Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 03 B
by : Leni Maryati#Bayari Jajan Anak Tetangga*****Pukul 2 siang, Alika sedang melipat baju harian di depan televisi. Sedangkan Chaca asyik sendiri dengan mainannya. Bocah berumur 3 tahun itu sedang mewarnai buku gambar dengan crayon.Untuk baju harian biasanya Alika langsung melipatnya, sedangkan untuk baju-baju untuk keluar rumah seperti gamis atau baju kerja suaminya ia akan memanggil budhe Yati untuk menyetrikanya. Hitung-hitung bantu tetangga, apalagi budhe Yati itu suaminya hanya kerja serabutan kadang ada kerjaan kadang juga cuman nganggur di rumah.Ngek Ongek ongekTung..Tung..Tung..Terdengar penjual es krim jadul keliling, selain menjual es krim, bapaknya juga menjual cilok."Bun.. es klim..." Pinta Chaca. Anak itu paling suka es krim jadul daripada es krim yang dijual di toko-toko atau supermarket."Beli yuk..." Chacha mengangguk. Alika langsung menggedong Chaca keluar rumah untuk membeli es krim dan cilok."Beli bang... Seperti biasanya ya bang!""Siap neng, Es krim cup kecil 3000 sama cilok 2000 saja ga pake saos cuman pake kecap kan?" tanya abang penjual itu."Iya, bang." ucap Alika seraya menyerahkan uang lima ribuan."Mamah.. mau es krim." teriak Dita dari teras rumahnya. Bocah 5 tahun itu lari ke dalam rumah, beberapa saat kemudian keluar rumah dan berlari kearah penjual es krim."Om..es krim!""Uangnya mana?" tanya si penjual itu."Kata mamah.. suruh bayari tante Alika!" ujar bocah itu sambil menunjuk Alika.Abang penjual es krim hanya memandang Alika ragu."Udah ga apa-apa bang, kasih aja."Saat abang penjual itu mau ambil cup kecil, bocah itu berteriak jangan."Ga mau.. aku mau cup yang lebih besar dari punya Chaca." pintanya. Si penjual es krim meminta persetujuan Alika. Ia memberikan instruksi mengangguk, mengiyakan."Dua cup besar ya.." pinta Dita lagi."Jadi berapa totalnya, bang?" Tanya Alika. Karena terik matahari, Ia buru-buru pengen balik masuk ke dalam rumah."Dek Chaca jajan 5000 ya, Nie anak eskrim cup besar 2 itu 10 ribu. Jadi totalnya 15 ribu neng.""Ini uangnya ya bang.. Makasih..." ujar Alika seraya berjalan ke halaman rumahnya.Alika masuk ke dalam rumah tak lupa mengunci pintu seperti biasanya. Ia takut ketiduran dan ada orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya. Suaminya selalu mengaingatkan begitu. Sekarang kejahatan selalu ada dimana-mana. Kadang pura-pura jadi pemulung ataupun pura-pura jadi pengemis.Dita dengan 2 es krim lari bahagia masuk ke dalam rumahnya. Melihat anaknya bawa 2 cup es krim besar, Niken lalu meminta satu."Lah.. mah! kok diminta sih! Dita kurang kalau cuman satu." celetuk bocah itu."Udah sana minta lagi sama penjual es krimnya, bilang aja dibayari tante Alika!" perintah Niken ke putrinya."Siap mah..." Dita lalu lari ke penjual es krim tadi. Penjualnya belum pergi karena sedang memasukkan cilok baru yang belum matang ke dalam panci jualannya."Bang.. Es krim cup besar satu lagi! Es krimku diminta mamah!" titah Dita."Uangnya mana?" tanya abang itu seperti tadi."Kan dibayari tante tadi." jawab bocah itu."Tantenya udah pergi, yang dibayari hanya dua es krim tadi. Yang sekarang tantenya belum bayar.""Pokoknya kata mamah, suruh minta es krim ke abang penjual. Nanti yang bayari tante Alika." Bocah itu masih ngotot.Abang penjual es krim hanya geleng-geleng kepala. Bocah ini selain berani juga keras kepala malah minta orang lain buat bayari jajannya dia. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang mengajari."Ya sudah, Adek bilang dulu ke mamahnya kalau tante Alika sudah pulang. Ini tak buatin dulu es krimnya." Abangnya berusaha mencari ide dan bernegosiasi."Okelah kalau begitu." Dita lari masuk ke dalam rumahnya.Abang penjual es krim tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung tancap gas motornya lalu pergi dari sana. Daripada nanti berabe, pelanggannya kali ini sepertinya bakal menguras waktu dan emosi kalau tetap dilayani."Es krim.. Tunggu..Es krim.." Dita lari ke jalan.Ia menangis sesenggukan ditinggalkan abang penjual es krim. Capek lama menangis di jalan, akhirnya bocah itu masuk ke dalam rumah.Dibalik jendela kaca dapur Alika menyaksikan semuanya, Ia sebenarnya kasihan sama Dita. Tapi mbak Niken bener-bener keterlaluan. Anak kecil diajari minta jajan sama orang lain, sesekali sih ga apa-apa lah ini malah ngelunjak minta nambah lagi.*****Sehari selanjunya tepat jam 2 siang terdengar penjual es krim sekaligus cilok seperti biasa berhenti di jalan depan rumah Alika.Chaca minta es krim saat mendengar suara tetot tetot.. Bocah itu sudah hafal betul kalau ada penjual es krim di depan rumahnya."Chaca sayang.. kemarin itu sudah beli es krim sama cilok... Anak kecil ga boleh minum es krim banyak-banyak. Takutnya nanti Chaca pilek terus sakit, Nanti bunda sama ayah sedih. Jadi, kapan-kapan aja ya beli es krimnya?" Bujuk Alika. Bocah mungil itu mengangguk nurut.Sedangkan di tempat lain, terlihat Dita berlari dari teras rumahnya sambil teriak-teriak. Mendengar Dita berteriak-teriak, Alika meninggalkan Chaca yang asyik mainan di depan tv, Ia penasaran kenapa Dita teriak-teriak. Ia mengintip dari jendela dapur."Bang es krim....! Es krim yang paling besar!" abang penjual es krim hanya tepok jidat, moga aja pelanggannya kali ini ga bikin darah tinggi seperti kemarin."Uangnya mana?" Penjual itu berbicara selembut mungkin disertai senyuman."Kata mamah suruh hutang dulu bang!" ujar Dita.Abang penjual es krim hanya menghembuskan napas kasar, tuh kan! dari kemarin pengen es krim tapi ga mau keluar duit. Ia harus berpikir bagaimana caranya terlepas dari pelanggan uniknya yang satu ini.Sebenarnya Ia memberi es krim cuma-cuma ga apa-apa. Seperti kemarin ia hendak menggratiskan 1 cup kecil es krim. Tapi masalahnya pelanggannya ini ga mau kalau cuma cup kecil, kemarin aja pesen 2 cup besar, bahkan mau minta nambah lagi.Kalau hari ini dihutang 2 cup besar atau mungkin bahkan lebih, bisa-bisa rugi bandar. Lha jualan es krim hanya untung sedikit. Cuman cukup buat modal besok sama makan keluarga saja."Ehm... begini saja dek... Coba adek tanya mamahnya, mau hutang es krimnya berapa cup," bujuk abang penjual es krim.Dita menurut saja. Ia langsung masuk ke dalam rumah untuk tanya mamahnya.Saat melihat pelanggannya sudah masuk rumah, abang penjual es krim langsung tancap gas motornya lagi. Ia ga mau berurusan dengan pelanggan yang hutang-hutang.Seperti kemarin, mendengar motor penjual es krim pergi, Dita menangis. Selang beberapa saat Niken keluar sambil ngomel-ngomel dan menggendong Dita masuk ke dalam rumah.Alika sebenarnya kasihan sama Dita. Ia mau bayari jajan es krim seperti kemarin, takutnya nanti malah kebiasaan. Dita tiap hari hutang es krim ntar dia yang suruh bayar hutang ke penjualnya. Apalagi Chaca nanti pasti juga minta dibeliin es krim kalau lihat ibunya ke penjual es krim.Lagi-lagi Alika hanya mengelus dada, anak baru berumur 5 tahun sudah diajari orang tuanya berhutang. Ya ampun Niken bagaimana caranya ia mendidik anak. Padahal anaknya sudah 3. Kemarin Niken juga bilang kalau diberi uang mertuanya sejuta. Lah uang itu buat apa? Anak minta jajan es krim saja ga dibelikan. Alika bertanya-tanya dalam hati.*****Sore hari sepulang dari sawah Basuki langsung mandi untuk membersihkan dirinya yang banyak terkena lumpur sawah.Selesai mandi ia duduk-duduk di teras."Bu..Bu'e.." Panggil Basuki ke istrinya yang ada di dalam. Kalau Basuki memanggil istrinya Bu'e, namun anak-anaknya memanggil Niken mamah. Itu atas permintaan Niken sendiri. Kala Niken meminta Basuki memanggil mamah, Ia menolaknya. Katanya malu kayak orang gedongan aja dipanggil mamah."Bue... Buatin teh manis panas, bu...!" Basuki memanggil istrinya tapi tidak ada sahutan sama sekali.Basuki masuk ke dalam rumahnya langsung menuju kamar dimana istrinya berada. Apa mungkin istrinya tidur, padahal ini jam 5 sore. batinnya.Pintu kamar terbuka sedikit, Basuki mengintip takut nanti membangunkan istrinya kalau-kalau tertidur. Namun yang dilihatnya di luar dugaan.Mata Basuki melotot tak percaya. Apa yang sedang dilihat Basuki di kamarnya? Sedang apa istrinya itu?tbcTetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 04 ABy : Leni MaryatiLagi-lagi Alika hanya mengelus dada, anak baru berumur 5 tahun sudah diajari orang tuanya berhutang. Ya ampun Niken bagaimana caranya ia mendidik anak. Padahal anaknya sudah 3. Kemarin Niken juga bilang kalau diberi uang mertuanya sejuta. Lah uang itu buat apa? Anak minta jajan es krim saja ga dibelikan. Alika bertanya-tanya dalam hati.*****Sore hari sepulang dari sawah Basuki langsung mandi untuk membersihkan dirinya yang banyak terkena lumpur sawah. Selesai mandi ia duduk-duduk di teras."Bu..Bu'e.." Panggil Basuki ke istrinya yang ada di dalam. Kalau Basuki memanggil istrinya Bu'e, namun anak-anaknya memanggil Niken mamah. Itu atas permintaan Niken sendiri. Kala Niken meminta Basuki memanggil mamah, Ia menolaknya. Katanya malu kayak orang gedongan aja dipanggil mamah."Bue... Buatin teh manis panas, bu...!" Basuki memanggil istrinya tapi tidak ada sahutan sama sekali.Basuki masuk ke dalam rumahnya langsung menuju kam
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 04 BBy : Leni MaryatiTok tok tokPintu rumah Alika dan Farrel ada yang mengetuk.Sepasang suami istri itu saling pandang. "Siapa ya yah, yang bertamu malam-malam begini?" tanya Alika."Bentar ya bun, Ayah bukain pintu dulu! Nanti kalau tamu keperluannya lama, bunda buatkan minuman ya..""Siap bos..."Farrel menuju pintu dapur, tamu-tamu yang dayang seringnya mengetuk pintu dapur. Soalnya pintu utama ruang tamu mereka terbuat dari besi, karena Farrel berharap kalau ada acara besar di rumah, ruang tamu bisa terbuka lebar. KriettFarrel membuka pintu dapur."Eh mas Basuki, silahkan masuk mas...!" "Disini aja, mas. Cuman ada perlu sebentar," Basuki duduk di kursi teras diikuti oleh Farrel duduk di sampingnya. "Gimana mas kabarnya?" Farrel membuka obrolan, agar tidak terlalu canggung. Mas Basuki kenapa terlihat seperti orang bingung begitu, pikirnya. "Alhamdulillah baik mas. Mas sendiri sudah punya anak berapa? Maaf ya mas sudah pindahan beberap
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 05 A#Numpang nonton TVBy : Leni MaryatiSudah 2 hari ini Basuki kerja di toko utama milik Farrel. Basuki terlihat rajin dan masuk kerja tepat waktu. Di toko Farrel sistem penggajian seminggu sekali. Biasanya sehari diberi upah 70 ribu. Jadi, diakumulasi gaji seminggu 490 ribu kalau tidak izin libur.Tok tok tokBasuki mengetok pintu ruang kerja Farrel. Terlihat si bos masih sibuk berkutat dengan komputer, menulis pembukuan dana masuk dan keluar. Farrel menghentikan aktivitasnya dan menyuruh Basuki untuk masuk ke ruangannya. "Permisi mas, maaf menggangu!" ujar Basuki saat sudah duduk di kursi depan meja kerja Farrel."Iya, mas Basuki. Ada perlu apa mas?" tanya Farrel. Soalnya karyawan yang lain sudah pada pulang, kenapa mas Basuki belum juga pulang."Gini mas, sebenarnya saya malu mau mulai bicara gimana!" Basuki menunduk malu. "Saya sudah ga pegang uang sama sekali, kata istriku sudah ga ada yg bisa dimakan untuk besok. Saya malu jika masih
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 05 B#Numpang nonton tvBy : Leni MaryatiPintu rumah Alika terketuk. Ia meninggalkan Chaca yang masih asyik melihat kartun. Alika membuka pintunya, ternyata Dita--anaknya Niken yang datang."Tante... kata mamah... aku di suruh nonton tipi ke rumah tante, mamah sibuk soalnya." tutur bocah 5 tahun itu.Alika berpikir sejenak, Niken sibuk apa ya, bukannya tadi masih asyik membalas chat ibu-ibu di group satu persatu."Ayuk masuk..." Ketika Dita hendak masuk. Alika mencegatnya. " Eh..tunggu! Sandalnya dilepas ya sayang!" pinta Alika lembut."Iyah tante, soalnya di rumah selalu pakai sandal." Dita melepas sandalnya dan meletakkan di rak sandal. Alika langsung mengajak Dita masuk ke ruang tipi."Mamam bun..." kata Chaca."Chaca sudah lapar ya sayang... Bunda ambilkan makan ya sayang," Alika mengambikan nasi, lauk sayur bening dan bandeng goreng tepung yang sudah di masaknya. Ia duduk di samping Chaca dan menyuapinya."Dita.. mau makan sekalian ga?"
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 06 A#BerkelahiBy : Leni Maryati*****Tin tin tin Suara klakson bu sayur terdengar di perempatan jalan. Aku dan Ibu-ibu sudah berkumpul mengerubungi dagangan bu sayur. Ada Budhe Nur, Budhe Ratna, dan ibu-ibu RT 05 lainnya. Saat aku memilih-milih ikan Nila yang bagus, mbak Niken datang dari arah rumahnya. "Eh..mbak Alika, tadi Dita mau nonton tipi di rumahmu katanya ga boleh ya?" Ceroros mbak Niken membuka pembicaraan. "Bukan ga boleh mbak, Chaca masih tidur takutnya kebangun rewel. Lagipula mas Farrel hari ini mau bersih-bersih rumah, terutama ruang tipi, sofanya kotor banget." jelasku. Aku perlu menjelaskannya karena mbak Niken berbicara di depan ibu-ibu yang lain. Takutnya ibu-ibu berpikiran tentang aku yang tidak-tidak."Anak kok dibiasakan tidur pagi sih," mbak Niken masih mencari-cari celah."Dengar adzan subuh tadi Chaca sudah bangun sih mbak, tapi tadi setengah 6 tidur lagi." sahutku."Yang aneh itu kamu," timbal budhe Ratna yang terk
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 06 BBy : Leni MaryatiHari ini mumpung mas Farrel ga masuk kerja dan di rumah bersih-bersih untuk persiapan besok, pasti dia akan kecapekan. Makanya aku hari ini harus masak spesial. Nila Bakar asam manis, ayam balado, sayur bening, sama tempe goreng.Pukul 9 pagi semua menu masakan sudah tersedia, ku taruh hasil masakanku di atas meja. Ku lihat mas Farrel juga sudah selesai membersihkan sofa. Tinggal nanti membereskan ruang tamu untuk persiapan arisan besok."Mas... makan dulu yuk! mumpung masih hangat," ajakku. "Ya." Mas Farrel menggendong Chaca dan ke dapur, Ia langsung mencuci tangan. Kita bertiga duduk mengitari meja makan. "Wow... masak enak nih..." ujar mas Farrel."Iyah..sesekali, mumpung Mas Farrel full seharian di rumah. Lagi pula pasti capek habis bersih-bersih."Kita bertiga makan dengan nikmat, Chaca juga minta makan sendiri, ga mau aku suapin. Setelah selesai makan mas Farrel kembali merapikan ruang tamu, sedangkan aku sendiri ma
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 07 A#Niken oh NikenBy : Leni Maryati"Yang dapat arisan bulan ini adalah...." Bu RT membuka gulungan kertas perlahan."Bu Yati!" teriaknya lantang..."Yee...Alhamdulillah..." sahut budhe Yati senang. "Alhamdulillah... selamat ya Budhe Yati..." Budhe Yati mengangguk senang. "Sedangkan yang kejatah tempat untuk bulan depan itu di rumahnya.... Bu Nilam." lanjut bu RT membuka gulungan kertas yang kedua.Pengumuman dari Bu RT sudah selesai, saatnya ibu-ibu kembali menikmati cemilan. "Monggo ibu-ibu dinikmati cemilan seadanya, ini teko isinya es teh.. yang mau nambah silahkan..." Ibu-ibu kembali menikmati snack dan minum sambil saling mengobrol. Kulihat mbak Niken masih asyik makan, sepertinya ia tak terlalu berminat mengobrol dengan ibu-ibu yang lain.Pukul 5 sore acara arisan sudah selesai, ibu-ibu peserta arisan mulai berpamitan pulang satu persatu.Aku masih diteras, menyalami tamu yang berpamitan pulang. Di jalan depan rumah samar aku menden
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 07 B By : Leni Maryati #Rumahku Supermarket Gratis *****Pukul 10 pagi aku seperti biasa sudah menyelesaikan semua pekerjaan, tinggal santai-santai menemani Chaca. Ku lihat gawai mbak Niken rajin sekali membalas komen di aplikasi biru. Dari pagi sudah sibuk di sosial media. Tok tok tokSiapa yang mengetok pintuku? Apa mungkin mbak Niken? Baru beberpa menit yang lalu ia masih berbalas komen di statusnya. Aku melangkah ke dapur dan membuka pintu dan Taraa... "Mbak Alika..." sapa mbak Niken masih memegang gawainya sambil senyam-senyum. "Ya, mbak..." aku hanya memandanginya ditengah pintu, takutnya dia langsung menerobos masuk ke rumah ambil sesuatu. Mbak Niken masih asyik mengetik pesan di hapenya, aku jengah juga menungguinya. Ia kesini mau apa coba, numpang mainan gawai? "Ehem... mbak Niken ada perlu apa ya? kalau tidak ada apa-apa aku masuk ya..." ucapku mulai tak sabaran. "Eh... eh.. bentar mbak Alika" cegatnya. Ia memasukkan gawainya
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 84#Murka sekaliBy : Leni Maryati*****10 Menit kemudian terdengar suara chacha yang menangis dengan kencang. Tak lama kemudian juga terdengar suara pecahan kaca.Alika dengan cepat-cepat keluar dari toilet. Tubuhnya mematung melihat apa yang ada dihadapannya. Chacha telihat menangis tersedu-sedu, dengan kening atas kanan terlihat benjol. Kaca jendela juga pecah berkeping-keping. Selain itu yang membuat mata Alika membulat sempurna terlihat layar LCD TV yang retak seperti habis terkena pukulan benda tumpul. Gambar di layar TV hanya tinggal setengah saja yang terlihat. Alika dengan cepat mengangkat Chacha yang masih menangis tersedu-sedu. Ia menenangkan Chacha untuk berhenti menangis. Dita dan Dito masih kejar-kejaran dan tembak-tembakan. Dita sedang memegang Ulekan batu, ulekan yang biasanya didapur ia gunakan untuk menghaluskan bumbu dapur. Kenapa ulekan itu bisa sampai di ruang TV. Alika geleng-geleng kepala, rumahnya seperti kapal pecah.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 83#Menunggu lewatBy : Leni Maryati*****Sore hari jam 5 sore seperti hari-hari sebelumnya nongkrong di perempatan jalan bersama Dian dan beberapa ibu-ibu lainnya. Keempat ibu-ibu itu asyik mengobrol. Bergosip dari gosip yang masih hangat dan juga nyinyir hal-hal yang sudah lewat. Seperti saat ada suami budhe Nur yang lewat naik sepeda di depannya, langsung keempatnya ghibah keluarga budhe nur. "Budhe nur... Kasihan ya, ditinggal mancing suaminya terus, bahkan pulangnya sampai larut malam," Niken melirik suami budhe yang sedang mengayuh sepeda kebonya, berjalan semakin jauh. "Iya... Anaknya juga habis sakit, padahal ibunya juga belum lama opname." timpal seseibu yang ada disitu. "Dia ga kerja, suaminya ya cuman mancing dan ke sawah. Kerja kalau ada yang ngajakin, kalau ga ada yang ngajak ya nganggur." jawab Niken lagi. "Nganggur gimana, ke sawah kok... Kalau panen gabahnya dijual ngasilin duit. Lagian juga punya beberapa kambing, ngurus kam
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 82#TamuBy : Leni Maryati****Tiba-tiba pintu rumah Farrel diketuk dari luar. Sepertinya ada tamu. Keduanya saling lirik seolah bertanya siapa tamunya. Siapakah tamu mereka, apakah ada masalah ataukah hanya ada keperluan silaturahmi saja.TokTokTok"Assalamualaikum.... "kriet "Wa'alaykumussalam warrahmatullahi wabarakatuh," Farrel membuka pintu, melihat siapa tamu malam-malam begini. Ternyata seorang ibu-ibu. "Ehm... Budhe Sarni. Ada perlu apa ya? Atau ada perlu dengan Alika, sebentar saya panggilkan." "I-iya,"Farrel kembali masuk ke dalam memanggil istrinya. Ketiganya sekarang duduk di kursi teras rumah. Farrel dan Alika Duduk dikursi panjang, sedangkan Budhe Sarni duduk disamping, kursi single. "Mba Alika dan Mas Farrel, maaf sebelumnya kalau kedatangan budhe mengganggu waktu istirahat kalian." Budhe Sarni mulai membuka mulutnya. Mencoba menjelaskan tujuan kedatangannya. "Iya budhe ga apa-apa," jawab Alika tersenyum. "Ada perlu apa
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 81#Gratis ajaBy : Leni Maryati ****"Gratis aja mb Alika, ini juga daripada mubazir."Alika menggelengkan kepala. "Ayo... Ke halaman rumahku." Akhirnya budhe marni nurut aja. Budhe Nur juga sudah pamit pulang ke rumahnya. Budhe Marni menurunkan box kue ke teras rumah Alika. Terlihat ChaCha langsung asyik memasukkan beberapa kue kedalam kantong plastik. "Ini budhe... Teh manis anget." ujar Alika sambil meletakkan segelas teh dan beberapa kudapan. "Ayo minum dulu, ChaCha milihnya pasti lama,""Mba Alika kok malah repot-repot,""Ga repot kok, budhe." Keduanya langsung asyik mengobrol sana-sani. Sambil menunggui ChaCha yang masih memilih kue-kue, kadang kala balita itu terlihat terdiam dan berpikir dalam memilih kue. "Budhe... Kok kuenya dibagikan gratis begitu? Itu sesekali apa tiap hari, kok mba Niken dan Dian seakan tahu budhe mau bagi-bagi kue gratis?"Budhe Marni terlihat menghela napas sejenak. Raut mukanya terlihat sedih, "Awalnya mema
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 80By : Leni Maryati#IparShinta dan Ridho sedang istirahat di dalam kamar. Setelah makan siang yang terlambat, mereka berdua hanya makan dengan telur ceplok, oreg tempe dan kuah pedas manis yang jelas tanpa udang. Keduanya ngobrol ringan seputar kegiatan Ridho saat ditempat kerja. Shinta juga sedang mencari-cari kerja yang cocok dan tidak sampai malam. Ridho bakalan keberatan jika dirinya bekerja menjadi SPG seperti dulu yang pulang larut malam. Disebelah kamar mereka berdua terdengar samar-samar ibu Komala sedang memarahi Shinta. Beberapa menit yang lalu Ibu Komala baru pulang dari arisan. Ia langsung menuju kamar Dela, penasaran ingin menanyakan perihal makanan untuk Shinta dan Ridho. Anak laki-lakinya itu tadi sempat mengirimkan pesan bergambar menanyakan perihal makanan kesukaan istrinya ditaruh dimana. Karena hanya tersisa kuah saja yang ada di atas meja. Ibu Komala yang berniat menanyakan itu pada Dela terpaku di depan pintu saat meliha
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 79By : Leni Maryati#KontenNiken cemberut jadi bahan tertawaan ibu-ibu. Seolah tak terjadi apa-apa Ia langsung berdiri dan kembali bergoyang. Sepertinya video saat Ia jatuh tadi bakalan Ia upload saja di aplikasi tok-tok. Lumayan kalau banyak yang terhibur. Beberapa hari kemudian, Di sore hari sesuai kesepakatan Niken akan membuat konten masak cemilan bersama Alika. Dengan setengah hati Alika memperbolehkan Niken membantunya membuat cemilan. Hari ini Alika akan membuatkan suami dan anaknya cemilan risol mayo. "Mba... Ini hapenya aku taruh disini ya.... Biar aktivitas kita memasak terlihat jelas. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau ada kamera dari sudut yang berbeda. Mba Alika... Pinjam handphonenya ya, buat videoin juga."Alika menghentikan aktifitasnya yang sedang mengaduk adonan untuk membuat kulit risol, "Sesuai perjanjian, mba Niken hanya membantu memasak dan tidak menyusahkan. Oke?" kata Alika penuh tekanan dan tak mau diganggu gugat. Ni
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 78By : Leni Maryati#Cuan Setelah mendapatkan modal berjualan, Niken mulai fokus berjualan lagi. Mulai dari delivery jus buah dan Snack bakar-bakaran. Ia harus berusaha keras agar modal usahanya tetap berputar, selain untuk membantu kebutuhan rumah tangga juga untuk membayar setoran bank mekar setiap minggunya. Niken juga memiliki hobby baru atas ide dan masukan dari bestienya--Dian dalam menambah cuan. Sudah sebulan ini Niken menggeluti hobby barunya membuat konten-konten video di aplikasi toktok. Niken membuat konten-konten dengan tema muka ndeso rezeki kota. Ia sering membuat konten goyang-goyang didepan rumah Alika, dan mengakui sebagai rumahnya. Kadang kala kalau hari Minggu Niken juga membuat konten mencuci mobil Farrel. Keluarga Alika dan Farrel hingga sebulan ini tak merasa keberatan saat Niken membuat konten-konten itu. Selama Niken melakukannya diluar rumah dan tidak mengganggu ketenangan mereka. Untuk hutang ke Budhe Sarni, Niken
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 77By : Leni Maryati#Merayu Budhe Sarni ****Niken tersenyum tipis, sambil berpikir kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan. "Ehm... Budhe... Kemarin-kemarin aku kena musibah, difitnah hingga masuk penjara karena polisi salah tangkap. Karena hal itu aku tak berjualan sampai hampir 2 Minggu.""Terus?" tanya Budhe Sarni lagi karena Niken malah terdiam. Ia mulai mengeluarkan jurus memelas dan menceritakan keadaannya yang menderita. Niken menghapus air matanya. "Begini Budhe, aku berniat meminjam uang budhe. Untuk bayar SPP Anton. Harus segera dilunasi Budhe. Kalau tidak, Anton tidak boleh ikut ujian kenaikan kelas," "Memang mau pinjam berapa?" "Satu juta saja!" Budhe Sarni menyipitkan matanya. Ia sedang menimbang-nimbang plus minus jika berurusan dengan Niken. Jika tak dipinjami, kasihan juga. Ia pernah mengalami dan merasakan bagaimana bingungnya sebagai orang tua jika anaknya belum bayar SPP."Sebenarnya uang Arisan itu mau aku gunak
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 76By : Leni Maryati#Tuduhan Dela*****Akhirnya Shinta dan Ridho melakukan brunch pukul 11.00. Sarapan sekaligus makan siang. Lagi-lagi Shinta harus mandi keramas lagi. Setelah makan siang Ibu Komala mengajak Ridho untuk mengantar makanan-makanan kering sisa hajatan kemarin ke beberapa saudara mereka yang dekat.Sudah satu jam Shinta rebahan mainan ponsel di kamar, Ia merasa bosan. Shinta berinisiatif menonton televisi saja di ruang keluarga. Kondisi rumah sepi, saat Ia membuka pintu kamar saja begitu terdengar. "Kemana ya Dela? Hmm mungkin menidurkan anaknya." cicit Shinta yang dijawabnya sendiri. Siang-siang begini memang waktunya bayi 9 bulan untuk tidur siang. Shinta duduk di sofa dan menyalakan televisi, memilih acara gosip artis. Didepan meja tersedia beberapa cemilan. Ah... Rasanya Ia selalu lapar karena tenaganya terkuras habis. Suaminya Ridho memang benar-benar tak terduga, menerkamnya terus-terusan. Coba saja tadi Bu Komala tak memint