Share

Bab 65 Gigitan Cemburu

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Mobil Wijaya berhenti di tempat parkir. Pria itu turun bersama dengan Amira. Dia menunggu sang sekretaris agar bisa berjalan berdampingan. Hal yang sangat berbeda ketika dengan Luna.

“Coba kalian lihat! Pak Wijaya menunggu Amira.” Para pegawai yang berada di bagian depan langsung melihat pada Wijaya dan Amira.

“Benar.” Beberapa pasang mata memperhatikan Amira dan Wijaya yang berjalan bersama masuk ke dalam gedung perusahaan.

“Kenapa Pak Wijaya lebih perhatian dengan Amira dari pada Bu Luna?” Mereka melihat Wijaya dan Amira yang tampak dekat. Mereka masuk ke dalam lift khusus.

“Kenapa aku merasa semua orang memperhatikan kita?” tanya Amira ketika pintu lift tertutup.

“Perasaan kamu saja,” jawab Wijaya terlihat tidak peduli. Pria itu berdiri tegak di samping Amira.

“Hm. Aku rasa mereka juga bisik-bisik,” ucap Amira.

“Aku akan melarang karyawan berbisik. Jika mereka melanggar akan dipecat,” tegas Wijaya.

“Ah. Tidak perlu.” Amira tersenyum.

“Jika kamu merasa rishi. Aku bisa membuat aturan
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semoga suka.

| 57
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Sherly Agus
saya suka ceritanya tp kepanjangan bab nya
goodnovel comment avatar
Retno Anggiri Milagros Excellent
semakin lucu .. jadi tambah suka.. hehe ......
goodnovel comment avatar
sri Wahyuni
Suka banget ....karena ceritanya sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 66 Hampir Bertemu

    Luna yang senang karena panggilan diterima Wijaya tersenyum bahagia. Dia tidak tahu bahwa itu dilakukan oleh Amira.“Sayang,” sapa Luna bersemangat dan tidak ada jawaban. Dia hanya mendengarkan keheningan.“Sayang, kamu di mana? Apa di kantor?” tanya Luna kegirangan. Bella dan Dira menatap wanita itu. Mereka pun menunggu jawaban yang sama.“Halo, Sayang.” Luna meliha layar ponsel yang sudah dimatikan.“Ada apa?” tanya Bella.“Dia menerima panggilanku, tetapi tidak ada suara dan dimatikan. Apa ponselnya rusak atau gangguan jaringan?” Luna menatap pada Bella.“Ponsel rusak tidak mungkin untuk sekelas Wijaya. Gangguan jaringan. Sekarang jaringan cukup bagus.” Bella melihat ponselnya.“Mungkin Wijaya berada di tempat yang sulit jaringan,” ucap Luna menghibur diri.“Di mana tempat seperti itu? Apa Wijaya ke luar kota atau ke pulau tertentu?” tanya Bella yang selalu berpikir logis.“Tidak. Wijaya selalu berada di kota. Perusahaan dan proyeknya pun berada di kawasan padat penduduk yang memili

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 67 Menggemaskan

    Amira yang belum pernah diajak ke kantin cukup senang dengan suasana ruang makan yang terbuka berada di atap Gedung perusahaan. Dilengkapi dengan taman dan pohon.“Menunya cukup lengkap. Bahkan ada cemilan.” Amira menyusuri etalase dan juga membaca daftar menu yang ada.“Aku suka pudding dan desert,” ucap Amira dan Wijaya hanya memperhatikan wanita itu.“Pesankan makan siangku,” tegas Wijaya.“Kita duduk di mana?” tanya Amira.“Kamu mau di mana?” Wijaya balik bertanya.“Di sana.” Amira menunjukkan meja yang berada di dekat dinding kaca dengan banyak bunga.“Ya. Aku tunggu di sana.” Wijaya pergi ke kursi mereka agar tidak ada yang mengambilnya.“Baiklah.” Amira menuliskan pesanan dan memberikan kepada petugas kantin. Dia mengambil membuka lemari pendingin dan mengambil pudding susu cokelat.“Apa kamu masih suka pudding?” tanya Kristian.“Ya.” Amira tersenyum.“Aku sudah pandai membuat pudding. Apa kamu mau mencobanya suatu hari nanti?” Kristian memperhatikan Amira yang berdiri di depann

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 68 Mendapatkan Foto Wijaya dan Amira

    Luna kembali kepada Dira dan Bella yang menunggu di ruang tunggu. Wanita itu benar-benar malu karena telah mengganggu jam kerja Wijaya. Dia bahkan dilihat semua orang yang sedang rapat di dalam ruangan suaminya.“Kenapa kembali?” tanya Bella.“Wajar saja Wijaya mematikan ponsel ketika aku menghubunginya.” Luna duduk di sofa.“Kenapa?” Bella memperhatikan wajah kusut Luna.“Dia sedang sibuk. Ada banyak orang di dalam ruangannya. Aku benar-benar malu,” jelas Luna. “Ah. Benar-benar waktu yang tidak tepat,” ucap Bella mengusap punggung Luna. Dia tahu temannya sedang tidak baik-baik saja.“Kita harus pergi kerja. Menyelesaikan iklan dan gambar.” Bella berdiri.“Padahal aku terus mengambil cuti untuk bertemu dengan Wijaya, tetapi dia benar-benar sibuk.” Luna tampak kesal.“Bagaimana dengan pesta di puncak?” tanya Bella keluar bersama dengan Luna dan Dira.“Aku pergi dengan tim karena dari lokasi kita lebih dekat. Wijaya tidak tahu akan pergi kapan,” jawab Luna.“Yang penting kalian bisa ber

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 69 Bersembunyi dari Wijaya

    Wijaya keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk. Dia melihat ruangan yang sepi dan kosong. Istri tercinta sudah pergi ke kamar putra mereka.“Dia kabur.” Wijaya tersenyum Dia mengenakan kaos putih lengan pendek dan celana sebatas paha dengan warna senada. Pria itu menuruni tangga menuju taman. Dia tahu bahwa Keano dan Amira berada di sana. “Tumben.” Amira melihat Wijaya yang tetap tampan dan keren walaupun hanya mengenakan pakaian santai.“Kenapa kamu pakain pakaian panjang di suhu yang panas?” tanya Wijaya memperhatikan Amira yang mengenakan setelan piyama panjang. “Biar tidak menggoda pria,” jawab Amira.“Siapa yang akan tergoda? Tidak ada pria lain di sini selain diriku,” ucap Wijaya.“Karena hanya ada satu pria dewasa, jadi, akan sangat berbahaya,” tegas Amira.“Apa aku berbahaya.” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Dia meletakkan dagunya di pundak wanita itu.“Sangat berbahaya” ucap Amira. “Apa yang membuat aku menjadi berbahaya?” Wijaya melingkarkan tangan di p

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 70 Hukuman Kecil

    Wijaya tiba di atap dan tidak melihat Amira berserta anaknya. Pria itu benar-benar sudah putus asa. Dia kembali ke kamar.“Aku tidak tahu harus kemana lagi mencari kalian.” Wijaya melihat salah satu kunci mobil yang ada di lemari hilang.“Mobil keluarga.” Wijaya membuka lemari kaca. Dia tahu benar kunci mobil yang paling besar dan mewah tidak ada di tempat. Itu bisa dijadikan tempat persembunyian terbaik karena di dalam mobil lengkap dengan kasur berserta bantal dan guling. “Wanita cerdas.” Wijaya tidak tersenyum sama sekali. Dia benar-benar marah.“Aku akan menggigit seluruh tubuh kamu, Amira. Dari hidung, telinga, leher hingga ujung kaki.” Wijaya turun dengan cepat. “Bagaimana, Pak?” tanya bibi.“Aku sudah menemukan mereka. Kalian rapikan rumah dan siapkan makan malam,” tegas Wijaya.“Syukurlah.” Bibi tersenyum dan mengusap dadanya. Wanita itu baru merasa tenang.“Di mana mereka, Pak?” Bibi mengikuti Wijaya.“Aku tahu. Bibi urus semuanya. Aku akan menghukum Amira,” ucap Wijaya. “A

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 71 Pernikahan Bisnis

    Wijaya masih bekerja. Dia melihat pada Amira yang sudah selesai dengan perawatan diri. Wanita itu berjalan melewati sang suami dan pergi ke tempat tidur.“Apa kamu tidak menungguku? Aku adalah bos,” ucap Wijaya.“Ini bukan lagi jam kerjaku sebegai sekretaris kamu,” tegas Amira.“Bagaimana dengan tugas sebagai seorang istri?” tanya Wijaya dan tidak ada jawaban dari Amira. Wanita itu tidak akan menang ketika membahas tentang hubungan pernikahan mereka.“Tidurlah. Kamu pasti lelah mengasuh Keano.” Wijaya tersenyum. Pria itu beranjak dari sofa dan mematikan lampu utama. Dia mencium pipi Amira yang membelakanginya.“Aku kerja dulu.” Wijaya keluar dari kamar Amira. Pria itu membawa laptop dan pindah ke ruang kerjanya. Dia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.“Tumben pengertian dan tidak marah.” Amira membuka dan melihat Wijaya keluar dari kamar.“Benar-benar gila kerja. Walaupun punya sekretaris.” Amira duduk. Dia melihat laptop dan berkas sudah dibawa Wijaya.“Hm.” Wanita itu merebahkan k

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 72 Persiapan Bertemu Klien

    Amira mengantarkan berkas dan tas di atas mejanya. Wanita itu bersiap ke dapur untuk membuatkan kopi.“Kamu mau kemana?” tanya Wijaya melihat pada Amira.“Ke dapur. Aku akan buatkan kopi,” jawab Amira.“Tidak usah. Masih pagi. Kembali ke kursi kamu,” ucap Wijaya.“Oh. Baiklah.” Amira duduk di kursi kerja.“Aku yakin pemuda itu sudah menunggunya di dapur,” gumam Wijaya.“Hari ini ada tamu dari luar. Mereka meminta untuk bertemu di hotel tempat menginap.” Amira sudah berdiri di depan Wijaya.“Kenapa mereka tidak datang ke Perusahaan saja?” tanya Wijaya menatap pada Amira. Wanita itu tampil cantik dengan rambut yang digelung rapi di atas. Kemeja putih pas di badan dan celana berbahan lembut berwarna hitam dipadukan dengan sepatu high heel setinggi lima senti meter. Memperlihatkan tubuh indah yang sempurna. “Karena mereka mengganti wakil konsultan luar negeri yang datang,” jawab Amira.“Siapa yang datang?” tanya Wijaya.“Mereka tidak menyebutkannya, tetapi ingin bertemu Anda di hotel,” ja

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 73 Mendapatkan Kontrak Kerjasama

    Mobil Wijaya berhenti di tempat parkir hotel yang juga memiliki restaurant berbintang. Amira bersiap untuk turun.“Tunggu sebentar.” Wijaya keluar lebih dulu. Pria itu mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Amira.“Tidak harus sampai seperti ini,” ucap Amira melihat pada Wijaya yang berada di depan pintu mobil terbuka.“Jadilah penurut untuk hari ini saja,” tegas Wijaya. Pria itu mengulurkan tangan pada Amira.“Baiklah.” Amira memegang tangan Wijata dan turun dari mobil.“Aku merasa permainan nikah kontrak ini semakin jauh. Apa aku kembali terjebak oleh Wijaya dengan kata kepura-puraan, tetapi menjadi nyata,” gumam Amira. Dua orang itu masuk ke dalam restaurant yang ada di lantai hotel.“Mereka berada di ruang VIP, Pak.” Amira yang berjalan berdampingan dengan Wijaya. Wanita itu membawa bosnya menuju ruang yang telah ditentukan. Dia membuka pintu dengan lembut.“Silakan, Pak.” Amira benar-benar bertidak seperti seorang sekretaris. Dia tdak pernah berpikir bahwa dirinya adalah istr

Bab terbaru

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 226 Perjalanan Devano

    Anto dan anak buahnya bergerak di malam hari. Mereka meninggalkan pulau dengan kapal. Bayi tampan dengan kulit putih bersih berada dalam gendongan Sulas. Putra dari Andika dan Amira tertidur lelap. Lelaki kecil itu mampu bersaing dengan Keano. Lahir dari bobot dan bibit terbaik kedua orang tuanya.Wijaya dan Amira tidur dalam senyuman. Mereka tidak tahu bahwa putra yang dijaga dan dilindingi dari kejauhan akan datang sendiri ke kota dan tidak sulit untuk digapai. Berbeda ketika berada di pulau terpencil. Ada bgitu banyak penjaga dan lokasi yang sulit dijangkau.Jack yang selalu memantau pulau menggantikan pekerjaan Leon mendapatkan laporan dari anak buah mereka. Pria itu tidak bisa memberikan perintah menyerang dan merebut Devano karena Wijaya yang tidak bisa dihubungi. Dia hanya bisa terus mengikuti dan mengawasi pergerakan Anto beserta rombongannya. “Ada apa?” tanya Leon.“Devano dibawa keluar pulau. Apa kita rebut sekarang?” Jack melihat pada Leon.“Bukankah ini memang rencana Pak

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 225 Meminta Devano

    Cantika terlihat melamun. Wanita itu benar-benar telah banyak berkorban untuk Andika dan sang suami menjadikan dirinya pemuas nafsu sebagai pengganti Amira. “Apa aku harus membunuh Devano?” tanya Cantika pada dirinya yang duduk di depan cermin meja rias.“Tetapi, jika aku tidak bisa hamil artinya kami tidak akan pernah punya anak sedangkan Devano adalah putra kandung Andikan. Darah daging suamiku.” Cantika benar-benar gelisah.“Aku akan membawa Devano pulang. Mengatakan kepada Andika bahwa itu anak saudara jauh yang ditinggal orang tuanya. Aku akan meminat izin untuk mengadopsinya dengan alasan sebagai pemancing agar bisa hamil dan kasian.” Cantika tersenyum dengan rencananya. Dia mengambil ponsel dan menghubungi penjaga Devano.“Halo, bawa Devano pulang. Aku menginginkan dia. Pulau itu ambil saja untuk kalian,” ucap Cantika.“Baik, Bos.” Pria di seberang panggilan sangat senang. Mereka memiliki pulau pribadi dengan laut yang kaya. “Aku akan membesarkan anak Andika dan Amira. Itu tid

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 224 Tiba di Amerika

    Luna melakukan penerbangan ke Amerika bersama Robert dan Bella. Wanita itu akan memulai karier sebagai aktris dan melanjutkan status modelling. Mereka sudah berada di apartemen milik Perusahaan.“Hah! Akhirnya aku bisa tinggal di tempat yang mewah lagi.” Luna menghempas tubuhnya di kasur.“Apartemen ini benar-benar mewah,” ucap Bella memperhatikan sekeliling. Kamar itu sangat luas dan lengkap. Ada dapur, ruang tamu dan bahkan balkon untuk bersantai. Kolam renang di atas Gedung.“Iya. Amerika memang gila dalam dunia entertaimen. Apalagi perfilm.” Luna beranjak dari kasur dan berjalan ke balkon.“Pemandangan yang indah. Aku suka tempat ini. Mahal.” Luna membentangkan tangan menghidup udara pagi.“Belum kontrak kerja, tetapi kita sudah dapat kemewahan.” Bella mendekati Luna yang berada di balkon.“Wijaya pasti punya saingan di Amerika ini. Aku ingin membuat pria itu menderita dengan kehilangan Amira. Aku akan balas dendam.” Luna mengepalkan tangannya.“Dia mencintai Amira dan membuang dir

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 223 Menikmati Hujan

    Amira berada di halaman belakang. Wanita itu bermain bersama bayi tampan dan cerdasnya. Wanita itu benar-benar telah mengiklaskan Devano dengan adanya Keano.“Non, hari sudah mulai gelap. Sebaiknya Anda dan Keano masuk ke dalam rumah,” ucap bibi.“Bibi bawa Keano ke kamar.” Amira memberikan Keano kepada bibi.“Anda mau kemana?” tanya bibi.“Aku mau menunggu hujan turun.” Amira tersenyum.“Non, nanti Bapak marah,” ucap bibi khawatir.“Tidak akan. Aku suka hujan. Sudah lama tidak bermain air hujan. Bibi masuklah. Aku akan selesai sebelum Pak Wijaya pulang. Hari ini dia lembur.” Amira mendorong tubuh bibi masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan duduk di tengah halaman.“Semoga hanya hujan dan tidak ada kilat, Guntur serta petir.” Amira mendongak dan tetesan pertama jatuh tepat di wajahnya.“Aah!” Amira tersenyum. Dia benar-benar menyukai hujan. Aroma dan suara air yang jatuh ke bumi memberikan ketenangan untuknya.“Ahhhhh!” Amira berdiri dan berputar di atas rumput yang basah. Dia men

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 222 Cinta yang Candu

    Wijaya benar-benar serius untuk menjemput Devano. Dia tidak ingin Cantika lebih dulu mengambil bayi dari Amira. Pria it uterus memantau laporan dari anak buahnya yang menjaga di pesisir pantai dekat dari pulau tempat tinggal Devano.“Kita akan berperang jika tidak bisa mengambil Devano baik-baik,” ucap Wijaya. Pria itu berada di rumah sakit.“Apa tidak ada kesempatan?” tanya Leon.“Aku tidak ingin menambahkan korban lagi. Kita akan mengganti para penjaga mereka pelan-pelan. Ambil Devano di mana Cantika akan bergerak,” tegas Wijaya yang duduk di sofa bersama dengan Jack.“Maafkan aku, Bos,” ucap Leon.“Kamu minta maaf untuk apa?” tanya Wijaya menoleh pada Leon yang masih berbaring di tempat tidur.“Saya tidak bisa menyelesaikan tugas,” jawab Leon.“Tugas kamu sudah selesai,” tegas Wijaya.“Ini pertama kalinya orang kepercayaanku terluka. Padahal hanya pergi mencari anak Amira. Berperang melawan musuh dunia bisnis tidak membuatku mengorbankan banyak orang.” Wijaya menatap layar computer

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 221 Ancaman Andika

    Cantika menunggu Andika di dalam kamar. Suaminya benar-benar sering lembur.“Sayang.” Cantika menyambut kedatangan Andika. Wanita itu mengambil jas dan tas dari tangan suaminya. “Kamu mandi dulu,” ucap Cantika tersenyum pada Andika.“Ya.” Andika masuk kamar mandi. Membersihkan diri yang lelah dan gerah. Pria itu keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang.“Sayang.” Cantika memeluk Andika. Dia menggantungkan kedua tangan di leher suaminya.“Ada apa?” tanya Andika mencium bibir Cantika.“Kemarilah! Ada yang mau aku bicarakan.” Cantika menarik Andika ke tempat tidur.“Kamu mau berbicara atau bercinta?” Andika berada di atas kasur dan Cantika duduk di perut ratanya. Jari-jari wanita itu merada dada bidang suaminya.“Sayang, aku belum juga hamil. Apa kita perlu program dengan dokter?” tanya Cantika.“Apa?” Andika terkejut. “Siapa yang tidak sehat?” tanya Andika menatap Cantika.“Aku sudah periksa dan sehat,” jawab Cantika.“Apa itu artinya aku yang tidak sehat?

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 220 Rencana untuk Luna

    Bella pergi ke penginapan Luna dengan mengendarai mobil pribadinya. Dia harus menjemput sahabatnya pindah ke apartemen.“Lelah sekali. Wijaya benar-benar membuang Luna.” Bella harus mengendarai mobil cukup lama. Dua jam perjalanan baru bisa sampai di penginapan yang berada di ujung kota.Bella memarkirkan mobil di tempat parkir. Dia tiba hampir tengah malam. Wanita itu disambut oleh karyawati bagian resepsionis.“Selamat datang. Apa Anda mau menginap?” tanya karyawati.“Aku ada janji dengan tamu bernama Luna,” jawab Bella.“Mungkin Anda bisa menghubunginya agar bisa keluar dari kamar,” ucap karyawanti.“Baiklah.” Bella menghungi Luna dan tidak ada jawaban.“Apa aku bisa menunggu di sini?” tanya Bella yang gagal menghubungi Luna.“Tentu saja,” jawab karyawati.“Terima kasih.” Bella duduk di sofa. Dia terus berusaha menghubungi Luna yang tidak juga menjawab panggilannya.“Kemana Luna? Apa dia tidur? Padahal aku sudah memintanya untuk menunggu.” Bella sangat lelah dan mengantuk. Dia butuh

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 219 Panasnya Bercinta

    Amira membuka mata. Dia benar-benar tidak bisa lagi tidur tanpa Wijaya. Jari-jarinya meraba kasur yang kosong. Kehangatan dari pelukan suaminya sudah menjadi kebiasaan.“Sayang,” sapa Amira lembut. Dia melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat.“Kemana dia?” Amira duduk di tepi kasur. Dia kesulitan melihat karena pencahayaan yang sedikit di dalam kamar.“Sayang.” Amira beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju sakelar lampu dan menyalakannya. Wanita itu mengetuk kamar mandi dan tidak ada jawaban.“Apa dia pergi?” Amira melihat jam yang telah menujukkan pukul sepuluh malam.“Sepertinya aku tertidur di mobil. Aku lihat Keano dulu.” Amira tersenyum. Dia melihat pakaian yang telah diganti dengan piyama tidur. Wanita itu segera pergi ke kamar putranya.“Sudah tidur. Apa dia asi dari botol?” Amira mencium Keano yang terlelap. Wanita itu menuruni tangga dan memastikan bahwa Wijaya ada di ruang kerja. Dia baru saja akan mengetuk dan pintu sudah terbuka. “Sayang, ada apa?” tanya Wijaya yan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 218 Anak Kita

    Amira dan Wijaya masih berada di puncak bukit. Mereka berdua menikmati matahari terbenam. Sang istri duduk di pangkuan suami. Pelukan kuat dari belakang oleh Wijaya Kusuma. Kedua tangan pria itu mengunci pinggang Amira. “Sayang, apa kita menginap di sini saja?” tanya Wijaya mencium punggung leher Amira.“Tidak bisa. Aku kangen Keano. Dia belum asi,” jawab Amira.“Hmm. Keano nomor satu di hati kamu,” ucap Wijaya menggigit pundak Amira.“Aaah. Sakit.” Amira mencubit paha Wijaya.“Kamu membuat aku cemburu. Padahal hari ini aku mau memiliki kamu untuk diriku sendiri. Tidak memikirkan Keano yang berada di rumah.” Wijaya memutar tubuh Amira menghadap dirinya.“Apa sih. Kiano itu anak kita,” ucap Amira.“Ya. Keano adalah anak kita, Sayang.” Wijaya tersenyum. Dia menyentuh bibir Amira dengan jarinya.“Kamu tidak boleh begitu. Bersaing dengan Keano yang anak sendiri.” Amira merapikan diri agar tubuhnya benar-benar berhadapan dengan Wijaya.“Aku tahu, Sayang. Aku terlalu mencintai dan takut keh

DMCA.com Protection Status