"Hei, kenapa mereka tidak bisa mengenaliku sebagai manusia?" Tanya Raka. Ia mengenakan jubah lusuh bertudung yang telah direndam semalaman dengan darah dari iblis yang mereka bunuh di dalam hutan. Keduanya berhasil lolos dari lantai satu dan mendirikan kemah sementara di tengah hutan. Sudah sekitar lima hari berlalu. Mereka sering keluar-masuk desa untuk melihat keadaan di sekitar lantai dua ini. Sesekali Indrajit bercengkerama dengan beberapa pedagang di pasar untuk mencari tahu tentang ibukota kerajaan di lantai dua."Artinya darah iblis yang dipakai untuk merendam jubahmu itu bekerja dengan baik. Akan sangat berbahaya bila mereka tahu ada manusia di sini," bisik Indrajit. Mereka berdua mengenakan topeng hitam untuk menyamarkan wajah. Berjalan di tengah-tengah pasar yang kebanyakan menjual aneka daging dan organ dalam dari para hewan. BERKUMPULAH!!!DI SINI ADA BARANG BAGUS!!!Dari arah alun-alun desa terdengar teriakan yang begitu lantang. Suara itu seakan menjadi magnet yang m
Di balik semak tepatnya di samping rumah bergaya Eropa kuno, ketiga penyusup itu bersembunyi. Tidak ada cahaya selain sinar rembulan yang menembus. Raka berada di rumah bangsawan iblis yang telah membeli ketiga anak laki-laki yang mereka temui di alun-alun desa. Bangsawan iblis di lantai dua hanyalah sedikit. Hanya ada sekitar lima keluarga besar yang menduduki wilayah itu. Mereka terbagi menjadi beberapa sektor. Ada keluarga yang mengurusi tentang ekonomi, sosial, pemerintahan, pertanian dan juga militer. Wujud mereka sekarang seperti seorang manusia pada umumnya, namun ada tambahan tanduk di kepala dengan berbagai bentuk dan ukuran.Wujud tersebut digunakan untuk menutupi wujud asli mereka yang terlihat terlalu mencolok ketika dilihat oleh para manusia-manusia yang tertangkap.Mereka yang menguasai pertanian atau kebutuhan pangan merupakan keluarga yang bertanggung jawab atas peternakan manusia. Setiap manusia diculik ketika gelombang bencana terjadi. Mereka diberi makan hingga gem
Ia mengayunkan sabit besar yang terbuat dari bayangan ke arah leher Sraja Sanda. SLASH!!!Namun ketika mata pisau dari sabit itu menggores leher si iblis kadal, justru sabit milik iblis hitam yang hancur. PRAK!!!"Tidak mungkin!" Indrajit terkejut. Sraja Sanda langsung mengibaskan ekornya dan melemparkan Indrajit ke sembarang arah. BRAK!!!Ekor dari iblis itu menghempaskan Indrajit hingga tubuh iblis hitam menghantam kolam air mancur. Sraja Sanda mengeluarkan sebuah senjata berupa palu gada berduri. Bentuknya mirip seperti permen lolipop ukuran besar, namun senjata itu berasal dari logam Sivantum, logam yang begitu keras di neraka. Sraja Sanda menggunakan dua gada sekaligus di kedua tangannya, ia berlari cepat ke arah Indrajit dan melompat untuk menyerang pangeran terbuang itu. "Matilah kau!" Teriak Sraja Sanda.Kedua gadanya telah diselimuti oleh energi gelap yang begitu kuat. BRAK!!!Sayangnya, Indrajit berhasil melarikan diri dengan menghilang ke dalam bayangan suatu benda.
Kepulan asap putih masih terlihat membumbung tinggi di beberapa titik. Kawah yang begitu besar tercipta dalam waktu semalam. Ledakan besar yang diciptakan oleh Indrajit berhasil memusnahkan seluruh area di radius hingga dua kilometer dari pusatnya di rumah Sraja Sanda. Di dalam hutan, Arumsari dan Ki Demang membantu Raka untuk memasak dengan menggunakan kuali dan wajan besar. Raka menggunakan pena peminjam barang miliknya untuk mengeluarkan tenda-tenda dan beberapa toilet dadakan. Dalam semalam saja, area hutan itu telah menjelma menjadi sebuah komplek pengungsian. Lebih dari lima puluh tenda berisi lima orang yang berbaris di sekitar mobil karavan milik Raka. "Di mana Indrajit?" Raka tidak melihatnya sedari pagi. "Ia sedang menuju ke ibukota. Indrajit akan langsung memindahkan kita bila ia berhasil masuk ke dalam istana. Untuk saat ini, dengan kubah pelindung miliknya, kita aman berkemah di dalam hutan. Namun pelindung ini tidak akan bertahan lama," pikir Ki Demang. "Aku tahu. K
Surat yang dititipkan oleh Raka untuk Ki Joko Gendeng berhasil tersampaikan. Kakek itu melihat isinya dan membaca seluruh kalimat itu dengan seksama. Ada beberapa paragraf yang membuat dirinya terkejut. Namun kertas yang diberikan oleh Raka bukan hanya selembar saja. Ia memberikan beberapa kertas lagi yang bertuliskan informasi penting mengenai beberapa hal yang terjadi di dalam menara."Bocah itu menulisnya dengan sangat detail. Ia ingin merencanakan sesuatu dengan ini semua," ungkap Ki Joko Gendeng dalam hatinya. Dan pertapa tua itu terkejut akan rencana penyerangan yang akan dilancarkan oleh delapan aliansi raja iblis dari lantai dua hingga sepuluh. Ki Joko Gendeng mengabarkan isi surat itu ke guru dan raja para siluman. Keduanya begitu terkejut akan apa yang terjadi di depan. Sang Raja meminta agar pesan ini disampaikan ke kerajaan Sundapura dan Medang Raya. Tidak lupa, ia meminta Jayabhaya untuk diberitahu juga.
Ramsyashura begitu takut ketika merasakan pancaran energi dari para pemburu sang pangeran. Ia tahu tentang kekuatan para penunggang bayangan hitam. Mereka adalah makhluk yang diciptakan oleh raja lantai seratus untuk menjadi kaya dan penghakiman bagi iblis lainnya. Namun ketika ia menghitung jumlah mereka, Ramsyashura hanya melihat ada sembilan pemburu saja. Namun meski begitu, kekuatan mereka tetap menakutkan. Bahkan raja Samraha tidak bergegas turun dari singgasananya. Ia membiarkan para penunggang bayangan hitam yang ambil bagian dalam mengurus iblis hitam. "I–Indrajit… sebaiknya kita pergi dari sini," pikir Ramsyashura."Pintunya telah terkunci. Aula istana ini sudah diisolasi untuk mengurung kita," ungkap Indrajit. Benar, pintu batu yang dihiasi oleh permata dan batu granit berkelas itu telah terkunci dari luar dan dalam. Ini adalah sistem yang diberlakukan pada setiap aula raja iblis di setiap lantai. Hanya dengan membunuh sang raja, mereka yang terjebak di dalam aula itu bi
Di lain tempat, para raja iblis di lantai tiga hingga kesepuluh telah melakukan rapat besar. Mereka berkumpul di alam bawah sadar untuk menegaskan rencana penyerangan ke dunia luar. Rencana yang semula akan dilakukan pada lusa akhirnya dimajukan. Ternyata si raja iblis Samraha adalah alasan kenapa invasi besar-besaran itu dimajukan. Ia tahu tentang Raka dan Indrajit. Samraha mencoba membuat selama mungkin keduanya terkurung di dalam aula besar istana.Dan ketika keduanya tidak berdaya, Samraha meminta seluruh pasukan gabungan delapan raja segera meluncur keluar menara Kalpawreksa. Sangat disayangkan karena pasukan iblis dari lantai dua tidak bisa ikut serta karena hancurnya para penjaga portal. "Buka portalnya!" Teriak raja di lantai sepuluh. Secara bersamaan, semua lantai di bawahnya, portal dimensi pun terbuka. Ratusan ribu hingga jutaan pasukan merangsak masuk ke portal dan keluar di satu tempat di dekat menara Kalpawreksa. "Apa itu? Bukankah penyerangan itu akan terjadi lusa?
Para pasukan iblis yang dipimpin oleh delapan jenderal perang dari delapan lantai bergerak menyerang. HWAAARRGGGH!!!Teriakan keras bersamaan dengan suara dari ratusan ribu langkah kaki yang menghentak ke tanah terdengar menggema ke seluruh penjuru medan perang. Mereka berlarian menuju ke arah pasukan aliansi Yawadwipa. Berbagai jenis senjata telah mereka hunusan. BUNUH MEREKA SEMUA!!!Ucap salah satu dari jenderal iblis itu. Di sisi lain, Jayabhaya mengangkat tangannya ke atas. Ia memerintahkan untuk menghujani mereka dengan ribuan anak panah. Semua busur telah mengacung ke arah atas. Ribuan anak panah ditembakkan tanpa tahu siapa targetnya. Hujan ribuan panah pun menumbangkan beberapa iblis dan membuat formasi mereka berantakan. "Pimpin pasukanmu dan giring mereka ke arah kiri. Dan kau, giring mereka ke sisi kanan," ungkap Jayabhaya. Mahapatih Arya Wisungsang segera melaksanakan perintah dari jenderal tertinggi di aliansi Yawadwipa. Ia membawa pasukan Sundapura menuju ke sisi k