Seorang lelaki sekitaran berumur awal 30 tahun itu sedang berjalan santai dengan seorang lelaki lainnya yang juga berumuran sama di sebuah tempat perkantoran lantai tengah sekitar lantai tujuh belas. Seorang resepsionis yang tadinya melihat kedatangan lelaki yang sedang berjalan santai itu pun berdiri dan membungkuk tanda hormat kepada lelaki yang barusaja lewat tersebut.
Dia sangat menawan dengan memakai celana jeans hitam dengan kemeja putih dan vest berwarna hijau botol, tidak lupa ditangannya sudah bertengger manis sebuah iPad keluaran terbaru dengan beberapa berkas yang ternyata dia bawa sebagai bahan pertemuan dengan klientnya untuk meeting saat ini.
Lantaran lelaki itu sedang berada di depan depan kantor majalahnya yaitu ‘Foodie’ In’ dimana di depan terdapat sebuah stand poster yang menyebutkan nama kantor pada lot tempat itu, agar lebih mudah untuk didapati oleh banyak orang asing lain yang mencari kantor redaksi majalah ‘Foodie’ In’ ini.
Seorang resepsionis ini pun menyebutkan kepada seorang lelaki berumur awal 30 tahun yang ternyata adalah Co Founder dan CEO dari majalah kuliner ternama di Indonesia untuk segera masuk ke dalam ruangan rapat karena disana sudah beredar klient yang akan bekerjasama dengan Stephen kali ini,
“Maaf, Pak Stephen. Anda sudah telat selama lima belas menit. Klient anda sudah menunggu tepat waktu dan saya sudah memberikan pelayanan dengan memberi minuman dan kudapan yang tersedia untuk Klient anda. Lebih baik anda segera menuju ke salah satu ruangan rapat di tempat paling pojok dari lorong sebelah kanan, Pak Stephen Stanlee yang terhormat. Sebelumnya selamat datang kembali dari Kerja anda dari Australia, sungguh banyak karyawan yang menunggu kedatangan anda kembali Pak, Stephen Stanlee,” begitu kata yang dituturkan oleh sang resepsionis kepada Stephen Stanlee.
“Baik. Terimakasih atas informasinya Mbak Tari. Maafkan saya telat datang karena sebelumnya saya baru kembali datang dari Australia pada jam 9 pagi dan masih harus menemani pasangan saya untuk berkumpul dengan keluarganya, jadwal saya menumpuk hari ini. Apa klient sudah anda kabari sebelumnya dengan keadaan saya yang baru datang dari Australia ?” Stephen menjelaskan mengapa dia datang telat kepada bagian resepsionisnya.
“Sudah, Pak Stanlee. Dan Klient juga dapat memakluminya. Silahkan Pak Stanlee langsung saja masuk ke dalam karena Klient sudah menunggu, untuk membicarakan mengenai beberapa macam perjanjian kerjasama sebagai rubik artikel tahun mendatang,” kata si resepsionis mempersilahkan Stephen langsung masuk ke ruang rapat.
Tidak lama kemudian Stephen masuk ke perkantoran tersebut dengan Amir yang merupakan rekan kerja yang memiliki kedudukan tinggi di redaksi majalah ‘Foodie’ In’ ini.
Seketika semua karyawan yang berada di banyak kubikel kerja mereka serta banyak orang yang berpapasan dengan kedua lelaki tersebut langsung membungkukan badan mereka kepada dua orang berpengaruh besar dibalik kesuksesan perusahaan majalah ini.
Akhirnya Stephen dan Amir pun langsung masuk ke dalam sebuah lorong dimana disebelahnya terdapat tiga macam ruang rapat dibatasi hanya kaca di tiap ruangannya. Dan ruang tengah saat itu tepat digunakan untuk rapat sudah berisi beberapa Klient penting dari jalannya proyek majalah setahun kedepannya.
Dan kedua lelaki ini datang yang saat itu disambut banyak para Klient yang sudah duduk di masing-masing kursi yang ada di ruangan rapat dengan meja membentuk persegi dengan layar presentasi dan juga whiteboard biasa digunakan untuk atribut rapat.
Sekiranya Stephen dan Amir yang baru saja datang mengundang banyak salam dan jabat tangan ke masing-masing orang yang ada disana berjumlah sekitar lima orang itu. Stephen yang adalah CEO itu pun langsung saja menduduki posisi di ujung depan untuk memimpin rapat saat itu. Rapat dimulai dengan perkenalan masing-masing regu klient dan juga tujuan dari rapat kali ini,
“Selamat malam, pak Stanlee sudah lama saya ingin berkenalan dengan bapak. Dan kali ini saya datang dari perusahaan adiboga ‘Romaine’ yang akan bekerjasama dengan perusahaan majalah bapak untuk membuat konten kuliner dengan majalah ‘Foodie’ In’ selama satu tahun mendatang. Nama saya adalah Pak Tio. Saya dan beberapa team saya akan membantu perusahaan majalah ini membuat perencanaan matang dan direct project mendatang. Salah satu konten yang bisa saya beri akan kita bahas pada rapat tahunan saat ini,” kata Pak Tio yang adalah bagian dari perusahaan adiboga ‘Romaine’.
“Oke. Saya mengucapkan terimakasih atas kedatangan anda dan team kali ini. Jadi bisa saja kita langsung ke pembahasan akan rapat untuk direct project tahunan majalah ‘Foodie’ In’. Baik, jadi pertanyaannya adalah saya sudah mendapat email dari anda berisi file doc. Disana saya mendapat keterangan dari anda jika konten yang akan menjadi pilihan editor nantinya dan saya menjatuhkan putusan saya kepada review restaurant dan juga artikel informasi yang punya lead membantu foodpreneur membangun bisnis food and baverage. Dan untuk konten lainnya kita masih bisa mengandalkan pada konten food-culture dimana tahun kemarin kita membahas hanya sebatas Indonesia, yang saya akan kembangkan meluas wilayah Asia Tenggara. Apa pihak team adiboga anda bisa menyepakati keputusan saya dalam memilih topik konten setahun kedepannya ?” Stephen membuka percakapan pada rapat kali ini dan dia sedang mengecek apakah pihak koordinasi konten oleh Klient yang bekerja sama dengan mereka telah menyepakati dan juga siap dengan konten yang masih menjadi one year project term itu.
“Iya saya akan sepakati keputusan kita. Namun sebelumnya kita harus membuat schedule plan untuk membuat konten yang baik. Nanti kita akan membagi konten dari tiga macam konsep yang sudah dibicarakan sebelummya. Team saya juga dapat dibagi menjadi dua macam sesuai dengan dua konsep baru yang akan jadi konten dari majalah untuk satu tahun kedepannya. Untuk Mbak Candra dan Mbak Erna akan membantu konten mengenai review reastaurant dan Kak Hilman dan Kak Ovi bisa membantu akan konten informasi membangun bisnis foodpreneur. Dan untuk karyawan ‘Foodie’ In’ lainnya bisa mengerjakan konten Food-culture dengan cakupan lebih luas yaitu mencakup Asia Tenggara,” kata Pak Tio memberikan kata sepakat atas usul yang telah diberikan oleh Stephen sebelumnya.
“Langsung saja kita bahas pertama kali mengenai konten review restaurant. Untuk konten ini saya akan memberi arahan mengenai isi dari konten ini sendiri. Saya ingin kalian nanti menghighlight pendiri restaurant ini sehingga sebelumnya kita sudah harus janjian dengan pemilik resturant. Untuk restaurantnya sendiri saya akan memberi batasan untuk mereview restaurant yang sudah terkenal. Dan kita bagi menjadi beragam section untuk dessert, traditional, western, hingga style restaurant yang berbeda seperti khusus masakan negara mancanegara. Pihak editor in chief atau karyawan saya akan mencari list restaurant dengan section yang bergilir dan juga rekomen di banyak situs jejaring review restaurant. Untuk Mbak Candra dan Mbak Erna bisa langsung menghubungi editor in chief redaksi majalah ‘Foodie’ In’ nanti. Dan besok saya sudah akan mendapat langsung daftar restaurant selama sebulan penuh ini. Usahakan dalam sebulan akan ada dua sampai tiga restaurant yang akan direview. Dan saya akan menyempatkan datang langsung ke rastaurant yang memang sudah terkenal bersama dengan anda berdua. Pastikan kita sudah menghubungi restaurant yang akan kita review sebulan sebelum kita mendatanginya atau mulai dari besok malam kita bisa langsung mengabari list untuk restaurant review. Dan jangan lupa untuk menyerahkan ke saya keterangan restaurant yang akan kita review. Awal minggu Januari besok kita bisa langsung mendatangi beberapa resturant terpilih dengan section restaurant yang di acak,” Kata Stephen memberi arahan mengenai konten mereka mengenai review restaurant yang menimbulkan kata setuju atas argumen Stephen yang mengoordinasi konten jenis ini dalam waktu satu tahun mendatang.
“Apa ada yang harus didiskusikan selanjutnya mengenai konten review restaurant ?” tanya Stephen ingin meneliti kembali kekurangannya dalam managing konten review restaurant.
Dan gelengen kepala semua team adiboga ‘Romaine’ kali ini menandakan tidak ada yang perlu lagi dibenarkan mengenai perencanaan konten review restaurant, sehingga Stephen pun kemudian melanjutkan ke konsep konten selanjutnya.
.......
Deniar sedang berjalan dengan baki ukuran besar yang diatasnya terdapat dua potong roll cake. Satu berasa chocolate cherry rum dan satunya lagi berasa vanilla strawbery chantily. Yang menurutnya cocok untuk dia jadikan sebagai kudapan saat malam hari bagi sanak keluarganya yang sedang menginap di Villa Sentul milik keluarganya.
Dia membawa baki yang juga diatasnya tidak lupa diletakkan lepek bertumpuk banyak dan juga garpu kecil untuk memakan roll cake itu. Kakinya sekarang menuju ke beberapa anakan tangga yang naik ke atas menuju ke ruang keluarga yang cukup lapang itu.
Ketika Deniar menampakkan dirinya dengan baki yang besar, kemudian Tante Nila yang juga tantenya membantunya membawa baki dengan mengambil dua piring ceper lonjong yang berisi dua buah roll cake itu membawa ke meja di depan ruangan yang dilingkari oleh banyak sofa disana yang sudah diduduki banyak para sanak keluarga yang bersantai diruangan itu.
Kali ini Deniar mendapatkan sorakan dari para sepupunya dan juga oleh keponakannya yang menyukai dessert buatannya itu apalagi macaroons yang baru saja dia buat tadi pagi di toko kuenya yang sudah habis tak bersisa di kotak khas milik toko kue crumble.mu.
Sebuah macaroons pistachio dengan mocca krim, vanilla dan butterscoth, blueberry dan mascarpone cheese serta chocolate dan almond krim itu berjumlah tiap jenisnya satu kotak berisi dua puluh buah macaroon yang dia buat khusus untuk kumpul keluarga besar Adigunawan di Vila Sentul.
“Wah, Deniar kamu memang mahir membuat kue ya. Tante masih sangat mendambakan macaroon buatan kamu. Almond krimnya lezat sekali. Begitu pula dengan banyak lainnya. Farah saja tadi mengambil lima buah macaroon. Bagaimana kau bisa membuat macaroon seenak itu hanya sendirian saja ? Benar-benar,” kata Tante Fei yang memuji kemampuan baking Deniar yang mesam-mesem mendengar salah satu pujian yang baru dia dapat ketika duduk di sofa dekat dengan Farah, sepupunya yang adalah anak dari tante Fei.
“Bisa aja Tante. Oh iya karena sedang di Sentul apa Tante dan yang lainnya mau melihat toko kue milik Deniar ? Tante hanya memuji kue-kue saja dan belum pernah datang ke toko kue milik Deniar,” kata Deniar mengajak sang Tante untuk datang ke toko kue Crumble.by.
“Apa besok kita bisa berkunjung Deniar ? Mungkin di malam harinya. Karena besok siang Dinira mau dianterin sama tante pergi ke butik yang ada di pertengahan kota Sentul untuk membeli gaun . Kamu juga harus ikut besok karena lusa malam kita akan pergi makan malam untuk merayakan kembalinya Kakakmu dan juga memperkenalkan pasangan Dinira. Apa kamu keberatan ? Malam masih ada waktu untuk Tante, Farah dan Tante Nilam untuk mendatangi toko kue Crumble.by. Jadi janganlah putus asa dulu jika tante tidak pernah ke toko kuemu karena Tante baru saja sempat ke Sentul tiga hari dari sekarang, biasa Tante sibuk dengan usaha retail online tante,” kata Tante Fei yang saat itu menjawab Deniar akan mengunjungi toko kuenya besok setelah menemani Kakaknya Dinira pergi mencari gaun untuk acara makan malam yang entah apakah Deniar akan menikmatinya atau tidak, karena dia tau itu acara si Kakaknya yang akan mengenalkan pasangannya itu.
“Oh jadi, Kakak mau membeli gaun terlebih dahulu ? Tidak apa-apa kok Tante, Deniar akan mengikuti juga. Sekalian Deniar juga mau mencari udara bersih dan memanjakan mata. Sudah lama Deniar tidak pergi shopping karena sibuk dengan toko kue Deniar. Apa ada schedule lain di dinner lusa malam nanti ? Jika Kakak sampai membeli gaun yang tepat untuk acara penyambutannya ?” tanya Deniar saat itu menanyakan apakah Dinira Kakaknya itu memiliki acara yang mewah itu atau hanya sebatas ingin berdandan cantik saja ?
“Bunda yang menyuruh Dinira untuk membeli gaun Sayang. Kamu juga harus ikut ya. Biar nanti kamu berkenalan dengan lelaki pasangan Kakakmu Dinira. Karena Bunda juga mau merayakan sekali-sekali agar kamu dan Kakakmu bisa terlihat menawan. Deniar apa kamu lupa jika Kakakmu juga akan membuka pastry school di bilangan Jakarta ? Kamu nanti apa bisa datang ke acara launching sekolah memasak Kak Dinira nanti ?” kata Bunda menjawab dan menanyakan apakah dia mau untuk pergi juga ke launcing pastry school milik kakaknya Dinira.
Deniar yang mendengar jawaban dari Bunda sedikit meneguk air liurnya saat itu. Dia merasa sama seperti perasaannya yang selalu sama.
Mengapa dia memiliki kakak wanita yang sama dengannya yang dia rasa tidak mudah menerima kesamaan dan juga kebahagian yang dikira sangat indah jika dialah yang hanya merupakan satu-satunya anak wanita di keluarganya itu. Namun dia tau dia adalah adik Kakaknya itu, Dinira Rossalina. Deniar pun menjawab sang Bunda.
“Pasti Bunda. Deniar sudah lama tidak menemani Kakak atau pergi bersama dengan Kakak. Deniar merasa jika itu kesempatan baik. Apalagi jika Kakak juga membuka pastry school, Deniar juga akan tidak melupakan untuk datang ke acara launching itu,” kata Deniar menjawab bahwa dia tidak segan dengan agenda si Kakaknya itu.
“Kamu. Adikku yang aku sayang, Terimakasih ya Kakak juga merasa senang jika kamu mau ikut ke acara launcing pastry school Kakak,” kata Dinira kala itu memberi ucapan terimakasih kepada adiknya yang jika dia pikir dia memang takut akan profil mereka yang hampir mirip sehingga Dinira tidak mau untuk mengenalkan Stephen sedini mungkin.
“Iya, Kakakku. Aku juga sudah lama tidak bertemu dengan kamu. Apa kabar Kakak ? Apa kamu baik-baik saja di Australia selama ini ?” tanya Deniar saat itu menjawab Kakaknya.
“Oh, iya Deniar. Kakakmu disana baik-baik saja karena dia juga ditemani oleh pasangannya. Dia darah campuran Indo dan Australia. Mungkin lusa malam kamu akan bertemu dengan pasangan Kakakmu. Kamu saja yang belum berkenalan dengan Pacar Kakakmu itu,” kata Bunda menyela jawaban dari Deniar tersebut.
Bagi Deniar dia masih merasa apa yang didapatkan Kakaknya sangatlah berarti. Dia pun mulai memikirkan kapan dia memiliki pasangan seperti Kakaknya itu. Deniar terlihat lelah.
Dia pun menawari memotongkan roll cakenya itu untuk disantap banyak sanak keluarganya yang ada di ruang keluarga yang luas itu dan kemudian memutuskan untuk pergi ke Kamar atas untuk tidur satu kamar dengan Dinira, Kakaknya. Di kamar biru khusus punya dia dan Dinira.
“Apa ada yang mau aku potongkan roll cakenya ? Aku buatkan ini khusus untuk kalian semua. Ini cocok dimakan dengan minuman anggur. Atau hanya dimakan biasa saja,” lugas Deniar yang kemudian beranjak ke meja depan di tengah sofa itu untuk memotong roll cake dan membagikannya ke banyak sanak keluarganya termasuk Kakaknya itu. Yang dia diam-diam kurang menyukai keberadannya. Namun mau bagaimana lagi jika memang saudara.
Setelah semua sedang saling mengambil jatah potongan roll cake itu kemudian Deniar langsung pamit menuju ke lantai atas. Dan semua memperbolehkannya.
Dalam diam Deniar merasa hatinya terkeruk. Namun dia hanya memandang jernih hingga tidak ada satupun keluarganya yang mengetahuinya.
Sampai di dalam kamar birunya dan dia sudah merebahkan dirinya di kasur, kemudian terdengar ketukan pintu kamar, dia mempesilahkan masuk. Dan kemudian mendapati Farah, sepupunya sedang berjalan masuk ke kamar hingga naik ke kasur dan berkata.
“Deniar, masih ada aku yang bisa menjadi tempatmu untuk mengerti perasaanmu. Aku tau kamu masih hopeless dengan keadaan kamu dengan Kakakmu Dinira. Aku tau itu susah,” kata Farah memberi Deniar kekuatan sembari sama-sama tidur di kasur yang sama dengan balasan senyuman dari Deniar yang kemudian bangkit dan saling memeluk Farah, sepupunya yang paling terbaik.
Jam menunjukkan pukul 10 malam di hari Jum’at syahdu dimana keluarga besar Adigunawan sedang berkumpul di Vila keluarga di daerah Sentul.Beberapa masih berada di ruang keluarga dan pantry membersihkan sisa-sia kegaduhan yang disebabkan karena di hari ini pertemuan diadakan dengan saling potluck. Masing-masing sanak keluarga yang datang membawa beberapa makanan, kudapan dan banyak lainnya untuk dimakan bersama.Saat itu Deniar dan Farah absen untuk membantu banyak sanak keluarga lainnya yang sedang membersihkan ruangan pantry dan juga ruang keluarga kembali rapi dan bersih.Mereka berdua sedang asik bercerita dan bertukar kabar diantara kegiatan mereka sehari-harinya dan bercerita banyak hal lainnya, layaknya sesama kabar bertemu keluarga. Obrolan antara Deniar dan Farah yang tadinya masih membicarakan pembicaraan ringan, berubah menjadi pembicaraan yangagak&n
Beberapa mobil keluarga milik keluarga Adigunawan sedang berposisi agar terpakir rapih di depan sebuah rukan perbelanjaan yang ada di salah satu kawasan Sentul, Bogor. Mobil yang sudah terpakir rapih itu kemudian mengeluarkan beberapa orang yang ada di dalamnya. Dinira, Deniar, Bunda dan Farah ada pada satu mobil. Sedangkan satu mobil lainnya juga menampung akan sanak keluarga yang juga ikut jalan-jalan ke kota Sentul saat itu sama mengeluarkan beberapa penumpangnya. Kali ini Tente Fei memang mengajak Dinira dan Deniar untuk membeli baju di butik yang menjual baju-baju wanita dengan design modern dan kekinian. Di suatu rukan tersebut terdapat beberapa butik yang bisa dikunjungi oleh kaum wanita yang memang ingin memanjakan mata mereka dengan berbelanja outfit ataupun gaun pesta. Ketika itu Dinira tampil dengan busana berkesan simple yaitu sebuah blouse floral rample bernuansa warna blush yang mengembang di bagi
Lounge berukuran lumayan luas dengan tampilan klasik modern menjadi tempat dinner bagi keluarga Adigunawan saat ini. Lounge yang terketak di salah satu Hotel ternama di Kota Sentul itu sudah dihiasi dengan dekorasi yang minimalis dan dilengkapi dengan food buffet khas yang sudah dipesan Dinira khusus untuk merayakan dinner keluarga dengan kedatangannya kembali ke Jakarta.Sedangkan Lounge itu sudah dipersiapkan, beberapa sanak keluarga yaitu semua Tante, Bunda dan Ayah juga Sepupu dan keponakan sudah datang dahulu kala untuk menunggu datangnya Dinira yang sebenarnya di setting seperti sebuah pesta kejutan.Saat ini Dinira dan Stephen sudah berada di dalam lift hendak mendatangi ruang lounge yang disewa oleh mereka berdua dimana terdapat di lantai delapan dan terletak di dekat balkon dimana disitu juga ada ruang outdoor yang disana terdapat life music dan juga pemandangan yang indah ala Kota Sentul yang sayang jika tidak diabadikan.&n
Dinira menatap permata berlian yang bertengger manis di tangan kanan di jari manisnya itu. Dia sedang asik sedang menatap permata berlian berukuran sedang yang bertengger di jarinya saat dia sedang duduk mantap di sebuah kursi yang ada pada apartemennya saat itu.Apartemen yang tadinya dia punya saat dirinya pernah berada di Jakarta sebelum dia pergi study pastry chef di Australia. Dengan duduk di sebuah kursi makan pada bilik meja sedang yang ada di apartemennya dengan secangkir coklat hangat dan juga milk bun yang baru saja dia buat tadi pagi-pagi setelah dia bangun karena keisengannya yang sudah lama tidak pernah baking tersebut.Dirinya akhirnya pagi tadi mengulik dapur yang ada di apartemen di daerah Kelapa Gading itu dan memulai memanggang sweat cheese milk bun yang dia suka buat dulunya saat sebelum sekolah di Australia.Hari ini di awal hari di tujuh hari dalam seminggu ini Dinira sudah memiliki schedule y
Siluet cahaya pagi merebak di sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah kasur quenn size dengan perabotan yang juga melengkapi kehadiran ruangan ini. Inilah ruang apartemen Dinira.Dia baru saja terbangun dari tidurnya tersebut dan membuka kelopak matanya yang sudah terpejam dari malam kemarinnya. Cahaya pagi yang menyeruak lewat jendela yang tirainya masih belum dibuka itupun adalah salah satu teman Dinira di kamar ini.Dia pun melihat kebeberapa penjuru ruangan itu dan menemukan dia sendirian di kamarnya. Yang dia tidak ketahui adalah kemana Stephen, kekasihnya itu berada. Dinira mengingat bahwa kemarin malam dia dan Stephen melakukan ritual mandi bersama dan juga diakhiri oleh permainan di ranjang dan tidur di pelukan hangat tubuh Stephen.Namun dia sekarang malah tidak menemukan dimana Stephen berada, padahal dia kemarin sudah tidur satu kasur dan satu kamar dengan Dinira namun mengapa dia tidak mengetahui kepergian Stephen yang dia sayangi tersebut.
Jalanan Ibu Kota terasa padat di sore hari ini. Dan ini membuat semua pengendara yang sedang mngendarai mobil mau tidak mau harus bersabar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Dan salah satu pengendara yang berada terjebak di jalanan Ibu Kota Jakarta ini adalah Stephen.Dia sedang berada di dalam mobilnya itu ford hitam series terbaru dan sedang dalam perjalanan pulangnya. Hari ini Stephen berencana untuk kembali tidur di apartemen milik kekasihnya Dinira namun dia belum memberitau ke Dinira.Saat ini dia berada di suatu daerah di Jakarta Selatan karena dia tadi saat sesudah dari toko kue Crumble.by masih harus kembali ke kantornya untuk menentukan jadwal dimulainya pergi ke banyak restaurant untuk dua bulan mendatang yaitu Januari dan Februari.Dan ternyata toko kue milik Deniar, mendapat bagian di bulan Februari dan akan dilakukan review secara mendalam dengan crew bagian reporter oleh ‘Foodie’ In’ nanti saat bulan Januari mendatang.
Dinira terlihat sibuk mempersiapkan launching sekolah pastrynya yang bernama ‘Egg n Flour’.Segala persiapan yang berhubungan dengan online untuk sekolah pastrynya mulai dari website, media sosial dan juga keperluan marketing ads sudah digarap oleh beberapa crew yang dipinjam dari beberapa orang milik majalah ‘Foodie’ In’ yaitu majalah kuliner milik Stephen Stanlee, kekasihnya itu yang juga dibantu oleh beberapa crewnya yang dia sudah buat semenjak hari Senin kemarinnya melalui prosesi interview.Beberapa diantaranya yang pada hari Jum’at sore ini sedang dipersiapkan adalah mengenai kebutuhan untuk launchingnya besok, dan banyak diantaranya yang salah satunya adalah press release yang dia butuhkan untuk memberitakan sekolah pastrynya kepada banyak macam sumber komersil online tentang kuliner yang pastinya dapat membantu sekolah pastrynya dikenal oleh banyak masyarakat luas.Sela
Pertanyaan Stephen di tempat itu masih menggantung, dia barusaja membicarakan tentang toko kue di daerah Sentul yang barusaja dia datangi untuk urusan bisnis kerja mereview restaurant untuk konten majalahnya ‘Foodie’ In’.Dan pertanyaannya itu membuat Dinira mematung. Dia tidak menyangka kekasihnya akan bertemu dengan adiknya dengan skenario yang menjengkelkan menurutnya. Stephen barusaja mengatakan jika dia sedang survey di toko kue milik adiknya, Deniar dan mungkin itu untuk keperluan kerja dengan kontrak yang tidak sebentar. Mengetahui itu, Dinira pun tidak akan tidak memberikan kabar tentang adiknya itu. Dia pun memberitau jika Deniar memang adiknya.“Deniar ? Adikku ? Iya, Stephen. Deniar nama adikku. Aku tidak menyangka kamu dan dia akan bertemu dalam konteks kerja. Deniar tidak bertemu dengan kamu malam saat acara dinner, sehari sebelumnya dia mengatakan dia kedatangan tamu dari sebuah perusahaan adiboga yang mengatakan toko kuenya akan d
Langit yang berubah menjadi petang saat ini menandakan jika kegiatan di sekolah pastry 'Egg n Flour' milik Dinira sudah akan berakhir. Pemiliknya sendiri sekarang ini sedang menyibukkan dirinya untuk membersihkan beberapa ruangan yang tadinya dipakai untuk mengadakan kelas baking.Dia sedang ikut membersihkan beberapa bekas mangkuk dan peralatan baking lainnya yang sudah dicuci untuk ditaruh di salah satu tempat khusus penyimpanan mangkuk-mangkuk tersebut pada sebuah rak stainless steel yang ada di ujung sudut kelas yang diisi oleh beberapa meja kerja para peserta kelas baking itu.Hampir satu jam Dinira berada di sana. Dia sudah mulai kelelahan berada di lantai dua untuk melakukan tugasnya membersihkan beberapa ruangan kelas. Suara seseorang yang tidak lain adalah Ethania, sahabat dan rekan kerjanya itu akhirnya membuat Dinira menyelesaikan pekerjaannya dan memberikannya
Deniar sedang mencoba duduk tenang dan sekuat mungkin membopong tubuhnya untuk duduk di kursi pasca Bunda telah mengatakan beberapa hal yang membuatnya tidak dapat berkutik dari hasil percakapan yang sudah terjadi sebelumnya.Sore hari yang buruk baginya. Bukan karena apa-apa. Namun karena dia sedang tidak enak badan dan mengharapkan pemberian semangat oleh Bunda mengenai hubungan dirinya dengan Stephen. Dan yang terjadi malah sesuatu ucapan Bunda yang membuat hatinya beringas ingin diselamatkan.Dari rasa kesalnya atas Bunda yang mengatakan mengapa dirinya mengatakan jika benar membenci Kakaknya, Dinira di hadapan seluruh anggota keluarga. Bunda seperti menyalahkan keadaan yang sudah terjadi. Jika dia sudah merangkap menjadi kekasih terbaru Stephen mengingat jika Stephen adalah milik Kak Dinira sebelumnya.Tapi, apa
Seorang pria sedang duduk di atas kursi nyaman dan empuk di ruang pribadi kerjanya. Dia sedang membaca beberapa dokumen penting yang ada di depannya. Sebuah dokumen yang antara lainnya adalah sebuah tanda tangan pengesahan yang dibuat dari pihak dalam majalahnya. Berisi konten pengerjaan majalah kuliner 'Foodie'In' selama tiga bulan kedepannya. Dokumen pertama dari beberapa dokumen ini yang memerlukan tanda tangan dari pihak CEO majalah 'Foodie'In' adalah pengesahan kerangka kerja tiga bulan mendatang ini menjadi awal pertama pekerjaan yang Stephen sedang lakukan di pagi Senin ini.Di bawah sebuah dokumen berisi tanda tangan pengesahan kerangka kerja. Masih ada beberapa dokumen lainnya. Yang terdari dari dokumen berisi banyak iklan yang perlu disahkan oleh Stephen agar bisa beredar di majalah kulinernya. Sampai dengan isi dari apa saja kerangka pekerjaan yang nanti akan d
Seluruh anggota keluarga Ayah Adigunawan sedang berada di ruang keluarga. Mereka membicarakan mengenai bagaimana keputusan mereka atas kelanjutan hubungan antara Stephen dan Deniar serta Dinira dan Nico.Sayangnya mereka memilih agar berbicara dengan suara yang tidak keras, sehingga mereka duduk mendekat di lantai yang beralaskan karpet dekat dengan meja kaca yang berada di tengah-tengah sofa.Rupanya semua anggota keluarga tidak ingin salah satu diantara dua pasangan itu mendengar segala obrolan mereka.Yang menyangkut diskusi mengenai bagaimana keluarga bisa memberi persetujuan atau tidak dan banyak hal lainnya yaitu mengenai apa yang harus dilakukan oleh kedua pasangan itu dari sebuah tragedi yang menimpa kedua pasangan ini.Kali ini diskusi dimulai dari Om Frans yang saat itu menanyakan kepada kedua Orangtua kedua anak wanitanya yang memiliki masalah meng
Tampak tilas keadaan saat ini. Sudah lebih dari satu jam keluarga besar Adigunawan berada di Kediaman Kerinci pada Minggu siang ini.Beberapa diantaranya yaitu para tetua dan sepupu sedang berada di lantai pantry dan di balkon menyantap makanan yang sudah disajikan oleh Bunda dan juga potluck dari beberapa sanak keluarga lainnya.Sedangkan para anak-anak kecil keponakan Deniar dan Dinira sedang berada di lantai ruang keluarga paling atas. Mereka memulai bermain banyak mcam hal di sana, dari mainan yang mereka bawa dari rumah mereka.Para lelaki yang nantinya akan menjadi pihak yang bertugas menjelaskan akan hubungan mereka berempat itu masih menyembunyikan kedatangan mereka dengan ikut bermain dengan para keponakan.Namun tidak berselang lama, Stephen telah dipanggil oleh pihak keluarga. Meninggalkan Nico di lantai ruang keluarga paling atas.
Matahari tampak sudah terbit sampai langit teratas. Menandakan jika hari sudahlah siang. Tepat pada jam dua belas siang ini keempat manusia yang barusaja menyelesaikan diskusi mereka akan pembicaraan penting yang beralaskan seputar hubungan baru diantara mereka yang sudah saling terjalin, sudah diakhiri.Dengan pembicaraan akhir dari Stephen yang akhirnya menerima masukan dari Nico, dimana Stephen enggan untuk menjelaskan masa lalu yang terjadi dan memiliki tapak tilas dengan keadaan hubungan antara Stephen dengan Deniar dan Nico dengan Dinira.Nico menawarkan mengatakan jika dia akan menjelaskan siapa dirinya dan Stephen di masa lalunya. Jika mereka adalah teman sepantaran satu sekolah saat remaja.Walaupun nantinya semua pihak keluarga Ayah Adigunawan memang akan mengatakan alasan mengapa Stephen tengah meninggalkan Dinira dan memiliki hubungan dengan Deniar.
Pagi hari ini Deniar dan Stephen akan pergi langsung menuju ke Kediaman Orangtua Deniar di Kerinci. Mereka memutuskan berangkat pada jam tepat sembilan pagi. Berhubung daerah Apartment Stephen dan juga rumah Kedua Orangtua Deniar berdekatan dan tidak terlalu jauh.Kemarin sorenya Deniar menerima pesan dari Bunda. Yang berpesan kepada anak bungsunya itu jika Bunda ingin Stephen dan Deniar bisa datang lebih pagi dari jadwal datang seluruh anggota keluarganya.Hal ini sudah didiskusikan dengan Dinira juga. Yang memberi ide jika antara Dinira, Deniar dan Stephen serta Nico harus saling berbicara untuk saling memutuskan apa saja informasi yang akan disampaikan nantinya kepada anggota keluarga besar Adigunawan.Dan akhirnya Deniar dan Stephen mengiyakan ajakan dari Bunda karena mereka juga masih memerlukan persiapan dengan bercakap dengan Bunda. Mereka membutuhkan menyesu
Di Sabtu siang ini rumah kediaman kerinci kali ini terlihat tenang dan sepi. Hanya ada Bunda dan Dinira saja yang menempatinya. Sedangkan dua anggota keluarga lainnya, yaitu Ayah dan Deniar sedang tidak ada di rumah.Ayah sendiri sedang pergi dengan urusan lainnya yaitu pertemuan dan gathering kecil-kecilan sesama semua pebisnis yang ikut serta ke ajang event kemarin Jum'at. Sedangkan Deniar sudah dibawa Stephen kemarin malam untuk menginap di Apartment miliknya.Sabtu siang ini Dinira memilih untuk berada di dalam kamarnya, mengerti jika Bunda juga lebih memilih agar beliau ada di dalam kamarnya. Bersantai melewati weekend ini.Di dalam kamarnya, Dinira barusaja selesai mandi pagi. Sesudah dia sarapan dengan Bunda berdua saja menggunakan pancake yang dia buat sebagai menu sarapan.Dinira berencana untuk menont
Pagi hari kali ini sangat hangat. Namun udara sejuk yang mendampinginya membuat siapa saja akan betah berada di atas kasur seharian penuh. Iya, sekarang adalah hari weekend tiba.Tepat hari Sabtu pagi ini Deniar tau dia sudah ada di salah satu kamar yang cukup asing baginya. Dia sedang berada di kamar Apartment milik Stephen. Kekasih tercintanya. Yang kemarin malam mengajak dia untuk menginap di Apartment milik Stephen.Deniar melihat jika kekasihnya itu belum bangun dari tidurnya dan masih ada di sebelahnya. Sedangkan dirinya barusaja terbangun di kala itu. Melihat jam yang menempel di dinding kamar Stephen. Menunjukkan pukul enam pagi.Akhirnya Deniar bangun dari tidurnya dan pergi ke dalam kamar mandi yang ada di bagian luar kamar Stephen. Kamar mandi tamu, berbeda dari kamar mandi milik Stephen di dalam kamarnya.Dia pun pergi mandi setelah dia mengambil