Rene membencinya, dia sangat membenci pria yang kini menyandang status sebagai suaminya. Tapi kini, hatinya berkata bahwa mungkin saja jika dia mencoba memulai kembali hubungan yang ada diantara mereka dengan kemurnian yang cantik, mereka berdua bisa bahagia.Anthony bukan pria yang baik, Rene tahu itu. Dia pria yang ingin memiliki semuanya dan entah sudah banyak orang yang dibunuh olehnya hanya karena dia menginginkan sesuatu.Anthony pria yang kejam tapi dia selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk Rene dan anaknya, bahkan walaupun anak itu belum pernah menampakkan wajahnya. Anthony mencintainya.Rene juga bukan orang yang suci, dia tahu berapa banyak dosa yang dia lakukan dalam hidupnya. Bahkan jika bukan karena Anthony, saat ini dia akan kembali berkubang darah dari anaknya sendiri.Rene sedih karena saat dia menikah dan bahkan akan memiliki seorang anak, bibinya tidak ada di sampingnya sama sekali. Dia membenci Anthony karena telah membuatnya jauh dari bibi yang pal
Rene mendapatkan sedikit kebebasannya setelah dia berhasil membujuk Anthony untuk pergi dengannya keluar dari mansion itu. Ada beberapa hari bagi Rene untuk keluar dari tempat Anthony dan berjalan-jalan disekitar pantai.Anthony juga secara mengejutkan mengajaknya menaiki kapal kecil yang secara aneh bisa di kemudikan oleh Rene. Anthony tentu saja yang pertama kali mengajarkan cara-cara mengemudikan kapal kecil itu, tapi Rene bisa dengan cepat mempelajarinya.Awalnya Anthony menatap Rene dengan tatapan aneh ketika Rene memegang kemudi kapal, mungkin Anthony merasa apa yang dia ajarkan akan menjadi hal yang dia sesali tapi Rene selalu berhasil memberikan rasa percaya kepada Anthony dengan berlipat ganda.Ketika mereka menaiki kapal dan melihat matahari terbenam di pulau itu, Rene mencium Anthony dan mengatakan bahwa dia mencintai Anthony dan mereka akan baik-baik saja kedepannya.Rene masih merasakan sengatan di ulu hatinya ketika dia bersentuhan dengan Anthony. Dia tahu bahwa dalam ha
"Aku ingin pergi.""Berapa kali aku mengatakan padamu Rene, kau tidak boleh pergi dari sini.""Bahkan untuk membeli perlengkapan anakku sendiri?""Rene tolong."Anthony mendesah dengan penuh kelelahan."Aku akan membelikan semua yang kau mau dan kau hanya harus disini tanpa melakukan apapun.""Apa kau tidak percaya padaku?""Bukan, bukan karena aku tidak percaya padamu... Bukan karena itu, aku hanya tidak ingin kau kelelahan oke.""Kau selalu mengatakan hal itu, apa begitu menyedihkan sekali aku bagimu?""Tidak, sungguh! Hanya saja aku ingin kau tetap berada di rumah. Di pulau ini dan aman dari semuanya.""Kau takut aku pergi dan kabur? Itukan alasannya?"Anthony mengernyit sebelum menatap mata Rene, "aku tidak pernah takut kau pergi.""Tapi aku takut kau terluka karena banyak orang yang tidak menyukai diriku. Dan jika mereka melihatmu maka orang-orang akan tahu siapa kelemahan ku dan aku tidak menginginkan itu semua."Ketika mendengar kalimat Anthony yang menyebutkan kata kelemahan,
Rene bingung harus bersikap seperti apa ketika pemeriksaan kandungan kembali datang menghampirinya, dia benar-benar benci diperiksa. Apalagi melihat dokter yang memeriksanya. Dia benar-benar sakit hati, dia seharusnya yang ada di posisi dokter itu lima tahun atau tujuh tahun dari sekarang.Tapi kenyataannya menampar Rene, dia harus puas dengan apa yang terjadi padanya. Melihat jas dokter yang dikenakan oleh wanita yang memeriksanya membuat dia kembali mengingat masa-masa bersama Orlan.Jika Rene boleh jujur dengan keadaannya saat ini, maka dia akan mengatakan bahwa dia masih berharap Orlan mencarinya. Rene tahu dia seperti orang yang tidak tahu diri karena mengharapkan seseorang seperti Orlan untuk tetap mengingatnya, mencarinya atau putus asa karena Rene menghilang.Tapi Rene masih memiliki perasaan itu, sengatannya masih ada. Beberapa kali ketika dia mencium Anthony, dia mengharapkan itu adalah Orlan.Orlan adalah cinta pertamanya dan itu tandanya dia benar-benar membekas dalam hati
"Aku mencintaimu." Kalimat itu diucapkan Anthony saat ini, ketika mereka berdua menaiki kapal kecil untuk melihat pemandangan indah pulau itu.Rene menatap mata Anthony, mata yang saat ini berbalut rasa takut, sedih dan penuh rasa yang tidak bisa Rene jelaskan."Mengapa kau mengatakan hal itu?"Anthony menggeleng, "aku hanya ingin kau tahu itu."Mata Anthony menatap genangan air yang terhampar di depannya."Aku bermimpi bahwa ini semua tidaklah lama, kau memilih untuk pergi dariku. Kau pergi tanpa membawa apapun, meninggalkanku dan anak-anak kita.""Kau tahu aku tidak akan melakukan itu.""Aku tahu, itulah mengapa aku ingin mengatakan padamu bahwa seberapa jahatnya diriku saat pertama kali kau datang ke pulau ini. Itu adalah karena aku jatuh cinta padamu, aku sangat mencintaimu sehingga aku tidak bisa melakukan apapun selain memaksamu untuk mencintaiku. Aku tidak bisa mengatakan aku mencintaimu karena aku tahu itu semua membuatku lemah."Mereka berdua saling menatap satu sama lain."Ta
"Siapa itu Calvaro dan mengapa dia ada disini?" Pertanyaan itu memang terkenal sederhana tapi Rene ingin tahu dengan siapa dirinya harus berkawan.Nathasya agak sedikit terkejut ketika Rene bertanya hal itu, dia tidak menyangka bahwa selama berjam-jam dia menemani Rene yang sedari tadi hanya diam pertanyaan mengenai Cal lah yang akan ditanyakan olehnya untuk yang pertama kali."Memangnya ada apa? Apakah kau merasa terganggu karenanya?""Tidak, aku tidak terganggu. Aku hanya ingin tahu mengapa dia ada disini sedangkan dia bukanlah adik atau saudara Anthony.""Anthony mengadopsinya.""Hah? Apa katamu? Anthony mengadopsinya?""Ya, dia mengadopsinya.""Maksudmu dia anak tiri Anthony?""Secara teknis bukan, tentu saja... Tapi dia mengadopsinya agar memakai nama terakhirnya. Jadi bisa dibilang dia mengadopsinya agar Cal bisa menjadi adik tirinya.""Mengapa?""Entahlah, kami tidak pernah menanyakan dengan jelas apa tujuan Anthony mengadopsinya. Tapi yang aku dan orang-orang disini ketahui ad
Jason melirik Dyana dengan seringai jahatnya, dia tahu beberapa hari ini Dyana sedang dilanda kerinduan dengan adiknya."Ingin bertemu dengan adikmu?""Tidak.""Ayolah, aku tahu kau merindukan gadis itu.""Apa yang kau inginkan dariku? Mengapa kau selalu bersikap seperti itu padaku?""Karena kau yang memintanya?""Jase.""Aku tidak akan seperti ini jika kau tidak melakukan apapun padaku. Bisakah kau mengerti mengapa aku melakukan semua ini?""Aku sudah meminta maaf, apakah itu belum cukup menebus dosaku?""Belum! Itu semua belum cukup karena yang kau lakukan selalu membuatku menderita!""Kau lah yang membuatku menderita Jason!" Jerit Dyana, saat ini dia tidak mampu menahan apa yang dia rasakan."Apakah kau sama sekali tidak memiliki satu titik belas kasihan pun padaku Jason?""Apalagi yang kau inginkan?! Aku sudah melakukan segalanya untukmu. Aku sudah melakukan segala yang kau inginkan. Aku merelakan semua kehidupanku kepadamu dan inilah yang ku dapatkan!"Jason terlihat mendidih men
"Sayang kau harus bangun sekarang!" Nathasya yang baru memejamkan matanya dibangunkan oleh Bruno yang mulai memakai pakaiannya."Apa yang terjadi?""Ceritanya panjang tapi aku berharap kau segera memakai pakaianmu dan lekaslah turun karena ini sangat penting.""Ini masih sangat malam Bru, apa yang terjadi? Aku tidak akan turun jika kau tidak mengatakan apapun!"" Dyana kabur!" Teriak Bruno.Nathasya yang mendengar itu agak sedikit mematung, tapi kemudian dia mengambil pakaian tebalnya karena saat ini pastinya suhu udara pulau itu sangat dingin.Dia memakai pakaiannya dengan tergesa-gesa sampai akhirnya bertanya pada suaminya."Bagaimana mungkin dia bisa kabur? Suhu disini bahkan tidak akan bisa membuatnya keluar dari rumah!""Oleh karena itu Anthony dan Jason sedang mencarinya!"Mereka berbincang sambil menuruni tangga, saat Nathasya turun dia melihat banyak sekali orang yang sudah berada di bawah.Anthony tidak ada disana, tapi Nathasya bisa melihat bahwa Rene dijaga oleh Jill dan sat