Share

Bab 71

Author: Bun say
last update Last Updated: 2022-09-14 10:30:22

Bab 71

Aku masih berdiri di teras ambil memperhatikan mobil Yuda yang tidak juga melaju pergi.

Entah apa yang dipikirkannya saat ini, hingga lelaki itu masih enggan beranjak namun dengan kaca mobil yang tertutup rapat. Entah dia tengah memikirkan apa saat ini, atau entah dia mungkin tengah kesal dan marah atas apa yang kukatakan tadi, kalau aku ingin sendiri tanpa Yuda yang mengganggu hari-hariku.

Aku memang butuh ruang sendiri tanpa dia di sampingku, karena melihatnya semakin lama aku semakin ketakutan sendiri, ketika Yuda yang terus-terusan naik darah dan seperti tidak bisa mengontrol emosinya.

Setelah kegagalan pernikahanku dan setelah Mas Agung pergi dari hidupku, banyak sekali hal yang kujalani dengan tidak mudah. Termasuk beberapa kecelakaan yang disengaja hingga membuatku seperti sekarang ini.

Ditambah dengan emosi Yuda yang selalu meluap-luap, aku merasa kurang nyaman dan aku merasa sedikit tersiksa. Itu mengingatkanku pada luka luka lama yang kudapat dari Mas Agung dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 72

    Bab 72'Sura langkah dari arah belakang membuat obrolan kami terhenti. Aku menoleh ke belakang dimana beberapa orang tergesa mendekat."Bu Mina, Mbak Indira, bukankah ini suaminya. Tadi kami menemukan lelaki itu di post depan gang. Sepertinya sedang kesakitan. Sementara saya melihat ada poto Mbak Indira di dompetnya." Aku dan ibu mengangguk spontan, dan saling memandang, kemudian menatap lelaki itu yang terlihat menggigil.Belum sempat berbicara, mereka membawa Mas Agung ke dalam rumah."Ya ampun, ada apa dengan Agung, Indi." Ibu terlihat khawatir lalu menyusul mereka masuk. Sementara aku mengikuti di belakangnya dengan perasaan campur aduk. Hatiku terus bertanya-tanya tentang keberadaan Mas Agung di desa ini.Sedang apa lelaki itu sebenarnya. Apakah dia sengaja mencariku dan Adi ke sini, atau hanya kebetulan saja, atau mungkin dia hendak bertemu dengan orang lain? Entah kenapa pikiranku dipenuhi dengan berbagai t

    Last Updated : 2022-09-15
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 73

    Bab 73"Ya Tuhan, Apa yang terjadi padamu, Mas? Kenapa aku sangat takut sesuatu yang buruk akan menimpamu." Kupandangi lelaki itu yang memejamkan matanya, dengan setetes air bening jatuh di sudut pipinya, membuatku merasa tak tega. Namun demikian, aku tidak bisa berbuat banyak saat ini.Dari arah luar, terdengar suara langkah kaki dan teriakan Adi yang langsung masuk ke indera pendengaranku. Aku dan ibu langsung menoleh ke arah pintu dimana orang yang tak kuduga, tengah berdiri di sana dengan wajah sulit diartikan."Ibu, lihat siapa yang datang?" Adi berdiri bersisian dengan lelaki yang beberapa waktu ini kurindukan. Yuda berdiri mematung di tempatnya."Ayah?" ucap Adi dengan suara pelan. Menatap pada lelaki yang masih berbaring di sofa."Yu-Yuda, kamu disini?" ucapku gugup. Aku terpaku di tempatku dengan tanganku dan Mas Agung masih saling bertautan. Sementara lelaki itu menatap dengan matanya yang memerah. Entahlah, Yuda masih membisu di tempatnya, dan seketika berbalik menin

    Last Updated : 2022-09-16
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 74

    Bab 74Hari beranjak malam. Keadaan Mas Agung tidak juga berubah, malah lelaki itu semakin menggigil seperti kedinginan dan bahkan sampai saat ini kesadarannya hampir hilang. Lelaki itu sama sekali tidak merespon, meskipun aku dan ibu mencoba untuk menyadarkannya.Adi yang berhasil kubujuk ikut mendekati ayahnya dan memeluk lelaki itu yang seperti kesakitan, entah menahan apa. Anak itu terus terisak dan memanggil-manggil nama ayahnya.Sudah beberapa saat yang lalu, aku menelepon teman, bahkan tetangga yang punya kendaraan agar bisa membawa Mas Agung ke rumah sakit. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan, aku takut jika sampai terlambat, kondisinya akan sangat parah dan yang lebih buruk lagi dia tidak dapat diselamatkan."Kamu masih belum juga mendapatkan mobilnya, Indira?" Aku menggeleng lemah, menatap ke arah ibu. Di desa memang sangat jarang sekali orang yang mempunyai kendaraan roda empat, hanya beberapa orang saja yang punya mobil dan biasanya itupun dipakai ke kota untuk be

    Last Updated : 2022-09-17
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 75

    Bab 75"Apa tidak sebaiknya kamu menghubungi keluarganya, mengingat kondisi Agung saat ini, bapak tidak yakin kalau lelaki itu akan bertahan, lagipula mereka berhak tahu kondisi anaknya.""Bapak benar." Aku segera menghentikan tangisku. Ucapannya benar, mengapa aku sampai lupa untuk menghubungi keluarga Mas Agung. Walau bagaimanapun ayah dan ibu mertua berhak tahu akan keadaan anaknya saat ini."Kuatkan hatimu menerima cobaan ini. Mungkin ini sudah takdir yang harus dijalani oleh suamimu, tapi bapak yakin jika suamimu adalah orang yang baik." Aku mengangguk lagi membenarkan apa yang lelaki di depanku ini ucapkan. Mas Agung sebenarnya adalah orang dan suami yang baik, hanya saja mungkin pergaulan dan caranya hidup dan masuk ke dalam pergaulan salah, hingga dalam waktu singkat dia langsung terjerat dalam dunia hitam dan penyakit mematikan ini. Sesuatu hal yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, yang sampai saat ini, ayah ibunya Zahra belum juga ditemukan. Sebagai orang yang iku

    Last Updated : 2022-09-18
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 76

    Bab 76Setiap manusia membawa takdirnya masing-masing. Hidup mati semua sudah digariskan oleh yang kuasa. Begitu pun dengan Mas Agung, yang pada akhirnya menyerah pada takdirnya. Lelaki itu meninggal tepat ketika aku melafalkan doa-doa di telinganya.Mas Agung meninggal. Menyisakan kesedihan pada orang-orang yang ditinggalkannya. Termasuk padaku, Adi, orang tua dan seluruh kerabat. Tidak ada yang menyangka lelaki berusia 36 tahun tersebut harus kembali kepada sang pencipta, dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.Wajah Yuda yang marah karena aku menghindarinya dan terpaksa memilih pergi untuk menenangkan diri ke kampung halaman, hadir saat pemakaman tiba. Lelaki itu menghampiri dan terus mencoba untuk menenangkan Adi yang bersedih, dan tidak mau menghentikan tangisan di depan pusara Mas Agung yang telah tertimbun tanah."Maafkan aku, Mbak, aku tidak tahu jika pada akhirnya–""Sudahlah, Yud, ini bukan salahmu. Lagi pula kamu tidak melakukan kesalahan apapun," kataku sambil meningg

    Last Updated : 2022-10-04
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 77

    Bab 77Pada akhirnya setelah memikirkan keadaan yang terjadi, aku memutuskan untuk menerima Yuni bekerja di tempatku. Selain alasan kemanusiaan, aku juga merasa kasihan padanya. Hidup tanpa orang tua, dengan dua anak dan tanpa suami, tentu saja membuat wanita itu merasa sedih dan kekurangan biaya. Setidaknya aku yang tidak bisa memberi apa-apa, bisa menawarkan pekerjaan yang halal untuknya. Agar mereka juga tidak kesulitan untuk bertahan hidup. Selain itu, Adi juga jadi punya teman, yaitu Dea yang setiap hari selalu mengajaknya bermain dan belajar bersama, sambil mengasuh bayi kecil yang menurut Yuni usianya baru menginjak tiga bulan. Bayi kecil yang lucu, yang bentuk wajah dan hidung serta bibirnya mirip dengan Mas Agung dan Adi. Sesekali kupandangi mereka yang tampak asik dengan bercanda sambil memainkan permainan. Dan tanpa terasa aku terharu melihat ketiganya, yang sama-sama tidak memiliki ayah, dan hanya memiliki seorang ibu yang single parent sepertiku dan juga Yuni. Bed

    Last Updated : 2022-10-04
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 78

    Bab 78Aku menatap Andreas tak percaya saat ini, mendengar apa yang dituturkan oleh mulutnya barusan. Ternyata penyakit Amira memang tertular dari ibunya sendiri."Gaya hidup Winda yang kelewat batas dan jauh dari hal-hal baik, menyebabkan Amira terkena dampaknya. Wanita itu selain gemar mabuk-mabukan juga sangat gemar sekali merokok, bahkan berbungkus-bungkus rokok dihabiskan dalam waktu satu hari tanpa henti. Wanita itu juga sering begadang dan kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak berguna itu, dibandingkan bersama dengan anak dan suaminya di rumah." Kelihatan tangan Andreas mengepal kuat saat menuturkannya. Mungkin dia masih menyimpan kekesalan kepada wanita yang bernama Winda barusan."Oh ya, ngomong-ngomong dimana wanita itu sekarang? Apakah kalian sudah berpisah?""Dia meninggal karena overdosis saat pesta minuman di salah satu hotel mewah bersama teman-temannya. ketika itu, Amira baru berusia 2 bulan. Winda sering marah dan stres karena berat badannya naik drastis.

    Last Updated : 2022-10-06
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 79

    Bab 79Angin dingin berhembus di penghujung bulan September, saat terdengar suara ketukan pintu dari arah depan, dan mau tak mau membuatku harus membukanya."Ada paket, Bu." Seorang kurir mengangsurkan bingkisan dan sebuket bunga mawar."Tapi aku merasa tidak memesannya, Mas." Jujur aku merasa heran tiba-tiba mendapat mawar sepagi ini dengan bingkisan yang dibawanya. Lelaki yang tengah mengenakan jas hujan dan helm itu, hanya tersenyum menatap ke arahku. Senyum polos yang cukup menggemaskan. "Saya hanya disuruh untuk mengantar, silakan diterima.""Baiklah." Akhirnya dengan terpaksa kuterima bingkisan itu dan buru-buru segera masuk ke dalam rumah, karena udara dingin dari rintik air hujan membasahi tubuhku yang saat ini tidak mengenakan payung. Kuletakkan bingkisan itu di atas meja, sebelum akhirnya membuka sweater dan kerudung yang kupakai barusan, karena basahnya hampir menembus ke dalam kulit kepalaku.Rupanya mawar putih itu dikirim oleh Andreas. [Selamat ulang tahun, Indira. K

    Last Updated : 2022-10-11

Latest chapter

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 101

    Bab 101Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, keadaanku mulai sedikit membaik. Rasa nyeri di punggung tidak terlalu terasa sekarang. Meskipun masih tidak bisa bergerak bebas. Tapi karena perawatan yang maksimal, aku pun cepat pulih.Yuda juga semakin perhatian padaku. Pria itu setiap waktu selalu datang dan menjalankan kewajibannya. Pagi-pagi Yuda akan pulang ke rumah untuk mengurus anakku, siangnya mengurus pekerjaan hingga sore, dan malamnya dia akan menemani sambil bercerita tentang kesehariannya dalam mengurus bisnis kuliner miliknya, serta mengecek toko kue milikku. Sikapnya yang periang dan suka bercanda mampu membuatku tersenyum tiap waktu. Yuda juga kerap kali menceritakan apa saja kejadian yang lucu. Aku selalu tersenyum saat melihat kebahagiaan terpancar dari matanya. Rasa benci dan sakit hati yang sebelumnya hadir, sirna begitu saja, setelah mendengar pengakuan dan penjelasannya. Pria itu, benar-benar tidak bersalah dan dia sudah mengatakan semuanya. Dan aku per

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 100

    Bab 100Mini POV YudaKutatap layar ponsel yang terus-terusan menyala. Panggilan dan pesan terus masuk beruntun dari orang yang sama. Yanti.Entah harus dengan cara apalagi aku menghindari dan menjauhkan dia dari kehidupan kami. Langkahnya yang bersih tanpa jejak membuat pihak kepolisian kesulitan untuk menangkapnya. Kalaupun dia berhasil ditangkap, entah bagaimana caranya hingga wanita itu bisa berkeliaran dengan bebas di luar sana. Meski kuduga ada pihak dalam yang ikut serta membantunya kepergiannya. Bukan hanya saat di lapas, bahkan saat di rumah sakit saja dia bisa melarikan diri entah bagaimana caranya.Saat itu memang kebodohanku, yang mau saja bicara berdua dengannya. Setelah ayah dan ibunya terus meminta untuk datang ke rumah sakit. "Lepaskan Indira, Yuda. Ayo kita menikah. Aku akan menjadi wanita yang baik, dan akan kupastikan kamu lebih bahagia bersamaku.""Kau sudah gila. Sekian lama aku menunggunya dan sekarang hampir kudapatkan, jadi mana mungkin aku akan melepaskannya

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 99

    Bab 99Aku tertegun di tempatku. Tak menyangka dengan pesan yang kubaca barusan. Apakah Yanti sengaja melakukannya atau dia hanya menakut-nakutiku, karena dia masih belum rela jika Yuda sudah menikah denganku. Tapi jika dipikir-pikir, bukankah beberapa saat lalu pria yang sudah menjadi suamiku itu juga tengah berkirim pesan dengannya. Aneh."Apa yang kamu lihat?" Yuda mendekat dan mengambil alih ponselku. Keningnya langsung berkerut dan terlihat kesal setelah ikut membaca pesan yang masuk dari Yanti. Dari sini saja bisa kulihat jika pria itu ikut marah padanya."Kamu tidak mungkin percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu, bukan?" ujarnya dengan wajah sendu. Sepasang manik coklat gelap itu memindai wajahku dengan seksama. Aku memilih duduk menyamping di tempat tidur sambil menunduk."Ayolah, Mbak. Jangan pernah percaya pada kata-kata yang belum jelas kebenarannya!" "Hari ini aku lelah sekali. Bisa tolong matikan lampunya?" ujarku sambil membelakanginya dan menutupi seluruh tubuhk

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 98

    Bab 98Akhirnya resepsi itu selesai juga, ketika waktu menunjukkan hampir tengah malam. Para undangan yang datang paling akhir didominasi oleh rekan satu profesi dan juga teman-teman Yuda. Dan mereka tampak mengobrol lama sekali.Adi, ibu dan keluarga yang lainnya sudah pulang tepat pukul sembilan malam tadi, mengingat putraku itu sudah merasa mengantuk dan tidak mau tinggal, meskipun Yuda mengatakan tidak masalah jika Adi ingin menginap di kamar yang sama dengan kami. Tapi tentu saja ibu dan yang lainnya melarang. Bahkan sebelumnya mereka semua menggodaku, dengan alasan tidak ingin diganggu, padahal itu tidak benar sama sekali. Lagipula pernikahan ini bukan karena mengejar nafsu yang itu.Aku terlebih dahulu masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan sebelumnya. Ruangan ini sudah dipenuhi dengan hiasan serta taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur juga dua handuk yang dibentuk seperti angsa dengan posisi saling menghadap. Aku menghela nafas berat, membayangkan apa yang terja

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 97

    Bab 97Yuda tampak gagah saat berdiri bersisian di sampingku dengan wajah bahagianya. Sesekali pria itu melirik ke arahku, tapi tetap kuabaikan. Meski aku tersenyum di depan para tamu, nyatanya ketika melihat sosok pria yang sekarang telah menjadi pendamping hidupku ini, hatiku kembali tersayat pedih.Bayangan bibir merahnya beradu dengan bibir Yanti waktu itu, terus membayang di pelupuk mata."Sepertinya kamu masih nggak percaya padaku, Indi." Pria itu berbisik tepat di telinga. Aku mengerjap sadar kala Yuda mengangsurkan air mineral. Kali ini dia tidak memanggil dengan sambutan 'Mbak' lagi. Mungkin karena sekarang aku telah resmi menjadi istri sah-nya.Meski sebenarnya hari ini tidak bisa kubayangkan. Betapa aku telah menikahi dengan seorang pria yang sebelumnya telah melakukan perbuatan yang menurutku sangat menjijikan itu dengan mantan adik iparku sendiri.Aku mengacuhkan perkataannya, saat para tamu undangan kembali mendekat ke arah kami. Memberi doa restu, sekaligus memberi sel

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 96

    Bab 96Akhirnya sampai pada di hari H. Pernikahan itu tetap digelar karena tak mungkin membatalkannya begitu saja. Mengingat undangan sudah dicetak, catering dan gedung serta pakaian khusus sudah dipersiapkan dengan baik. Maka atas permintaan keluarga besar Yuda dan Bu Dewi sendiri, mereka sengaja datang ke rumah untuk membujukku untuk melakukan kesepakatan."Aku setuju, tapi kumohon agar tidak bertemu dengan Yuda sampai hari H. Bahkan aku tak mau melihatnya di sekitar rumah dan tempat kerjaku. Aku perlu waktu untuk menata hatiku, walau bagaimanapun aku tidak siap bahkan untuk mendengar penjelasan serta permintaan maaf darinya," ucapku waktu itu pada mereka. Kulihat perubahan di wajah Bu Dewi yang sedikit terkejut. Mungkin tidak menyangka dengan permintaanku yang di luar nalar itu. Bagaimana mungkin aku akan menikahi pria itu, namun tidak ingin melihatnya sampai waktu yang ditentukan tiba.Bu Dewi mengangguk dan mencoba untuk memahami permintaanku."Aku tahu, mungkin kamu berat untu

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 95

    Bab 95Aku terus berlari melewati lorong demi lorong di rumah sakit yang bertingkat ini. Rasanya terasa sangat jauh sekali bahkan untuk sekedar ingin cepat sampai dan menginjakkan kaki ke lantai bawah. Sengaja aku tidak masuk ke dalam lift karena posisinya tertutup. Pasti akan sangat lama menunggu. Dan aku tak ingin berlama-lama di tempat itu, mengingat Yuda terus menyusul di belakang dengan suaranya yang membuatku tidak tahan.Aku tidak menyesali perbuatannya bersama dengan Yanti. Hanya saja kenapa aku mesti melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Adegan itu terlihat sangat menyakitkan. Bayang-bayang Mas Agung dan Zahra berkelebatan di pelupuk mata, ketika mereka berdua melakukan hal yang sama, persis di depan mataku. Saat aku melihat keburukannya di rumah ibu mertua, waktu pertama kali aku bertemu dengan pasangan selingkuh itu.Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan panas mereka berdua sekarang, tepat ketika pernikahanku bersama dengan Yuda sudah di depan mata."Mbak, tunggu Mb

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 94

    Bab 94Masuk ke salah satu rumah sakit terbesar di tempat ini. Aku mengikuti jejak langkah Yuda yang berjalan di depanku, menuju ke sebuah tempat informasi pasien. Setelah mendapat petunjuk, kami langsung melewati lorong dan naik beberapa lantai ke atas."Kamu yakin masih mau ikut?" Aku mengangguk siap. Butuh sedikit usaha tadi, agar Yuda mau membawaku ke tempat ini."Jangan cemburu jika nanti wanita itu mengatakan apa-apa padaku, ya. Karena aku sudah mengingatkanmu.""Sebagai calon istrimu, aku harus menjaga calon suamiku dengan baik. Aku nggak bisa janji. Jika nanti Yanti berbuat macam-macam padamu, tentu saja aku akan membalasnya. Aku tidak akan memperdulikan meskipun dia mantan adik iparku, karena dia pun sudah mencoba menyakitiku berulang kali. Dan kali ini, aku tidak bisa membiarkannya lagi!"Yuda mengusap kepalaku sambil tersenyum simpul. "Kamu harus banyak bersabar dan menahan amarahmu, jika tidak, maka bukannya tenang malah Yanti akan semakin dendam kepadamu.""Dan dia sudah

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 93

    Bab 93[Mbak, kamu harus hati-hati karena Yanti bunuh diri di penjara dengan cara mengiris urat nadinya. Perempuan itu berada di rumah sakit sekarang. Dan bukan tidak mungkin dia akan kabur mengingat dia memiliki seseorang yang selalu mendukung rencana jahatnya.]Kutatap pesan dari Zahra barusan dengan mata mengerjap tak percaya. Wanita sekasar dan seegois Yanti berani melakukan tindakan bunuh diri. Benar-benar tidak dapat kupercaya.Pesan itu langsung aku kirimkan kepada Yuda yang seketika berubah menjadi centang biru, tanda pria itu telah membuka pesanku. Tak lama kemudian, terlihat ketikan di layar paling atas, dan seketika menampilkan pesan balasan darinya.[Kalau begitu kamu harus berhati-hati, Mbak. Jangan bepergian kemanapun tanpa seizinku. Jika pun ada kepentingan mendesak, atau kamu harus pergi ke toko, maka aku sendiri yang akan mengantarmu.] Aku tersenyum tenang. Cukup lega mendengar sarannya. Pria itu memang sangat bertanggung jawab dan sepenuh hati memperhatikanku.Kusim

DMCA.com Protection Status