Malam itu adalah malam terakhir Dinira akan melihat Stephen, lelaki yang dicintainya berada satu kamar dengannya di apartemennya yang terletak di pusat kota New South Wales, Australia.
Apartemen bergaya modern klasik itu dengan luas yang lumayan sedang adalah tempat bersinggahnya Dinira Rosalina selama dua tahun dia menetap di Australia untuk melanjutkan sekolahnya dibidang pastry culinary dan akan kembali ke Ibu Kota Jakarta nanti. Dengan penerbangan dihari Kamis tengah malam dan akan datang pada Jum’at siang.
Perempuan yang sekarang memakai jubah satinnya itu sedang berada di dapur menyiapkan makan malam terakhirnya di New South Wales karena nanti tengah Malam dia bersama dengan kekasihnya, Stephen Stanlee akan pergi ke Jakarta dengan maskapai penerbangan.
Bau semerbak daging tenderloin untuk steak dengan khas thyme dan juga sebotol anggur sudah tersedia di atas sebuah meja makan granit sedang dengan tiga tempat duduk tersebut. Seketika Dinira pun langsung saja memanggil kekasihnya dan mencarinya di seluruh ruangan apartemen.
Dia pun menemukannya, seorang lelaki yang sedang menggunakan atasan turtle neck berwarna maroon dengan celana khaki itu sedang berada di Kamar tidur utama, sedang mengepack seluruh berkas dan juga majalah kuliner di negara kelahiran si kekasihnya itu, Indonesia. Majalah yang bernama ‘Foodie’ In’ yang tidak disangka jika lelaki itulah si Co-founder dan CEO dari majalah bertumpuk di nakas sebelah kasur quenn itu.
Dengan kedatangan wanita yang dicintainya itu tepat berada di kamar mereka dan dengan wangi parfum berbau starwberey wine itu membuat lelaki yang ada di atas kasur itu langsung menorehkan wajahnya langsung ke wanita berjubah satin yang sedang mengusap rambut tebal yang juga dipoles dengan gel rambut itu.
“What’s wrong honey ? Aku lagi beberes majalah yang sedang aku bawa dulu saat aku baru pertama kali ikut pindah dengan kamu disini. Aku masih belum bisa melupakan job tour ku selama di australia, rasanya aku masih tidak ingin kembali menemui banyak bawahan aku karena mulai Senin minggu depan aku sepertinya akan langsung kembali mengambil posisiku dan memimpin redaksi di kantor pusat. Its really annoying back to reality, dan satu hal lagi yang kita berdua sayangkan. Aku tidak akan satu atap dengan kamu lagi. Disini,” kata Stephen Stanlee.
Lelaki satu ini yang adalah salah satu lelaki yang dikagumi oleh Dinira. Saat mereka berdua pertama kali bertemu di sebuah international culinary job fair, sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Saat itu Stephen yang sedang bekerja di stan bagian culinary literation bertemu dengan Dinira yang adalah seorang yang menawarkan tour job australia pada job fair di stan milik majalah ‘Foodie’ In’ ini.
Karena Dinira saat itu sedang tidak sengaja menyimpan nomor kontak milik Stephen ketika berkenalan dan kemudian tidak lama berselang selesainya culinary international job fair itu mereka berdua officially on relationship. Dan berselang selama enam bulan mereka memiliki hubungan akhirnya Stephen menetap satu apartemen dengan Dinira sampai detik ini berada.
“Really agree Steph, kita akan kangen dengan suasana apartemen dan juga australia di malam hari seperti ini. Tapi honey. Aku nggak sabar buat ketemu sama keluargaku. Aku kangen mereka semua. Dan kamu masih harus datang ke launching sekolah pastry aku nanti. Aku masih tidak bisa membayangkan betapa bahagianya aku nanti, honey. Urusan kantor kamu, aku yakin kamu hanya perlu adaptasi saja. Karena aku tau seorang Head Boss pasti kangen liat suasana kantor mereka sendiri. Its been one year, Stephen Stanlee not operate his own culinary magazine company,” kata Dinira saat itu memeluk manja Stephen yang juga kemudian menangkup bahu mungil milik Dinira yang selalu menjadi tempat favoritnya itu dan menjawab Dinira.
“Maybe its true sama apa yang kamu bilang, sayang. Oh iya. mengenai keluargamu. Apa nanti kamu juga mengajakku untuk ikut serta ke acara kamu nantinya ? Apa yang harus aku persiapkan sebagai calonmu, nanti ?” tanya Stephen Stanlee dengan jarinya yang kemudian membelai pipi halus Dinira dan sesekali menciumnya itu.
“Nothing really matters, honey. Cukup jadi salah satu bagian dari hidupku dan selalu temani aku saja aku sudah senang dan bahagia. Yang pastinya, Keluargaku itu humble banget kok, Stephen. Malahan mereka itu suka banget sama reaksi aku yang cerita aku sudah punya calon kekasih. Seorang Stephen Stanlee yang aku kagumi ini. They really adore you,” kata Dinira saat itu yang kemudian menggeret si kekasihnya ke pantry di apartemennya itu untuk dinner untuk terakhir kalinya disana.
Sesudah mereka berdua berada di pantry itu dan Stephen duduk di kursi sebelah Dinira yang sama seperti biasanya itu dan Dinira yang membawa dua piring besar berisi steak tenderloin yang dimasak dengan roasted seasons vegatable itu dan yorkshire pudding buatan Dinira mereka berdua akhirnya memulai dinner mereka, tidak lupa dengan Stephen yang selalu berterimakasih atas masakan kekasihnya yang bisa dibilang akan dia rindukan nantinya.
“Thank’s Honey. Aku selalu suka kamu buatin aku makanan klasik seperti ini, dan kamu juga nggak lupa kalau aku selalu suka steak yang medium-welldone. Really tasty as always,” kata Stephen yang kemudian menuangkan minuman anggur itu ke gelas keduanya. Sedangkan Dinira sekarang sudah memegang garpu dan pisau makan di kedua tangannya yang kelupaan jika Kekasihnya sudah menaikkan gelas itu disebelahnya menandakan minta bersulang.
Dinira pun tertawa karena dia malah melupakan salah satu adat penting tiap sepasang kekasih dinner itu, apalagi ini terakhir untuk mereka.
“Oh, What the awfull. Aku lupa untuk bersulang denganmu. Baiklah,” kata Dinira yang kemudian menaruh kembali kedua peralatan makan itu dan memegang gelas berisi anggur untuk bersulang.
“For our last dinner in Australia, for our movement back to the country and for unforgettable and everlasting relationship. Cheers,” Stephen memimpin adat bersulang kali ini yang langsung dibalas oleh Dinira yang sesaat itu terdengar bunyi dentingan kedua gelas saling menyahut.
Seketika diantara mereka pun langsung menyantap hidangan khas penutup akhir malam mereka di New South Wales ini. Dengan kedua muka yang sama-sama ceria menyantap hidangan, Dinira yang masih belum kelar bercerita tentang rencananya dalam pembukaan sekolah pastry di Jakarta ini serta Stephen yang masih saja dapat menampung obrolan mereka sebagai pendengar setia ini.
Akhir malam mereka pun masihlah hangat dan sama damainya dengan keadaan hubungan mereka selama satu setengah tahun silam ini.
......
Ruangan ber AC dingin dan berkapasitas besar untuk menumpang seluruh terminal penerbangan Internasional tepatnya pada bandar udara internasional Sydney, Kingsford smith.
Pada ruangan terminal sesuai dengan tujuan penerbangan internasional Sydney-Jakarta mulai ramai berdatangan dengan sesama penumpang maskapai penerbangan Garuda Airlines yang akan siap mengudara pada jam 03.30 dini hari waktu Sydney.
Pada sebuah kursi penunggu yang ada di tengah-tengah ruangan paling depan terdapat seorang wanita dengan pakaian dress bawah lutut dengan aksen rempel di bagian bawah dada berearna biru laut dan salah seorang pria yang memakai kemeja pattern dengan celana bermodel baggy pants berwarna putih tulang itu seperti sedang menunggu maskapai penerbangan mereka untuk kembali ke Jakarta akan datang dan kemudian pergi membawa keduanya ke tanah kelahiran mereka. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yaitu Dinira Rosalina dan Stephen Stanlee.
Bawaan koper mereka yang mereka bawa karena tidak muat di bagasi itu juga menemani mereka berdua. Dinira yang duduk tenang dengan selalu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan dan Stephen yang asik memainkan smartphone dengan kedua earphones yang tersemat di kedua telinganya menandakan bahwa waktu penerbangan masih akan berlangsung lama.
Karena mereka berdua memutuskan pergi dari apartemen mereka di new south wales sejak jam 12 malam dengan menggunakan mobil dinas milik Stephen yang dikendarai oleh supir itu dan tiba di bandara udara internasional Kingsford smith, Sydney tepat pada jam 02.00 pagi dan mengurus bagasi dengan waktu selama kurang lebih dua puluh menit itu masih memiliki banyak waktu untuk menunggu penerbangan mereka siap landas.
Dinira saat itu masih sibuk dengan majalah yang dia buka dan dibolak-balik tanda dia sedang membacanya. Sedangkan Iphonenya mulai bergetar, sepertinya sekarang di Jakarta sekarang masih jam setengah dua belas malam. Dan Bunda, panggilan ibu dari Dinira sedang memberinya kabar bahwa Ayah dan Bunda nya akan datang lebih awal di Vila keluarganya yang terletak di daerah Sentul kira-kira jam Tujuh pagi sedangkan Dinira mengabarkan kemungkinan kedatangannya di Vila Sentul tepat pada jam 11.00 siang waktu Indonesia barat.
Dinira mengatakan bahwa di akan datang bersama dengan kekasihnya yang juga menetap di Australia. Dan juga tidak lupa mengabarkan bahwa dia sudah berada di bandara udara internasional Kingsford smith, Sydney sedang menunggu di ruang tunggu penumpang dan akan mulai melakukan perjalanan pada waktu 03.30 waktu sydney dan kemungkinan akan datang tepat di bandara internasional Soekarno-Hatta tepat pada jam 07.30 waktu Indonesia barat dan akan langsung menuju ke Vila keluarganya di sentul.
Bunda seperti biasa selalu mengucapkan kata hati-hati di jalan kepada Dinira yang akan long-flight dan juga masih akan dilanjutkan dengan perjalanannya dari bandara udara Jakarta menuju ke Vila di Sentul. Dan juga tidak lupa mengingatkan anak sulungnya ini dari janjinya membawa kekasihnya itu untuk dikenalkan kepada banyak keluarga besarnya. Dan itu yang membuat Dinira harus mengaku bahwa keluarganya masih memperhatikannya, Dia rasa mungkin saja dengan ketidakhadirannya selama dua tahun membuat keluarganya melupakannya. Dan ternyata tidak.
Ada satu hal yang dia sembunyikan dari Stephen mengenai keluarganya. Yaitu adik perempuannya. Jujur saja Dinira tidak ingin Stephen mengenal adiknya itu yang memiliki karakter yang hampir mirip dengannya. Memiliki rambut panjang tergerai indah, sepasang mata berbentuk cat eyes, hobby dan pekerjaan yang terkesan mirip sampai dengan selera. Dinira masih takut jika nanti Deniar malah membuat Stephen merasa tertarik. Dan dia berusaha agar Stephen tidak banyak tanya atau apapun walaupun orangtuanya memperkenalakan Deniar.
Dinira masih berada di tempat duduk yang sama sampai pada akhirnya dia menemukan Stephen sudah menjauhi kursinya itu dia pun mencoba mencari Stephen dari berbagai macam sudut dan menemukan dia berada di dekat alat pendeteksi penumpang yang masuk ke ruang tunggu. Sepertinya Stephen sedang asik bertelepon dengan menggunakan Iphone miliknya.
Dinira pun menunggu Stephen dengan kembali duduk di posisi semula sembari membuka majalah dihadapannya.
Tidak lama kemudian, Stephen datang dan dia menepuk bahu milik Dinira dari belakang. Dinira pun menoleh dan mendengar Stephen membicarakan tentang janjiannya dengan klien oleh perusahaannya yaitu ‘Foodie’ In’ untuk meeting mendadak di kantornya tepat pada Jam Tujuh malam.
Dengan nada yang dibuat lembut, Stephen pun mengatakan kepada Dinira jika dia akan meeting mendadak dengan kliennya dan meyakinkan Dinira bahwa dia akan menemaninya di Vila hanya sampai jam empat sore saja.
”Honey. I’ve important meeting with client at today’s night. Sepertinya aku nggak bisa berlama-lama apalagi menginap di Vila milik keluargamu. Apa kau berkenan ?” tanya Stephen saat itu meminta perijinan dari kekasihnya yang kemudian meragukan apa yang Stephen bicarakan. Ada kekecewaan dari muka Dinira namun dia masih beruntung kekasihnya tidak akan sempat bertemu dengan Deniar lama-lama.
“Shall you cancel the meeting for tomorrow, hon ? Oke aku masih bisa menerimanya. Tapi kamu masih ikut aku ke Vila di sentul kan, Stephen ? Kamu masih bisa punya waktu makan siang dengan keluargaku,” kata Dinira dapat menolerir kekasihnya yang juga akan meeting nanti di tengah malam hari ini saat dia akan berkumpul bersama keluarganya.
“I will make sure for attend at your family vila until evening, honey. Oke sepertinya Minggu malamnya aku masih bisa menemani kamu dinner. Dan setidaknya aku masih bisa bertemu dengan kamu lain waktu, Dinira,” kata Stephen mencoba menghibur Dinira yang hanya membalasnya dengan senyuman ke kekasihnya yang ada di sampingnya itu.
Tidak lama kemudian terdengar suara dari penjuru ruang tunggu terminal penerbangan itu memecah keheningan dan membuat semua yang ada di ruang tunggu itu untuk bersiap-siap dan berproses untuk masuk ke dalam pesawat.
Dinira dan Stephen adalah beberapa orang dari antrian banyak orang yang juga naik maskapai penerbangan yang sama dengan mereka berdua. Dan mereka pun kembali melupakan Australia untuk sebuah perjalanan kisah yang mendebarkan kembali ke Ibu Kota Jakarta.
Suara klakson mobil dengan lantang telah bergema di luar sebuah bangunan megah bergaya klasik modern dengan nuansa bronze dan juga banyak batu pualam. Mobil yang adalah kepunyaan keluarga besar Adigunawan tadinya membawa sepasang kekasih yang barusaja melakukan penerbangan dari Australia menuju ke Indonesia selama 6 jam dan sampai pada bandar udara Internasional Soekarno-Hatta menuju ke Vila di tengah kawasan sentul itu.Driver yang bernama Mang Bagus salah satu driver kepunyaan keluarga Adigunawan ini kemudian langsung memakirkan mobilnya tepat di sudut sebuah taman luas nan hijau dan rimbun. Dan membantu penumpangnya itu agar barang bawaannya yang berupa beberapa koper ukuran besar dapat dikeluarkan dan kemudian dibawa ke dalam vila tersebut.Seketika saat itu Bunda dan Ayah yang sedari tadi mendapat kabar datangnya anak sulungnya melalui alat deteksi tamu di depan rumahnya itu pun langsung saja keluar dari depan Vila
Deniar tampak sedang mengemas roll cake buatannya dan juga beberapa macaroons yang dia buat sejak tadi pagi untuk dibawanya ke Vila di kawasan Sentul untuk keluarganya yang sedang berkumpul. Dia sengaja menelatkan dirinya agar datang lebih sore.Sekarang sudah pukul jam setengah empat sore dan dia sudah diberi kabar oleh Ayahnya bahwa Deniar akan dijemput dengan mobil pribadi milik keluarganya walau dia tau jarak antara Toko kuenya Crumble.by dan kawasan Villa di tengah kota sentul itu sepertinya tidak terlalu jauh.Namun Deniar juga anak bungsu yang juga selalu dimanja oleh Ayah dan Bunda yang terkadang membuat kakaknya Dinira akan merasa cemburu pula.Meskipun terkadang Deniar juga merasa cemburu dengan perlakuan kedua orangtuanya ke Kakaknya, tapi dia tau kedua orangtuanya itu berlaku adil kepada dia dan sang Kakak.Selepas perbincangan mengenai perasaan Deniar, kala itu sedang berteriak memanggil para kar
Seorang lelaki sekitaran berumur awal 30 tahun itu sedang berjalan santai dengan seorang lelaki lainnya yang juga berumuran sama di sebuah tempat perkantoran lantai tengah sekitar lantai tujuh belas. Seorang resepsionis yang tadinya melihat kedatangan lelaki yang sedang berjalan santai itu pun berdiri dan membungkuk tanda hormat kepada lelaki yang barusaja lewat tersebut.Dia sangat menawan dengan memakai celana jeans hitam dengan kemeja putih dan vest berwarna hijau botol, tidak lupa ditangannya sudah bertengger manis sebuah iPad keluaran terbaru dengan beberapa berkas yang ternyata dia bawa sebagai bahan pertemuan dengan klientnya untuk meeting saat ini.Lantaran lelaki itu sedang berada di depan depan kantor majalahnya yaitu ‘Foodie’ In’ dimana di depan terdapat sebuah stand poster yang menyebutkan nama kantor pada lot tempat itu, agar lebih mudah untuk didapati oleh banyak orang asing lain yang mencari kantor redaksi majalah ‘Foodie’ I
Jam menunjukkan pukul 10 malam di hari Jum’at syahdu dimana keluarga besar Adigunawan sedang berkumpul di Vila keluarga di daerah Sentul.Beberapa masih berada di ruang keluarga dan pantry membersihkan sisa-sia kegaduhan yang disebabkan karena di hari ini pertemuan diadakan dengan saling potluck. Masing-masing sanak keluarga yang datang membawa beberapa makanan, kudapan dan banyak lainnya untuk dimakan bersama.Saat itu Deniar dan Farah absen untuk membantu banyak sanak keluarga lainnya yang sedang membersihkan ruangan pantry dan juga ruang keluarga kembali rapi dan bersih.Mereka berdua sedang asik bercerita dan bertukar kabar diantara kegiatan mereka sehari-harinya dan bercerita banyak hal lainnya, layaknya sesama kabar bertemu keluarga. Obrolan antara Deniar dan Farah yang tadinya masih membicarakan pembicaraan ringan, berubah menjadi pembicaraan yangagak&n
Beberapa mobil keluarga milik keluarga Adigunawan sedang berposisi agar terpakir rapih di depan sebuah rukan perbelanjaan yang ada di salah satu kawasan Sentul, Bogor. Mobil yang sudah terpakir rapih itu kemudian mengeluarkan beberapa orang yang ada di dalamnya. Dinira, Deniar, Bunda dan Farah ada pada satu mobil. Sedangkan satu mobil lainnya juga menampung akan sanak keluarga yang juga ikut jalan-jalan ke kota Sentul saat itu sama mengeluarkan beberapa penumpangnya. Kali ini Tente Fei memang mengajak Dinira dan Deniar untuk membeli baju di butik yang menjual baju-baju wanita dengan design modern dan kekinian. Di suatu rukan tersebut terdapat beberapa butik yang bisa dikunjungi oleh kaum wanita yang memang ingin memanjakan mata mereka dengan berbelanja outfit ataupun gaun pesta. Ketika itu Dinira tampil dengan busana berkesan simple yaitu sebuah blouse floral rample bernuansa warna blush yang mengembang di bagi
Lounge berukuran lumayan luas dengan tampilan klasik modern menjadi tempat dinner bagi keluarga Adigunawan saat ini. Lounge yang terketak di salah satu Hotel ternama di Kota Sentul itu sudah dihiasi dengan dekorasi yang minimalis dan dilengkapi dengan food buffet khas yang sudah dipesan Dinira khusus untuk merayakan dinner keluarga dengan kedatangannya kembali ke Jakarta.Sedangkan Lounge itu sudah dipersiapkan, beberapa sanak keluarga yaitu semua Tante, Bunda dan Ayah juga Sepupu dan keponakan sudah datang dahulu kala untuk menunggu datangnya Dinira yang sebenarnya di setting seperti sebuah pesta kejutan.Saat ini Dinira dan Stephen sudah berada di dalam lift hendak mendatangi ruang lounge yang disewa oleh mereka berdua dimana terdapat di lantai delapan dan terletak di dekat balkon dimana disitu juga ada ruang outdoor yang disana terdapat life music dan juga pemandangan yang indah ala Kota Sentul yang sayang jika tidak diabadikan.&n
Dinira menatap permata berlian yang bertengger manis di tangan kanan di jari manisnya itu. Dia sedang asik sedang menatap permata berlian berukuran sedang yang bertengger di jarinya saat dia sedang duduk mantap di sebuah kursi yang ada pada apartemennya saat itu.Apartemen yang tadinya dia punya saat dirinya pernah berada di Jakarta sebelum dia pergi study pastry chef di Australia. Dengan duduk di sebuah kursi makan pada bilik meja sedang yang ada di apartemennya dengan secangkir coklat hangat dan juga milk bun yang baru saja dia buat tadi pagi-pagi setelah dia bangun karena keisengannya yang sudah lama tidak pernah baking tersebut.Dirinya akhirnya pagi tadi mengulik dapur yang ada di apartemen di daerah Kelapa Gading itu dan memulai memanggang sweat cheese milk bun yang dia suka buat dulunya saat sebelum sekolah di Australia.Hari ini di awal hari di tujuh hari dalam seminggu ini Dinira sudah memiliki schedule y
Siluet cahaya pagi merebak di sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah kasur quenn size dengan perabotan yang juga melengkapi kehadiran ruangan ini. Inilah ruang apartemen Dinira.Dia baru saja terbangun dari tidurnya tersebut dan membuka kelopak matanya yang sudah terpejam dari malam kemarinnya. Cahaya pagi yang menyeruak lewat jendela yang tirainya masih belum dibuka itupun adalah salah satu teman Dinira di kamar ini.Dia pun melihat kebeberapa penjuru ruangan itu dan menemukan dia sendirian di kamarnya. Yang dia tidak ketahui adalah kemana Stephen, kekasihnya itu berada. Dinira mengingat bahwa kemarin malam dia dan Stephen melakukan ritual mandi bersama dan juga diakhiri oleh permainan di ranjang dan tidur di pelukan hangat tubuh Stephen.Namun dia sekarang malah tidak menemukan dimana Stephen berada, padahal dia kemarin sudah tidur satu kasur dan satu kamar dengan Dinira namun mengapa dia tidak mengetahui kepergian Stephen yang dia sayangi tersebut.
Langit yang berubah menjadi petang saat ini menandakan jika kegiatan di sekolah pastry 'Egg n Flour' milik Dinira sudah akan berakhir. Pemiliknya sendiri sekarang ini sedang menyibukkan dirinya untuk membersihkan beberapa ruangan yang tadinya dipakai untuk mengadakan kelas baking.Dia sedang ikut membersihkan beberapa bekas mangkuk dan peralatan baking lainnya yang sudah dicuci untuk ditaruh di salah satu tempat khusus penyimpanan mangkuk-mangkuk tersebut pada sebuah rak stainless steel yang ada di ujung sudut kelas yang diisi oleh beberapa meja kerja para peserta kelas baking itu.Hampir satu jam Dinira berada di sana. Dia sudah mulai kelelahan berada di lantai dua untuk melakukan tugasnya membersihkan beberapa ruangan kelas. Suara seseorang yang tidak lain adalah Ethania, sahabat dan rekan kerjanya itu akhirnya membuat Dinira menyelesaikan pekerjaannya dan memberikannya
Deniar sedang mencoba duduk tenang dan sekuat mungkin membopong tubuhnya untuk duduk di kursi pasca Bunda telah mengatakan beberapa hal yang membuatnya tidak dapat berkutik dari hasil percakapan yang sudah terjadi sebelumnya.Sore hari yang buruk baginya. Bukan karena apa-apa. Namun karena dia sedang tidak enak badan dan mengharapkan pemberian semangat oleh Bunda mengenai hubungan dirinya dengan Stephen. Dan yang terjadi malah sesuatu ucapan Bunda yang membuat hatinya beringas ingin diselamatkan.Dari rasa kesalnya atas Bunda yang mengatakan mengapa dirinya mengatakan jika benar membenci Kakaknya, Dinira di hadapan seluruh anggota keluarga. Bunda seperti menyalahkan keadaan yang sudah terjadi. Jika dia sudah merangkap menjadi kekasih terbaru Stephen mengingat jika Stephen adalah milik Kak Dinira sebelumnya.Tapi, apa
Seorang pria sedang duduk di atas kursi nyaman dan empuk di ruang pribadi kerjanya. Dia sedang membaca beberapa dokumen penting yang ada di depannya. Sebuah dokumen yang antara lainnya adalah sebuah tanda tangan pengesahan yang dibuat dari pihak dalam majalahnya. Berisi konten pengerjaan majalah kuliner 'Foodie'In' selama tiga bulan kedepannya. Dokumen pertama dari beberapa dokumen ini yang memerlukan tanda tangan dari pihak CEO majalah 'Foodie'In' adalah pengesahan kerangka kerja tiga bulan mendatang ini menjadi awal pertama pekerjaan yang Stephen sedang lakukan di pagi Senin ini.Di bawah sebuah dokumen berisi tanda tangan pengesahan kerangka kerja. Masih ada beberapa dokumen lainnya. Yang terdari dari dokumen berisi banyak iklan yang perlu disahkan oleh Stephen agar bisa beredar di majalah kulinernya. Sampai dengan isi dari apa saja kerangka pekerjaan yang nanti akan d
Seluruh anggota keluarga Ayah Adigunawan sedang berada di ruang keluarga. Mereka membicarakan mengenai bagaimana keputusan mereka atas kelanjutan hubungan antara Stephen dan Deniar serta Dinira dan Nico.Sayangnya mereka memilih agar berbicara dengan suara yang tidak keras, sehingga mereka duduk mendekat di lantai yang beralaskan karpet dekat dengan meja kaca yang berada di tengah-tengah sofa.Rupanya semua anggota keluarga tidak ingin salah satu diantara dua pasangan itu mendengar segala obrolan mereka.Yang menyangkut diskusi mengenai bagaimana keluarga bisa memberi persetujuan atau tidak dan banyak hal lainnya yaitu mengenai apa yang harus dilakukan oleh kedua pasangan itu dari sebuah tragedi yang menimpa kedua pasangan ini.Kali ini diskusi dimulai dari Om Frans yang saat itu menanyakan kepada kedua Orangtua kedua anak wanitanya yang memiliki masalah meng
Tampak tilas keadaan saat ini. Sudah lebih dari satu jam keluarga besar Adigunawan berada di Kediaman Kerinci pada Minggu siang ini.Beberapa diantaranya yaitu para tetua dan sepupu sedang berada di lantai pantry dan di balkon menyantap makanan yang sudah disajikan oleh Bunda dan juga potluck dari beberapa sanak keluarga lainnya.Sedangkan para anak-anak kecil keponakan Deniar dan Dinira sedang berada di lantai ruang keluarga paling atas. Mereka memulai bermain banyak mcam hal di sana, dari mainan yang mereka bawa dari rumah mereka.Para lelaki yang nantinya akan menjadi pihak yang bertugas menjelaskan akan hubungan mereka berempat itu masih menyembunyikan kedatangan mereka dengan ikut bermain dengan para keponakan.Namun tidak berselang lama, Stephen telah dipanggil oleh pihak keluarga. Meninggalkan Nico di lantai ruang keluarga paling atas.
Matahari tampak sudah terbit sampai langit teratas. Menandakan jika hari sudahlah siang. Tepat pada jam dua belas siang ini keempat manusia yang barusaja menyelesaikan diskusi mereka akan pembicaraan penting yang beralaskan seputar hubungan baru diantara mereka yang sudah saling terjalin, sudah diakhiri.Dengan pembicaraan akhir dari Stephen yang akhirnya menerima masukan dari Nico, dimana Stephen enggan untuk menjelaskan masa lalu yang terjadi dan memiliki tapak tilas dengan keadaan hubungan antara Stephen dengan Deniar dan Nico dengan Dinira.Nico menawarkan mengatakan jika dia akan menjelaskan siapa dirinya dan Stephen di masa lalunya. Jika mereka adalah teman sepantaran satu sekolah saat remaja.Walaupun nantinya semua pihak keluarga Ayah Adigunawan memang akan mengatakan alasan mengapa Stephen tengah meninggalkan Dinira dan memiliki hubungan dengan Deniar.
Pagi hari ini Deniar dan Stephen akan pergi langsung menuju ke Kediaman Orangtua Deniar di Kerinci. Mereka memutuskan berangkat pada jam tepat sembilan pagi. Berhubung daerah Apartment Stephen dan juga rumah Kedua Orangtua Deniar berdekatan dan tidak terlalu jauh.Kemarin sorenya Deniar menerima pesan dari Bunda. Yang berpesan kepada anak bungsunya itu jika Bunda ingin Stephen dan Deniar bisa datang lebih pagi dari jadwal datang seluruh anggota keluarganya.Hal ini sudah didiskusikan dengan Dinira juga. Yang memberi ide jika antara Dinira, Deniar dan Stephen serta Nico harus saling berbicara untuk saling memutuskan apa saja informasi yang akan disampaikan nantinya kepada anggota keluarga besar Adigunawan.Dan akhirnya Deniar dan Stephen mengiyakan ajakan dari Bunda karena mereka juga masih memerlukan persiapan dengan bercakap dengan Bunda. Mereka membutuhkan menyesu
Di Sabtu siang ini rumah kediaman kerinci kali ini terlihat tenang dan sepi. Hanya ada Bunda dan Dinira saja yang menempatinya. Sedangkan dua anggota keluarga lainnya, yaitu Ayah dan Deniar sedang tidak ada di rumah.Ayah sendiri sedang pergi dengan urusan lainnya yaitu pertemuan dan gathering kecil-kecilan sesama semua pebisnis yang ikut serta ke ajang event kemarin Jum'at. Sedangkan Deniar sudah dibawa Stephen kemarin malam untuk menginap di Apartment miliknya.Sabtu siang ini Dinira memilih untuk berada di dalam kamarnya, mengerti jika Bunda juga lebih memilih agar beliau ada di dalam kamarnya. Bersantai melewati weekend ini.Di dalam kamarnya, Dinira barusaja selesai mandi pagi. Sesudah dia sarapan dengan Bunda berdua saja menggunakan pancake yang dia buat sebagai menu sarapan.Dinira berencana untuk menont
Pagi hari kali ini sangat hangat. Namun udara sejuk yang mendampinginya membuat siapa saja akan betah berada di atas kasur seharian penuh. Iya, sekarang adalah hari weekend tiba.Tepat hari Sabtu pagi ini Deniar tau dia sudah ada di salah satu kamar yang cukup asing baginya. Dia sedang berada di kamar Apartment milik Stephen. Kekasih tercintanya. Yang kemarin malam mengajak dia untuk menginap di Apartment milik Stephen.Deniar melihat jika kekasihnya itu belum bangun dari tidurnya dan masih ada di sebelahnya. Sedangkan dirinya barusaja terbangun di kala itu. Melihat jam yang menempel di dinding kamar Stephen. Menunjukkan pukul enam pagi.Akhirnya Deniar bangun dari tidurnya dan pergi ke dalam kamar mandi yang ada di bagian luar kamar Stephen. Kamar mandi tamu, berbeda dari kamar mandi milik Stephen di dalam kamarnya.Dia pun pergi mandi setelah dia mengambil