuning telah mengabarkan tentang akhir waktu miliknya, tugas yang ia emban selama ini telah mencapai akhir, dan diakhir hidupnya ia jatuh perlahan tertiup angin. Walaupun daun kuning tidak bisa mengikuti raga raksasa untuk bertemu di musim selanjutnya, namun ia tidak pernah lalai dan selalu melakukan yang terbaik saat berada di waktu miliknya.Udara dingin yang mendatangi setiap mahkluk hidup mulai memberikan peringatan bahwa ia akan segera mendekat dengan roh yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.Roh-roh yang lebih kuat akan menyapa sehingga mampu membuat sang mahkluk engan untuk menampakan wajahnya ke dunia, mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi karena ganasnya hawa dingin yang sang roh datangkan. Hawa dingin yang mampu membekukan mereka hingga ke tulang.Luke melihat ke arah Ashlyn yang berdiri di depan jendela kamar mereka, keberadaannya yang telah berdiri di belakang wanita itu selama lima menit tidak disadarinya sama seka
Nampak Ashlyn yang tertidur di ranjang karena ramuan yang Pira lakukan untuk membuat wanita yang sedang hamil itu lebih tenang, ketidak beradaan Becka di dalam tubuh wanita itu membuat semua orang yang ada di sana juga merasakan kesedihan seperti yang Ashlyn rasakan.Karena tampa wolfnya di tubuhdi tubuh mereka, para werewolf akan merasa kesepian dan merasa kehilangan setengah jiwa mereka.“Nona Ashlyn akan tertidur karena ramuanku, ia akan bangun besok pagi.” Beritahu Pira kepada Luke yang sejak tadi hanya diam dan duduk di samping Ashlyn.Lelaki itu tidak sekalipun melepaskan tangan wanita itu karena ia tahu bagaimana sakitnya perasaan Ashlyn sekarang. Perasaan sakit dan kosong serta ketakutan tampa wolf yang selalu ada di sisimu seumur hidup dan kini menghilang.“Tuan Luke….” Panggil Pira.Luke mendongak dari menatap wajah tidur Ashlyn saat mendengar peri itu memanggil namanya, lalu
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasa tangannya begitu sulit untuk ia gerakan, pandangannya masih belum begitu jelas dan masih berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.“Ashlyn…” Terdengar suara yang menyebutkan namanya.Ashlyn mengerakan bola matanya untuk melirik asal suara yang menyebut namanya.“Ashlyn...Kau sudah sadar...” Ucap Luke lagi berusaha untuk menarik perhatian Ashlyn yang masih terlihat binggung..Ashlyn tidak menanggapi ucapan Luke karena ia masih belum begitu bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Namun yang Ashlyn tahu sekarang lelaki itu sedang memeluk dengan cukup erat.“Aku akan segera memanggil Pira ke sini, tunggulah...” Ucap Luke melepaskan pelukannya dan sebelum pergi memngecup kening Ashlyn dan mengelus perut wanita itu.Ashlyn tidak merespon sikap Luke kepadanya, ia hanya melihat kepergian lelaki itu yang menghilang
Bab 54Pira baru saja selesai memberikan ramuan yang ia buat untuk memulihkan kondisi tubuh Ashlyn, nampak di sudut ruangan Willian berdiri menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di dada memperhatiakn semua yang Pira lakukan kepada Ashlyn.Sedangkan Luke sejak tadi memilih duduk di samping ranjang dan turut membantu peri kecil itu meminukan ramuan obat kepada Ashlyn yang tidak sadarkan diri.“Nona Ashlyn akan baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat dengan baik ” Jelas Pira.“Terimakasih...” Ucap Luke tulus.“Saya akan kembali besok pagi untuk melihat perkembangannya.” Ujar Pira memberitahukan.Luke mengangguk mendengar ucapan peri kecil itu dan mempersilahkannya untuk beristirahat di ruangan yang telah di sediakan anggota packnya.“Tuan...” Panggil Pira melihat tuannya itu tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari kamar Ashlyn dan pasangannya.
Tubuh Willian terlempar beberapa meter karena serangan Livia, namun dengan cepat ia kembali berdiri dan menyerang wanita penyihir itu. Tubuh mereka melayang di udara dan saling memberikan serangan untuk membunuh lawannya.Livia yang telah memakan semua jiwa pengikutnya mampu meningkatkan kembali kekuatannya yang tadinya terkuras, sehingga kekuatannya telah meningkat lima kali lipat dari sebelumnya.Nampak serangan-serangan yang Willian berikan dapat di hindari oleh Livia, bahkan wanita itu dapat memukul balik Willian dan melukai tubuh vampire itu.Bugh! Bugh! Bugh!!!Trash!!! Trash!!! Trash!!!Terdengar suara pukulan dan suara pedanng yang beradu, Livia dapat menahan serangan pedang iblis dari Willian karena kekuatannya yang meningkat.Bugh!!! Bam!!!Terdengar suara tanah yang hancur seperti terkena ledakan bom, saat tubuh Willian jatuh karena hantaman serangan dari Livia.Willian melihat wanita penyihir itu yang