"Aku tidak akan melepaskan kedua anak kamu." Brian membawa kedua anak itu mereka menangis saat dipaksa Brian."Jika kamu membunuh anakku, maka aku akan menembak Laura." saat Brian mengancam Rendra dengan membunuh kedua anak itu, Laura teriak karena dia tidak mau Rendra mengahadapi semuanya seorang diri. Laura tidak mau Rendra mati di tangan mereka."Rendra, cepat pergi! Kaburlah! Setidaknya dari kita harus ada yang selamat. Aku tidak mau kamu mati dan aku juga dua anak itu. Mereka bertiga gila karena dibutakan dendam, mereka mau menghilangkan nyawa kita," teriak Laura."Tenang saja! Aku pasti selamat dan anak kita pasti selamat," jawab Rendra.Suara langka kaki terdengar dari luar dan anak buah Rendra masuk ke gudang itu. 10 orang anak buah Laura ke gudang itu dan mereka mendapati kalau tuannya sedang menyandera Lussy."Tuan, kamu sudah mengalahkan mereka. Tuan suruh musuh mundur saja," kata anak buahnya."Kalian saat ini sudah kalah! Lihatlah anak buahku berhasil. Semua anak buah kal
Rendra saat ini masih merasa khawatir karena Laura dan anaknya juga masih di ruangan pemeriksaan. Sedangkan anak Brian masih berada di ruangan Unit Gawat Darurat. Dia menghela nafas yang panjang agar dia merasa tenang.Beberapa saat kemudian dokter ke luar dari ruangan UGD dan dia menanyakan dimana keluarga pasien. Rendra segera mendekat berdiri di samping dokter."Dimana keluarga pasien?""Saya Papanya Dokter, bagaimana keadaan anak saya?""Maaf! Anak Anda mengalami koma, semoga dalam waktu 24 jam dia sadar dari komanya kalah tidak, dia akan merenggang nyawa," jawab Dokter dengan wajah yang serius."Apa? Kenapa anak sekecil ini harus mengalami rasa sakit? Brian, anak kamu harus seperti ini." Rendra berteriak menangis sedih karena selama dua tahun ini dia yang merawat anak Brian bersama Laura dan menganggap anaknya itu sebagai anak kandungnya sendiri.Laura sudah ke luar dari ruangan pemeriksaan dan dengan kepala yang di perban juga tubuh yang terluka, dia menemui Rendra yang sedang me
"Pa, kita tunggu saja jenazah cucu Papa tiba. Papa tidak boleh banyak kepikiran karena Papa itu harus tetap kuat dan tidak sakit lagi," sahut Laura."Papa akan temui tamu karena Rendra pasti masih perjalanan dari rumah sakit ke sini. Brian anak kuranga ajar! Dia kalau dijebloskan ke penjara tetap saja cucuku tidak akan kembali. Lebih baik aku yang akan membunuhnya suatu saat nanti." Papa Brian begitu membenci anaknya karena pembunuh cucunya.Rendra saat ini sedang berada di dalam mobil ambulans karena dia tadi sudah mengundang wartawan saat berada di rumah sakit untuk mengabarkan berita duka putra Brian. Sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju rumah duka. Beberapa saat kemudian mobil ambulans yang mengantarkan jenazah putranya Brian sudah tiba di depan halaman rumah Rendra. Rendra turun dari mobil dan semua orang sudah menunggu. Jenazah lalu di urus oleh para pengurus jenazah, sudah dimandikan lalu diberikan kain kafan. Stelah itu mereka kama sholat jenazah di masjid terdekat. Ka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak