Flasback
Ashlyn membuka matanya lalu melihat sekeliling ruangan tempatnya berbaring sekarang. Ruangan yang didominasi dengan warna abu-abu tua dan putih membuat kesan yang dingin yang menunjukan pemilik ruangan ini merupakan seorang lelaki. Ashlyn bangkit dari tidurnya dan berjalan mendekati pintu.
Ashlyn baru saja terbangun dari pingsannya akibat ulah lelaki yang Ashlyn ketahui sebagai seorang polisi, namun ternyata memiliki hubungan dengan dunia werewolf sebagai seorang watcher yang membantunya di dunia manusia, pantas saja lelaki itu terlihat tenang saat melihat srigala yang memiliki ujkuran yang jauh lebih besar.
Ashlyn mencoba untuk membuka pintu tersebut, namun ternyata terkunci. “Apa yang coba kau harapkan? lelaki itu akan membiarkanmu dengan mudah berkeliaran setelah ingin melarikan diri!” batin Ashlyn.
Ashlyn lalu menelilingi kamar tersebut tidak ada yang menarik dikamar itu, kamar yang hanya berisi tempat tidur, dua buah nakas di sampinnya, sebuah sofa panjang yang besar dan bisa digunakan untuk tidur dua orang dewasa dengan sebuah meja kecil di depan. Selain itu hal yang paling mencolok di kamar lelaki ini adalah terdapat sebuah lukisan abstrak yang berukuran dua kali satu meter di dindinnya.
Kamar yang sangat luas walaupun hanya memiliki sedikit peralatan, tapi Ashlyn yakin ia akan betah di sini karena aroma kamar ini yang sangat menenangkan. Namun Ashlyn tidak akan menjatuhkan harga dirinya hanya karena aroma ini.
Ashlyn mendengar langkah kaki yang mendekat kemudia suara kunci yang diputar disusul denga berputarnta gagang pintu untuk dibuka. Terlihat dua orang pelayan yang membawa makanan juga pakaian di tangan masing-masing.
“Selamat pagi nona! Kami adalah pelayan yang ditugaskan untuk mengantarkan anda makanan dan pakaian anda.” Ujar salah satu pelayan itu sopan.
“Aku ingin kembali ke kamarku dan memakai pakaianku sendiri.” Jawab Ashlyn menatap kedua pelayan itu sehingga membuat mereka menjadi gugup dengan permintaan Ashlyn.
“Maafkan kami nona, kami tidak bisa memutuskan itu.” Cicit pelayan yang membawakan pakaian tersebut.
Ashlyn menatap kedua pelayan yang menunduk takut di depannya, Ashlyn tidak tega melihat orang-orang yang tidak tahu apa-apa seperti mereka mengalami kesulitan karenanya untuk itu ia meminta mereka pergi. “Pergilah!” ujar Ashlyn.
“Baik nona, terimakasih!” ujar keduanya membungkuk lalu meninggalkan Ashlyn kembali. Ashlyn mendengra kedua pelayan itu yang kembali menguncinya didalam kamar.
“Kau memang selalu berbaik hati Ashlyn.” Ujar Bekca di pikirannya.
“Ya, mau bagaimana lagi, mereka tidak tahu dengan hal ini. Satu-satunya orang yang harus disalahkan atas semua ini hanya lelaki itu.” Jawab Ashlyn.
Becka tidak menjawab pernyataan Joly dan memilih untuk kembali bersembunyi.
***
Flashback
Hari ini seperti biasa Ashlyn akan bangun pagi-pagi sekali untuk pergi lebih dulu ke kamar mandi sebelum siswi-siswi yang lain bangun,
walaupun aku yang lebih dulu datang mereka akan tetap membuatku menjadi yang terakhir menggunakan kamar mandi jika bertemu dengn mereka disana.Untuk itu Ashlyn memilih bangun lebih dulu agar tidak bertemu dengan yang lain dan bisa menggunakan kamar mandi tampa mendapatkan masalah dari yang lain. Ashlyn sudah seing menghadapi mereka, hanya saja sekarang Ashlyn lelah jika setiap hari harus ada keributan. Ashlyn ingin menjalani hidup dengan damai tampa ada yang mengusik.
Sekolah Ashlyn adalah sekolah yang dikhususkan untuk semua anak-anak werewolf
baik dari tingkat paling tinggi. Seperti calon alfa ataupun yang sudah menjadi alfa diusia muda hingga werewolf omega biasa sepertinya. Ashlyn tidak tahu kenapa kedua orang tuanya yang hanya dokter di dunia manusia bersemangat untuk menyekolahkannya di sekolah khusus ini.Tahun ini adalah tahun ketiga Ashlyn di sekolah asraman, Ashlyn tidak tahu kenapa ia bisa bertahan disekolah ini menghadapi semua perlakuan yang diterima dari penghuni sekolah yang tidak menyukaiku entah karena apa atau karena mereka merasa Ashlyn tidak pantas karena merupakan seorang half, dan belum bisa melakukan shiftnya. Bahkan sekarang Ashlyn tidak tahu apakah ia memiliki wolf atau tidak dalam dirinya.
Ashlyn melepaskan pakaiannya dan mulai membersihkan dirinya dengan pelan, luka-luka yang ia terima kemarin masih belum terlalu sembuh. Luka-luka seperti ini sudah sering Ashlyn dapatkan, selama tiga tahun terakhir sejak memasuki sekolah.
Tidak ada yang aneh dan curiga dengan luka-luka yang kudapatkan seolah bukan apa-apa karena yang lain juga mendapatkan luka yang sama saat berlatih namun akan sembuh dengan cepat karena mereka memiliki wolf yang dapat bertahan lebih kuat dari luka, sedangkan Ashlyn tidak. Luka yang ada akan mengalami kesembuhan yang dua kali lebih lambat dari werewolf
biasa.Tubuh Ashlyn hanya lebih kuat diatas manusia biasa namun masih sangat lemah bagi werewolf yang sudah berubah. Ashlyn ingin menyerah dan berhenti dari sekolah ini lalu masuk kesekolah manusia biasa seperti selama ini, tapi mengingat kedua orang tuanya yang sangat bangga saat tahu Ashlyn mampu diterima di sekolah ini membuatnya bertahan.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap Ashlyn berjalan menuju aula yang tersusun kursi-kursi panjang yang mampu menampung siswa-siswi. Ashlyn melihat bibi Mary sedang menata makanan untuk sarapan dimeja saat aku masuk, sepertinya bibi Mary sedang sangat serius sehingga tidak menyadari kedatanganku.
“Good morrning bibi!” Ashlyn penjaga kantin sekolahnya yang tampak serius dengan perkerjaannya.
“Ah, Good morning Ashlyn!” ujar bibi Mary.
“Bibi, kau terlihat sangat sibuk apakah ada yang bisa kubantu?” Tanya Ashlyn.
“Tidak Ashlyn,bibi sudah selesai kau bisa sarapan sekarang”. Jawab bibi Mary.
“Benarkah bibi tidak ada yang bisa kukerjakan, aku bisa membantumu jika pekerjaanmu masih bnayak.” Ujar Ashlyn menyakinkan.
“No dear, itu adalah pekerjaan ku yang terakhir sekarang ambilah sarapanmu sebelum yang lainnya datang, kau tidak ingin bertemu dengan mereka kan” ujar bibi Mery menyakin Ashlyn.
“Baiklah bi, aku memang tidak ingin bertemu mereka jika aku bertemu mereka pasti aku tidak akan keluar dengan keadaan yang baik.” Ashlyn meras sedih jika mengingat perlakukan buruk yang lain kepadanya.
Selesai sarapan Ashlyn mengucapkan terimakasih kepada bibi Mary dan bergegas pergi keperpustakaan salah satu tempat yang paling aman baginya, karena tidak ada yang berniat menganggu Ashlyn disana mereka tidak ingin mendapatkan hukuman karena menggangu di perpustakaan oleh karena itu Ashlyn sangat sering berada berada di perpustakaan dan membaca buku-buku yang menarik minatnya.
Ashlyn sadar ia tidak akan bisa menghabiskan masa sekolah dengan indah seperti yang ia bayangkan dulu, sebelum memasuki dunia werewolf sesunggunhya. Ashlyn yang dulunya adalah seorang gadis yang populer disekolah karena memiliki sifat yang baik dan pintar, selain itu mempunyai wajah yang cantik menurut teman-teman tidak bisa memiliki teman seperti di dunia manusianya yang dulu.
Latihan tanding tingkat tujuh antara senior yang bernama Luke dan Nick
Luke PovHari ini akan ada kelas gabungan untuk melakukan latihan bertarung dengan kelas junior, latihan ini bertujuan untuk melatih junior agar kelak memiliki keberanian saat
Ashlyn membuka matanya dengan pelan saat merasakan ada yang mengamatinya saat tidur, dari ranjang tempatnya berbaring Ashlyn melihat Luke yang sedang berdiri menyandarkan punggungnya di dinding, dengan posisi melipat kedua tangannya di dada dan melihat lurus ke arah Ashlyn dengan tatapan tajam.Melihat Luke yang menatapnya dengan tajam Ashlyn terduduk dan merapatkan tubuhnya ke kepala ranjang. “Apa yang lakukan di kamarku ha!?” bentak Ashlyn kaget dengan keberadaan Luke, padahal Ashlyn yakin sudah mengunci pintu sebelum tidur.
Ashlyn memakai gaun yang telah diberikan pelayan di pack kepadanya, m
Ashlyn mendongak untuk melihat wajah Luke yang lebih tinggi darinya, sentuhan lembut yang diberikan Luke di sudut bibirnya memberikan sensasi lembut dan juga nyaman, sehingga Ashlyn mengalungkan kedua tangannya di leher Luke. Dan tatapan mendamba yang tidak bisa di sembunyikan kepada lelaki itu.Melihat persetujuan secara tersirat dari Ashlyn, Luke mengerakan
Ashlyn sudah seminggu tidak bertemu dengan Luke sejak kejadian pagi itu, karena lelaki itu sedang sibuk mengurus kawanan rogue yang mengusik daerah perbatasan
Ashlyn duduk menunggu Dokter Elon di sofa panjang yang ada di ruang tamu pack, karena lelaki itu dan semua yang tadi ada di meja makan masih berada di ruang kerja Jack untuk membicarakan hal yang Ashlyn tidak ketahui. Dan sepertinya merupakan hal yang penting karena memanggil mereka ke sini.Ashlyn melihat sekeliling ruangan, ruangan yang sangat luas namun tidak ada siapapun di sini kecuali dirinya.
Ashlyn memasuki mobil yang di kendarai oleh dokter Elon, lelaki itu telah menunggu Ashlyn yang berlari dari kamarnya dan berusaha secepat mungkin untuk tidak membuat dokter Elon menunggunya. “Maaf dokter, membuatmu menunggu.” Ujar Ashlyn setelah duduk di samping dokter Elon. “Tidak apa-apa Ashlyn.” Jawab Dokter Elon kemudian mulai menghidupkan mobil yang ia kendarai dan mulai melaju setelah Ashlyn siap di sampingnya. Selama dalam perjalanan mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia medis. Dan beberapa hal yang terjadi selama Ashlyn hidup di dunia manusia. Hal yang paling mengejutkan bagi Ashlyn adalah penyerangan pack secara besar-besar oleh rogue yang telah di kuasai
Ashlyn merasakan sakit di perut bagian bawahnya, rasanya ia mulai merasakan kontraksi. Rasa sakit yang kian bertambah tiap menitnya membuat ia menbangun kan Luke yang tertidur lelap di sampingnya. Ia tahu bahwa Luke masih sangat lelah karena ia baru saja kembali dari mengurus masalah pack beberapa jam yang lalu.Namun rasa sakit diperutnya membuatnya tidak bisa menahan diri lagi untuk membangunkan suaminya itu. Sehingga ia mengoyangkan tubuh Luke dengan kuat menbuat suaminya itu membuka mata dengan pikiran yang belum sadar sepenuhnya.“Sa..yang ada apa?” Tanya Luke melihat Ashlyn binggung.“Luke..sepertinya…Aku akan akan melahirkan.” Cicit Ashlyn menahan sakit.“Melahirkan?...Melahirkan!!!” Teriak Luke tersadarkan dengan ucapan Luke sehingga membuatnya langsung terduduk dari ranjang.“Ashlyn…Ashlyn kau akan melahirkan, apa yang harus kulakukan?” Tanya Luke panik melihat Ashlyn yang kesakitan.“Luke…tenanglah, panggilkan Pira untukku.” Ucap Ashlyn menarik nafas panjang menahan rasa sak
Suasana hening usai perkelahian yang terjadi dihutan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dan pergerakan dari keempat mahkluk yang dilindungi perisai batu jiwa milik Willian. Mahkluk-mahkluk hutan kecil yang tadi bersenbunyi karena ketakutan mulai mengintip dari tempat persembunyian mereka.Rasa takut bercampur penasaran membuat mereka memberanian diri sekedar untuk meninau situasi yang sedang terjadi diluar persembunyian mereka. Tidak ada tanda pergerakan dimana yang mereka temukan hanyalah potongan tubuh yang sudah berserakan disertai bau busukyang sangat menganggu penciuman mahkluk bumi biasa seperti mereka.Hewan-hewan hutan itu memandang ngeri melihat semua potongan tubuh mahkluk yang sangat berbeda dari mereka, mengikuti naluri mereka untuk bertahan hidup hewan-hewan itu memilih untuk menjauh dan tidak ikut campur dalam kejadian diluar kemampuan mereka.Angin perlahan bertiup membawa aroma busuk dari tubuh-tubuh mahkluk bawah yang telah terpisah dan hancur itu, namun anehnya bukan h
Situasi berubah menjadi mencekam, mahkluk-mahluk dunia bawah yang sejak tadi berusaha memasuki perisai pelindung tersenyum mengerikan dengan gigi-gigi panjang melihat kondisi di dalam perisai pelindung yang mulai kacau dan mulai melemah.“Kalian pikir aku akan membiarkan kalian menganggu?! Mahkluk-mahkluk sialan!” Umpat Willian.Willian merasakan udara di sekitarnya yang tiba-tiba berubah sangat mencekam dan dingin, ia tahu bahwa keadaan Pira juga sedang tidak baik-baik saja sekarang, walaupun ritual pemanggil jiwa hanya meminta satu korban jiwa penganti orang terdekat.Namun bukan hal yang tidak mungkin penyihir yang membantu ritual pemanggil jiwa juga akan kehilangan nyawa karena harus menahan semua kekuatan yang ingin merusak ritual yang terjadi.Willian sudah tahu akan hal ini, namun ia bersikap egois dengan membiarkan Pira melakukan ritual pemanggil jiwa yang penuh resiko ini. Rasa sayangnya kepada Ashlyn membuatnya buta bahwa Pira juga akan dalam bahaya jika ia gagal.Ia menutup
Luke berlari sekuat tenaga dari ruangannya menuju kamar, saat mendengar kabar tentang Ashlyn yang ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mereka oleh pelayan yang hendak mengantarkan makan siang kepadanya.Luke yang saat itu sedang berdiskusi bersama para penjaga tentang keamanan pack, terpaksa menghentikan semua pembicaraan dan segera berlari untuk melihat keadaan Ashlyn.Nampak sekali Luke yang memasuki kamarnya bersama Ashlyn dengan wajah yang sangat cemas. Terlihat beberapa pelayan yang masih berjaga dan sudah membaringkan Ashlyn di ranjang.“Apa yang terjadi?” Tanya Luke khawatir yang terlihat jelas di wajahnya. “Maafkan kami Alfa, Kami tidak tahu…Luna Ashlyn meminta kami menunggu di luar… namun saat kami hendak mengantarkan makan siang,… saat kami memasuki ruangan…kami sudah melihat Luna tidak sadarkan diri,… di dekat jendela.” Jelas sang pelayan gugup dan ketakutan akan suatu yang buruk terjadi kepada Lunanya.Luke kembali melihat Ashlyn, wajah wanitanya sangat pucat sekarang.
Daun-daun kuning telah mengabarkan tentang akhir waktu miliknya, tugas yang ia emban selama ini telah mencapai akhir, dan diakhir hidupnya ia jatuh perlahan tertiup angin. Walaupun daun kuning tidak bisa mengikuti raga raksasa untuk bertemu di musim selanjutnya, namun ia tidak pernah lalai dan selalu melakukan yang terbaik saat berada di waktu miliknya.Udara dingin yang mendatangi setiap mahkluk hidup mulai memberikan peringatan bahwa ia akan segera mendekat dengan roh yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.Roh-roh yang lebih kuat akan menyapa sehingga mampu membuat sang mahkluk engan untuk menampakan wajahnya ke dunia, mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi karena ganasnya hawa dingin yang sang roh datangkan. Hawa dingin yang mampu membekukan mereka hingga ke tulang.Luke melihat ke arah Ashlyn yang berdiri di depan jendela kamar mereka, keberadaannya yang telah berdiri di belakang wanita itu selama lima menit tidak disadarinya sama seka
Nampak Ashlyn yang tertidur di ranjang karena ramuan yang Pira lakukan untuk membuat wanita yang sedang hamil itu lebih tenang, ketidak beradaan Becka di dalam tubuh wanita itu membuat semua orang yang ada di sana juga merasakan kesedihan seperti yang Ashlyn rasakan.Karena tampa wolfnya di tubuhdi tubuh mereka, para werewolf akan merasa kesepian dan merasa kehilangan setengah jiwa mereka.“Nona Ashlyn akan tertidur karena ramuanku, ia akan bangun besok pagi.” Beritahu Pira kepada Luke yang sejak tadi hanya diam dan duduk di samping Ashlyn.Lelaki itu tidak sekalipun melepaskan tangan wanita itu karena ia tahu bagaimana sakitnya perasaan Ashlyn sekarang. Perasaan sakit dan kosong serta ketakutan tampa wolf yang selalu ada di sisimu seumur hidup dan kini menghilang.“Tuan Luke….” Panggil Pira.Luke mendongak dari menatap wajah tidur Ashlyn saat mendengar peri itu memanggil namanya, lalu
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasa tangannya begitu sulit untuk ia gerakan, pandangannya masih belum begitu jelas dan masih berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.“Ashlyn…” Terdengar suara yang menyebutkan namanya.Ashlyn mengerakan bola matanya untuk melirik asal suara yang menyebut namanya.“Ashlyn...Kau sudah sadar...” Ucap Luke lagi berusaha untuk menarik perhatian Ashlyn yang masih terlihat binggung..Ashlyn tidak menanggapi ucapan Luke karena ia masih belum begitu bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Namun yang Ashlyn tahu sekarang lelaki itu sedang memeluk dengan cukup erat.“Aku akan segera memanggil Pira ke sini, tunggulah...” Ucap Luke melepaskan pelukannya dan sebelum pergi memngecup kening Ashlyn dan mengelus perut wanita itu.Ashlyn tidak merespon sikap Luke kepadanya, ia hanya melihat kepergian lelaki itu yang menghilang
Bab 54Pira baru saja selesai memberikan ramuan yang ia buat untuk memulihkan kondisi tubuh Ashlyn, nampak di sudut ruangan Willian berdiri menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di dada memperhatiakn semua yang Pira lakukan kepada Ashlyn.Sedangkan Luke sejak tadi memilih duduk di samping ranjang dan turut membantu peri kecil itu meminukan ramuan obat kepada Ashlyn yang tidak sadarkan diri.“Nona Ashlyn akan baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat dengan baik ” Jelas Pira.“Terimakasih...” Ucap Luke tulus.“Saya akan kembali besok pagi untuk melihat perkembangannya.” Ujar Pira memberitahukan.Luke mengangguk mendengar ucapan peri kecil itu dan mempersilahkannya untuk beristirahat di ruangan yang telah di sediakan anggota packnya.“Tuan...” Panggil Pira melihat tuannya itu tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari kamar Ashlyn dan pasangannya.
Tubuh Willian terlempar beberapa meter karena serangan Livia, namun dengan cepat ia kembali berdiri dan menyerang wanita penyihir itu. Tubuh mereka melayang di udara dan saling memberikan serangan untuk membunuh lawannya.Livia yang telah memakan semua jiwa pengikutnya mampu meningkatkan kembali kekuatannya yang tadinya terkuras, sehingga kekuatannya telah meningkat lima kali lipat dari sebelumnya.Nampak serangan-serangan yang Willian berikan dapat di hindari oleh Livia, bahkan wanita itu dapat memukul balik Willian dan melukai tubuh vampire itu.Bugh! Bugh! Bugh!!!Trash!!! Trash!!! Trash!!!Terdengar suara pukulan dan suara pedanng yang beradu, Livia dapat menahan serangan pedang iblis dari Willian karena kekuatannya yang meningkat.Bugh!!! Bam!!!Terdengar suara tanah yang hancur seperti terkena ledakan bom, saat tubuh Willian jatuh karena hantaman serangan dari Livia.Willian melihat wanita penyihir itu yang