Lussy berada di depan rumah sakit Laura dan dia bingung apa yang harus dia lakukan. Tiba-tiba Brian menelpon Lussy dan Lussya segera menerima panggilan itu."Hallo! Brian ada apa?""Kamu segera temui aku di perusahaanku sekaranh juga. Ada yang ingin aku bicarakan padamu.""Oke, tunggi aku dan aku akan segera datang."Lussy segera mencergat taxi di depan rumah sakit dan pergi menuju perusahaan tempat Brian berada.'Ada apa ini? Brian terlihat panik, apa dia mengetahui semua perbuatanku. Apa dia akan meninggalkan aku.' batin Lussy.35 menit kemudian, Lussy telah sampai di perusahaan Brian. Meskipun Lussy cuti kerja tapi jika Brian memanggilnya dia akan langsung datang ke perusahaan Brian. Lussy turun dari taxi dan dia langsung masuk perusahaan, naik lidt dan menuju lantai paling atas tempat Brian."Lussy belum datang juga. Dia bodoh sekali melakukan tindakan yang tidak memikirkan efek jangka panjangnya." Brian berbicara sendiri."Apa maksud kamu, Brian? Siapa yang bodoh?" tiba-tiba Lussu
"Papa kenapa selalu membela Laura? Aku dipermalukan di depan istriku?""Kamu itu suami kurang ajar! Asal kamu tahu Laura hamit mati karema kamu tidak peduli padanya." Papa Brian marah."Papa, amu capek kerja dan banyak urusan di kantor. Aku akan pulang saja daripada aku di marahi. Laura, kamu cepat sembuh dan maafkan aku karena aku tidak menjadi saumia yang baik untuk kamu." Brian pergi meninggalkan Laura.Air mara Laura jatuh karena Brian sama sekali tidak peduli padanya. Rendra melihat kakak iparnya menangis dan mencoba menghibur Laura."Kakak Ipar, besok Kakak rawat wajah dan tubuh Kakak agar pulih. Kamu jangan khawatir jelek karena ada aku. ""Maaf aku sedih! Brian tidak akan mau melihatku jelek seperti ini." Laura menangis karena tangan dan kakinya terkena luka bakar."Nak, kita akan mendukung kamu dan satu bulan ini kamu harus pergi ke luar negri untuk operasi Nak. Disana lebih canggih daripada disini." kata Mama Brian."Mama Mertua, apa boleh aku di temani adik ipar?""Kamu bole
"Dia istriku, Lussy. Laura, dia selalu datang padaku dan mengangguku.""Tunggu! Kak Lussy perut kamu dan badan kamu semakin gendut?" "Kenapa? Apa aku tidam boleh gendut dan kamu hampir dua bulan disana jelas saja tidak tahu.""Apa kamu tidak hamil? Perut kamu itu seperti orang hamil.""Apa urusan kamu? Kalau aku hamil, apa kamu takut segera akan di cerai oleh Brian?" "Aku kembi karena akan melakukan sesuatu. Papa Mertua menyuruhku untuk bekerja di perusahaan milik Rendra dan mulai besok aku akan bekerja."Brian cembut karena Laura lebih dekat dengan adiknya daripada dirinya. Brian menyeret Laura ke kamarnya dan dia mengusir Lussy."Lussy, kamu pulang saja. Saat ini aku ingin bersama istriku dan ada yang akan aku bicarakn dengan istriku.""Dasar! Kamu itu harusnya suamiku. Aku akan pergi, kenapa Laura kamu tidak pergi saja ke alam baka. Kenapa kamu kembali dan lebih cantik. Aku saat ini kesal karena aku terlihat gendut." Lussy marah karena di usir Brian dan dia cemburu karena Laura sa
"Kakak Ipar, diamlah! Kak Brian lama di kamar kecil. Aku hanya mau bertanya apakah kamu besok mau menjadi asistenku di perusahaan baruku?""Ya aku mau, Rendra. Lepaskan aku dulu! Aku takut ketahuan.""Cium aku Kak. Kakak Ipar belum berterimah kasih aku menemani Kakak ke Korea loh."Laura mencium Rendra lalu dia segera mendorong Rendra menjauh darinya."Terimah kasih ciumannya. Aku hanya ramah pada kamu Kak, sama wanita lain aku tidak suka.""Terserah kamu! Aku tidak suka kamu begitu." Laura mengembungkan pipinya dan dia marah pada Rendra."Dasar Kakak Ipar! Lebih tua dariku kalau marah seperti anak remaja imut sekali.""Sudahlah! Kamu pergi ke kamarmu. Aku malas denganmu." "Ya baiklah! Itu Kak Brian sudah keluar dari kamar kecil." Rendra ke kamarnya dan Brian baru ke luar dari kamar kecil."Laura, kenapa kalian akrab? Apa kamu suka sam Rendra?""Dia sama aku beda umur berapa tahun? Dia adik kamu yang baik padaku, aku harus akrab dengan dia dong. Kamu saja akrab dengan Kakak kembarku y
"Kenapa kamu tidak seperti dulu, Laura? Bicara kamy kurang ajar, lalu baju kamu kenapa semakin seksi. Apa kamu mau menggoda Brian?""Masalah untuk Kakak, Heh? Aku mau sama suamiku bukan urusan Kakak? Justru Kakak itu uang tahu diri, jangan mencintai pria uang lunya suami apalagi suami adik kembar sendiri."Lussy marah dia mendekati Laura dan dia menampar wajahnya.Plak...Satu pukulan mendarat di pipi Laura dan Laura memegangi pipinya karena tamparan itu keras membuat pipinya merah."Rasakan ini! Dari dulu kamu selalu menurut pada Kakakmu ini, sekarang kamu sangat berani.""Cukup! Lussy jangan kurang ajar! Dia itu istri aku dan jangan sekali-kali kamu menamparnya.' Brian membela Laura karena Laura meruba penampilannya."Brian, awas kamu membela dia. Kamu itu orang yang aku cintao kamu membela dia." Lussy marah dan dia pergi meninggalkan Laura.Laura hari itu dia tersenyum sedikit di sudut bibirnya kala melihat Lussy yang di usir oleh Brian.'Tunggu saja nanti permainan akan dimulai, Ka
"Brian, kamu ada di dalam apa tidak? Aku masuk nih?" Laura masuk ke dalam kantor Brian.Brian berganti baju di bawah meja kerjanya yamg besar itu. Lussy juga bersama Brian berada di bawah meja."Sebentar Laura, bolpointku jatuh jadi aku mencatinya." Dia sedang berganti baju dan itu hanya alasan Brian saja.5 menit kemudian, Brian ke luar dari bawah mejanya. Lalu dia sudah merapikan rambutnya dan Lussy masih berada di bawah meja kerja Brian. Lussy hanya diam setelah dia berganti baki, dia aka ke luar dari bawah meja Brian saat Laura pergi dari ruangan itu."Ada apa, Laura? Aku sibuk dengan perusahaan yang ada di Bandung? Apa yang kamu minta?""Aku akan pulang dan aku tidak mau menunggu kamu lembur.""Iya aku lembur 1 jam karena banyak berkas yang harus di tanda tangani.""Ya, aku pulang dulu. Kak Lussy sudah pulang?" tanya Laura."Ehh... dia... pulang baru saja. Aku tidak tahu dia kemana," jawab Stuart yang panik karena Lissy masih ada di bawah mejanya dan dia mengusap wajahnya dengan k
"Aku tidak sagka kalau Kak Lussy pelaku penculikan dan penyiksaan diriku, Rendra. Dia itu kakak kembarku tapi dia seperti mautku." Laura badannya lemas mendengar ucapan pria bule ith kalau Lussy terlibat kasus penculikan dan dia menebak kalau kasus penculikan itu pasti dia yang di culik beberapa minggi yang lalu."Kakak Ipar apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu kaget? Pastilah dia saudara kembar kamu karena ingin balas dendam ke kamu." Rendra prihatin karena Laura seolah kaget dan badannya lemas mendengar ancaman bule itu ke Lussy."Rendra, aku sayang sama Kakak kembarku dan aku rela mengalah waktu kecil. Bahkan aku menikah menggantikan dia saat dia kabur di hari pernikahannya dan Brian waktu itu." Laura menangis."Sudah aku bilang Kak Laura, meskipun saudara kandung pasti akan tega pada kita. Kak bule itu pasti menyimpan bukti, apa kita selidiki dia saja?""Jangan saat ini, aku saat ini ingin bersama kamu. Please Rendra, stay with me you don't go becaise im sad." pinta Laura sambil di
"Kak, aku akan membawamu ke hotel saja." Rendra segera membopong Laura dan mengendongnya menuju hotel yang masih dekat dengan diskotik.Sesampainya di hotel, Rendra membaringkan tubuh Laura di ranjang hotel. Laura tidak melepaskan pelukannya, dia justru semakin erat memeluk Rendra. Desiran nafsu birahi yang bangkit membuat Rendra tidak bisa menahan dirinya, lalu dia juga membalas ciuman Laura lagi dan lagi.Dia mulai membelai mesra Laura. Malam ini Laura kaam menajadi milik adik iparnya. Rendra sudah meraba setiap inci tubuh Laura dan menanggalkan semua baju wanita ini. Mereka bercumbu mesra di atas ranjang."Rendra, aku cinta kamu. Aku akan memabalas dendam kembaran laknatku dulu. Baru kita akan bersama adik ipar." Laura meracau karena mabuk tetapi dia menikmati permainan ranjangnya bersama adik iparnya."Kak, aku juga cinta kamu." Rendra membalas semua perkataan Laura meskipun dia tahu kalau Laura masih mabuk.Rendra dan Laura sudah menuntaskan percintaan mereka di atas ranjang. Lalu