Share

Chapter 95

Author: Brille23
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Kini ketiga mahasiswa itu duduk mengelilingi meja Martin. Mereka duduk menghadap pada DPS mereka yang sedang memandang dengan seksama kue yang Viona berikan untuknya.

Ia memandang lekat-lekat benda yang tampak payah dengan dekorasi tidak beraturan dan bau aneh juga tercium cukup pekat dari kue itu.

"Sekarang Aku mengerti!" ucap Martin tiba-tiba dengan tatapan datarnya.

"Hm? Apa?" Viona merasa heran akan perkataan tiba-tiba yang keluar dari mulut dosennya itu.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari kue yang tidak meyakinkan itu, Martin berkata, "Kue ini begitu unik!"

Viona tampak senang, tetapi beberapa saat kemudian ia memandang curiga dengan ungkapan yang sekilas terdengar bagus itu karena teringat bagaimana reaksi Wendy sebelumnya ketika ia mendapat kue darinya itu. "Tunggu dulu, apa maksudnya itu?" tanyanya memastikan.

Martin menoleh pada gadis itu seraya memasang senyum ramah khasnya padanya. "Kau ingin membunuhku ya?" ucapnya dengan begitu santainya.

Sejenak, Viona mematung dengan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 96

    POV Wendy.Saat ini aku bersama Martin di klinik kampus.. Memang sebenarnya tidak aneh ketika ia memintaku untuk mengantarnya ke fasilitas kesehatan ini, tetapi kupikir sebenarnya ia melakukan itu karena memiliki maksud tersendiri terhadapku.Setelah selesai diperiksa oleh dokter, ia bertanya apakah aku masih ada perkuliahan atau tidak? Dan ketika kujawab 'tidak ada' pria itu memintaku untuk melakukan hal lain, yaitu menemaninya beristirahat di klik sampai ia merasa jauh lebih baik.Di sinilah aku sekarang. Duduk di kursi tepat di samping tempat tidur pasien yang ia gunakan untuk merebahkan diri.Wajah pria itu masih tampak merah meski tidak semerah sebelumnya. Hal itu menandakan bahwa dia sepertinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun meski begitu, sekarang aku bisa melihat dengan kedua mata yang tampak cekung seakan menunjukkan betapa lelahnya pria itu saat ini."Pak, bagaimana keadaan Bapak sekarang?" tanyaku untuk membuka pembicaraan dengan pria yang hanya diam saja memain

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 97

    Setelah selesai menunaikan tugas dari Martin, Reynold pergi meninggalkan ruang perkuliahan itu menuju ke taman batu, tempat teduh yang kerap kali ia jadikan sebagai tempatnya menunggu sebelum perkuliahan selanjutnya dimulai.Seperti biasa, pemuda itu mengambil buku dari dalam tasnya, lalu mulai membacanya, melanjutkan kembali bacaan sebelumnya.Beberapa menit berlalu, ia membuka lembar demi lembar buku di tangannya, tetapi apa yang dirasakannya adalah sebuah kekosongan, ia tidak bisa menyerap apa yang baru saja dibacanya. "Hm, apa ini?" gumam pemuda itu sembari memijat keningnya yang mengerut itu.Hal itu karena sesungguhnya kepalanya tidak bisa diam berpikir mengenai Martin yang pergi ke klinik kampus bersama Wendy."Hm, haruskah Aku juga pergi ke sana?" pikir Reynold yang entah mengapa merasa tergerak untuk memeriksa apakah yang mahasiswi dan dosen itu lakukan di klinik.Reynold menggelengkan kepalanya seakan berusaha untuk mengusir pikiran random yang tiba-tiba saja menyambangi ke

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 98

    POV Wendy.Melihat kedatangan Robert yang begitu menghebohkan seisi klinik, tiba-tiba aku terpikirkan sebuah ide."Tadi Reynold yang memberitahuku kalau Bella sedang mengantar Pak Martin ke klinik," ujar Robert, menjelaskan mengapa bisa ia datang ke tempat ini."Rey? Hoo, sepertinya dia sudah melaksanakan permintaanku," ucap Martin.Pria aneh itu menoleh ke arahku, seraya berkata sembari tersenyum penuh arti, "Well, Robert sepertinya tidak begitu saja datang menjengukku, benar kan Rob!" Robert hanya cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Em, Aku juga ingin menjenguk Bapak mertua kok," ucapnya sembari memanggil Martin dengan panggilan yang lucu sekali."Hahahahaha. Ya, ya, Kau lihat sendiri bukan? Aku baik-baik saja!" Martin tertawa sembari merentangkan tangannya seakan menunjukkan bahwa ia sudah sangat sehat di samping wajahnya yang masih tampak pucat."Well, Aku akan kembali baik-baik saja setelah kue dari Viona itu sudah tercerna dengan sempurna di lambungku," s

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 99

    Entah bagaimana kini akhirnya Viona ikut bergabung di antara aku dan Robert. Meski tidak mengatakannya, tetapi aku bisa melihat dan merasakan sendiri bahwa gadis angkuh itu tengah marah akan sesuatu."Well, apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya gadis itu sembari tersenyum sinis pada pemuda yang tengah bersamaku itu."Hm, tadinya Aku mau mengajak Bella jalan-jalan, Kami-""Tidak bisa, hari ini Bella sudah berjanji mau menemaniku ke suatu tempat!" sela Viona dengan gesit langsung menyela apa yang hendak pemuda itu utarakan mengenai hal yang tidak pernah kutahu.Aku hanya melongo sembari bergumam. "Eh? Benarkah?" "Oh, baiklah, kalau begitu bolehkah Aku ikut! Aku berjanji tidak akan macam-macam!" tegas pemuda itu dengan kekeh.Viona memandangnya dengan begitu sengit, lalu berkata dengan begitu tegas pada pemuda itu, "Tidak boleh! Ini urusan wanita! Sebaiknya Kau jangan ikut campur!""Tapi Aku -""Em, Rob!" Aku mengangkat tanganku untuk memberikan isyarat pada Robert agar ia menden

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 100

    Aku pun mengikuti langkah pemuda itu di belakangnya. Ia mengajakku ke parkiran, menuju ke tempat di mana motornya diparkirkan. "Em, Rey, sebenarnya apa yang mau Kita 'diskusikan'?" tanyaku dengan heran melihatnya malah menaiki motornya dan tengah mengenakan helm-nya, seperti ia sedang bersiap untuk pergi dengan kendaraan roda duanya itu."Naiklah!" seru pemuda itu sembari menyodorkan sebuah helm, tanpa menjawab pertanyaanku sebelumnya."Tapi-" Aku menghentikan protesku ketika kulihat tatapan pemuda yang datar itu memandangku dengan tidak sabar sehingga membuatku merasa bahwa memprotesnya adalah ide yang buruk."Well, baiklah!" Aku menerima helm itu dan dengan segera mengenakannya di kepalaku, lalu duduk di jok penumpang.Setelah merasa penumpangnya sudah siap, Reynold pun mulai melajukan motornya.***Kendaraan yang kami naiki ini kini sedang melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya. Selama perjalanan entah ke mana ini kami benar-benar diam. Hal ini kerena, seperti biasa, Reynold

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 101

    Aku tertegun mendengar perkataan manis itu. Sungguh, ucapan itu mampu membuat perasaanku tidak karuan lagi, benar-benar berbahaya sekali pemuda itu."Mengapa Kau tertegun seperti itu? Bukan kah Kau sendiri yang mengatakan bahwa Kau adalah temanku, hm?" Reynold berkata lagi setelah ia sepertinya menyadari ketertegunanku.Aku mengerjap, dan langsung kembali fokus pada pemuda tampan yang usianya 7 tahun lebih muda dariku itu."A ... Aku tidak tertegun, Aku hanya terpikirkan sesuatu mengenai Kau yang membawaku ke tempat ini!" jawabku tergagap. "Ekhm ... Aku yakin keberadaan Kita di sini pasti berarti sesuatu bukan hanya sekedar seperti apa yang Kau katakan barusan. Well, jadi apa itu?" tanyaku, mempertanyakan maksud pemuda itu sebenarnya.Reynold mengangkat alisnya, lalu berjalan mendekat ke danau indah itu. "Bukankah sudah kubilang sejak awal bahwa Kita akan berdiskusi?" ucapnya dengan begitu datar."Itulah yang menjadi pertanyaanku sedari tadi, 'diskusi' apa yang dia maksud!" gerutuku s

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 102

    Cukup lama kami berada dalam posisi ini. Reynold tak membebaskan bibirku begitu saja, dan aku pun tak kuasa untuk membebaskan diri darinya seakan enggan sekali diriku untuk melepaskan kesempatan langka mendapatkan kehangatan ini barang sebentar saja.Kulirik wajah tampan yang sedang terpejam dari posisiku saat ini seakan ia sedang menghayati apa yang sedang ia lakukan sekaligus menantikan balasanku atas tindakannya."I ... Ini gila! Apa yang harus kulakukan sekarang?! Aku benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu yang seperti ini!" Kepalaku dilanda kepanikan atas langkah apa yang harus kulakukan untuk menghadapi apa yang sedang terjadi di antara kami.Perlahan tangan Reynold meraih rambut poni sampingku yang menjuntai, lalu melipkannya ke belakang telingaku dengan begitu lembut. Setelah itu ia mengusap kepala bagian belakangku berkali-kali sehingga membuatku terbuai dan perlahan memejamkan kedua mataku.Karena perasaan nyaman itu, perlahan juga aku membuka mulutku sehingga akhirnya ia

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 103

    Aku tersenyum menantang padanya, menatap dengan tak sabar menunggu responsnya terhadap apa yang kutanyakan tadi.Namun, pemuda itu terlihat santai sekali, seakan tidak terpengaruh akan tantanganku ini."Jadi, apa jawabanmu, Reynold Clifford?" Aku mendesaknya agar dia lekas menjawab."Apa yang Kau harapkan, hm? Jika memang Aku adalah incaranmu, apa yang Kau inginkan? Menjadikanmu sebagai kekasihku? Lalu apa lagi setelah itu?" timpal pemuda itu dengan tampang datarnya.Aku terdiam, tetapi itu bukan karena aku merasa kalah karena ucapannya. Aku bahkan tertawa kecil dan menatapnya dengan tatapan polos khas Bella Valentine. "Bukan hanya sekedar itu. Tetapi sebenarnya Aku memiliki harapan yang besar di baliknya. Kau bahkan tidak bisa mengiranya sendiri!" ungkapku sembari tersenyum menggoda padanya."Hm, berarti dengan kata lain, mendapatkanku itu adalah sebagai sebuah pencapaian yang-"CUP!Tanpa basa-basi, tak menunggu pemuda itu menyelesaikan perkataannya, aku langsung mengecup bibirnya de

Latest chapter

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 131

    Saat ini hari sudah sore. Setelah mendapatkan titik lokasi tempat saat ini Hilde dan Michael berada, tanpa menunggu lama, aku pun langsung berangkat menuju ke tempat itu. Beberapa saat kemudian, aku sampai di depan sebuah gang gelap yang di mulut gangnya tampak cukup ramai karena saat ini adalah jam-jam pulang bagi para pekerja kantoran. Mendapati hal itu, aku hanya mengernyitkan dahi, benar-benar tidak habis pikir mengapa Michael membawa Hilde ke tempat seperti itu. "Hm, titik lokasi yang dikirim Chris sudah benar, tetapi aku tidak melihat mereka ... sebenarnya apa yang sedang mereka berdua lakukan di dalam gang itu?" pikirku dengan memusatkan pandanganku pada gang yang berada tepat di depanku. Wajahku sudah kututup oleh masker, jadi dengan begitu penampakkan wajahku bisa sedikit tersamarkan. Aku harus berhati-hati karena mengingat Michael pernah berinteraksi denganku ketika kami berada di pesta Hilde waktu itu. Dia pria jenius, aku yakin hanya dengan sekali lihat saja dia pa

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 130

    POV Wendy. "Misi apa yang akan pria itu berikan dengan membuat kita bertiga berkumpul seperti ini?" pikirku sembari menatap sosok Chris yang tengah duduk sembari menatap kami bertiga dengan serius. "Si bajingan Vincent kemarin buka mulut. Dia terus mengoceh, sehingga pada akhirnya mengatakan bahwa ada hal serius yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, dan itu berhubungan Coltello. Mau tidak mau organisasi akan terlibat dalam sebuah perang antar organisasi kecil dan itu tidak bisa dihindari!" Chris mulai menuturkan hal yang menjadi penyebab yang sepertinya membuat pikirannya terganggu. Mendengar hal itu, sontak saja semua orang terlihat semakin serius. "Dia tidak mengatakan detailnya, tetapi itu berhubungan dengan tuan Jimmy Heartnewt. Dia hanya bilang bahwa dengan adanya pejabat itu di sisi mereka, maka Coltello pasti tidak akan baik-baik saja!" Chris melanjutkan perkataannya. Pria itu, melirik ke arahku, kemudian berkata, "Wendy, kuperintahkan Kau untuk mengawasi

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 129

    Michael memandang Hilde dengan perasaan penuh antusias, benar-benar ingin segera mengetahui apa yang hendak tante girang itu bicarakan dengannya, di samping dia ingin 'benda' yang ada padanya. Sedangkan wanita itu tampak tertunduk sedih di samping pria itu sembari memainkan tangannya. "Hm? Nyonya Hilde, mengapa Anda hanya diam saja?" tanya Michael sambil memasang senyumnya yang menawan. Hilde dengan ragu melirik pria rupawan itu. "Tuan Clifford, Saya merasa ketakutan," ucapnya dengan suara yang bergetar. "Well, itulah yang seharusnya Anda rasakan. Anda baru saja menjadi target pembunuhan, tentu saja hal semacam itulah yang harus Anda rasakan," ujar pria itu. Hilde langsung berdiri tanpa mengalihkan pandangannya dari Michael, lalu berkata dengan menggebu-gebu, "Tuan, Anda sudah menyelamatkan nyawa Saya malam itu. Saya yakin Anda bisa-" "Sejujurnya, Nyonya Hilde, yang Saya lakukan hanyalah menangguhkan waktu pembunuhan Anda. Anda berhasil lolos malam itu, bukan berarti Anda

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 128

    "Well, Rey, Rob, tunggu sebentar ya! Sebentar lagi kelasku selesai," seru Martin. "Baik, ayah mertua!" timpal Robert dengan bersemangat, berbanding terbalik dengan Reynold yang hanya merespons dengan sebuah anggukan malas. Martin tersenyum, lalu kembali ke dalam kelas, melanjutkan perkuliahannya. Tinggallah kedua pemuda itu sendiri. "Sebenarnya untuk apa Kau menemui Pak Martin?" Reynold yang masih penasaran, menanyakan hal yang menurutnya ganjil itu. "Eh? Aku hanya datang untuk kunjungan rutinku. Takada masalah mengenai itu, kan?" jawab Robert dengan santainya. "Kunjungan rutin apa?" Reynold bertanya makin jauh. "Itu bukan urusanmu~" timpal lawan bicaranya yang terlihat seperti sedang menjahilinya. Mendengar respons itu, Reynold tidak memperpanjangnya lagi karena sejujurnya ia cukup kesal mendengar bagaimana pemuda itu menjawab tiap pertanyaannya. "Tapi ada satu hal pasti yang menjadi urusanmu, yaitu uruslah kekasihmu sendiri, dan jauh-jauhlah dari Bella!" Pemuda it

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 127

    Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di depan pintu masuk gedung aprtement-ku. "Terima kasih, Rey!" ucapku dengan riang gembira. Reynold hanya memandang dengan malas padaku. Aku memeluk erat boneka unicorn pemberian darinya sembari cengengesan. "Terima kasih juga bonekana ... Aku sangat menyukainya," ungkapku. "Aku tidak sengaja memberikannya-" "Aku akan menamainya ReyBell!" selaku, langsung memberitahukan nama boneka pemberiannya. "Hm, Reynold Bella, kah? Dasar gadis aneh!" gumamnya sembari menyalakan kembali motornya, sepertinya ia bersiap untuk pergi. Aku menghadapkan kepala boneka itu pada Reynold, seraya berkata dengan nada jahil, "Reybell, ayo katakan sesuatu pada Papa!" Reynold langsung menoleh padaku dengan tampang terkejut. "Papa, hati-hati di jalan ... sampai jumpa lagi!" Aku mengubah suaraku sembari mengerak-gerakkan kaki depan boneka unicorn itu seakan dia sedang melambai pada pemuda yang sudah memberikan boneka ini padaku. "Dasar gadis aneh!" guma

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 126

    Belum sempat aku menjawab apa yang ditanyakannya, Reynold menghentikan laju motornya di depan sebuah kedai makanan sederhana. "Em, Rey?" Aku memanggilnya dengan heran. "Turunlah!" serunya. Aku pun melakukan apa yang diserukannya dengan tampang bingung. "Kenapa Kita berhenti di sini?" tanyaku. Pemuda itu menurunkan standar motornya, lalu turun dari motornya, dan setelah itu melengos pergi menuju ke pintu masuk kedai seraya berkata, "Aku lapar!" "Hah? Apa? Eh, tunggu Aku!" Takingin tertinggal olehnya, aku berlari kecil untuk mengejarnya. *** Kini kami duduk berhadapan di dalam kedai itu. Makanan sudah dipesan dan kami hanya tinggal menunggu pesanan kami datang. Ini pertama kalinya aku dan Reynold makan berdua seperti ini. Sejujurnya entah mengapa aku merasa gugup, karena kami benar-benar tidak melakukan apa-apa, hanya duduk diam saling menatap. Pemuda itu bahkan tidak memainkan ponselnya dan ia hanya memandangi sekitar dan sesekali memandang ke arahku dengan tampang

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 125

    "Aku akan tahu rahasia Reynold! Aku harus berjuang!" pikirku dengan rasa begitu antusias mengikuti langkah targetku ini. Pintu geser kaca otomatis pun langsung terbuka ketika kaki kami menyentuh lantai di depannya. "WOAH ...." Aku memasang tampang bodoh seperti anak kecil yang baru pertama kali masuk ke dalam sebuah gedung yang penuh dengan berbagai macam game arcade di dalamnya. Aku langsung beralih pada Reynold dengan antusias, seraya bertanya sambil menarik-narik bajunya, "Rey, Rey! Mau main yang mana dulu ini?" Pemuda itu menoleh padaku dengan malas, lalu berjalan begitu saja menuju ke tempat pembelian koin. "Kau yang pilih!" tegasnya setelah ia membeli koin yang cukup banyak. "Eh? Baiklah!" timpalku dengan bersemangat. Kuedarkan pandanganku untuk mencari mesin permainan yang terlihat menarik untuk pertandingan kami. "Ayo Kita main itu!" Aku menunjuk sebuah mesin game arcade Tekken yang terlihat masih baru tak jauh dari tempat kami berdiri. "Hm." Reynold hanya m

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 124

    POV Wendy. Kedua mataku terbelalak melihat pemandangan mengejutkan itu. Setelah mencari pemuda itu selama satu setengah jam, akhirnya Aku menemukannya dalam situasi yang membuatku takhabis pikir. Sebuah situasi di mana Reynold terlihat bahagia bercanda dan beberapa kali ia juga tertawa dengan gadis kecil yang terlihat seperti berumur 7 tahunan di punggungnya itu. "Bocah cilik itu siapanya Reynold?" gumamku yang masih tak percaya dengan apa yang kulihat. "Reynold! Luna!" Seorang wanita berlari kecil sambil memanggil mereka. Pemuda dan bocah cilik itu menoleh pada wanita itu. Seorang wanita dewasa yang terlihat manis dan terlihat menenteng kantong kresek. Bocah itu terlihat antusias dan Reynold pun berjalan mendekat pada wanita itu sambil menggendong gadis cilik yang sepertinya bernama Luna itu. Mereka bertiga terlihat bercengkerama bersama dengan menampakkan senyum lepas satu sama lain sehingga mereka benar-benar terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia. "Aku tida

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 123

    Michael tengah duduk di depan seorang pria bermantel biru khas seragam kepolisian. Mereka duduk berhadapan dengan tampang si pria dari kepolisian itu terlihat kesal. Sedangkan Michael terlihat begitu santai, takpeduli dengan tampang kesal pria itu. "Jadi, Kau tetap takingin menyerahkan benda yang Kau dapatkan itu?" tanya pria itu dengan gigi bergemertak seakan sedang menahan kekesalannya. "Yaps! Aku berhak menolak karena itu adalah properti pribadiku. Kau ini polisi, pasti Kau sangat tahu hak-hak warga negara bukan?" jawab Michael dengan tenang. "Tuan Michael Clifford, Aku rasa itu bukan benda milikmu, jadi kami berhak untuk mengambilnya demi kepentingan negara!" Polisi itu menyanggah apa yang dikatakan pria yang tampak menyebalkan dengan seringainya yang tiba-tiba saja tampak semenjak mereka bertemu. Michael menghela napas, lalu sidekap di pahanya, lalu berkata, "Kau sepertinya lupa dengan tujuanmu sejak awal. Semenjak Kau datang Kau hanya membicarakan 'benda itu.' Well, Kau

DMCA.com Protection Status