"Kita terlambat, Kakak Ipar pasti sudah dibawa kabur penculik itu.""Tuan Muda, mereka benar-benar penculik dan mereka menculik banyak orang. Kita akan membebaskan mereka dulu. Lau kita akan mengikuti Anda mencari Nona Laura." Polisi yang membantu mereka juga menolong semua korban penculikan dan ada 11 orang yang penculik itu di culik.Rendra kembali ke mobilnya bersama teman kuliahnya."Apa kamu sedih dan panik sekarang, Rendra? kakak Ipar kamu belum kembali?" tanya teman Rendra."Aku berterimah kasih padamu, tempat ini memang benar tempat Kakak Ipar di culik di villa ini. Saat ini dia dibawa pergu oleh penculiknya. Aku akan menemukan Kakak Ipar karena orang tua dia meminggal dan Kakak Kembarnya itu jahat.""Kamu harus tetap mencari Kakak Ipar kamu, Rendra.""Iya, aku tahu. Terimah kasih sudah membantuku."Rendra hari itu terus berusaha mencari Laura ke beberapa tempat yang deka dengan villa itu, termasuk ke dalam hutan tapi Laura belum juga ditemukan. Laura hilanh seperti di telan bu
Brian marah dan dia membuag berkas surat cerai Laura itu di lantai. Brian masuk ke kamarnya dan dia tidak terimah jika di ceraikan Laura."Kenapa ada tanda tangaku? Apa aku pernah menandatangani berkas berceraian? Kapan? Aku tidak di terimah di ceraikan Laura. Dia berguna karena Papa dan Mama sangat sayang padanya, aku tidak bisa menceraikan dia.Tiba-tiba Lussy memeluk Brian dari belakang, sehingga membuat Brian terkaget. "Kenapa kamu tidak mau bercerai dengannya? Aku hamil anak kamu tapi kamu pedulinya sama dia." Lussy cemburu."Dia masih berguna untukku dan aku butuh dia untuk membujuk Papa dan Mama, agar Papa dan Mama menyerahkan hartanya padaku dulu. Baru aku menceraikan dia," jawab Mark."Brian Sayang, jangan pikirkan adik kembarku. Lebih baik kita bersama saat ini. Aku sedang rindu di peluk mesra oleh kamu," Lussy memeluk Brian."Laura, puaskan aku malam ini! Aku ingin kamu dan aku menikmati malam ini bersama. Aku tidak mau memikirkan Laura lagi."Lussy dan Brian beradu kemesra
"Rendra, angkatlah! Aku butuh kamu. Aku tidak kuat lagi karena luka di tubuhku parah." Laura masih berusaha menelpon Rendra.Hari itu Rendra baru ke luar dari perusahaanya karena dia harus tetap bekerja. Rendra meninggalakan ponselnya di mobil. Rendra melihat ponselnua berdeeing dan ada bangak panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Rendra menerima panggilan itu dan ternyata itu aku Laura."Hallo! Siapa kamu?" tanya Rendra."Rendra, ini aku. Tolong aku! Lacak ponsel ini dan aku tidak tahu ini dimana. Aku sedang ada di gedung tua. Aku di culik dan di pukuli.""Laura, Kak. Aku akan menyelamatkan kamu. Kamu ada dimana?""Rendra, selamat aku." Laura mematikan ponselnya karena takutnya penculik itu kembali lagi ke kamarnya."Kak, kamu dimana? Aku akan menyelamatkan kamu." Rendra bergegas masuk mobil dan dia pergi ke temat anak buah Papanya dan Polisi yang membantunya.Rendra juga mengabari teman kuliahnya untuk melacak keberadaan Laura. Dengan cepat teman Rendra yang ahli IT menemui
Rendra memukul Brian meskipun dia masih terluka. Brian sakit memegang perutnya karena Rendra memukul di perutnya.Bukk..Rendra memukul Brian sekali lagi."Hey, tisak perlu memukulku lagi? Itu bukan salahku kalau Laura di culik.""Nanti biar Papa yang hukum Kak Brian. Apa kamu tidak malu menyebut dirimu sebagai suami Laura tapi aku yang menyelamatkannya?" Rendra memicingkan alisnya dia meremehkan Brian.Brian marah karena Rendra mengancam dirinya akan di laporokan pada Papanya. Brian mencengkram leher Rendra."Kamu jangan berulah, Rendra. Kamu itu seperti anam haram Papa dan tidak akan dipedulikan.""Lepaskan! Kamu suami kurang ajar." Rendra meludahi wajah Brian."Dasar jorok! Aku akan pulang sekarang. Ingatlah! Aku itu suami Laura bukan kamu. Jangan pernah suka pada istriku! Aku tahu kamu ada rasa pada Laura.""Rasa cintaku pada kakak ipar hanya sebatas kasih sayang adik ipar ke kakak ipar yang suaminya tukang selingkuh," sahut Rendra."Aku pulang saja karena dia belum sadarkan diri.
Lussy berada di depan rumah sakit Laura dan dia bingung apa yang harus dia lakukan. Tiba-tiba Brian menelpon Lussy dan Lussya segera menerima panggilan itu."Hallo! Brian ada apa?""Kamu segera temui aku di perusahaanku sekaranh juga. Ada yang ingin aku bicarakan padamu.""Oke, tunggi aku dan aku akan segera datang."Lussy segera mencergat taxi di depan rumah sakit dan pergi menuju perusahaan tempat Brian berada.'Ada apa ini? Brian terlihat panik, apa dia mengetahui semua perbuatanku. Apa dia akan meninggalkan aku.' batin Lussy.35 menit kemudian, Lussy telah sampai di perusahaan Brian. Meskipun Lussy cuti kerja tapi jika Brian memanggilnya dia akan langsung datang ke perusahaan Brian. Lussy turun dari taxi dan dia langsung masuk perusahaan, naik lidt dan menuju lantai paling atas tempat Brian."Lussy belum datang juga. Dia bodoh sekali melakukan tindakan yang tidak memikirkan efek jangka panjangnya." Brian berbicara sendiri."Apa maksud kamu, Brian? Siapa yang bodoh?" tiba-tiba Lussu
"Papa kenapa selalu membela Laura? Aku dipermalukan di depan istriku?""Kamu itu suami kurang ajar! Asal kamu tahu Laura hamit mati karema kamu tidak peduli padanya." Papa Brian marah."Papa, amu capek kerja dan banyak urusan di kantor. Aku akan pulang saja daripada aku di marahi. Laura, kamu cepat sembuh dan maafkan aku karena aku tidak menjadi saumia yang baik untuk kamu." Brian pergi meninggalkan Laura.Air mara Laura jatuh karena Brian sama sekali tidak peduli padanya. Rendra melihat kakak iparnya menangis dan mencoba menghibur Laura."Kakak Ipar, besok Kakak rawat wajah dan tubuh Kakak agar pulih. Kamu jangan khawatir jelek karena ada aku. ""Maaf aku sedih! Brian tidak akan mau melihatku jelek seperti ini." Laura menangis karena tangan dan kakinya terkena luka bakar."Nak, kita akan mendukung kamu dan satu bulan ini kamu harus pergi ke luar negri untuk operasi Nak. Disana lebih canggih daripada disini." kata Mama Brian."Mama Mertua, apa boleh aku di temani adik ipar?""Kamu bole
"Dia istriku, Lussy. Laura, dia selalu datang padaku dan mengangguku.""Tunggu! Kak Lussy perut kamu dan badan kamu semakin gendut?" "Kenapa? Apa aku tidam boleh gendut dan kamu hampir dua bulan disana jelas saja tidak tahu.""Apa kamu tidak hamil? Perut kamu itu seperti orang hamil.""Apa urusan kamu? Kalau aku hamil, apa kamu takut segera akan di cerai oleh Brian?" "Aku kembi karena akan melakukan sesuatu. Papa Mertua menyuruhku untuk bekerja di perusahaan milik Rendra dan mulai besok aku akan bekerja."Brian cembut karena Laura lebih dekat dengan adiknya daripada dirinya. Brian menyeret Laura ke kamarnya dan dia mengusir Lussy."Lussy, kamu pulang saja. Saat ini aku ingin bersama istriku dan ada yang akan aku bicarakn dengan istriku.""Dasar! Kamu itu harusnya suamiku. Aku akan pergi, kenapa Laura kamu tidak pergi saja ke alam baka. Kenapa kamu kembali dan lebih cantik. Aku saat ini kesal karena aku terlihat gendut." Lussy marah karena di usir Brian dan dia cemburu karena Laura sa
"Kakak Ipar, diamlah! Kak Brian lama di kamar kecil. Aku hanya mau bertanya apakah kamu besok mau menjadi asistenku di perusahaan baruku?""Ya aku mau, Rendra. Lepaskan aku dulu! Aku takut ketahuan.""Cium aku Kak. Kakak Ipar belum berterimah kasih aku menemani Kakak ke Korea loh."Laura mencium Rendra lalu dia segera mendorong Rendra menjauh darinya."Terimah kasih ciumannya. Aku hanya ramah pada kamu Kak, sama wanita lain aku tidak suka.""Terserah kamu! Aku tidak suka kamu begitu." Laura mengembungkan pipinya dan dia marah pada Rendra."Dasar Kakak Ipar! Lebih tua dariku kalau marah seperti anak remaja imut sekali.""Sudahlah! Kamu pergi ke kamarmu. Aku malas denganmu." "Ya baiklah! Itu Kak Brian sudah keluar dari kamar kecil." Rendra ke kamarnya dan Brian baru ke luar dari kamar kecil."Laura, kenapa kalian akrab? Apa kamu suka sam Rendra?""Dia sama aku beda umur berapa tahun? Dia adik kamu yang baik padaku, aku harus akrab dengan dia dong. Kamu saja akrab dengan Kakak kembarku y
"Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil