Share

92 Semua Ini Murni Fitnah

Hari itu klinik tidak terlalu ramai pengunjung, sehingga Nezia hanya memantau pegawai yang mengemas paket dan memeriksa buku tamu yang baru terisi separuh.

“Apa Tian akan ke sini lagi setelah kita memecat Lea?” tanya Nezia begitu dia masuk ruang staf.

“Kurang tahu juga,” jawab Bram sambil menggeleng. “Kenapa? Jangan bilang kalau kamu menyesal sudah memecat Lea?”

Nezia menggeleng, kemudian tersenyum kecil.

“Ya tidaklah,” kilahnya. “Aku cuma mau tahu apakah Tian mulai tidak profesional dengan prinsipnya sendiri. Bukankah dia tidak suka mencampuradukkan masalah pribadi sama pekerjaan?”

“Benar juga, Nez. Tapi tidak tahu juga, Tian kadang tidak bisa ditebak orangnya.”

“Mau taruhan sama aku, Bram?”

“Buat apa? Tian itu misteri, aku yakin dia tidak bisa diprediksi seperti cuaca ....”

Nezia tersenyum lagi dan tidak berkomentar.

Di kediaman orang tuanya, Tian sedang berdiskusi dengan rekannya melalui sambungan telepon.

“Aku sudah dapat alamat rumah sakit tempat Pak Irawan dirawat ...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status