Home / Romansa / Terpaut Kasih Sang Billionaire / 6. Pelukan erat yang terasa kosong

Share

6. Pelukan erat yang terasa kosong

Author: Kareniavorg
last update Last Updated: 2024-10-17 07:36:47

Dengan napas terengah-engah karena berlarian dari parkiran mobil sampai ke IGD. Disana dia mencari keberadaan Rex dan langsung terpaku di tempatnya untuk beberapa detik ketika perawat mengantarkanya pada salah satu bangsal yang dibuka tirainya.

Di sana Rex terlihat berbaring tak sadarkan diri dengan kepala yang dibebat perban dan tangan yang penuh goresan. Darah bahkan masih terlihat di perban dan pada luka di tangan pria itu.

"Bodoh," gerutunya saat melangkahkan kakinya menghampiri Rex. "Tak ada yang lebih bodoh dari kau, Rex. Bisa-bisa baru sebentar keluar rumah kau langsung masuk rumah sakit," tambahnya.

Raut kesal dan khawatir memenuhi wajah cantik Claire. Tak lama kemudian dokter yang ditemani perawat pun datang menghampiri dan menjelaskan kondisii Rex.

"Luka di kepala sudah mendapat jahitan, pendarahannya sudah berhenti. Mungkin anda harus menunggu beberapa waktu sampai pasien sadarkan diri," jelasnya.

Claire mengangguk. "Apa kondisinya parah? Apa aada tulang yang patah?"

"Beruntungnya kondisinya tak separah itu. Pasien tak mengalami gegar otak ataupun patah tulang pasca kecelakaan yang dialaminya, beliau hanya mengalami luka robek di kepala dan beberapa luka gores di tangannya."

"Syukurlah," sahut Claire merasa lega. Dia terduduk dengan lemas di samping tempat tidur Rex. "Suamiku tak perlu dirawat inap kan?"

"Kita observasi untuk beberapa jam kedepan. Jika kondisi suami anda membaik, beliau bisa pulang."

"Baik, terima kasih dokter." Claire mengangguk mengerti dan membiarkan dokter itu pergi untuk menemui pasien lain.

Sepeninggalnya dokter, Claire hanya duduk diam memandangi Rex dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kekhawatiran, sebal dan satu hal yang lebih dalam lagi.

Cukup lama Claire berada dalam posisi itu. Tak jemu dia memandangi Rex untuk memastikan kapan kiranya suaminya itu akan terbangun. Kemudian, saat kelopak mata Rex terlihat mengerjap beberapa kali, Claire kembali menghela napas lega dan dai pun menarik kursinya agar lebih dekat dengan tempat tidur Rex.

Perlahan Rex mulai membuka matanya dan mengernyit bingung saat melihat keberadaan Claire di sana. Dia meringis merasakan denyut nyeri di kepala dan seluruh tubuhnya.

"Apa sekarang aku ada di neraka? Aku mulai melihat Claire menatapku khawatir," cicitnya berkelakar.

Mendengar candaan itu pun mendengus sebal dan tanpa iba menyentil keras hidung Rex sampai membuat pria itu meringis kesakitan.

"Kau pikir istrimu ini setan, hm?" gerutu Claire kesal.

"Teganya kau memukulku. Padahal aku baru saja sadar setelah terlibat kecelakaan," keluh Rex tanpa memperdulikan gerutuan Claire dan wajah galak perempuan itu ketika kini menatapnya.

"Bodoh, seharusnya kau mati saja sekalian." Kalimat kejam itu Claire ucapkan sambil beringsut memeluk Rex. "Mati saja kau bodoh, maka kau akan bertemu denganku di neraka."

Kali ini Rex terkekeh dan membalas pelukan Claire. "Kau mengkhawatirkanku, hm?"

"Tidak, aku ingin kau cepat mati."

"Begitukah? Kalau aku mati, kau akan kesepian dan tak akan punya anak."

"Kalau begitu hiduplah Rex bodoh."

"Iya aku akan hidup," jawabnya lagi-agi terkekeh geli. Dia mengeratkan pelukannya pada Claire, bergitu merengkuh perempuan yang dicintainya selama beberapa tahun ini, tapi yang dia temukan di hatinya hanyalah kehangatan yang berbeda.

Rex menemukan perasaannya tak sebesar dulu dan peluk erat ini terasa kosong.

"Kau harus menemaniku, Rex. Walaupun kita bukanlah pasangan suami istri yang baik, tapi bisakah kita tetap jadi sahabat?"

Rex sedikit merasa kecewa, tapi kemudian kekecewaan itu hilang dan berganti senyuman hangat. "Iya, mari lakukan apapun yang ingin kau lakukan."

***

Di rumah sakit yang lain, Jane masih setia berdiri di depan ruangan rawat Dante, tunangannya. Dante belum juga sadarkan diri.

"Sayang, tak bisakah kamu cepat siuman? Aku... aku merasa sangat kesepian. Aku sangat merindukanmu," gumam Jane lirih . Kini dia menatap Dante dengan pandangan yang buram karena air mata yang mulai menggenang lalu meleleh membassahi pipinya.

"Dante... maafkan aku. Kau pasti akan marah padaku, tapi aku lebih baik mendengar kamu memakiku daripada melihatmu terus terbaring tak sadarkan diri seperti itu."

Jane mulai terisak pedih. Dia merasa putus asa, menyesal dan juga... takut. Tetap saja ada kekhawatiran yang mengganjal di hatinya tentang apa alasan yang harus dia berikan pada Dante ketika pria itu bertanya darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu untuk biaya perawatan.

"Bagaimana kalau aku hamil dan Dante siuman dan melihatku dalam keadaan hamil? Apa dia akan berakhir meninggalkanku?" gumam Jane pelan sambil terisak-isak sedih.

Cukup lama Jane larut dalam kesedihan dan kekhawatirannya itu sampai dia pun harus buru-buru menyeka air matanya karena perawat dan dokter datang untuk memeriksa Dante.

"Hari ini pasien akan menjalani beberapa pemeriksaan sebelum menjalani operasi jantungnya," ucap dokter memberikan pengertian pada Jane. Dan Jane pun meengangguk mengerti.

"Tolong lakukan yang terbaik, dokter. Tolong selamatkan tunanganku..."

"Kami akan berusaha melakukan yang terbaik, nyonya."

***

Jane baru saja tiba di mansion ketika dia melihat mobil lain yaang terparkir di sana. Dia baru saja hendak bertanya pasa pria paruh baya yang Rex pekerjakan untuk jadi supirnya, tapi pertanyaan itu tak pernah sempat dia ucapkan karena sang supir sudah mengatakan jawabannya terlebih dahulu.

"Itu mobil milik nyonya Claire Nona, Ruby Jane."

"Maksud anda instrinya tuan Rex?"

Supir itu mengangguk dan menatap Jane dari balik kaca sepion di atas kepalanya. "Iya, beliau istrinya tuan Milagro."

Jane tak lagi menanggapi. Dia hanya diam dan memperhatikan mobil Claire, pada detik itu jantungnya berdebar kencang. Dia cukup bimbang untuk bertemu dengan perempuan yang sudah membelinya itu.

Sampai kemudian mobil yang ditumpanginya berhenti di depan mansion, Jane pun mengumpulkan keberaniaanya dan turun dari mobil. Sebelum masuk ke dalam, sejenak dia melirik ke arah mobil mewah Claire yang terlihat benar-benar indah. Jane merasa terpesona dan sejenak berpikir bahwa Claire benar-benar beruntung hidup bergelimang harta.

"Kau akhirnya pulang," ujar Claire menyapa Jane dengan dingin.

Jane menoleh lalu menunduk canggung ketika melihat tatapan dingin yang dilayangkan Claire kepadanya. "Maaf Nyonya saya baru saja kembali dari rumah sakit untuk menjenguk tunangan saya."

"Aku tak peduli apapun urusanmu. Aku di sini sehabis mengantar Rex. Dia sedang sakit, karena aku bekerja aku tak mungkin bisa mengurusnya. Kau urus Rex sampai dia sembuh selagi aku sibuk, nanti aku akan kembali ke sini untuk mencari tahu apakah kau sudah hamil atau belum."

Setelah mengatakan semua kalimat itu, Claire berjalan menghampiri Jane dan sejenak mendengatkan bibirnya ke dekat telinga Jane untuk sekadar berbisik-

"Berterima kasihlah pada Rex nona muda. Kau dipelihara olehnya dengan baik. Di dunia ini tak ada perempuan peliharaan yang diberikan mansion, kendaran pribadi dan fasilitas mewah lainnya. Dalam perjanjian antara kau dan akupun tak ada hal seperti itu, jadi kuharap kau sadar diri dan posisimu."

Jane tertegun di tempatnya.

"Bersikaplah sebagaimana kau berasal. Jangan hanya karena Rex memberimu semua fasilitas mewah ini menjadikanmu lupa daratan. Kau bukan nyonya rumah yang punya kebebasan untuk bepergian senyaman itu. Fokuslah hamil... kau perempuan miskin," lanjut Claire begitu kejamnya. Setelahnya dia benar-benar pergi meninggalkan Jane yang hanya bisa terdiam membisu di tempatnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nikmah Suryadi
rex kok betah ya hidup sama claire, thor bikin rex jatuh cinta pada jane
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    7. Ruby dan ikatan tak terlihat

    "Peliharaan?" Sepeninggalnya Claire, Jane mengulangi satu kata itu dengan sedih. "Ternyata bagi tuan Rex aku hanya seekor peliharaan," lanjutnya nelangsa.Dengan langkah gontai dia berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Dari jarak beberapa langkah dia bisa melihat kalau pintu kamarnya terbuka, sehingga pada detik itu juga dia mengarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahaan. Dia berusaha menetralkan perasaan yang berkecamuk di dadanya dan berusaha memupuk keberaniannya sebelum masuk ke dalam kamarnya itu.Saat melangkah masuk ke dalam kamar, Jane tertegun di tempatnya untuk beberapa saat saat melihat pemandangan di hadapannya. "Tuan... apa yang telah terjadi pada anda?" cicitnya.Dia sedikit terkejut melihat keadaan Rex yang kini terbaring di atas tempat tidur dengan keadaan tangan dan kepala yang dibebat perban.Mendengar pertanyaan dari Jane, perlahan Rex pun membuka matanya dan sedikit bergerak melirik ke arah perempua

    Last Updated : 2024-10-17
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    8. Terikat oleh ikatan tak terlihat

    Rex terbangun dari tidurnya karena rasa berdenyut di kepalanya. Saat pertama kali membuka mata, wajah cantik Jane yang tengah terlelap tidur jadi pemandangan yang menyambutnya."Kau masih sangat muda," gumam Rex seraya mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi Jane.Cukup lama dia memandangi wajah cantik yang tengah terlelap itu. Dia terpesona berkali-kali melihat indahnya bentuk mata, hidung dan bibir Jane."Aku baru teringat kalau kau punya warna mata yang sangat indah." Jemari Rex membelai mata, hidung, pipi lalu kemudian berhenti di bibir ranum perempuan itu.Ingatannya tentang ciuman di hari pertama pertemuan mereka, membuat sesuatu di dalam dirinya bergejolak sehingga tanpa sadar membuatnya bergerak mendekatkan wajahnya pada wajah Jane dan perlahan mencium bibir perempuan itu dengan lembut.Ciuman itu membuat Jane terlihat gelisah dalam tidurnya dan Rex yang menyadari hal itu pun segera menyudahi ciumannya dan bergegas pergi

    Last Updated : 2024-10-18
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    9. Takut terbawa arus

    Dengan napas terengah-engah, Rex beringsut menarik dirinya menjauh dari Jane dan terbaring tepat di samping perempuan itu. Untuk waktu yang lama, Rex terus memandangi wajah Jane yang merah padam karena lelah dan juga...malu. Lantas kemudian Rex pun mengulurkan jemarinya untuk menyelipkan anak-anak rambut yang menghalangi wajah cantik Jane."Apa aku menyakitimu," tanya Rex dengan suara lembutnya. Dia kian intens memandangi wajah Jane untuk menunggu jawabannya.Jane menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak," cicitnya.Lantas tanpa kata, Rex menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua lalu kemudian dia pun merengkuh Jane ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat. Hal itu sempat membuat Jane terkejut untuk beberapa detik karena sadar bahwa saat ini kepalanya menekan lengan pria itu yang sedang terluka."Tuan, tangan anda...""Tak apa, Ruby. Biarkan aku tetap berada dalam posisi ini," ucapnya membuat Jane tak lagi mengeluarkan komentar apap

    Last Updated : 2024-10-19
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    10. Bukankah aku lebih baik daripada dia?

    "Hari ke berapa ini Rex? Kau tampaknya sangat betah sekali di sana sampai-sampai lupa jalan pulang," ujar Claire penuh sindiran begitu melihat Rex melangkah masuk ke dalam rumah."Hari ke 20," jawab Rex singkat dan dengan santainya dia duduk di hadapan Claire untuk ikut makan malam dengan istrinya itu.Suara tawa kecil terdengar dari Claire yang kini menatap Rex dengan tatapan mengejek. "Rupanya kau sangat menyukai perempuan itu. Apa hubungan pria dewasa dan perempuan dewasa secandu itu bagimu? apa bagusnya hubungan seperti itu?""Aku pikir kau akan mengerti seperti apa ikatanku dengan Jane saat ini karena kau pun menjalani ikatan hubungan yang sedikit... sama walaupun tak wajar.""Kalau begitu apa peliharaanmu itu sudah menunjukan tanda kehamilan? Pastikan dia segera hamil."Rex benar-benar benci tiap kali Claire menggunakan istilah kasar itu untuk memanggil Jane. Namun kali ini Rex memilih untuk pura-pura tak mendengar pada bagian itu."Na

    Last Updated : 2024-10-20
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    11. Kita bukan pasangan

    "Apa kau tak pernah sadar kalau bagiku kau seindah itu? Jika rasa cintaku hanya sekadar tertarik pada kecantikan dan keperluan biologis yang harus terpenuhi saja, aku tak akan bertahan selama ini bersamamu.""Seindah apa aku bagimu?""Keindahan yang membuatku terus menerus jatuh cinta tiap kali memandangmu. Keindahan yang membuatku tetap bertahan walau tahu kau tak mencintaiku. Jika saja situasinya berbeda pasti kita akan jadi pasangan yang bahagia dan-""Setelah anakku lahir, mari kita bercerai, Rex." Claire tiba-tiba memotong ucapan dan mengatakan kalimat itu tanpa tedeng aling-aling. Dia bahkan tak sekalipun memperdulikan bagaimana perasaan Rex saat itu.Senyum dan ekspresi penuh hatap di wajah Rex seketika lenyap, berganti dengan ekspresi terkejut dan juga kecewa."Kenapa?" cicit Rex tak habis pikir."Karena kita bukan pasangan. Lebih tepatnya kita tak bisa lagi berlama-lama hidup sebagai pasangan suami istri karena kau lebih banyak diru

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    12. Penenang

    "Hari ini anda akan pulang ke rumah utama atau...?" tanya supir pribadi Rex sengaja mengantungkan pertanyaannya. Dia melirik Rex melalui spion dan menunggu jawaban dari tuannya itu.Saat itu Rex hanya duduk melamun di kursi belakang dengan tablet di tangannya sedangkan pandangannya justru terus terpaku pada luar jendela."Tuan Milagro," panggilnya lagi ketika melihat Rex tetap bergeming dan tak mengindahkan pertanyaannya.Kali ini Rex melirik sekilas lalu kembali memusatkan pandangannya pada pemandangan di luar jendela. "Hari ini aku merasa benar-benar kacau. Aku tak bisa bertemu dengan Claire dulu. Jadi, aku ingin menenangkan diri di rumah ibuku," jawab Rex akhirnya.Tanpa kata, supir pribadi Rex itu pun mengubah rute jalannya. Selama perjalanan itu Rex tetap melamun dan terlihat begitu murung."Sepertinya anda selalu mencari rasa tenang pada nona Jane, tuan. Apakah saya perlu menghubunginya untuk memintanya bersiap-siap atas kunjungan

    Last Updated : 2024-10-22
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    13. Aku harap kau segera hamil

    "Jadi dia tunanganmu?" tanya Rex sembari berdiri di samping Jane dan melihat keadaan Dante yang masih terbaring tak sadarkan diri di dalam ruangan dengan kaca besar di hadapan mereka."Iya, dia tunangan saya. Dante namanya," jawab Jane.Saat itu Rex menoleh ke samping untuk sekadar menemukan Jane yang terpaku menatap sedih, penuh rindu, dan juga penuh cinta pada Dante yang ada di dalam sana.Melihat Jane seperti itu, Rex hanya terdiam untuk beberapa saat lalu kemudian berpaling dan kembali mengamati Dante. Dia memasukan kedua telapak tangannya ke dalam saku celananya."Kau punya tunangan yang sangat tampan."Jane mengulum senyumnya dan mengangguk. Saat itu air mata mengalir ke pipinya dan buru-buru dia menyekanya. "Iya Dante memang pria yang paling tampan yang saya temui, dan dia bahkan bersedia bertunangan dengan perempuan seperti saya."Rex mengerutkan keningnya bingung. "Memangnya kau perempuan seperti apa, Ruby. Kau pun punya kecantikan

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    14. Kau membuatnya masuk terlalu jauh

    "Aku ingin membeli kue lebih dulu," perintah Claire pada supir pribadinya itu tanpa memandang ke arahnya sama sekali. Claire hanya sibuk pada ipadnya tanpa peduli siapapun orang di sekitarnya termasuk sang supir."Baik Nyonya." Tanpa banyak bicara lagi dia langsung memutar arah untuk ke toko kue yang biasa Claire kunjungi, walaupun saat itu posisinya mobil sudah dekat menuju kediaman Claire.Lama perjalanan yang mereka tempuh akhirnya, mereka pun sampai di toko kue yang Claire inginkan. Tanpa kata Claire langsung keluar dari mobil meninggalkan supirnya yang hanya bisa menghela napas lelah.Senyuman ramah dari pemilik toko itu menyambut Claire ketika berjalan menuju etalase untuk memilih kuenya."Aku pikir anda akan melewatan hari untuk membeli kue. Jadi, kue cheese cake seperti biasa?" sapanya sambil mengambil satu kue cheese cake dan memasukannya ke dalam kotak kue untuk Claire bawa pulang."Mana mungkin aku melewatkan hari tanpa makan kue dari si

    Last Updated : 2024-10-24

Latest chapter

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    41. Pria baik

    "Minumlah dan nikmati sarapanmu dengan nyaman. Kalau kau ingin makan sesuatu yang lain untuk makan malam, kau bisa mengatakannya padaku. Sepulang kerja aku akan membelikannya untukmu," ucap Rex seraya menaruh segelas susu khusus ibu hamil itu di hadapan Jane. Sejenak Jane menatap segelas susu hangat itu lalu kemudian beralih menatap Rex dengan tak enak hati. "Rex... kau sudah sangat sibuk dan lelah oleh urusan pekerjaan, kenapa repot-repot membuatkan susu untukku?" Rex mengangkat bahunya ringan lalu kemudian duduk di seberang Jane dan bertopang dagu menatap Jane lekat-lekat dengan senyuman hangat yang selalu merekah di wajahnya. "Aku tidak merasa kerepotan sama sekali. Mulai dari sekarang aku akan menyiapkan susu hangat dan juga vitamin untukmu," ujarnya enteng. "Kalau pun aku mengatakan untuk jangan melakukannya, kamu pasti akan tetap melakukannya kan?" Senyum di wajah Rex semakin merekah. "Tepat sekali. Karena waktuku bersamamu hanya sebentar, aku tak akan menyia-nyiakan satu

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    40. Aku hanya punya ragamu

    Jane merasakan Rex tak membalas ciumannya, sehingga dia mengernyit dan perlahan membuka matanya yang kemudian langsung bertatapan tepat dengan kedua mata elang Rex yang tengah menatapnya begitu intens pada jarak yang sedekat itu.Dia pun menyudahi ciuman itu dan menatap Rex dengan wajah bingung. "Apa kamu tak menyukainya?"Alih-alih memberikan jawaban, Rex justru tersenyum lebar dan beralih menangkup wajah Jane lalu kemudian memiringkan wajahnya dan mulai mencium Jane lebih intens dan lebih dalam. Lidahnya merangsek masuk, bermain dengan lidah Jane dan beberapa kali melumat dan menggigit bibir Jane dengan gemas."Aku ingin lebih dari sekedar ciuman, Ruby." Rex berucap dengan suara berat.Dari kedua mata Rex, Jane melihat api gairah yang menyala-nyala, walaupun tatapannya saat itu menatap ke arah Jane dengan sayu. Kemudian, Jane pun membuka dua kancing bagian atas dari kemeja longgar yang saat ini dipakainya dan dia pun merentangkan kedua tangannya."Lakukan saja jika anda menginginka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    39. Aku ingin pulang padamu

    "Aku pulang," ujar Rex mengabarkan kepulangannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari keberadaan Jane. Lalu kemudian dia tersenyum ketika melihat Jane yang berjalan ke arahnya sambil mengulas senyuman yang sama."Kamu pasti sangat lelah, biar aku bantu meletakan jas dan tas kerjamu." Jane dengan ramah berbicara pada Rex, hendak meraih jas dan tas kerja pria itu, tapi sebelum tangannya menggapai kedua benda itu Rex sudah maju satu langkah dan lebih dulu meligkarkan tangannya untuk memeluk tubuh mungil Jane erat-erat."Senang akhirnya bisa kembali pulang kemari. Hari ini aku merasa sangat lelah," ucapnya sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jane. Hal itu membuat Jane merasa merinding beberapa kali ketika hangat napas Rex membelai lehernya."Kalau begitu ayo ke kamarmu, aku akan minta maid untuk menyiapkan air hangat."Untuk beberapa saat tak ada respon dari Rex, sampai kemudian terdengar helaan napas panjang dari Rex diiring

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    38. Cintai aku sekali lagi

    "Anda memanggil saya?" tanya seorang manager pemasaran yang kebingungan karena tiba-tiba saja dipanggil ke ruangan Rex. "Maaf tuan Milagro, apa saya membuat kesalahan?" lanjutnya risau.Rex menggelengkan kepalanya dan menatap karyawannya itu dengan serius. "Tidak sama sekali. Aku memanggilmu karena urusan lain," ujarnya."Urusan lain?""Aku dengar kau sudah menikah cukup lama dan punya 2 orang anak. Bisakah kau memberitahuku apa saja persiapan yang harus dilakukan calon ayah semasa kehamilan istri?"Karyawan itu sempat terperangah setelah mendengar pertanyaan tak terduga itu. Sejenak dia merasa gugup untuk menjawab, butuh beberapa detik baginya untuk bisa memikirkan jawabannya sampai akhirnya bisa berani dan percaya diri untuk berbicara serius dengan Rex."Saat pertama kali tahu akan jadi seorang ayah, saya lebih dulu mempersiapkan biaya untuk melahirkan nanti tapi karena anda sepertinya tidak perlu menyiapkannya anda bisa mengabaikan bagian ini. Kemudian saya mulai membeli perlengka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    37. Pemilik hati Jane

    "Tuan memberikan izin pada anda untuk pergi keluar rumah walau tanpa pendampingan dari tuan," ujar Elma menyampaikan pesan yang sebelumnya Rex katakan di telepon.Mendengar itu, Jane pun mengangguk mengerti. Dia tak mengatakan apapun, tak bertanya kenapa Rex tak datang ataupun ke mana perginya Rex, dia hanya diam dan membiarkan Elma membantunya berpakaian dan menata rambutnya sampai rapi.Setelah selesai dengan tugasnya Elma pamit pergi, sedangkan Jane menatap pantulan dirinya di cermin meja rias. Dia menatap lekat-lekat pantulan dirinya dengan tatapan datar ketika menyadari wajah sampai ujung kakinya benar-benar membengkak karena pertambahan berat badan yang cukup banyak di masa awal kehamilannya ini."Perutku akan segera membesar dan tak bisa disembunyikan lagi. Apa yang harus aku lakukan saat hal itu terjadi? bagaimana caranya aku bisa menemui Dante?" ujar Jane sedih.Dia menghela napas berat beberapa kali, sebelum kemudian bangkit dan bersiap-siap untuk pergi mengunjungi Dante di

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    36. Cintai aku saja, Rex

    Rex menarik dirinya dan berbaring di samping Claire dengan napas terengah-engah setelah percintaan mereka. Dia melirik ke arah Claire yang berbaring tanpa menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, membuat kedua dadanya terekspos bebas di lihat oleh Rex."Apa kau tak merasa kedinginan?" ujarnya seraya menarik selimut sampai sebatas bahu Claire. Bagaimana pun juga dia masih belum terbiasa melihat tubuh polos Claire di situasi ini, rasanya cukup... canggung.Claire melirik sejenak dan memasang wajah datarnya. "Kita sudah bercinta dan kau sudah melihat semua sisi tubuhku, apa yang harus membuatku malu."Akan tetapi saat itu ucapan Claire berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat merah padam. Jelas sekali Claire tersipu malu, tapi dia tetap berusaha memasang wajah tanpa ekspresi. Karena Claire mulai merasakan panas di pipinya, dia berjingkat bangun dari pembaringannya dan segera mengambil langkah lebar untuk pergi ke kamar mandi.Di dalam sana, Claire berdiri di depan cermin w

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    35. Aku ingin jadi istrimu seutuhnya

    "Apa kau sudah gila!" bentak Rex. Dia berusaha mendorong Claire menjauh darinya ketika perempuan itu meraba bagian intimnya dan beralih meraba pinggangnnya untuk mencari letak kepala gesper dan berusaha membuka celananya.Namun, Claire tak sekalipun mengindahkan teguran dari Rex. Dengan wajah yang berurai air mata, Claire tetap melancarkan aksinya dan terus menepis bahkan menarik kasar tangan Rex ketika pria itu berusaha mencegahnya."Bukankah kau selalu menginginkan hal ini dariku sejak kau menikahiku, Rex? Jadi kau diam saja, kali ini aku akan melakukan hal yang kau inginkan selama ini," ujar Claire dengan suara paraunya.Rex benar-benar kebingungan dengan situasi ini, dia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Perasaannya saat ini benar-benar tak karuan."Jangan bersikap keterlaluan, Claire. Menyingkirlah dariku, saat ini kita berada di tempat kerja.""AKU TIDAK MAU, REX!" bentak Claire dengan nada suara yang meninggi.Seketika Rex terdiam dan memandang Claire dengan tatapan tak perc

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    34. Kenapa semua orang menginginkanmu, Rex

    Claire berjalan memasuki sebuah gedung apartemen yang sepertinya cukup akrab dengannya. Dia terlihat begitu leluasa berjalan di lorong gedung itu, masuk ke dalam lift dan terlihat sudah tahu betul akan pergi ke lantai berapa dan ketika sampai di lantai yang ditujunya dia dengan santai berjalan di lorong lantai itu lalu kemudian berdiri di sebuah unit apartemen."Dia sepertinya ada di rumah," ujarnya berbicara sendiri lalu mulai menekan pasword pada pengunci pintu sehingga pintu apartemen itu pun bisa dibuka dan dia pun melangkah masuk ke dalam. Dia baru akan melangkah lebih jauh memasuki unit apartemen itu, tapi langkahnya terhenti ketika dia melihat sepatu laki-laki di rak sepatu.Kedua alis Claire langsung bertautan tajam saat melihat hal itu, dengan wajah kesal dia mengambil langkah lebar menuju kamar ketika suara-suara aneh dan suara seorang perempuan yang memanggil-manggil nama Rex mulai terdengar dan menganggunya."Mana muungkin ada Rex di apartemen ini," gumamnya marah. Segera

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    33. Tolong temui aku lebih awal

    "Rex, aku akan berpura-pura tak mendengar apapun." Jane berusaha menyudahi suasana tak nyaman ini, tapi Rex bahkan tak mengindahkan ucapannya."Alih-alih bertemu dengan Dante... tolong temui aku lebih awal Ruby. Di kehidupan berikutnya aku benar-benar berharap pertemuan kita ada dalam waktu dan tempat yang tepat. Di kehidupan berikutnya aku harap yang berbagi kebahagiaan denganmu itu adalah aku," ujar Rex yang kian dalam memandang Jane.Jane melihat bahwa Rex benar-benar serius dengan ucapannya, membuat Jane berakhir tenggelam dalam indahnya mata Rex cukup lama sampai akhirnya tersadar dan menatap Rex dengan perasaan yang tak bisa dijabarkan. Dia kehingalangan kata-kata dan bingung harus bagaiamana menanggapi ucapan pria itu."Kenapa tiba-tiba?" cicit Jane. Hanya sepenggal kalimat itu yang bisa Jane katakan akhirnya.Rex mengulas senyum tipis. "Entahlah, tapi belakangan ini tiba-tiba aku mulai berandai-andai tentang situasi yang saat ini terjadi. Andai saja aku bertemu denganmu lebih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status