Teman Lisbeth yang mendengar suara teriakan, keluar dari salah satu ruang VIP, dia sedang memberikan layanan massage pada pelanggan VIP nya."Ada apa ribut-ribut?" tanyanya."Nyonya Angel, saya ingin di layani oleh Manajer salon, saya tidak ingin di layani pelayan yang tidak berpengalaman!" sahut gadis sombong tersebut."Maaf Nona, Manajer sedang melayani pelanggan VIP lainnya, anda tidak bisa meminta pelayanan khusus!" sahut teman Lisbeth memandang gadis yang, mulai terlihat kesal lagi mendengar permintaan nya tidak di turuti."Anda mau, salon anda akan ditutup?!" teriak gadis itu dengan kencang."Kalau anda tidak terima dengan apa yang saya katakan, silahkan pergi ke salon lain saja!" ujar teman Lisbeth, dengan nada tinggi."Eh! anda memarahi saya ya! baik tunggu saja!" katanya dengan penuh emosi.Gadis itu pun mengambil ponselnya, lalu menelepon seseorang."Kakek! aku di bully orang, cepat datang kemari Kek...hiks..hiks!" kata wanita itu dengan nada yang begitu sedih, seperti sedan
Mendengar penjelasan Hana tentang Julia pelanggan lama sebelum dirinya, membuat gadis sombong itu jadi sangat malu.Tapi dia tidak terima di pojokkan, sampai Kakeknya juga membela Julia."Heh! kamu! jangan merasa besar kepala karena kamu di bela semua orang, aku adalah cucu satu-satunya Group Davidson, tidak bisa di gertak siapapun, karena kamu, aku jadi di permalukan, hanya karena kamu menantu dari Nyonya ini!" sahut gadis sombong itu marah, sembari menuding kan jari telunjuknya kepada Julia.Lisbeth mendengar perkataan gadis sombong itu, langsung berdiri dari duduknya, dia jadi tersulut emosi mendengar apa yang dikatakan gadis itu."Siska!!" bentak Kakek gadis itu, dia begitu terkejut mendengar perkataan cucunya itu.Dia tidak menyangka cucunya itu, bisa begitu sangat kasar sekali."Mulut kamu sungguh keterlaluan, terlalu arogan, kamu tidak sebanding dengan menantuku, menantuku seorang wanita yang terhormat, punya rasa sopan santun, kamu jangan pamer sebagai cucu Group Davidson, men
Kakek gadis sombong itu, kembali mengedipkan matanya, menatap Julia sembari mengingat, kapan pernah melihat wajah yang mirip dengan Julia."Apakah kamu kenal dengan Ferdinand?" tanya Pria tua itu, memastikan apa yang ada di pikirannya."Dia Papaku, kenapa Tuan? anda mengenal Papaku?" tanya Julia dengan bersemangat.Seumur hidupnya, Julia belum mengenal keluarga Ayahnya, semasa Ayahnya masih hidup.Seingat Julia, Ayahnya adalah pria yang sangat romantis, selalu memanjakan Ibunya.Dan dia ingat, Ibunya tidak pernah mengeluh sedikitpun, dengan penghasilan kecil yang di dapat Ayahnya.Ibunya dapat mengatur gaji Ayahnya dengan baik, mengolahnya tetap bertahan sampai mendapat gaji berikutnya.Walau mereka hidup pas-pasan, tapi mereka hidup bahagia.Sampai kejadian malam itu terjadi, saat pulang kerja malam hari, Ayahnya di bunuh perampok.Julia tidak mengenal, bahkan bertemu dengan keluarga Ayahnya. Dia pernah berpikir, kalau Ayahnya tidak memiliki keluarga.Sementara itu, Kakek gadis sombo
Suasana salon jadi heboh karena Kakek gadis sombong itu, hampir saja jatuh pingsan, setelah bicara dengan Julia.Semua memandang ke arah pria tua itu, yang sudah mulai merasa baikan, setelah minum segelas air."Bagaimana? apakah kamu sudah merasa baikkan?" tanya Hana kepada Kakek gadis sombong itu."Ya, sudah sedikit tenang, tapi hatiku masih terasa sakit!" ucap pria tua itu, menekan dadanya."Lalu, bagaimana kamu menyikapi keadaan ini, setelah kamu menemukan cucu aslimu!" ujar Hana kepada pria tua itu."Tentu saja, aku akan membawanya, dia satu-satunya putri dari putraku yang sudah lama hilang, aku tidak akan membiarkannya menjauh lagi dariku!" kata pria tua itu."Apa kata Kakek, siapa yang akan Kakek bawa, dan tidak akan Kakek biarkan pergi menjauh! siapa Kek?" tanya gadis sombong itu, tidak senang, sikap cemburunya mulai keluar. "Nak, a..aku Kakekmu, Papamu adalah putraku satu-satunya yang sudah lama hilang!" sahut pria tua itu kepada Julia, lalu kemudian perlahan berjalan mendeka
Pria tua itu semakin bersalah dengan apa yang dikatakan Lisbeth, dia tahu betapa kejamnya dirinya mengambil semua aset hasil kerja keras putranya itu, karena tidak menuruti perintahnya.Pria tua itu memejamkan matanya sebentar, untuk menenangkan perasaannya yang berkecamuk.Sementara gadis yang sombong itu, terus saja ribut berteriak kepada Kakeknya tersebut."Bisa tidak kamu diam, berisik sekali!" bentak Pria tua itu, akhirnya tidak tahan mendengar teriakan cucu angkatnya tersebut.Tentu saja gadis sombong itu, terkejut bukan main di bentak Kakeknya.Gadis itu tertegun di tempatnya, tidak mempercayai apa yang sekarang di alaminya.Seumur hidupnya, dia tidak pernah di bentak oleh Kakeknya itu, seberapa keras kepalanya dia.Gadis itu mengepalkan tangannya dengan erat, dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Kakeknya, yang kelihatannya memang serius untuk mengambil Julia sebagai cucunya.Aku tidak terima Kakek mengambil wanita itu sebagai cucu Kakek!" teriak gadis sombong itu, tidak tah
Lucas baru saja lima belas menit mengadakan meeting, Edward meneleponnya, mengatakan kalau ada pertengkaran terjadi di salon teman Ibunya.Tentu saja Lucas langsung bergerak untuk kembali lagi ke salon, tempat Ibu dan istrinya, dia tinggalkan tadi.Ternyata benar apa yang di katakan Edward, seorang wanita terlihat menghampiri istrinya, dan mengangkat tangannya, hendak menampar wajah istrinya yang cantik.Darah Lucas mendidih melihat pemandangan itu, dan kakinya yang panjang bergegas menghampiri wanita itu, dan menangkap tangan yang terayun itu.Dan saat ini, Lucas merasa heran dengan penjelasan seorang pria tua yang ada di salon itu.Pria tua itu mengatakan, kalau istrinya adalah cucu dari pria itu.Tentu saja Lucas tidak percaya, karena Julia sudah bercerita kepadanya, kalau ke dua orang tuanya sudah meninggal. "Aku akan menceritakan apa yang terjadi, bolehkah kita bicara di suatu tempat?" ucap Andrew.Lucas akhirnya menyetujui usul pria tua itu, untuk bicara di suatu tempat yang te
Tubuh Andrew terasa lemas, mendapat tanggapan biasa-biasa saja dari Julia.Pria tua itu harus menerima akibat dari perbuatannya, kalau dia tidak di terima oleh putri dari putra yang sudah di usirnya.Julia memandang lelaki tua itu, bayangan wajah Ayahnya yang selalu tersenyum, dan selalu ceria setiap kali melihat dirinya.Ternyata seorang ahli waris dari keluarga orang kaya, hidup susah karena Ayahnya yang egois.Julia merasa tidak terima, mengetahui kenyataan siapa sesungguhnya Ayahnya.Dia sangat menyayangi Ayahnya itu, seorang pria yang baik, tapi akhir hidupnya berada di tangan perampok.Seandainya Kakeknya tidak mengusir Ayahnya, mungkin sampai sekarang, Ayahnya masih hidup, dan Ibunya juga masih hidup.Dan dia tidak menjadi yatim piatu di saat usia belia, ditinggal mati oleh ke dua orang tuanya.Bisa di bayangkan Julia, di masa-masa dia bersimbah air mata, Kakeknya pasti hidup enak dan tenang di istananya.Jelas saja, Julia sanga berat sekali menerima Kakeknya tersebut.Perjuang
Sisi lain di sebuah rumah mewah.Siska, cucu angkat Andrew, dengan wajah yang menyedihkan, seakan telah di aniaya seseorang, memasuki rumah dengan suara tangisnya yang histeris.Membuat orang tuanya terkejut bukan main, melihat kondisi putri mereka."Ada apa ini? siapa yang sudah menindasmu?" sahut Ayah Siska."Papaa...!" dengan berurai air mata, Siska menghamburkan dirinya kepelukan Ayahnya."Katakan, siapa yang telah membuat kamu menangis?" tanya Ayahnya dengan nada marah."Kakek mengambil seorang cucu lagi, Pa.. wuaaa...!" suara tangis Siska semakin melengking tidak enak di dengar."Cucu?" kedua orang tuanya kembali terkejut lagi, mendengar perkataan putri mereka."Iya, Kakek sampai memohon pada wanita itu, aku benar-benar kesal, wuaaa...!" Siska menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dengan kesal."Wanita mana yang ingin di ambil Kakek menjadi cucunya?" tanya Ibunya."Tidak tahu, kata Kakek, Papa wanita itu di kenal Kakek!" sahut Siska menghempaskan bokongnya ke sofa."Di kenal Ka