Share

Chapter 18

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2023-05-24 21:30:12

"Perusahaan itu sudah hilang, sebaiknya kita lupakan saja," jawab Darren kemudian dan mencoba tersenyum ke arah Renata.

Namun, sepertinya tidak bagi Renata. Dia tidak akan menyerah kalau apa yang dia tanyakan belum mendapatkan jawabannya. "Aku mencurigai sesuatu, dimana perusahaan itu sekarang? Apa selama ini kau pura-pura miskin? Atau memang kau memang miskin?"

Darren hanya bisa menghela nafas berat mendengar pertanyaan dari Renata. Karena dia rasanya tidak bisa menceritakan semuanya kepada Renata. Dia tidak mau membuat seorang anak membenci orang tuanya.

"Perusahaan itu saat ini berada di bawah bendera Abitex dengan nama Martin," jawab Darren pelan.

Akhirnya Darren harus menjawab dengan jujur mengenai perusahaan tersebut. Sebab sebelum dia menjawab, Renata pastinya akan terus mengejar jawabannya.

Renata mengernyitkan keningnya mendengar jawaban yang diberikan oleh Darren. "Mengapa bisa dibawah Abitex? Bangkrut? Atau dijual?" desak Renata.

Bahkan saat ini keduanya belum memasuki ruma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 19

    "Jawab aku!" teriak Martano di ujung panggilan telepon tersebut.Darren hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak menyangka kalau Martano malah mengikuti mereka sampai disini. "Ini rumah majikanku. Kami tinggal di rumah bagian belakang," jawab Darren kemudian mematikan sambungan telepon tersebut. Saat ini dia tidak mau membuat Martano kembali mencurigainya.Darren melihat dari celah jendela, ternyata memang ada sebuah mobil yang terparkir di depan pagar, dan itu pastinya sang ayah mertua. "Papa pasti mengikuti kita, karena beliau ingin melihat aku tinggal di rumah reot dan menderita dan aku akan segera merengek pulang," ujar Renata yang mendengar pembicaraan Darren dan Martano."Tapi, maaf papa. Ternyata semua tidak seperti yang papa harapkan," kekeh Renata kemudian.Darren menghela nafas lega ketika melihat akhirnya Martano pergi meninggalkan rumah mereka. Dan ternyata Martano percaya kalau disini Darren hanya bekerja sebagai pembantu."Tapi, kenapa perusahaan orang tua kau saat ini

    Last Updated : 2023-05-25
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 20

    Darren hanya terdiam, dan beranjak untuk meninggalkan Renata di dalam kamar itu. Dia tidak ingin membuat Renata hilang kepercayaan kepada ayah kandungnya sendiri.“Jangan pergi! Kau harus jawab pertanyaanku dulu, Darren!” teriak Renata.Langkah kaki Darren terhenti, dia juga tidak punya pilihan lain selain hanya mengangguk. “Tapi, aku belum bisa memastikan ini benar atau salah. Aku harus memastikan dulu apakah itu memang PT. Daze atau bukan.”Darren juga tidak akan langsung mengklaim itu perusahaan ayahnya, dia tetap akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai perusahaan itu. Dan saat ini Darren juga belum mau kesana, dia akan membangun pondasi kekuatan terlebih dahulu.“Astaga! Aku tidak menyangka kalau seperti ini. Dan aku berharap kau salah, aku tidak akan bisa menerima orang yang selama ini ku panggil papa bisa melakukan hal yang buruk,” ujar Renata sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.“Jangan dipikirkan, dan tolong jangan beri tahu papamu kalau rumah ini adalah rumah

    Last Updated : 2023-05-26
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 21

    Darren tersentak mendengar apa yang dikatakan oleh Renata. Dia bahkan tidak menyangka seorang ibu tega mengatakan anak kandungnya sendiri dengan anak sialan."Hati-hati dengan ucapanmu, Renata. Walaupun dia belum lahir dia bisa merasakan kalau kau tidak menyayanginya. Dia juga tidak bisa memilih harus terlahir dari siapa, jadi tolong sayangi dan jaga dia," ujar Darren yang kemudian pergi meninggalkan Renata yang mencibirnya."Ada apa sih? Kenapa dia bersikeras? Sudah jelas-jelas ini bukan anaknya!" kesal Renata yang masih sempat di dengar oleh Darren.Darren tidak peduli, dia pergi untuk mengecek semua kondisi rumahnya. Karena memang dia belum sempat melihat bagian-bagian rumah tersebut, proses jual belinya terjadi begitu cepat.Setelah keluar dari kamar, Darren menghela nafas berat. Dia tidak mau Renata mengacaukan rencananya. "Semoga Renata tidak gegabah."Sesuai dengan rencananya, mulai keesokan harinya Darren akan memulai sebuah usaha. Dan sebelum dia memutuskan akan melakukan bis

    Last Updated : 2023-05-26
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 22

    “Hmm,” ujar Darren menghela nafas berat.Saat ini sepertinya masih sangat berat, karena memang dia belum memiliki rencana apapun untuk kedepannya. “Aku ingin membalas perbuatan mereka. Nyawa harus mereka bayar dengan nyawa.”Arrs menggelengkan kepalanya mendengar jawaban yang diberikan oleh Darren. “Tidak! Kau tidak boleh melakukan itu.”Darren sangat terkejut. Ekspresinya langsung melihat ke arah Arras dengan penuh tanya. “Kenapa? Bukankah mereka juga harus mendapatkan hal yang sepadan? Aku kehilangan kedua orang tuaku yang mereka bunuh secara tragis di depan mataku sendiri.”Darren tidak terima kalau dia dilarang mmebalas dendam, sebab semua orang pastinya tidak akan tahu apa yang dialaminya dalam hidupnya, dan bagaimana perasaannya yang terus saja dihantui mimpi buruk itu setiap kali dia memejamkan matanya.Arras menepuk pundak Darren dengan lembut, beliau sepertinya sedang memberikan ketenangan kepada Darren yang penuh dengan dendam. Bahkan sorot mata Darren penuh dengan amarah.“

    Last Updated : 2023-05-27
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 23

    Arras tampak menghela nafas berat. “Balas dendamlah dengan cara yang elegan, dan buatlah mereka melihat dan menyaksikan pembalasan dari kau. Kalau kau bunuh, mereka tidak bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya yang kau dan kedua orangtuamu alami.”Darren terdiam mendengar jawaban yang diberikan oleh Arras. Dia mulai sedikit paham dengan maksud Arras. “Jadi, bagaimana caranya?” tanya Darren lagi.Darren masih ingin mendengar penjelasan dari Arras secara tuntas. Saat ini, dia belum bisa berpikir untuk melakukan hal apapun. Sebab selama ini yang ada di kepalanya adalah membalas dengan membunuh.“Jadilah lebih kuat dari yang mereka duga, sehingga mereka tidak bisa melawan kau. Setelah itu rebut kembali Daze ke tanganmu dan seret mereka ke pengadilan, dan saat itulah mereka mulai merasakan sakitnya,” jawab Arras kemudian dengan penuh semangat.Sepertinya Arras juga menyimpan dendam yang begitu mendalam kepada mereka. Dan Arras yakin kalau sekaranglah waktu yang sempat untuk menggeroti mere

    Last Updated : 2023-05-27
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 24

    "Renata."Arras menjawab dengan santai dan menatap Darren sambil tersenyum.Sementara itu, Darren tampak terdiam. Dia juga harus memikirkan itu. "Tapi, dia akan meninggalkanku setelah anaknya lahir.""Dia tahu siapa kau?" tanya Arras lagi. Karena Arras juga merasa penasaran, Darren mengajak Renata pindah ke rumah mewah.Darren menganggukkan kepalanya. "Dia terus mendesak, karena pindah ke rumah itu. Dengan terpaksa aku mengaku. Namun, aku tidak menceritakan semua secara detail. Apalagi tentang Martano sebagai dalang pembunuhan orang tuaku."Arras hanya bisa mencoba paham bagaimana posisi Darren. Semua pastinya serba salah. "Terus anaknya?" tanya Arras yang tahu kalau Renata hamil bukan karena Darren.Darren menghela nafas berat. "Anaknya akan bersamaku.""Kau yang merawatnya?" tanya Arras dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu.Jelas saja hal itu membuat Arras keheranan, apalagi setelah Darren tahu kalau Martano adalah salah satu pembunuh orang tuanya. Bagaimana bisa dia mau merawat

    Last Updated : 2023-05-28
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 25

    Darren memandang kepergian Renata dengan menggelengkan kepalanya. "Kenapa kau sulit sekali percaya kepadaku, Renata? Bukankah beberapa bulan ini sudah aku buktikan kalau aku bisa memenuhi semua kebutuhanmu? Kenapa masih meremehkan aku?"Darren terus bertanya dalam hatinya, karena dia merasa seharusnya Renata mempercayainya.Darren hanya bisa menyugar kasar rambutnya. "Aku melakukan semua ini juga berharap kamu tidak jadi pergi. Tetaplah disisiku, Renata."Sementara itu, Renata yang saat ini merebahkan tubuhnya diatas pembaringan tampak masih kesal dan terus menggerutu, karena semenjak kehamilannya semakin besar, ruang geraknya semakin terbatas. "Kau ini, belum lahir saja sudah menyusahkan. Kau lihat, betapa tersiksanya aku dalam beberapa bulan terakhir ini, aku dijauhkan oleh teman-temanku sebab mereka tidak mau bergaul dengan ibu-ibu. Mau gerak aja aku susah sekali, dan kau dengan seenaknya menendang-nendang perutku!" kesal Renata kepada perutnya."Tunggu saja setelah kau lahir, aku

    Last Updated : 2023-05-28
  • The Billionaire's Revenge   Chapter 26

    “Tolong! Ada orang?” teriak Darren yang segera memegang tubuh Renata yang sudah sangat lemah dan terus memegang perutnya.“Bertahan ya, kita akan segera ke rumah sakit,” ujar Darren menenangkan Renata yang saat ini sudah memejamkan matanya karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi.Sementara itu, pembantu yang mendengar teriakan Darren segera melihat ke arah suara, dan sangat terkejut melihat Renata yang sudah sangat pucat.“Pak Joko! Cepat siapkan mobil!” teriak Bi Inah, pembantu rumah tangga tersebut memerintahkan kepada sopir.Sang sopir segera berlari menyiapkan mobil dan Bi Inah membantu Darren membawa Renata ke mobil dengan hati-hati.“Ke rumah sakit terdekat, Pak. Renata harussegera mendapatkan pertolongan,” ujar Darren kepada Joko.Mobil melesat meninggalkan rumah itu dengan kecepatan tinggi, Darren dan bi Inah memegangi Renata pada jok belakang.“Renata, sabar ya. Kamu tahan ya, kita akan segera tiba di rumah sakit,” bisik Darren di telinga Ren

    Last Updated : 2023-05-29

Latest chapter

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 143

    Seorang dari mobil putih tersebut melepaskan tembakannya ke arah mobil Darren. Braaaak! Jedaaaar! Setelah suara tembakan yang bergema di tengah malam itu, sebuah ledakan yang kali ini terdengar. Darren tidak bisa mengelak, karena memang dia pergi tanpa pengawal. Dan juga sepertinya pelakunya adalah penembak jitu, peluru yang dilepaskan tidak meleset. "Papa, mama…," hanya suara memanggil kedua orang tuanya yang keluar dari mulut Darren sebelum semuanya menggelap. Ternyata, peluru tepat mengenai kepala Darren, sehingga mobil dengan kecepatan tinggi tersebut kehilangan kendali dan akhirnya menabrak pembatas jalan dengan keras dan mobil b guling-guling beberapa puluh meter yang akhirnya meledak. "Tolong ada kecelakaan!" teriak orang-orang yang melihat kejadian sehingga dalam beberapa menit saja tempat kejadian dikerumuni dengan orang-orang yang berusaha menolong Darren memadamkan api dan mengeluarkan Darren dari dalam mobilnya. Sementara itu, mobil putih pelaku penembakan terhadap D

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 142

    "Jadi, mama kamu melihat?" tanya Darren penasaran.Renata menggelengkan kepalanya. "Beruntungnya aku melihat kedatangan mama dan rombongan lebih dulu. Jadi, aku meminta kepada semua karyawan untuk mengatakan kalau pemiliknya gak ada jika ada yang bertanya."Darren mengelus lembut rambut sebahu Renata, dia sangat merasa takut kalau suatu saat Gia datang lagi ke butik dan bertemu dengan Renata secara langsung.“Kamu jangan terlalu sering muncul, karena suatu saat tetap akan terjadi lagi seperti ini. Aku bukannya melarang kamu bertemu dengan mamamu, tapi ini belum waktunya,” ujar Darren kepada Renata.Lambat laun, Renata dan Gia pasti akan bertemu. Sebab, usaha yang Renata geluti saat ini sasarannya adalah orang-orang kaya dengan gaya hidup mewah. Dan sudah pasti Gia termasuk di dalam sana. Dan seperti yang diketahui kalau kelompok Gia tersebut sangat senang kalau memakai pakaian buatan luar negeri.“Kalau Gina sudah kembali, pastinya aku akan lebih banyak di dalam ruanganku kok. Ini kar

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 141

    "Astaga, Bu. Membuat aku terkejut saja," ujar Darren sembari memegang dadanya karena kaget."Jangan banyak alasan! Semalam kamu nginap tempat Renata? Kenapa telepon dan pesan dari ibu tidak mau gubris?" tanya Amina lagi dengan tegas.Darren tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan memegang pundak Amina dengan lembut."Aku menginap di hotel, Bu. Rasanya malas banget nyetir karena sudah malam, akhirnya aku memilih untuk menginap di hotel saja," jawab Darren kepada Amina.Darren sengaja tidak mengakui kepada Amina dimana dia menginap. Karena sudah pasti akan memancing keributan, dan Amina akan menasehatinya sepanjang hari."Jangan berbohong!" bentak Amina. Sebab Amina begitu mengenal Darren, dan Amina juga sudah menganggap Darren adalah anak kandungnya. Dia tidak mau kalau Darren jatuh ke dalam kesalahan."Serius, Bu," jawab Darren mencoba membela diri.Sementara itu, Alisa yang mendekat ke arah Amina dan Darren tampak memberikan Darren kode dengan mengedipkan matanya dan memegang leher.

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 140

    Mungkin kerinduan mereka yang memuncak, atau karena terbawa suasana malam yang dingin, keduanya saat ini sudah saling berhadapan, dan tidak tahu siapa yang memulai, keduanya saat itu sudah bercumbu dengan lembut dan berbagi oksigen."Terima kasih," ucap Darren sambil terus merapatkan tubuhnya kepada tubuh Renata. Dan tangan keduanya saat ini sudah saling meraba satu sama lain.Malam yang semakin dingin, keduanya masih berpagutan dan melupakan makanan hangat yang sudah dimasak oleh Renata. Karena saat ini keduanya masih saling menghangatkan.Renata menggigit bibirnya karena menahan suara panas yang akan terlepas dari bibirnya, karena tidak mampu menahan sentuhan tiap sentuhan yang lembut dari Darren."Lepaskan saja, sayang. Hanya aku yang mendengarnya," bisik Darren sembari berusaha melepaskan pengait yang berada di punggung Renata. Sedangkan baju yang menutupi tubuh Renata sudah terlepas sejak tadi.Akhirnya Renata benar-benar mengeluarkan suara desahannya kala Darren mulai mencapai t

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 139

    "Apaan sih?" tanya Renata sambil mendelik ke arah Darren. Sebab dia tahu kalau Darren sedang menggodanya."Aku serius. Aku datang kesini untuk melihat kamu bukan untuk belanja di butik," jawab Darren santai dan mengedipkan matanya.Renata melengos, Darren benar-benar berhasil membuatnya salah tingkah. Sebab, walaupun dia terlihat kesal kepada Darren. Tapi, di dalam hatinya merasa begitu senang saat tahu kalau Darren masih peduli dan datang menemuinya."Aku sibuk. Banyak pelanggan, Darren," jawab Renata kemudian."Aku akan menunggu sampai butik kamu tutup," jawab Darren santai."Dimana?" tanya Renata kemudian."Dimana saja boleh, yang penting kamu izinkan," jawab Darren.Renata menghela nafas berat, Darren mulai kumat keras kepalanya. Dan seperti biasanya, tidak akan ada orang yang bisa menyuruhnya pergi."Kamu tunggu di atas aja ya, soalnya saat ini Gina gak ada. Jadi, aku akan membantu melayani pelanggan. Karena banyak barang baru masuk, jadi pelanggan pada rebutan mau koleksi terbar

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 138

    “Gapapa,” jawab Alisa tergelak.“Hei, kamu pasti tahu sesuatu. Memangnya ada apa kalau aku mau ke rumah Renata mala mini. Kan kebetulan sekarang aku sudah pulang kerja, dan besok kan hari libur. Gak salah kan kalau aku ke rumahnya?” tanya Darren membela diri.Darren tidak mau terlihat kalau dia sangat antusias untuk bertemu Renata, namun Darren juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia sangat senang saat mengetahui kalau Renata cemburu kepadanya.“Iya, kan sekalian malam mingguan. Padahal tadinya aku mau ikut, tapi saat ingat ini adalah malam minggu sepertinya aku harus mengurungkan diri kesana, apalagi dalam suasana yang syahdu. Gina juga saat ini sedang tidak ada di rumah,” kekeh Alisa yang kemudian segera berlari meninggalkan Darren dan menemui Noah yang tampak sedang asyik bermain dengan Amina dan pengasuhnya.“Sekarang main sama Aunty, ya,” ujar Alisa kepada Noah. Karena Alisa melihat kalau Amina dan pengasuhnya sudah sangat kewalahan mengajak Noah bermain bola dan ber

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 137

    Alisa tersentak mendengar apa yang dikatakan oleh Darren. Sebab, dia baru sadar kalau dia juga tidak lebih baik dari Renata."Iya, aku salah. Tapi, rasanya aku tidak rela saja kalau sampai orang sebaik kamu mendapatkan istri seperti Renata," jawab Alisa menunduk."Renata sangat baik, bahkan dia lebih baik dariku. Bisa jadi awalnya dia tidak baik, tapi sekarang dia sudah berubah," ujar Darren menjelaskan kepada Alisa.Alisa menganggukkan kepalanya. "Semoga kalian kuat, karena aku yakin akan banyak sekali halangan dan rintangannya kalau kalian memilih untuk kembali bersama."Darren tergelak mendengar apa yang disampaikan oleh sang adik. Sebab, saat mengatakan demikian Alisa terlihat sangat dewasa. "Kenapa tertawa?" tanya Alisa merengut."Kamu yang membuat aku merasa lucu. Kamu seperti seorang yang sangat dewasa dan berpengalaman dalam hidup. Kalau gak lihat orangnya, maka gak bakal tahu kalau yang baru saja berbicara adalah anak umur dua puluh tahun," kekeh Darren."Ejek aja terus!" ke

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 136

    “Astaga, ibuku ini masih belum percaya. Semuanya hanya untuk berjaga-jaga, Bu,” jawab Darren tersenyum dan kali ini tangannya memegang tangan Amina yang sudah mulai keriput. Namun, sangat terawatt.“Kamu itu adalah orang yang paling tidak bisa berbohong kepada ibu, sejak kecil kamu tidak pernah berbohong. Saat kamu mulai mau berbohong, telinga memerah dan matamu tidak pernah bisa menatapku,” jawab Amina.Dari jawaban yang Amina berikan itu membuat Alisa tampak sangat bersemangat memeriksa telinga Darren, sehingga membuat Darren tergelak dan Amina hanya bisa menahan tawanya. Saat ini Amina memiliki dua orang anak yang sama kocaknya.“Bu, lihatlah telinganya memerah. Ini artinya dia memang sedang berbohong!” teriak Alisa kepala Amina.&l

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 135

    “Iya, Pak. Komandan kami yang membawa mereka kesini dan mengantarkan ke rumah pak Darren sekalian mereka di daftarkan disini sebagai penghuni perumahan sini,” jawab pak Danny serius.Bahkan pak Danny merasa keheranan ketika melihat ekspresi wajah Darren yang tampak terkejut saat mengetahui pengawalnya sudah terdata disana.“Pastinya kami percaya kalau komandan kami yang bawa. Jadi, mereka sudah aman pak. Keluar masuk kompleks sini sudah terdaftar,” lanjut Danny tersenyum.“Okelah kalau begitu, tadinya aku tidak tahu kalau langsung didaftarkan disini,” jawab Darren pelan.“Semuanya, terima kasih ya. Saya lanjut pulang,” ujar Darren kemudian berpamitan kepada para penjaga keamanan tersebut.

DMCA.com Protection Status