Beranda / Pernikahan / Tetanggaku Simbiosis Parasitisme / Bayari Jajan Anak Tetangga

Share

Bayari Jajan Anak Tetangga

Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 03 B

by : Leni Maryati

#Bayari Jajan Anak Tetangga

*****

Pukul 2 siang, Alika sedang melipat baju harian di depan televisi. Sedangkan Chaca asyik sendiri dengan mainannya. Bocah berumur 3 tahun itu sedang mewarnai buku gambar dengan crayon.

Untuk baju harian biasanya Alika langsung melipatnya, sedangkan untuk baju-baju untuk keluar rumah seperti gamis atau baju kerja suaminya ia akan memanggil budhe Yati untuk menyetrikanya. Hitung-hitung bantu tetangga, apalagi budhe Yati itu suaminya hanya kerja serabutan kadang ada kerjaan kadang juga cuman nganggur di rumah.

Ngek Ongek ongek

Tung..Tung..Tung..

Terdengar penjual es krim jadul keliling, selain menjual es krim, bapaknya juga menjual cilok.

"Bun.. es klim..." Pinta Chaca. Anak itu paling suka es krim jadul daripada es krim yang dijual di toko-toko atau supermarket.

"Beli yuk..." Chacha mengangguk. Alika langsung menggedong Chaca keluar rumah untuk membeli es krim dan cilok.

"Beli bang... Seperti biasanya ya bang!"

"Siap neng, Es krim cup kecil 3000 sama cilok 2000 saja ga pake saos cuman pake kecap kan?" tanya abang penjual itu.

"Iya, bang." ucap Alika seraya menyerahkan uang lima ribuan.

"Mamah.. mau es krim." teriak Dita dari teras rumahnya. Bocah 5 tahun itu lari ke dalam rumah, beberapa saat kemudian keluar rumah dan berlari kearah penjual es krim.

"Om..es krim!"

"Uangnya mana?" tanya si penjual itu.

"Kata mamah.. suruh bayari tante Alika!" ujar bocah itu sambil menunjuk Alika.

Abang penjual es krim hanya memandang Alika ragu.

"Udah ga apa-apa bang, kasih aja."

Saat abang penjual itu mau ambil cup kecil, bocah itu berteriak jangan.

"Ga mau.. aku mau cup yang lebih besar dari punya Chaca." pintanya. Si penjual es krim meminta persetujuan Alika. Ia memberikan instruksi mengangguk, mengiyakan.

"Dua cup besar ya.." pinta Dita lagi.

"Jadi berapa totalnya, bang?" Tanya Alika. Karena terik matahari, Ia buru-buru pengen balik masuk ke dalam rumah.

"Dek Chaca jajan 5000 ya, Nie anak eskrim cup besar 2 itu 10 ribu. Jadi totalnya 15 ribu neng."

"Ini uangnya ya bang.. Makasih..." ujar Alika seraya berjalan ke halaman rumahnya.

Alika masuk ke dalam rumah tak lupa mengunci pintu seperti biasanya. Ia takut ketiduran dan ada orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya. Suaminya selalu mengaingatkan begitu. Sekarang kejahatan selalu ada dimana-mana. Kadang pura-pura jadi pemulung ataupun pura-pura jadi pengemis.

Dita dengan 2 es krim lari bahagia masuk ke dalam rumahnya. Melihat anaknya bawa 2 cup es krim besar, Niken lalu meminta satu.

"Lah.. mah! kok diminta sih! Dita kurang kalau cuman satu." celetuk bocah itu.

"Udah sana minta lagi sama penjual es krimnya, bilang aja dibayari tante Alika!" perintah Niken ke putrinya.

"Siap mah..." Dita lalu lari ke penjual es krim tadi. Penjualnya belum pergi karena sedang memasukkan cilok baru yang belum matang ke dalam panci jualannya.

"Bang.. Es krim cup besar satu lagi! Es krimku diminta mamah!" titah Dita.

"Uangnya mana?" tanya abang itu seperti tadi.

"Kan dibayari tante tadi." jawab bocah itu.

"Tantenya udah pergi, yang dibayari hanya dua es krim tadi. Yang sekarang tantenya belum bayar."

"Pokoknya kata mamah, suruh minta es krim ke abang penjual. Nanti yang bayari tante Alika." Bocah itu masih ngotot.

Abang penjual es krim hanya geleng-geleng kepala. Bocah ini selain berani juga keras kepala malah minta orang lain buat bayari jajannya dia. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang mengajari.

"Ya sudah, Adek bilang dulu ke mamahnya kalau tante Alika sudah pulang. Ini tak buatin dulu es krimnya." Abangnya berusaha mencari ide dan bernegosiasi.

"Okelah kalau begitu." Dita lari masuk ke dalam rumahnya.

Abang penjual es krim tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung tancap gas motornya lalu pergi dari sana. Daripada nanti berabe, pelanggannya kali ini sepertinya bakal menguras waktu dan emosi kalau tetap dilayani.

"Es krim.. Tunggu..Es krim.." Dita lari ke jalan.

Ia menangis sesenggukan ditinggalkan abang penjual es krim. Capek lama menangis di jalan, akhirnya bocah itu masuk ke dalam rumah.

Dibalik jendela kaca dapur Alika menyaksikan semuanya, Ia sebenarnya kasihan sama Dita. Tapi mbak Niken bener-bener keterlaluan. Anak kecil diajari minta jajan sama orang lain, sesekali sih ga apa-apa lah ini malah ngelunjak minta nambah lagi.

*****

Sehari selanjunya tepat jam 2 siang terdengar penjual es krim sekaligus cilok seperti biasa berhenti di jalan depan rumah Alika.

Chaca minta es krim saat mendengar suara tetot tetot.. Bocah itu sudah hafal betul kalau ada penjual es krim di depan rumahnya.

"Chaca sayang.. kemarin itu sudah beli es krim sama cilok... Anak kecil ga boleh minum es krim banyak-banyak. Takutnya nanti Chaca pilek terus sakit, Nanti bunda sama ayah sedih. Jadi, kapan-kapan aja ya beli es krimnya?" Bujuk Alika. Bocah mungil itu mengangguk nurut.

Sedangkan di tempat lain, terlihat Dita berlari dari teras rumahnya sambil teriak-teriak. Mendengar Dita berteriak-teriak, Alika meninggalkan Chaca yang asyik mainan di depan tv, Ia penasaran kenapa Dita teriak-teriak. Ia mengintip dari jendela dapur.

"Bang es krim....! Es krim yang paling besar!" abang penjual es krim hanya tepok jidat, moga aja pelanggannya kali ini ga bikin darah tinggi seperti kemarin.

"Uangnya mana?" Penjual itu berbicara selembut mungkin disertai senyuman.

"Kata mamah suruh hutang dulu bang!" ujar Dita.

Abang penjual es krim hanya menghembuskan napas kasar, tuh kan! dari kemarin pengen es krim tapi ga mau keluar duit. Ia harus berpikir bagaimana caranya terlepas dari pelanggan uniknya yang satu ini.

Sebenarnya Ia memberi es krim cuma-cuma ga apa-apa. Seperti kemarin ia hendak menggratiskan 1 cup kecil es krim. Tapi masalahnya pelanggannya ini ga mau kalau cuma cup kecil, kemarin aja pesen 2 cup besar, bahkan mau minta nambah lagi.

Kalau hari ini dihutang 2 cup besar atau mungkin bahkan lebih, bisa-bisa rugi bandar. Lha jualan es krim hanya untung sedikit. Cuman cukup buat modal besok sama makan keluarga saja.

"Ehm... begini saja dek... Coba adek tanya mamahnya, mau hutang es krimnya berapa cup," bujuk abang penjual es krim.

Dita menurut saja. Ia langsung masuk ke dalam rumah untuk tanya mamahnya.

Saat melihat pelanggannya sudah masuk rumah, abang penjual es krim langsung tancap gas motornya lagi. Ia ga mau berurusan dengan pelanggan yang hutang-hutang.

Seperti kemarin, mendengar motor penjual es krim pergi, Dita menangis. Selang beberapa saat Niken keluar sambil ngomel-ngomel dan menggendong Dita masuk ke dalam rumah.

Alika sebenarnya kasihan sama Dita. Ia mau bayari jajan es krim seperti kemarin, takutnya nanti malah kebiasaan. Dita tiap hari hutang es krim ntar dia yang suruh bayar hutang ke penjualnya. Apalagi Chaca nanti pasti juga minta dibeliin es krim kalau lihat ibunya ke penjual es krim.

Lagi-lagi Alika hanya mengelus dada, anak baru berumur 5 tahun sudah diajari orang tuanya berhutang. Ya ampun Niken bagaimana caranya ia mendidik anak. Padahal anaknya sudah 3. Kemarin Niken juga bilang kalau diberi uang mertuanya sejuta. Lah uang itu buat apa? Anak minta jajan es krim saja ga dibelikan. Alika bertanya-tanya dalam hati.

*****

Sore hari sepulang dari sawah Basuki langsung mandi untuk membersihkan dirinya yang banyak terkena lumpur sawah.

Selesai mandi ia duduk-duduk di teras.

"Bu..Bu'e.." Panggil Basuki ke istrinya yang ada di dalam. Kalau Basuki memanggil istrinya Bu'e, namun anak-anaknya memanggil Niken mamah. Itu atas permintaan Niken sendiri. Kala Niken meminta Basuki memanggil mamah, Ia menolaknya. Katanya malu kayak orang gedongan aja dipanggil mamah.

"Bue... Buatin teh manis panas, bu...!" Basuki memanggil istrinya tapi tidak ada sahutan sama sekali.

Basuki masuk ke dalam rumahnya langsung menuju kamar dimana istrinya berada. Apa mungkin istrinya tidur, padahal ini jam 5 sore. batinnya.

Pintu kamar terbuka sedikit, Basuki mengintip takut nanti membangunkan istrinya kalau-kalau tertidur. Namun yang dilihatnya di luar dugaan.

Mata Basuki melotot tak percaya. Apa yang sedang dilihat Basuki di kamarnya? Sedang apa istrinya itu?

tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status