"Anda cepatlah ke rumah sakit dekat perusahaan PT. Subagiyo karena kejadian di depan minimarket dekat perusahaan ini. Saya akan membawa korban tabrak lagi ke rumah sakit," kata pria yang menolong Rendra.."Saya akan segera kesana Pak! Terimah kasih! Sudah mau menolongku," jawab Laura.Laura menutup ponselnya dan dia tidak percaya kalau Rendra mengalami kecelakaan. Laura begitu panik langsung dia cepat-cepat ke rumah sakit dan dia menitipnya dua anak kecil itu ke baby sister. Laura langsung mengendarai mobilnya dan dia melajukan mobilnya dengan sangat cepat. 'Rendra aku harap kamu selamat. Aku takut kamu kenapa-kenapa'Dia begitu takut kalau Rendra akan pergi. Beberapa menit kemudian Laura sudah sudah sampai di depan rumah sakit. Laura secepat mungkin memakirkan mobilnya lalu dia melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah sakit. Laura mencari dimana keberadaan Rendra, dia bertanya pada resepsionis rumah sakit."Suster, dimana ruangan pasien tabrak lagi bernama Rendra Subagiyo?" tanya
"Bagaimana bisa? Bibi kenapa anakku bisa hilang?" Laura sangat kaget dia menjawab melalui telponnya dan terdengar oleh Rendra."Sayang ada apa? Siapa yang hilang?" sahut Rendra."Bibi, apa yang terjadi? Bukankah di rumah ada security dan beberapa bawahan suamiku? Kedua anakku hilang?" "Nona, kembalikan ke rumah karena saya yakin kedua anak Nona diculik. Tolong bilang Tuan Rendra, maafkan kita semua. Tuan kecil keduanya saya tinggal di depan halaman rumah saat mereka sudah saya suapi mereka makan lalu saya tinggal ke belakang untuk menaruh mangkuk kecil tempat makan. Keduanya di cari oleh semua orang tapi tidak pernah di temukan, jadi bagaimana ini?" jawab baby sister."Aku akan kembali ke rumah, sudah aku tutup dulu panggilan kamu." Laura segera menutup ponselnya tapi raut wajahnya kelihatan panik dan air matanya mulai menetes perlahan."Siapa yang hilang? Sayang, ada apa?" Rendra bertanya."Anak kita dan Anak Brian hilang, baby sister sudah mencarinya di seluruh rumah dan di dekat ru
Dor...Suara pistol berbunyi melayang ke atap rumah. Laura kaget dan dua orang anaknya menangis karena kaget."Mama, tolong! Aku takut!" teriak anak Brian."Ma.. ma.. atut!" teriak anaknya yang menangis begitu kencang."Brian, apa yang kamu lakukan?" Laura berteriak kencang saat melihat Brian yang tertawa setalah menembak langit-langit gudang di rumah itu.Dasar kurang ajar! Kamu jangan banyak bicara, saat ini kamu itu hanya tahanan. Dasar wanita murahan! Kenal bisa kamu punya anak dari Rendra, apa Rendra selingkuh dari kamu?" "Anak itu..." saat Laura ingin memberitahukan kalau anak itu anaknya Lussy tiba-tiba membuka topengnya.Wanita yang bertopeng itu adalah Lussy saudara kembar Laura. Lussy membuka topengnya dan membuat dirinya kaget kalau ternyata Lussy juga terbebas dari penjara."Apa kabar? Saudara kembarku sayang?" Lussy mendekati Laura."Lussy? Kenapa bisa kamu ke luar dari penjara?" tanya Laura."Asal kamu tahu hanya butuh sehari aku bisa ke luar dari penjara karena apa? Aku
"Apa yang kamu mau? Cepat jelaskan! Jangan pernah mengancamku, rugi kamu membunuh kedua anakku dan istriku.""Aku tidak akan menunjukkan dimana keberadaanku. Aku ingin kamu merasakan rasa panik, kalau bisa juga rasa itu membunuhmu." pria itu menutup telponnya sehingga membuat Rendra marah."Sialan! Mereka berani sekali mengancamku. Kalian saat ini tolong lacak keberadaan istriku dan kedua anak itu karena baru saja mereka menelpon dengan ponsel Laura. Tapi mereka pasti membuang ponsel Laura sekarang." Rendra marah tapi dia segera menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki sampai dapat dimana lokasi Laura berada.Hari itu berganti pagi hari yang indah tapi seperti mimpi buruk untuk Laura. Rendra berada di rumahnya mencari Laura terus menerus tapi belum kunjung ditemukan. Para kenalannya dan ahli hacker sudah dikerahkan tapi memang semua rencana sudah disusun rapih tidak ada cela. Rendra masih mencari keberadaan Laura dan anaknya tapi saat ini Laura sudah sadar dari pingsannya."Hei Adik! Ka
"Aku tidak akan melepaskan kedua anak kamu." Brian membawa kedua anak itu mereka menangis saat dipaksa Brian."Jika kamu membunuh anakku, maka aku akan menembak Laura." saat Brian mengancam Rendra dengan membunuh kedua anak itu, Laura teriak karena dia tidak mau Rendra mengahadapi semuanya seorang diri. Laura tidak mau Rendra mati di tangan mereka."Rendra, cepat pergi! Kaburlah! Setidaknya dari kita harus ada yang selamat. Aku tidak mau kamu mati dan aku juga dua anak itu. Mereka bertiga gila karena dibutakan dendam, mereka mau menghilangkan nyawa kita," teriak Laura."Tenang saja! Aku pasti selamat dan anak kita pasti selamat," jawab Rendra.Suara langka kaki terdengar dari luar dan anak buah Rendra masuk ke gudang itu. 10 orang anak buah Laura ke gudang itu dan mereka mendapati kalau tuannya sedang menyandera Lussy."Tuan, kamu sudah mengalahkan mereka. Tuan suruh musuh mundur saja," kata anak buahnya."Kalian saat ini sudah kalah! Lihatlah anak buahku berhasil. Semua anak buah kal
Rendra saat ini masih merasa khawatir karena Laura dan anaknya juga masih di ruangan pemeriksaan. Sedangkan anak Brian masih berada di ruangan Unit Gawat Darurat. Dia menghela nafas yang panjang agar dia merasa tenang.Beberapa saat kemudian dokter ke luar dari ruangan UGD dan dia menanyakan dimana keluarga pasien. Rendra segera mendekat berdiri di samping dokter."Dimana keluarga pasien?""Saya Papanya Dokter, bagaimana keadaan anak saya?""Maaf! Anak Anda mengalami koma, semoga dalam waktu 24 jam dia sadar dari komanya kalah tidak, dia akan merenggang nyawa," jawab Dokter dengan wajah yang serius."Apa? Kenapa anak sekecil ini harus mengalami rasa sakit? Brian, anak kamu harus seperti ini." Rendra berteriak menangis sedih karena selama dua tahun ini dia yang merawat anak Brian bersama Laura dan menganggap anaknya itu sebagai anak kandungnya sendiri.Laura sudah ke luar dari ruangan pemeriksaan dan dengan kepala yang di perban juga tubuh yang terluka, dia menemui Rendra yang sedang me
"Pa, kita tunggu saja jenazah cucu Papa tiba. Papa tidak boleh banyak kepikiran karena Papa itu harus tetap kuat dan tidak sakit lagi," sahut Laura."Papa akan temui tamu karena Rendra pasti masih perjalanan dari rumah sakit ke sini. Brian anak kuranga ajar! Dia kalau dijebloskan ke penjara tetap saja cucuku tidak akan kembali. Lebih baik aku yang akan membunuhnya suatu saat nanti." Papa Brian begitu membenci anaknya karena pembunuh cucunya.Rendra saat ini sedang berada di dalam mobil ambulans karena dia tadi sudah mengundang wartawan saat berada di rumah sakit untuk mengabarkan berita duka putra Brian. Sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju rumah duka. Beberapa saat kemudian mobil ambulans yang mengantarkan jenazah putranya Brian sudah tiba di depan halaman rumah Rendra. Rendra turun dari mobil dan semua orang sudah menunggu. Jenazah lalu di urus oleh para pengurus jenazah, sudah dimandikan lalu diberikan kain kafan. Stelah itu mereka kama sholat jenazah di masjid terdekat. Ka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil
"Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil