Home / Romansa / The Bastard Boss / 3. Semua Tentangmu

Share

3. Semua Tentangmu

Author: Ken Andra
last update Last Updated: 2021-05-24 10:22:33

Demitrio mendekati Renata, dia terus berjalan mendekat. Renata mundur beberapa langkah, tanpa terasa bulir-bulir bening mengalir di pipi mulusnya.

"Tolong Pak! Jangan kayak gini...," lirih Renata. Tangan kecilnya menyilang memberi kode, supaya Demitrio menjauh.

Tapi langkah Demitrio, semakin dekat dengan tubuh ramping Renata.

"Hah!" teriak Demitrio, mengagetkan Renata.

Alhasil tubuh Renata menabrak sofa dan terpelanting ke belakang, tangan Renata refleks menyambar kimono Demitrio.

Bruugh ...

Tubuh kekar Demitrio ikut terjatuh di atas Renata.

"Kamu yang membawa sendiri tubuhku, Renata Prameswari." Tangannya mulai membelai lembut pipi mulus Renata.

Dengan napas yang tak beraturan Renata terus meronta, takut, cemas, kesal kata yang ada di dalam hatinya.

Begitu santai bosnya mengatakan hal itu.

"Maaf pak, tolong menjauh!" teriak Renata, jari-jari mungilnya mendorong Demitrio. Tapi semua sia-sia, tubuh kekar Demitrio masih lekat di atas Renata.

"Pak aku mohon! Aku masih virgin dan ini hanya aku serahkan pada orang yang tepat...," ucap Renata dengan wajah cemas dan polos.

"Bagus dong, mungkin saya orang yang tepat?" Demitrio mulai menggoda dengan mengedipkan satu matanya.

Renata hanya bisa bergidik, tangannya menahan tubuh Demitrio.

"Tolong pak, lepas!" Pekik Renata, wajahnya makin memerah.

Dalam hati, dia terus melapalkan do'a-do'a, berharap tidak ada setan yang menguasai bosnya ini.

Tok ... Tok ... Tok ...

Mendengar pintu diketuk, Demitrio mengangkat tubuhnya. Renata bersyukur, sepertinya pertolongan Tuhan semakin dekat.

Sepasang laki-laki dan wanita masuk ke dalam kamar, membawa koper dan taxedo dengan hanger yang masih tergantung. Renata tidak tahu apa yang akan mereka lakukan?

"Silahkan, Nona," pinta seorang wanita cantik, mempersilahkan Renata duduk di depan cermin.

Wanita itu dengan cepat merias dan merubah wajah Renata, kacamata Renata diganti dengan softlens. Renata tampak ayu dengan riasan make up natural.

Rambut Renata yang panjang dibentuk sedemikian indah, setelah semua selesai, perubahan yang sangat drastis terjadi padanya. Gaun hitam panjang Renata, semakin memperindah lekuk tubuh.

"Anda cantik, Nona...," kata wanita yang merias Renata, senyumnya terus mengembang melihat wajah cantik Renata.

Renata hanya membalas dengan senyuman, melihat bayangan dirinya di depan cermin.

Demitrio mengganti pakaian dengan taxedo di ruang ganti. Tak berapa lama Demitrio keluar, setelah merapihkan pakaian yang dikenakannya.

Pandangan Demitrio terkesima melihat perubahan yang terjadi, pada sekertarisnya yang selalu berpenampilan kaku.

"Cantik." Mata Demitrio tak bisa lepas memperhatikan Renata, dari ujung rambut sampai kaki. Dia tidak menyangka Renata akan berubah bak putri, sesaat Demitrio terhipnotis.

"Pak!" bentak Renata, yang terbiasa menggerutu pada bosnya ini.

Demitrio yang tersadar, langsung mengalihkan pandangannya pada kedua fashion style yang khusus dibooking untuk acaranya ini.

"Terimakasih atas kerjasamanya, saya puas dengan hasil kerja Anda...," Demitrio mengeluarkan uang cash,  memberikan uang tips sebagai tambahan.

Renata masih berdiri kaku melihat Demitrio, sepatu high hellsnya belum terpasang. Demitrio mendekati Renata yang terus tertunduk.

"Lihat aku, Rena!" Demitrio memerintah.

Ihh ... Sejak kapan dia bilang Rena? Panggilan itu cuma buat ibu dan keluarga, batin Renata terus bergumam.

Renata masih tertunduk dan terdiam, Demitrio semakin memperpendek jarak diantara mereka.

"Lihat aku!" Bentak Demitrio.

Mendengar bentakan Demitrio, kepala Renata repleks mendongak ke atas.

Jedug ... Kepala Renata membentur dagu Demitrio, yang tengah melihat ke arah Renata.

"Aww ... Kamu!" bentak Demitrio, badannya terhuyung sesaat.

"Maaf Pak, saya tidak sengaja," imbuh Renata, tangannya memegang dagu Demitrio.

"Lebam sedikit, Pak...," ucap Renata, membolak-balik kepala Demitrio, memeriksa dengan seksama.

Saat ini yang ditakutkan Renata, ada luka di wajah tampan bosnya ... Kalau itu terjadi bisa-bisa bonus berkurang.

Demitrio menangkap tangan Renata, matanya melihat Renata dengan tatapan menghipnotis.

Pandangan Renata, sesaat terserap sirih mata Demitrio. Sadar Renata, atasan kamu ini pemain cinta. Renata membuang muka, menghindari tatapan Demitrio.

"Kenapa menghindar?" tanya Demitrio, tangannya masih menggenggam tangan Renata.

Renata terus menunduk, dia tidak mau jadi korban atasannya. Renata berpikir gak lucu kan, besok tersebar headline News seorang bos bersama sekertarisnya, tengah berbuat mesum di hotel ... Renata makin bergidik membayangkan semuanya.

"Maaf Pak, waktu kita tinggal sedikit. Acara louncing akan segera dimulai. Tidak lucu kan, apabila bapak datang terlambat!" tegas Renata mengalihkan perhatian.

Demitrio tersenyum, seringai di bibir merahnya tercipta. Entah apa yang akan dia lakukan terhadap Renata?

***

Tamu-tamu undangan, berdatangan dengan pakaian formal. Memperlihatkan kedigdayaan kuasa, dari masing-masing perusahaannya.

Demitrio dengan santai dan berwibawa, memulai obrolan dengan para undangan.

Renata yang mengekor hanya bisa mengagumi obrolan bosnya. Apabila Demitrio berbicara, maka lawan bicaranya seperti terhipnotis dengan setiap kata yang terucap.

"Who are you, Miss?" tanya seorang pria berwajah blasteran.

Renata melihatnya sekilas ... Belum berbicara memperkenalkan diri, Demitrio langsung menghalanginya.

"Dia Perempuanku, Al. Jangan ganggu!" Mata Demitrio mengintimidasi.

"Hai brother, gimana kabar kamu? Sudah lama tak bersaing seperti ini ya...," Pria yang disebut Al, menyeringai licik.

Demitrio menyambar tangan Renata, yang masih termangu.

"Jangan terlalu dekat, kalau tidak ingin kena masalah!" tegas Demitrio, membawa Renata menjauhi Al.

"Saya tidak mendekati siapapun, Pak," bisik Renata.

"Bagus ... Tetap di dekat saya, terlebih lagi jangan sampai berteman dengan Alghara!" seru Demitrio.

Renata makin mengerti kenapa bosnya, tidak pernah mengajaknya ke pertemuan besar? Ternyata dia memiliki jiwa humanis juga, dia tidak ingin karyawan wanitanya di manfaatkan oleh klien berhidung belang.

Walaupun setiap hari Renata kesal dengan sikapnya, tapi malam ini semua terjawab sudah, ada sisi lain yang baru diketahui Renata tentang dirinya.

Acara akan segera dimulai, MC pembuka membacakan points penting dari susunan acara yang digelar Agashi Groups.

Giliran Demitrio Agashi mengemukakan, tujuan dari louncing produk. Diharapkan dari acara ini selain pengenalan produk tapi sebagai promosi penanaman saham di Agashi Groups.

Tepuk tangan saling bersahutan ketika Demitrio telah memaparkan, kilatan cahaya dari jepretan kamera para wartawan turut menambah suasana semakin riuh.

Demitrio termasuk pengusaha muda yang tengah naik daun, banyak majalah dengan headline news membahas sang pengusaha sukses Demitrio Agashi.

Setelah turun dari panggung, Demitrio mendekati Renata yang terus memainkan laptopnya.

"Sudah, makan saja dulu. Jangan lupa kesehatanmu lebih penting,"

Dengan perhatian Demitrio, tubuh Renata tak karuan, berjuta kupu-kupu berasa terbang membawanya pergi ketempat terindah.

"Jangan salah paham. Saya melakukannya agar pekerjaan kamu tidak terhambat, hanya karena masuk angin ... Gak lucu kan?" ejek Demitrio, dia melihat geli ketika Renata mencebik.

Renata pergi menuju meja-meja makanan, yang tersusun rapih. Dia mengambil piring kecil yang diisi dengan kue-kue.

"Ekhm ... Kenapa sendirian?" Alghara bertanya pada Renata yang tengah sibuk memasukan kue ke dalam mulutnya.

Uhuk ... Uhuk ... Kaget mendengar ada yang menyapa, tanpa sengaja Renata tersedak.

Alghara memberikan air minum pada Renata, tangannya menepuk-nepuk punggung Renata.

"Kenapa ceroboh kayak gini? Kamu tidak apa-apa?" tanya Alghara cemas.

"Gak apa-apa. Saya hanya kaget...,"

Tangan Alghara mengambil kue yang ada di piring Renata, Renata dengan cepat merebut kuenya kembali.

Alghara terhenyak kaget, baru kali ini ada wanita yang begitu menantangnya. Senyum terkembang di wajah tampannya.

"Kamu karyawannya Demitrio atau kekasihnya?"

"Kalau kekasihnya apa urusan bapak? Terus kalau saya karyawannya, apa bapak akan mengejek saya?" jawab Renata ketus.

"Waw ... Nona apa nona tidak tahu reputasi saya? Pekerjaan nona bisa hilang, apabila saya berkehendak!" Alghara berseru.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
S Rohmah
Haduuhh Alghara s hidung belang mulai mengacau.. Memangnya siapa dia??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Bastard Boss   4. Malam Sendu

    Setelah acara selesai Demitrio menemui Nyonya Velope, yang sedari tadi duduk dengan elegan. Mereka berbincang sesaat, Demitrio hanya mengangguk setelah Nyonya Velope membisikkan sesuatu di telinganya.Demitrio memberitahukan pada Renata, kalau dia tidak bisa mengantarnya pulang. Karena hari semakin malam, Demitrio menyarankan Renata untuk tidur di hotel."Pinjam HP kamu!""Kenapa Pak?""Jangan banyak tanya!" Demitrio mengetik sesuatu di ponsel Renata."Jaga diri kamu. Jangan sampai ada seseorang yang masuk ke dalam kamar!""Ihh! Emang saya perempuan apa?" Renata menimpali dengan pertanyaan.Setelah berbincang sesaat, akhirnya Renata mengiyakan apa yang dikatakan Demitrio, dia berpikir daripada pulang ke rumah tengah malam, mending menikmati kamar super mewah. Kapan lagi dia bisa guling-guling sendiri, di atas kasur king size?Renata menuju kamar s

    Last Updated : 2021-05-24
  • The Bastard Boss   5. Bersamamu

    Malam terasa hangat, sehangat kebersamaan Demitrio Agashi dan Renata Prameswari.Demitrio enggan melepaskan pelukannya, dia memangku Renata ala bridal styleke atas kasur king size.Dengan lembut Demitrio menurunkan Renata, tangan kanannya membelai lembut wajah Renata yang terpaku dengan perlakuannya. Baru kali ini Renata merasakan nyaman sentuhan seorang pria, karena selama ini Renata selalu menutup diri dengan penampilan yang tampak kaku."Aku menginginkanmu, Re." Suara Demitrio semakin serak dan tercekat. Bibirnya mulai menyentuh bibir tipis Renata.Renata yang tak terbiasa, hanya bisa diam terpaku."Kamu belum pernah melakukannya, Re?" tanya Demitrio, melihat wajah tegang Renata."Sudah satu kali, itupun sama bapak tadi sore," kata Renata dengan suara tercekat.Demitrio mulai melumat bibir Renata yang terasa manis, Renata tak membero

    Last Updated : 2021-05-24
  • The Bastard Boss   6. Pagi Menggebu

    Renata terbangun dari tidur lelapnya dan terkejut dengan pemandangan punggung Demitrio, tanpa sehelai kain menutupinya. Dan yang lebih membuat Renata terkejut lagi, Demitrio tertidur di sampingnya."Bapak bangun!" teriak Renata. Tak ada pergerakan berarti dari Demitrio yang masih tetap tertidur pulas.Mata Renata langsung mengarah pada tubuhnya, jangan-jangan malam hari bosnya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, batin Renata bergumam.Tapi Renata sedikit lega, karena baju tidurnya masih terpasang rapi. Dia beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri."Ehm...." Tangan Demitrio memeluk tubuh Renata.Renata terbelalak dengan kelakuan atasannya ini, dia langsung membawa guling untuk dijadikan senjata."Ciaaattt terima ini!" Renata berteriak dan memukuli Demitrio yang masih tertidur."Aduh ... Apa sih?" tanya Demitrio kesal dan terbangun karena ulah Renata.Tapi apa yang dilakukan Renata setelah Demitrio terbangun, dia

    Last Updated : 2021-05-28
  • The Bastard Boss   7. Kaku Bertemu

    Dalam perjalanan menuju kantor, baik Renata dan Demitrio tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun, mereka sibuk dengan pemikirannya sendiri.Untuk mengurangi suasana horor dalam mobil, Demitrio sengaja memutar lagu rock dengan volume yang sangat keras.Dia hanya ingin mendengar protes Renata, yang masih diam membisu.Musik terus menghentak menggetarkan seisi dalam mobil, Renata hanya diam walaupun suara musik terdengar memekakkan telinga. Demitrio semakin kesal dengan sikap Renata yang berubah menjadi gunung es, diam tak bergerak. Matanya kosong melihat jalanan yang telah ramai dengan mobil-mobil egoisme.Dengan kasar Demitrio mematikan sound musik di mobilnya."Re! Tolong jangan bikin saya bingung," ketus Demitrio membuka obrolan dengan Renata yang masih terdiam seribu bahasa.Tak ada umpatan atau teguran dari seorang Renata, biasanya dia yang selalu menghiasi telinga Demitrio dengan suara ketusnya."Renata Prameswari, bicara!" 

    Last Updated : 2021-05-31
  • The Bastard Boss   8. Perihnya Rasa

    Brugh ...Alghara Fredicson mendorong Renata ke dinding, telapak tangannya dijadikan bantalan ketika kepala Renata hampir terbentur tembok.Mata Renata semakin jijik melihat perlakuan Alghara, Renata mengangkat tangannya. Setidaknya memberikan perlawanan kepada Alghara yang mulai mendominasi dirinya."Mau tampar aku lagi?" tanya Alghara. Matanya mulai menggoda, hidung mancungnya dia dekatkan dengan batang hidung Renata.Samar semilir angin halus terasa di wajah Renata, dia hanya bisa menatap tajam, pria yang tengah menggungkungnya. Renata hanya bisa mendengus kesal, perlawanan yang dia lakukan hanya lah sebuah kesia-siaan."Tolong Pak Al, saya harus kembali bekerja!" tegas Renata, mata huzelnya terus melihat tajam, menusuk ke dalam mata Alghara."Bekerja denganku saja, sekali pelayanan yang kamu berikan. Aku akan berikan segala yang kamu inginkan," ucap Alghara, yang terus memancing Renata dengan sentuhan-sentuhan halusnya. Bibir Alghara mul

    Last Updated : 2021-06-08
  • The Bastard Boss   9. Memagut Asa

    "Dem!" Teriak seorang wanita dengan tampilan elegan, riasan natural selalu terpoles rapih di wajah cantiknya. Walaupun usianya telah menginjak 40 tahun, tapi tak ada garis-garis penuaan di wajahnya. Seakan wanita muda yang selalu terjaga dengan indah. Renata dan Demitrio terkejut mendengar teriakan di balik pintu, Demitrio langsung menghentikan aktivitas panasnya bersama Renata. Sedangkan Renata dengan cepat berdiri dan merapikan baju yang sudah tak beraturan. "Velo?" tanya Demitrio tampak gusar karena Nyonya Velope memergoki kelakuannya. "Kenapa kamu? Takut melihat saya!" bentak Nyonya Velope dengan menenteng tas mahalnya. Dengan senyuman yang terkembang Demitrio mendekati Nyonya Velope, tanpa basa-basi, dia menarik tangan Nyonya Velope ke dalam pelukannya. Renata yang masih dalam ruangan Demitrio hanya bisa tersenyum ketus, satu tamparan mungkin layak disandangkan padanya. "Renata kamu hanya butiran debu di hati Demit

    Last Updated : 2021-06-10
  • The Bastard Boss   10. Dear, Demi!

    Tiing ...Pintu lift menuju apartemen Demitrio terbuka, Renata langsung menuju block tempat bosnya tinggal. Sebuah apartemen mewah, lantai paling atas. Begitu luas mungkin satu helikopter bisa mendarat hanya di halamannya saja.Renata segera membuka kode untuk membuka kunci pintu yang di jaga ketat, karena CCTV terpasang di pintu depan.Renata hanya bisa menghela napas ketika melihat apartemen yang telah berubah menjadi kapal pecah, kulit kacang berserakan, baju-baju seperti terlempar dari angkasa. Berhambur entah apa yang terjadi, hanya butuh dua hari tidak tersentuh tangan Renata, apartemen mewah berubah bak tong sampah."Hadeuh pulang kerja masih aja nge-Ijah!" kata Renata kesal, tangan mungilnya cekatan membersihkan ruangan.Suka tidak suka, Renata bisa sabar dengan perjalanan hidupnya. Terperangkap bersama atasannya yang terkadang menjadi seseorang yang manis tapi bisa berubah dalam sekejap menjadi monster teraneh sejagad raya.Renata m

    Last Updated : 2021-06-12
  • The Bastard Boss   11. Haruskah Berhenti?

    "Tolo--!" teriak Renata terpotong karena bekapan tangan kekar Alghara.Renata hanya bisa berpikir untuk berteriak berharap orang yang melihatnya, datang untuk menolong. Tapi semua sia-sia, tangan Alghara dengan satu gerakan mampu membungkam mulut Renata."Ikuti aku!" bisik Alghara dengan sarkasme tepat di kuping Renata.Alghara membuka pintu mobilnya dengan cepat, dia setengah mendorong tubuh ramping Renata."Pak turunkan saya, Pak!"Renata sudah kehabisan akal untuk menghindari Alghara yang telah menyalakan mobil, Alghara tidak memperdulikan kata-kata Renata, dengan tergesa dia melajukan mobilnya.Vroom ... Vroom ...Alghara terus mengemudikan mobilnya, menyalip keramaian di jalanan kota. Dia sudah tidak memperdulikan lagi teriak kasar dari orang-orang yang meneriakinya. Dalam benaknya sekarang hanya ada keinginan untuk membawa Renata ke tempat yang menjadi favoritnya.Alghara membelokkan mobilnya ke suatu tempat yang in

    Last Updated : 2021-06-12

Latest chapter

  • The Bastard Boss   16. Look like!

    Dengan berat hati Renata membereskan meja kerjanya. Dalam hatinya terus mengutuk semua perbuatan bos-nya ini. "Ih, kenapa aku harus terjebak dengan manusia minus rasa seperti ini. Aku tidak ingin berada di sini. Tapi keadaan memaksaku untuk selalu mengikutinya. Ahhhh, menyebalkan!" teriak Renata seraya menghapus air matanya dengan kasar.Grep!Satu tangan telah berada di atas lengan Renata mencengkramnya dengan kasar. "Siapa yang menyebalkan, Renata Prameswari?"Mata Renata perlahan menoleh sesaat pada sumber suara. "Ahh, kenapa anda di sini?" tanya Renata seraya menggerakkan lengannya supaya terbebas dari tangan besar sang pria."Ini kantorku, Renata. Apa kamu sudah tidak ingat?Hah!" bentakan seraya melepaskan lengan Renata.Renata mendekati, "Saya tahu ini kantor anda! Dan saya bukan karyawan anda lagi! Dasar the demit!" teriak Renata.Mendengar ejekan Renata, amarah Demitrio semakin menjadi. Dengan cepat dia mendorong Renata p

  • The Bastard Boss   15. Never Mind

    "Sudah, Mbak Re. Biar kita saja yang bereskan," ucap Rio, seorang OB gaul. Wajahnya tampan namun sayang karena masih terlalu muda, dia training di bagian OB. Ya, semoga takdir memihak padanya."Gak apa-apa, Rio. Mbak juga dah biasa ngerjain kayak gini." Tangan Renata sibuk mengelap meja yang akan dipakai meeting."Emang, Pak Bos, gak marah kalau lihat, Mbak, lap meja?""Gak, lah. Yang penting uang kita ngalir. Bener, gak?" tanya Renata yang berhasil membuat Rio terkikik.Tak ada pilihan untuk Renata pada saat ini. Selain mengerjakan apa yang diperintahkan oleh atasannya dengan senang hati."Untuk minumannya apa yang harus saya siapkan, Mbak Re?""Seperti biasa saja, Rio. Mereka bukan orang yang menuntut lebih kok...," ujar Renata yang masih sibuk mempersiapkan alat-alat untuk meeting."Kalau gitu saya cek dulu di pantry, ya, Mbak...," sela Rio.Belum Renata menjawab, tiba-tiba datang Demitrio dari belakang."Rio! Kamu ke

  • The Bastard Boss   14. Bastard On You

    Meskipun, dalam keadaan kesal Renata pergi menuju meja kerjanya dengan wajah tersenyum ketika bertemu sahabatnya Alin. Renata tidak mau rasa sedih yang tengah dia rasakan ketahuan oleh Alin."Hai, cantik. Udah lihat meja kerja kamu belum?" Alin menggandeng Renata."Emang kenapa dengan meja kerjaku?""Lah, si Empunya cerita juga gak tahu, ya...," tukas Alin tidak percaya.Renata hanya menggelengkan kepalanya. Hari ini benar-benar membuat hatinya ingin meledak."Kalau kamu belum tahu, aku tutup mata kamu, ya." Dengan gerakan cepat, Alin menutup kedua mata Renata dengan jari-jarinya.Beberapa saat melangkah, akhirnya mereka sampai di kubikel Renata."Taaaraaaa, lihat Renata...," ucap Alin.Buket-buket bunga Orchid tertata rapih di meja kerja Renata. Sesaat terpaku seakan terhipnotis dengan pandangan yang menyejukkan mata."Ini punya siapa?" tanya Renata."Kalau di meja kerja kamu, berarti punya kamu, Re." Alin menghi

  • The Bastard Boss   13. Many Change

    "Ini rumah kamu, Re?" Alghara memarkirkan mobilnya di depan rumah sederhana namun memiliki taman kecil yang tertata rapih, pot-pot kecil menghiasi garis pembatas teras rumah."Masuk dulu, Pak?""Bolehkah?" tanya Alghara berbasa-basi, namun tak ada niat jahat dibenaknya."Kalau bapak berkenan, silahkan...," ujar Renata, kakinya melangkah menuju pintu dengan aksen kayu berwarna coklat.Alghara mengekor, mengikuti Renata dari belakang. Dia hanya berpikir selama dia hidup, dia selalu diberikan fasilitas super fantastis. Namun hatinya terasa kosong dan tak pernah merasa puas. Tapi lihatlah gadis yang tengah berjalan di hadapannya ini, dengan santai memasuki ruangan yang mungkin hanya seluas dapur rumahnya dengan penuh kebahagiaan.Ceklek ...Renata membuka kunci pintu, terlihat kursi-kursi berwarna krem."Duduk Pak. Bapak mau kopi atau teh?" tawar Renata."Espresso saja," ucap Alghara menyandarkan punggungnya di kursi de

  • The Bastard Boss   12. Penghapus Lara (Warning rate 18+)

    "Pak Al! Bapak gak apa-apa? Kalau bapak sakit, saya antar ke dokter, mumpung masih di rumah sakit," ucap Renata seraya berdiri, bersiap untuk mengantar Alghara.Alghara sesaat membenturkan kepalanya sendiri ke tembok, seakan sakit tidak dia pedulikan lagi.Renata tidak mengerti dengan sikap Alghara, tampak seperti orang yang tengah frustasi. Dia segera mendekati Alghara yang semakin rapuh, pikirnya memberi kekuatan mungkin bisa sedikit mengurangi kecemasan yang dirasakan Alghara."Ada yang bisa saya bantu, pak?"Greep ...Alghara memeluk Renata dalam cemas, tak terasa satu demi satu bulir-bulir bening membasahi bahu Renata.Renata hanya bisa terdiam, tak mengerti harus berbuat seperti apa? Alghara yang garang berubah menjadi seorang yang rapuh."Maafkan aku, Re...," ucap Alghara dalam lirih."Aku sudah maafin bapak, it's ok." Renata menepuk-nepuk punggung Alghara yang masih dalam pelukannya.Nyaman yang Alghara rasakan p

  • The Bastard Boss   11. Haruskah Berhenti?

    "Tolo--!" teriak Renata terpotong karena bekapan tangan kekar Alghara.Renata hanya bisa berpikir untuk berteriak berharap orang yang melihatnya, datang untuk menolong. Tapi semua sia-sia, tangan Alghara dengan satu gerakan mampu membungkam mulut Renata."Ikuti aku!" bisik Alghara dengan sarkasme tepat di kuping Renata.Alghara membuka pintu mobilnya dengan cepat, dia setengah mendorong tubuh ramping Renata."Pak turunkan saya, Pak!"Renata sudah kehabisan akal untuk menghindari Alghara yang telah menyalakan mobil, Alghara tidak memperdulikan kata-kata Renata, dengan tergesa dia melajukan mobilnya.Vroom ... Vroom ...Alghara terus mengemudikan mobilnya, menyalip keramaian di jalanan kota. Dia sudah tidak memperdulikan lagi teriak kasar dari orang-orang yang meneriakinya. Dalam benaknya sekarang hanya ada keinginan untuk membawa Renata ke tempat yang menjadi favoritnya.Alghara membelokkan mobilnya ke suatu tempat yang in

  • The Bastard Boss   10. Dear, Demi!

    Tiing ...Pintu lift menuju apartemen Demitrio terbuka, Renata langsung menuju block tempat bosnya tinggal. Sebuah apartemen mewah, lantai paling atas. Begitu luas mungkin satu helikopter bisa mendarat hanya di halamannya saja.Renata segera membuka kode untuk membuka kunci pintu yang di jaga ketat, karena CCTV terpasang di pintu depan.Renata hanya bisa menghela napas ketika melihat apartemen yang telah berubah menjadi kapal pecah, kulit kacang berserakan, baju-baju seperti terlempar dari angkasa. Berhambur entah apa yang terjadi, hanya butuh dua hari tidak tersentuh tangan Renata, apartemen mewah berubah bak tong sampah."Hadeuh pulang kerja masih aja nge-Ijah!" kata Renata kesal, tangan mungilnya cekatan membersihkan ruangan.Suka tidak suka, Renata bisa sabar dengan perjalanan hidupnya. Terperangkap bersama atasannya yang terkadang menjadi seseorang yang manis tapi bisa berubah dalam sekejap menjadi monster teraneh sejagad raya.Renata m

  • The Bastard Boss   9. Memagut Asa

    "Dem!" Teriak seorang wanita dengan tampilan elegan, riasan natural selalu terpoles rapih di wajah cantiknya. Walaupun usianya telah menginjak 40 tahun, tapi tak ada garis-garis penuaan di wajahnya. Seakan wanita muda yang selalu terjaga dengan indah. Renata dan Demitrio terkejut mendengar teriakan di balik pintu, Demitrio langsung menghentikan aktivitas panasnya bersama Renata. Sedangkan Renata dengan cepat berdiri dan merapikan baju yang sudah tak beraturan. "Velo?" tanya Demitrio tampak gusar karena Nyonya Velope memergoki kelakuannya. "Kenapa kamu? Takut melihat saya!" bentak Nyonya Velope dengan menenteng tas mahalnya. Dengan senyuman yang terkembang Demitrio mendekati Nyonya Velope, tanpa basa-basi, dia menarik tangan Nyonya Velope ke dalam pelukannya. Renata yang masih dalam ruangan Demitrio hanya bisa tersenyum ketus, satu tamparan mungkin layak disandangkan padanya. "Renata kamu hanya butiran debu di hati Demit

  • The Bastard Boss   8. Perihnya Rasa

    Brugh ...Alghara Fredicson mendorong Renata ke dinding, telapak tangannya dijadikan bantalan ketika kepala Renata hampir terbentur tembok.Mata Renata semakin jijik melihat perlakuan Alghara, Renata mengangkat tangannya. Setidaknya memberikan perlawanan kepada Alghara yang mulai mendominasi dirinya."Mau tampar aku lagi?" tanya Alghara. Matanya mulai menggoda, hidung mancungnya dia dekatkan dengan batang hidung Renata.Samar semilir angin halus terasa di wajah Renata, dia hanya bisa menatap tajam, pria yang tengah menggungkungnya. Renata hanya bisa mendengus kesal, perlawanan yang dia lakukan hanya lah sebuah kesia-siaan."Tolong Pak Al, saya harus kembali bekerja!" tegas Renata, mata huzelnya terus melihat tajam, menusuk ke dalam mata Alghara."Bekerja denganku saja, sekali pelayanan yang kamu berikan. Aku akan berikan segala yang kamu inginkan," ucap Alghara, yang terus memancing Renata dengan sentuhan-sentuhan halusnya. Bibir Alghara mul

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status