“Aku memiliki informasi mengenai Renata,” jawab Cindy masih dengan senyum jahatnya.Darren tetap diam, dia memperhatikan wajah Cindy, dan Darren tidak percaya dengan Cindy sama halnya seperti Shara. Darren yakin kalau Cindy pastinya memiliki tujuan tertentu.“Sebenarnya aku tidak perlu tahu lagi tentang Renata. Sebab, kau pasti sudah tahu kalau aku dan Renata sudah lama bercerai. Jadi, untuk apa aku mau tahu informasi mengenai Renata?” tanya Darren kepada Cindy.Darren melihat gelagat Cindy yang tidak baik, dia pastinya akan tujuan. “Jangan-jangan ini hanyalah akal-akalan mereka untuk menguras uangku.”“Dan seperti yang kau ketahui kalau Renata sama seperti kalian, dia tidak mau dengan orang yang miskin sepertiku. Dia menceraikan aku sehingga aku tidak ada pilihan lain. Kalau kemarin aku mampu membayar hutang Renata, itu karena kebetulan saja aku memiliki uang sebanyak itu,” lanjut Darren yang mencoba untuk terus memahami raut dan ekspresi dari Cindy.Sementara itu, Daffa yang masih d
“Hahaha.”Cindy yang melihat Darren semakin emosi, malah tertawa terbahak-bahak. Dia merasa berhasil mempermainkan emosi Darren yang sejak tadi seolah tidak terpancing dengan apa yang dia sampaikan.“Tadi kau bilang kau tidak akan peduli dengan apa yang dialami oleh Renata. Dan sekarang kau malah marah-marah. Aku sudah mau pergi dari sini, karena aku rasa juga percuma aku disini tidak akan mendapatkan solusinya,” jawab Cindy meraih tas kecil yang tadi diletakkan diatas meja.Darren menghela nafas berat, dia kesal diperlakukan seperti itu oleh Cindy. “Katakan saja, apa maumu sebenarnya? Setelah itu jangan ganggu hidupku dengan membawa-bawa nama Renata. Padahal mungkin dia tidak pernah mengharapkan lagi kalian hadir dalam hidupnya!”&ldq
“Aa-aanu!”Cindy tampak tergagap mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Darren. Dia tidak menyangka kalau Darren masih bertanya mengenai keberadaan Renata.“Kok kau gugup? Tinggal sebutkan saja dimana keberadaan Renata, tenang saja aku tidak akan menyusul kesana kok. Aku masih waras dan tahu diri, tidak mungkin aku menyusul kesana sedangkan aku sudah diceraikan,” ujar Darren kemudian.“Kamu yakin gak kesana? Soalnya Renata tidak mau ada banyak orang tahu keberadaannya. Dia sangat malu dengan kondisinya yang seperti ini,” tanya Cindy kepada Darren.Pastiya Cindy memastikan bahwa Darren memang tidak berniat untuk mencari Renata di kota yang akan dia sebutkan, karena dia juga tidak pernah tahu Renta berada dimana. Jangankan bertemu, sal
“Kau mau kemana?” tanya Darren kepada Cindy yang berusaha untuk membuka pintu ruangan itu.Namun, dia tidak akan bisa melakukannya, karena kunci pintu itu sudah diambil oleh Daffa. Dan Cindy tidak akan bisa untuk lari seperti yang dilakukan oleh Shara.“Maaf, aku tidak tahu kalau kau memang memberikan Renata uang. Aku hanya berusaha membantu Renata, sebab aku pikir kau juga pasti merasa kasihan kepada Renata kalau tahu keadaannya seperti itu. Maafkan aku,” jawab Cindy yang merasa ketakutan.Cindy berdiri di depan pintu dan memegang tasnya. Dia tidak pernah menyangka kalau ternyata dia bisa masuk ke dalam jebakan Darren. Lelaki yang dulu mereka tahu adalah lelaki lemah yang tidak diandalkan, ternyata sekarang sudah berbeda. Aura kepemimpinan tergambar jelas di wajah Darren.
"Siapa? Dan ada apa?" tanya Darren dalam hatinya.Darren merasa tidak mengenal nomor tersebut. "Aku coba telepon. Siapa orang yang tiba-tiba mengajak bertemu seperti ini."Namun, berkali-kali Darren mencoba menghubungi nomor tersebut tetap tidak bisa di hubungi. "Apa yang dia inginkan? Menga0a aku harus menemuinya?" Akhirnya Darren mengabaikannya, karena nomor itu juga tidak bisa dihubungi.Darren tidak akan pernah peduli, dan dia juga merasa tidak membutuhkan orang itu. "Kalau dia butuh denganku, seharusnya dia tidak membatasi nomor ponselnya. Aku tidak butuh dengannya, dan tidak akan aku menemuinya."Darren menyimpan kembali ponselnya, dan saat ini Amina sudah pergi, seperti biasa Amina akan mengajak Noah bermain."Tanpa terasa waktu tiga tahun berlalu, semua yang aku rencanakan juga beberapa diantaranya sudah terwujud. Tapi, entah mengapa satu hal yang tetap tidak bisa aku lakukan, yaitu melupakan Renata," gumam Darren pelan
"Kenapa bisa sama?" tanya Darren lagi yang seolah tidak percaya dengan kebetulan itu."Maksud kamu apa yang sama?" tanya Amina heran.Darren menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arah Amina. "Gapapa, Bu. Kita akan temui, tidak baik menolak tawaran orang. Dan juga kita bisa ajak Noah sekalian main disana.""Kamu serius?" tanya Amina tampak antusias. Awalnya Amina sangat takut dengan rencana mereka mempertemukan Darren dan Nana. Karena Darren sejak awal menunjukkan ketidaktertarikannya, walaupun dia tahu kalau Nana adalah seorang artis.Alasan Anaya ingin menjodohkan Darren kepada Nana adalah, dia ingin Nana menikah dengan seorang pengusaha. Sebab selama ini Nana hanya menjalin hubungan dengan rekan artis yang tidak memiliki masa depan seperti usaha atau bisnis yang menjanjikan."Iya bu, tapi ini hanya pertemuan kenalan, kan?" tanya Darren memastikan. Sebab Darren tidak terpikirkan untuk melanjutkan hubungan itu ke jenjang yang lebih ser
"Hmmm, liat aja nanti."Amina semakin dibuat kesal oleh Darren, dan sebenarnya Amina juga sudah menduganya kalau pertemuan ini pastinya akan menjadi pertemuan seperti yang sudah-sudah. Tidak akan membuahkan hasil.Namun, Amina tidak akan pantang menyerah. Dia akan terus mencarikan perempuan sesuai dengan keinginan Darren. Amina tidak mau Darren menutup hatinya hanya karena menunggu Renata. Apalagi Renata adalah anak dari salah satu musuh Darren sendiri."Entah apa yang membuat Darren begitu cintanya kepada Renata?" Amina membatin.Hari minggu yang dijanjikan akhirnya tiba, Darren bersama Amina, Noah dan juga Bi Inah sudah berada di Mall Angkasa. Bukan karena ingin menemui orang yang memintanya bertemu melalui pesan, tapi dia akan mengikuti apa yang diinginkan oleh Amina. Berkenalan dengan Nana, anak dari teman ibunya dan juga Nana adalah seorang artis terkenal di negeri ini."Noah mau makan atau mau main sekarang?" tanya Darren kepada Noa
"Kau sudah punya anak?" tanya Nana tampak mencemooh.Darren menganggukkan kepalanya. "Iya, dia susah tiga tahu."Nana tampak sangat kesal, dai merasa dipermainkan oleh Darren. Sebab Maminya mengatakan kalau Darren single."Kau punya istri?" tanya Nana lagi.Kali ini Darren menggelengkan kepalanya. "Tidak."Nana mengernyitkan keningnya semakin tidak mengerti. "Maksudnya kau duda?""Iya, aku duda beranak satu," jawab Darren santai.Berbeda dengan Nana, Ayana tampak santai. Sepertinya dia sudah tahu kalau Darren adalah seorang duda. Kemungkinan dia tidak menceritakan keadaan seperti itu dengan Nana."Mami…," panggil Nana sambil menatap maminya dengan kesal."Nanti akan mami jelaskan sama kamu, kita disini kan hanya mau kenalan, Na," jawab Ayana dengan lembut.Nana mencebik. Terlihat jelas wajah penuh kekesalan di wajah Nana."Bagaimana bisa mami mau mengenalkan Nana dengan seorang duda. M