Beranda / Urban / Terperangkap Gairah Suami Butaku / (S3) - Bab 56 • Dua Pertemuan - bag 2

Share

(S3) - Bab 56 • Dua Pertemuan - bag 2

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-03 00:02:52

Sementara itu di ruangan kantornya, Killian pun membeku.

Dia nyaris saja habis kesabaran ketika harus menyaksikan pemandangan yang kini sedang berlangsung di depan matanya.

"Selamat siang, Tuan Gallahan. Terima kasih karena sudah bersedia menyisihkan sedikit waktunya."

"Selamat siang, Derrick. Tidak apa-apa, jangan terlalu sungkan seperti itu. Mari, mari."

Dengan tatapan membunuh, Killian memandang Gallahan yang kini berusaha keras untuk menghindarinya dan justru bersikap ramah tamah terhadap orang yang sudah dia anggap sebagai musuh.

"Maaf," ujarnya dengan suara sedikit gemetar karena menahan marah. "Sebenarnya ada apa ini? Kenapa Kakek tiba-tiba datang dan membawa—" Killian menarik napas dalam sesaat. "—kedua orang itu?"

"Ian!" tegur Gallahan, memberi pandangan memperingatkan yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Killian.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
omg carlot hayalanmu terlalu jauh dasar bodoh kalo kamu queen mana ada kamu minta maaf sm dirimu sendiri
goodnovel comment avatar
arriza
terlalu banyak narasi ah, bertele-tele
goodnovel comment avatar
Christina
wakakkakakakakka. Charlotte aku jika saat ini sebagai killian atau gallahan langsung akan tertawa terbahak2. betapa PD nya dirimu. hahahahah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 57 • Beri Tahu atau Tidak?

    Aila sedang duduk di balkon teras yang ada di lantai dua. Sendirian saja, dengan secangkir teh yang masih mengepul dan setumpuk camilan manis kesukaannya.Tadi itu ... nyaris sekali.Mengangkat tangan, Aila menelusurkan ujung jari ke permukaan bibirnya sebelum akhirnya menggigit benda kenyal dan mungil tersebut."Hampir saja," bisiknya, yang entah mengapa kini merasa begitu berdebar sementara kedua pipinya pun terasa memanas.Perempuan bermata abu itu bahkan harus memejamkan mata dan menghela napas panjang berkali-kali hanya demi menetralkan kembali detak jantungnya yang tadi memburu.Rasanya bahkan sampai sekarang pun dia masih bisa mencium aroma yang pekat dan khas itu. Aila bisa merasakan campuran aroma vanila, musk dan juga bunga yang memberikan kesan hangat yang menguar dari tubuh Hugo."Sepertinya aku pernah mencium aroma tersebut, tapi di mana dan kapa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 58 • Sebuah Rahasia

    "Argh!"Hugo meringis ketika Jerome menuangkan cairan antiseptik dan menekankan kasa ke luka di bahunya dengan sedikit keras. Sengaja memang, sebab asisten pribadi itu sedang merasa sedikit kesal dengan Tuan Muda yang harus dia layani ini."Apakah kamu tidak bisa sedikit saja lebih lembut saat mengobatiku?""Saya tidak melakukan apa-apa, Tuan Muda. Saya sudah berusaha membantu mengobati Anda dengan sebaik mungkin.""Apakah yang seperti ini, yang kamu katakan sudah mengobatiku dengan baik?" gerutu Hugo, yang kembali meringis nyeri saat Jerome kembali menekankan kasa yang sekarang dibasahi cairan obat merah. "Pelan-pelan, Jerome!""Ini sudah sangat pelan, Tuan Muda." Seakan tidak merasa takut sedikit pun, sekarang Jerome malah mengeyel. "Kalau memang tubuh Anda begitu berharga hingga tidak mampu menahan sedikit perih, lalu kenapa Anda tidak menuntut saja orang yang sudah menggigit

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 59 • Perih

    "Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?""Tanyakan saja kepada putrimu itu! Kepalaku rasanya sudah sangat pusing gara-gara ulahnya."Hugo hanya duduk diam di balik meja kerja, mengamati kedua orang tuanya yang sekarang tengah berseteru. Melirik, dia bisa melihat Charlotte yang masih juga menekuk wajah dan cemberut.Seharusnya dia merasa penasaran dan ingin tahu soal apa yang sebenarnya terjadi 'kan? Yah, setidaknya Hugo perlu untuk mencari tahu apa yang menjadi alasan sampai Derrick semarah ini.Harusnya, sih, tapi nyatanya tidak, sebab saat ini ada hal lain yang telah memenuhi pikirannya.Bahu kirinya sesaat berdenyut dan menghantarkan rasa nyeri sehingga membuat Hugo meringis sesaat, tapi anehnya lelaki tampan itu kemudian malah tersenyum.Ada yang aneh dengan lelaki beriris merah itu. Setiap kali dia merasakan sakit di bahu kirinya, justru mengakibatkan seg

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 60 • Pagi Hari yang Abu-abu

    Keesokan harinya.Killian baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan mantel mandi. Sebelah tangan lelaki itu memegang handuk dan sedang berusaha mengeringkan rambut, sementara air pun masih sering menetes dari ujungnya.Berjalan beberapa langkah, Killian lantas berhenti. Ada senyuman lembut yang menghiasi wajah tampan lelaki itu ketika dia memandang ke arah tempat tidur, di mana terdapat istrinya yang masih tertidur dengan lelap."Queen," bisiknya dengan suara yang sangat lirih, yang memang tidak dimaksudkan untuk membangunkan sang istri. "Selamat pagi, Kiska."Dengan hati-hati Killian duduk di tepi tempat tidur. Sebelah tangannya lantas terulur dan menyibakkan sejumput rambut yang jatuh menutupi wajah Aila, kemudian menyematkannya ke balik telinga istrinya.Penuh sayang, lelaki itu membelai rambut Aila. Sepasang mata gelap Killian pun tampak fokus memandang wajah

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 61 • Sesuatu yang Diinginkan

    Charlotte tersenyum.Rupanya ada sesuatu yang membuatnya bahagia, sehingga perempuan bermata coklat itu pun sudah senyum-senyum sendiri bahkan pada waktu yang sepagi ini.Ponselnya terletak di atas bantal, dan dari benda pipih itulah mengalun lagu yang rupanya mendukung suasana hati Charlotte, sebab dia pun ikut bernyanyi dan sesekali bahkan bergoyang."I see it, I like it, I want it, I got it." Berdiri di depan kaca rias yang berukuran sebesar badan, putri keluarga Harron itu tengah mematut-matut diri. Sementara mulutnya terus bernyanyi, Charlotte berputar di tempat, berusaha mencari tahu apakah ada bagian dari setelan baju kerjanya yang kusut.Ini adalah hari pertama dia bekerja di Ardhana Corporation, jadi sudah seharusnya 'kan, kalau dia tampil sesempurna mungkin?"Dan juga, secantik mungkin," ujarnya dengan nada ceria, menyibakkan rambutnya yang kini sudah kembali berw

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 62 • Tidak Selalu Bisa Dimiliki

    "Kita langsung saja ke kantor," ujar Hugo kepada Jerome.Asisten pribadinya itu pun segera mengangguk, lantas bergegas pergi mendahului untuk menyiapkan mobil, meninggalkan Hugo menyusuri koridor kampus.Sembari berjalan, lelaki tampan beriris merah itu menyempatkan diri untuk melirik jam tangannya.Ah, sial, batinnya sedikit kesal.Hugo sama sekali tidak menyangka bahwa pembicaraan dengan rektor kampus akan memakan waktu yang lebih lama dari yang dia perkirakan. Hasilnya bisa diperkirakan, saat ini dia sudah dipastikan terlambat datang ke kantor."Apa-apaan beliau itu tadi? Kenapa suka sekali mengobrol, sih? Padahal aku sudah sangat jelas mengatakan bahwa tidak banyak waktu yang aku miliki sekarang." Menggerutu, dengan langkah lebar Hugo melintasi koridor yang kini mulai dipenuhi para mahasiswa. "Haa ... kalau saja beliau bukan teman lama ayah, pasti tidak akan aku ladeni sepert

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 63 • Satu Hari yang Buruk

    Rasanya hari ini adalah hari yang buruk.Begitu mobilnya memasuki pelataran depan kediaman keluarga Harron, Charlotte bisa dikata nyaris meloncat keluar. Bahkan tanpa perlu menunggu Estian untuk membukakan pintu mobil untuknya seperti biasa, perempuan bermata coklat itu sudah langsung pergi meninggalkan asisten pribadi dan beberapa pegawai rumah yang sudah berdiri dan menunggu untuk menyambutnya.Dengan berlari Charlotte berhambur masuk ke kamar tidurnya, membanting keras pintu hingga tertutup, melempar begitu saja tas tangan bermerk-nya seolah benda itu sama sekali tidak berharga, sebelum akhirnya menjatuhkan diri di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap.Ada teriakan yang dia suarakan sembari memukul-mukul bantal, rupanya putri keluarga Harron itu saat ini benar-benar kesal."Kenapa?" serunya, kali ini sambil melempar satu buah bantalnya begitu saja. "Kenapa tadi dia harus datang, sih? Benar-be

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 64 • Berhenti Sebelum Dimulai

    "Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja?" Melirik dari kaca tengah mobil, Jerome bertanya dengan nada khawatir.Tidak ada sahutan, tentu saja, dan hal tersebut membuat Jerome merasa semakin khawatir.Yah, bagaimana tidak?Tadi dia sudah menunggu Hugo begitu lama, tapi tuan mudanya itu tidak juga kunjung datang. Sampai-sampai Jerome kemudian berniat untuk menjemput.Asisten pribadi itu sudah setengah jalan hendak ke tempat terakhir kali dia meninggalkan Hugo tadi, ketika lelaki tampan beriris merah itu akhirnya datang.Namun, ada yang aneh.Ini jelas ada sesuatu yang tidak benar. Sebab selain sikap Hugo yang sangat pendiam, ekspresi wajah lelaki itu pun terlihat begitu kacau. Jerome bahkan sudah separuh menyakini bahwa tuan mudanya itu telah mengalami sesuatu yang berat, tapi apa?"Kenapa Tuan Muda terlihat pucat? Apakah mungkin belia

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status