Beranda / Urban / Terperangkap Gairah Suami Butaku / (S4) - Bab 02 • Two Sides

Share

(S4) - Bab 02 • Two Sides

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-06 17:34:28

"Kita mulai rapatnya. Saya anggap saat ini kalian semua sudah membaca dan mempelajari portofolio yang sudah Ashin berikan."

Setidaknya ada dua belas orang yang duduk di balik meja kerja yang memanjang tersebut, siap di depan laptop masing-masing.

Kalau dari ekspresi pucat dan keringat dingin yang terlihat dari sebagian besar peserta rapat yang diadakan secara mendadak ini, jelas sudah bahwa mereka belum tuntas mempelajari portofolio yang memuat banyak data dan angka hitungan tersebut.

Bahkan kemungkinan besar, ada sebagian dari mereka malah belum membacanya sama sekali.

Portofolio tersebut sendiri baru selesai dikerjakan Ashin sesaat sebelum makan siang, sehingga beberapa dari mereka pun baru mendapati laporan yang tidak ubahnya bagai buku kematian itu di atas meja kerja masing-masing seusai istirahat makan siang.

Meski mereka mencoba membacanya secara terburu-buru seka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Christina
tapi bagaimana ya ketemunya. 5 tahun waktu yg cukup lama. klopun aila hilang ingatan ? laki2 yang menolong aila ini Si Mata biru Bisa jadi laki2 yg pernah bertemu aila. tinggal nunggu selanjutnya
goodnovel comment avatar
Nor
aku rasa, mesti kill cam tatoo aila tu nanti. oh god segeralah berjumpa
goodnovel comment avatar
Anton
pasti tahu dari mata abu dan sifat aila yg tdk berubah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 03 • Good Bye, Artemis

    Akhirnya Killian sendirian. Ah, tunggu. Bukankah selama ini dia memang sendirian? Maksudnya, yah ... untuk beberapa tahun terakhir, sih. Jadi, bukan hal tersebut masalahnya, sebab yang dimaksudkan adalah akhirnya Killian bisa sendirian saja di areal pemakaman. Tadi sewaktu dia datang, ada beberapa mobil yang terparkir dan dia mengenalinya sebagai mobil milik keluarga Roxanne. Merasa tidak ingin bertemu, lelaki tampan itu lantas memilih untuk memutar mobil dan memarkirnya di lahan parkir sebelah barat. Memang untuk itu Killian akhirnya harus berjalan lebih jauh, tapi tidak apa-apa. Setidaknya, itu lebih baik bila dibandingkan dengan harus bertemu secara tidak sengaja dengan anggota keluarga Roxanne. Bahkan setelah lima tahun berlalu pun dia masih tidak sanggup untuk bertemu dengan keluarga istrinya itu. "Ya, Tuhan," bisiknya, bersandar di balik seb

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 04 • Encounter

    Pukul 07:30 Keesokan harinya, di Ardhana Corporation. Seperti biasa, Ashin datang lebih pagi. Untuk sesaat dia merasa ragu, apakah dia langsung menuju ruang kerjanya seperti biasa atau lebih baik mampir ke pantry terlebih dulu untuk menikmati secangkir kopi hangat? "Ah, lebih baik aku langsung ke tempat kerja saja," ujarnya sembari tersenyum-senyum sendiri. "Dua tanggal keramat sudah berlalu jadi, hari ini Bos pasti sudah lebih baik perasaannya." Namun untuk pemikiran yang kedua kali, lelaki itu lantas memutuskan bahwa tidak ada salahnya untuk membawa secangkir kapucino bersamanya. "Hari ini aku juga akan mendapatkan rekan kerja yang baru," gumamnya, merasa luar biasa bahagia. "Ya, Tuhan. Akhirnya hari-hari bagai nerakaku akan berakhir." Menepuk-nepuk bahunya sambil mengangguk-angguk sendiri, lelaki yang baru berusia 27 tahun, tapi dengan wajah ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 05 • Selena

    Di antara semua warna, kenapa harus mata dengan warna itu yang kini tengah balas memandangnya? Sepasang mata abu itu .... Ya, Tuhan. Betapa Killian seketika teringat dengan istrinya. "Berikut CV-nya, Bos," lanjut Ashin, berjalan mendekat dan meletakkan sebuah map di atas meja kerja Killian. "Seperti yang sudah saya beri tahukan sebelumnya, Miss Hills berhasil lulus dari program percepatan kuliah dengan hasil yang memuaskan. Jadi—" Pentingkah itu? Memang, apa gunanya bila dibanding dengan rasa sakit yang kini seolah menghunjam dan mencabik-cabik dada Killian? Selena Hills. Sial! Kenapa perempuan itu harus memiliki mata abu yang sama seperti milik istrinya? "Suruh dia pergi," ujar Killian dengan suara yang sedikit bergetar. "Eh? Ya? Bagaimana, Bos?" Mencengkeram pulpennya beg

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 06 • Interview

    "Sepertinya sekarang Anda sudah bisa melepaskan saya, Sir." "Melepaskanmu, lalu apa? Agar kamu bisa kabur begitu saja seperti tadi, hah?" "Sepertinya ada yang salah dengan ucapan Anda tadi," ujar Selena kalem, membuat Killian lantas mengerutkan dahi. "Saat ini kita berdua sedang berada di dalam lift jadi, saya bisa kabur ke mana?" Sial! Killian seketika memaki di dalam hati. Dengan buru-buru lelaki tampan itu melepaskan lengan Selena yang sekarang memalingkan wajahnya. Dasar singa betina yang licik, batinnya menggerutu ketika dia melihat dari pantulan dinding lift bahwa perempuan bermata abu itu kini tengah mengulum senyum. Lagi pula, sial! Kenapa benda ini tidak bisa lebih cepat, sih? Sepertinya Killian harus segera membenahi lift khusus miliknya ini agar bisa naik dan turun dengan lebih cepat, sebab, ya, Tuhan, sungguh dia sudah tidak sanggup kalau harus berada lebih lama lagi bersama perempuan ini. Berduaan bersama Selena en

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 07 • Saat Istirahat Makan siang

    Sepanjang ingatannya, Selena tidak pernah tahu bagaimanakah neraka itu. Namun sekarang, sepertinya dia sudah bisa sedikit mengerti soal bagaimana gambarannya. "Miss Hills! Aku ingin melihat tabel status lengkap untuk proyek superbolck Crescent Hotel, analisis dan segmentasi pasar dari kantor Beaumont, juga update status akun AMG. Semua sudah harus siap sebelum waktu brunch selesai. Mengerti?" Tidak. Tentu saja Selena tidak mengerti. Lebih tepatnya, dia menolak untuk mengerti. Sebab, ya, Tuhan. Ayolah! Mana mungkin tugas sebanyak itu sudah harus selesai dalam waktu sesempit ini? Sekarang sudah pukul sembilan pagi, sementara waktu brunch berakhir pada pukul sebelas siang. Dua jam, dengan tiga tugas besar sekaligus yang bahkan belum sempat dia pelajari dari Ashin. Tolong jangan lupa kalau ini baru hari pertama Selena bekerja. Dua jam. &

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 08 • Bertemu Perempuan Lain

    "Tunggu di sini.""Ya?""Miss, Hills. Ada satu perintah yang aku ingin untuk Anda lakukan sekarang. Ini sangat penting jadi, dengarkan baik-baik."Killian menarik satu kursi dan mendorong Selena hingga terduduk."Duduk saja di sini, dan jangan pergi ke mana pun kecuali atas seijinku," ujarnya, bahkan sampai mengetuk-ngetuk permukaan meja restoran untuk lebih memberi penekanan. "Ingat, harus atas seijinku.""Tapi, Sir. Kenapa saya harus-""Ke mana pun Anda berniat untuk pergi, meski itu hanya sebentar atau bahkan sekedar mengambil tisu sekali pun, harus atas sepengetahuanku."Ha?"Sementara itu, silakan pesan menu makan siang apa pun yang Anda inginkan," sambungnya lagi, kali ini sembari meraih buku menu dan menyodorkannya ke depan Selena. "Aku yang akan bayar semuanya. Paham?"Jawaban yang paling

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 09 • Perang Pagi Hari

    "Apa kamu sudah gila?" "Diamlah!" "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?" "Sudah aku katakan, diamlah!" Ayik menatap sosok lelaki yang sekarang sedang gusar sendiri itu dengan raut wajah kebingungan. Tadi dia sudah akan menikmati jatah makan siangnya, tapi Killian sudah terburu datang. Lelaki tampan berambut hitam itu menerobos masuk ke ruang kerjanya begitu saja dan langsung mengomel-omel tidak jelas soal hal yang sama sekali tidak Ayik mengerti. "Seharusnya dia kan, bisa berpura-pura tidak lihat!" Lalu .... "Soal begitu saja dibesar-besarkan. Sebenarnya, apa maunya?" Kemudian .... "Kenapa ribet sekali, sih? Tinggal berkata iya saja, kok. Cih!" Ingin mencoba mengerti, tapi bagaimana caranya? Ayik bisa apa, ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 10 • Siang Hari yang Panas

    Apakah dia sudah gila?"Ini berkas yang Anda minta, Miss.""Silakan taruh saja, terima kasih."Selena hanya memberikan lirikan sekilas dan senyuman tipis kepada seorang lelaki, staf dari departemen ATF yang membawakan data yang dia perlukan, sebelum akhirnya kembali sibuk dengan laptop dan teleponnya."Bukankah Anda belum lama bekerja di sini? Kelihatannya sudah sangat sibuk, ya?" tanya staf itu lagi, terlihat masih berusaha mengobrol, tapi hanya mendapatkan senyuman sekilas karena setelah itu Selena akhirnya kembali sibuk dengan panggilan telepon yang harus dia buat."Right, Mr Nelson. We apologize for the inconvenience. Mr Ardhana will reschedule the meeting with you next week. Yes, Sir. I will get back to you asap. What? My name? Oh, it's Selena Hills. Yes, my pleasure, Sir. Thank you."*(Betul, Tuan Nelson. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Tuan Ardhana akan men

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status