Share

Bab 4 — Kabar yang Menyebar

Penulis: Cludsydayss
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-04 19:04:17

Pagi itu, Eleanor baru saja turun dari kamarnya dengan mata setengah tertutup saat ponselnya bergetar tanpa henti di meja makan.

Ibunya yang sedang menyiapkan sarapan menoleh. “Teman-temanmu ribut sekali pagi ini. Dari tadi HP-mu nggak berhenti berbunyi.”

Eleanor menguap kecil sebelum meraih ponselnya. Begitu melihat deretan notifikasi yang masuk, ia langsung tersadar seketika.

Grup Chat – Geng Gila

Lana: ELEANOR! APAKAH INI BENAR?!

Mia: LO DIJODOHIN SAMA NATHANIEL ALDRIC?

Lana: KENAPA LO NGGAK BILANG DARI KEMARIN-KEMARIN?!

Mia: CEPET JAWAB SEBELUM KAMI DATANG KE RUMAH LO!

Eleanor hampir menjatuhkan ponselnya. Dari mana mereka tahu?!

Ia buru-buru membuka media sosial dan matanya langsung membesar saat melihat sebuah unggahan yang mulai viral.

Nathaniel Aldric Terlihat Bersama Seorang Wanita di Makan Malam Keluarga—Apakah Ini Tanda-Tanda Pernikahan?

Berbagai foto yang diambil diam-diam terpampang jelas. Salah satunya adalah saat Nathaniel menggenggam tangannya di meja makan.

Eleanor langsung memekik kecil.

Ibunya menoleh. “Kenapa, sayang?”

Eleanor menoleh panik. “Ibu… Ini… Aku…”

Bel pintu rumahnya tiba-tiba berbunyi keras.

BRAK! BRAK! BRAK!

“ELEANOR! BUKA PINTUNYA!” suara Lana terdengar dari luar.

Eleanor mengusap wajahnya dengan frustasi. Hari ini baru dimulai, dan ia sudah bisa merasakan kekacauan yang menunggunya.

Semua ini gara-gara Nathaniel Aldric!

Ia menghela napas panjang sebelum berjalan ke pintu. Begitu membukanya, Lana dan Mia langsung masuk tanpa permisi.

“JELASKAN!” Lana menunjuk layar ponselnya.

Mia menyilangkan tangan. “Gimana mungkin lo jadian sama Nathaniel Aldric dan nggak bilang sama kita?!”

Eleanor mengerang frustasi. “Gue nggak jadian! Ini—”

Lana menyipitkan mata. “Terus? Lo pegang tangan cowok itu di depan keluarganya hanya karena iseng?”

Eleanor tersedak udara sendiri. “Itu… itu situasi yang terpaksa! Gue dijodohkan, oke?”

Mia melotot. “Jodoh? Kayak di sinetron?”

Eleanor mengangguk lesu.

Lana dan Mia bertukar pandang sebelum kembali menatap Eleanor penuh selidik.

“Jadi… lo bakal nikah sama Nathaniel Aldric?” tanya Mia pelan.

Eleanor mengerang dan menjatuhkan kepalanya ke meja. “Gue nggak tahu… semuanya berantakan banget.”

Lana duduk di sampingnya. “Lo sadar nggak kalau ini berita besar banget? Nathaniel itu bukan cowok sembarangan.”

Eleanor mendesah. “Ya, Gue tahu. CEO muda, tampan, sukses, dan sangat menyebalkan.”

Mia menyeringai. “Tampan, ya?”

Eleanor langsung menegakkan tubuhnya. “Fokus, Mia!”

Mia tertawa. “Oke, oke. Tapi serius, lo harus hati-hati. Kalau berita ini sudah menyebar, berarti orang-orang mulai mengawasi lo.”

Eleanor menggigit bibirnya. Ia tidak pernah berpikir sejauh itu.

Ponselnya tiba-tiba berdering.

Nathaniel Aldric.

Lana dan Mia langsung membungkuk untuk mengintip layar ponsel Eleanor.

Lana bersiul pelan. “Wah, wah… calon suami lo menelepon.”

Eleanor menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk sebelum akhirnya mengangkatnya.

“Halo?”

Suara Nathaniel terdengar datar di seberang sana. “Kita perlu bicara.”

“Bicara tentang apa?”

“Temui aku di kafe dekat kantorku. Aku kirim alamatnya.”

Klik.

Eleanor menatap ponselnya dengan mulut menganga. “Dia… dia baru aja nutup telepon sebelum Gue jawab?”

Lana mendecak. “Ya ampun, cowok itu bener-bener CEO arogan.”

Mia mengangguk. “Tapi lo tetep harus pergi, kan?”

Eleanor mendesah. “Iya, kayaknya nggak ada pilihan.”

Lana tersenyum nakal. “Oke, kalau gitu…”

Eleanor langsung curiga. “Kalau gitu apa?”

Mia terkikik. “Kita harus pilih outfit yang pas buat lo! Ini pertemuan penting.”

Eleanor mengerang. “Gue mau pergi buat konfrontasi, bukan buat kencan!”

“Tapi tetep aja, lo harus tampil stunning,” sahut Lana.

Eleanor hanya bisa pasrah saat mereka menyeretnya ke kamar dan mulai mengacak-acak lemarinya.

Beberapa jam kemudian, Eleanor tiba di kafe. Ia mengenakan blouse putih dengan rok midi beige.

Matanya langsung menangkap Nathaniel yang duduk di sudut ruangan.

Eleanor berjalan mendekat dan menjatuhkan diri ke kursi di hadapannya. “Oke, aku di sini. Mau bicara apa?”

Nathaniel meletakkan ponselnya di meja. “Kau sudah lihat beritanya?”

Eleanor mendengus. “Ya, dan aku juga sudah dapat serangan interogasi dari teman-temanku.”

Nathaniel menyandarkan tubuhnya. “Kita harus menetapkan aturan.”

Eleanor menaikkan alis. “Aturan?”

“Kita tidak bisa membiarkan rumor ini berkembang liar. Aku tidak ingin ada drama berlebihan.”

Eleanor menatapnya skeptis. “Dan aturan macam apa yang kau maksud?”

“Pertama, kita akan bertemu lebih sering di depan publik untuk meyakinkan semua orang bahwa hubungan ini nyata.”

Eleanor hampir tersedak. “Apa?! Kau mau aku berpura-pura pacaran denganmu?”

Nathaniel mengangkat bahu. “Bukankah itu bagian dari perjodohan ini?”

Eleanor mengerang. “Lalu apa lagi?”

“Tidak ada hubungan personal. Ini murni kesepakatan.”

Eleanor mendengus. “Percaya deh, aku juga tidak tertarik dengan hubungan personal.”

Nathaniel tersenyum tipis. “Bagus.”

Eleanor menyipitkan mata. “Dan kalau aku melanggar aturan ini?”

Nathaniel menatapnya tajam. “Kau tidak akan melanggarnya.”

Eleanor mendecak. “Dasar CEO menyebalkan.”

Nathaniel hanya tersenyum samar. “Dan kau calon istri yang cerewet.”

Eleanor hampir melempar sendok ke arahnya.

“Besok malam, akan ada acara gala. Aku butuh kau ada di sana bersamaku.”

Eleanor nyaris tersedak. “Gala? Yang dihadiri orang-orang penting itu?!”

Nathaniel mengangguk. “Aku sudah menyiapkan gaun untukmu.”

Eleanor menatapnya dengan tidak percaya. “Serius? Aku bahkan tidak diberi pilihan?”

Nathaniel mengangkat bahu. “Kau punya pilihan. Tapi jika menolak, rumor akan semakin liar.”

Eleanor mendesah. “Baiklah. Aku akan datang.”

Nathaniel tersenyum kecil. “Bagus.”

Eleanor memutar matanya. “Tapi ingat, aku tidak akan membuat ini mudah untukmu.”

Nathaniel menatapnya dengan penuh arti. “Aku tidak pernah berharap sebaliknya.”

Malam itu, Eleanor menemukan sebuah kotak besar di ranjangnya.

Di dalamnya, ada gaun navy elegan dan sepatu hak tinggi serasi.

Di atasnya, ada kartu kecil bertuliskan:

"Kuharap kau tidak terlalu cerewet saat mengenakan ini. – Nathaniel."

Eleanor langsung memekik kesal. “Astaga! Aku benar-benar akan membuat hidupnya sulit!”

Tapi meskipun begitu, ia tetap tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gaun itu.

Dan di lubuk hatinya yang terdalam, ia mulai merasa… gugup.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 5 — Gala dan Gadis Misterius

    Malam yang dinanti tiba. Eleanor menatap bayangannya di cermin, sedikit ragu dengan gaun navy elegan yang membalut tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan beberapa helai tergerai, memberi kesan anggun sekaligus santai.Lana dan Mia yang berdiri di belakangnya langsung bersiul.“Gila, kalau gue jadi cowok, pasti langsung jatuh cinta,” komentar Lana.Mia mengangguk. “Nggak nyangka Nathaniel punya selera bagus.”Eleanor mendengus. “Pasti asistennya yang pilih.”Lana tertawa. “Tetep aja, kasih dia nilai plus kali ini.”Eleanor hanya menghela napas sebelum mengambil clutch bag-nya. “Oke, gue berangkat.”Mia tersenyum lebar. “Jangan lupa ceritain semuanya nanti!”Begitu keluar rumah, sebuah mobil mewah sudah menunggu. Seorang sopir membukakan pintu.“Selamat malam, Nona Eleanor. Tuan Nathaniel sudah menunggu di venue.”Eleanor mengangguk dan masuk. Sesampainya di venue, kilatan kamera langsung menyambutnya. Ia hampir mundur, tapi sopir sudah membukakan pintu. Dengan napas panjang, ia turun dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 6 – Rahasia yang Mulai Terungkap

    Eleanor tidak bisa tidur malam itu. Pikirannya masih dipenuhi dengan apa yang terjadi di gala. Wajah Vanessa, percakapan misteriusnya dengan Annelise, dan cara Nathaniel bersikap seolah semua itu bukan sesuatu yang penting—semuanya terus berputar di kepalanya. Siapa sebenarnya Vanessa? Dan apa yang ia bicarakan dengan Annelise? Eleanor mencoba mengabaikan pikirannya, tapi rasa penasaran terus menghantuinya. Ia membalikkan tubuh di tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan perasaan gelisah. Setiap kali ia mencoba memejamkan mata, bayangan Vanessa selalu muncul. Keesokan paginya, Eleanor bangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Ia baru saja akan turun ke dapur untuk mengambil segelas kopi ketika ponselnya berbunyi. Nathaniel Aldric menelepon. Eleanor mengerang frustrasi sebelum akhirnya mengangkat telepon dengan malas. “Apa?” Suara Nathaniel terdengar tenang seperti biasa. “Aku menjemputmu dalam lima belas menit. Kita akan pergi.” Eleanor mengernyit. “Pergi ke mana?

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 7 – Bayangan di Balik Masa Lalu

    Eleanor menatap layar ponselnya dengan jantung berdebar. Pesan itu… terasa seperti peringatan. Ia menggigit bibir, mencoba mengabaikannya. Mungkin ini hanya lelucon? Tapi siapa yang akan mengiriminya pesan seperti itu? Tak ingin berpikir lebih jauh, ia menghela napas dan meletakkan ponselnya di samping bantal. Namun, bahkan saat ia mencoba tidur, pikirannya terus dihantui kata-kata di pesan tadi. Keesokan paginya, Eleanor bangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Tidur semalam rasanya sia-sia. Saat ia menyeret tubuhnya keluar kamar, ibunya sudah duduk di ruang makan dengan tatapan serius. "Eleanor, duduklah sebentar," kata ibunya. Eleanor mengerutkan kening. "Ada apa, Bu?" Ibunya menggeser majalah ke arahnya. Di sampul depan, ada foto Nathaniel dengan seorang wanita. "CEO Muda Nathaniel Aldric Terlihat Bertemu dengan Wanita Misterius—Apakah Ini Akhir dari Pertunangannya?"

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 8 – Ancaman yang Tak Terlihat

    Eleanor duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya dengan ekspresi serius. Pesan yang baru saja ia terima membuat jantungnya berdebar dengan tidak nyaman. "Kau pikir dia benar-benar mencintaimu? Jangan terlalu percaya. Tidak semua yang terlihat indah itu nyata." Kalimat itu singkat, tetapi cukup untuk menimbulkan rasa waspada dalam dirinya. Siapa yang mengirim pesan ini? Vanessa? Atau seseorang yang bahkan tidak ia ketahui? Ia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan perasaan gelisah yang mulai merayap di hatinya. Ia menghela napas panjang dan mematikan layar ponselnya, berharap bisa melupakan pesan itu. Namun, kata-kata tersebut terus terngiang di kepalanya sepanjang malam. Tidurnya gelisah. Berulang kali ia terbangun dan memeriksa ponselnya, berharap ada pesan lain yang mungkin menjelaskan maksud dari peringatan tersebut. Namun, tidak ada pesan lanjutan. Keesokan paginya, Eleanor memutuskan untuk pergi k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 1 – Kabar yang Mengubah Segalanya

    Langit sore menjingga ketika Eleanor Windsor menyelesaikan lukisan terakhirnya di balkon apartemen kecilnya. Aroma cat minyak masih menggantung di udara saat ia menyandarkan tubuh di kursi kayu, membiarkan angin sepoi-sepoi mengusap wajahnya. Hidupnya sederhana, bebas tanpa aturan, dan ia menyukainya seperti itu.Dering ponselnya memecah ketenangan. Ia melirik layar dan melihat nama ayahnya. Sedikit heran, ia mengangkatnya."Eleanor, pulang sekarang. Ada hal penting yang harus kita bicarakan."Nada tegas tanpa basa-basi itu membuatnya mengernyit. Sangat jarang ayahnya, seorang pengusaha sukses di bidang real estate, berbicara seserius ini. Namun, ia tidak curiga. Mungkin hanya urusan keluarga biasa.Namun, saat ia tiba di rumah besar keluarga Windsor, suasana lebih berat dari biasanya. Ayahnya duduk dengan ekspresi serius, sementara ibunya berdiri dengan wajah sulit dibaca."Ada apa?" Eleanor bertanya.Ayahnya menatapnya lurus sebelum akhirnya berkata, "Kamu akan menikah."Eleanor ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 2 — Kesepakatan yang Mustahil

    Eleanor membanting pintu kamar begitu tiba di rumah."Ugh, dasar pria menyebalkan!" gumamnya, melempar tas tangan ke sofa.Seharusnya ia sudah tahu sejak awal kalau makan malam itu akan jadi bencana, tapi tetap saja, Nathaniel Aldric lebih arogan dari yang ia bayangkan. Bahkan pria itu tidak berusaha bersikap sedikit lebih menyenangkan!Eleanor berjalan mondar-mandir, masih kesal membayangkan betapa santainya Nathaniel menghadapi pernikahan ini. Seolah menikah dengannya hanya formalitas bisnis tanpa perasaan."Astaga, aku harus hidup dengan orang seperti itu?" keluhnya sambil mengacak rambut.Baru saja ia ingin menjatuhkan diri ke tempat tidur, ponselnya bergetar. Ia meraihnya dengan kasar, mengira itu pesan dari ibunya yang menyuruhnya bersikap lebih dewasa.Tapi ternyata bukan.Nathaniel Aldric:"Aku harap kau menikmati makan malam tadi. Karena ini baru awal."Eleanor menatap layar ponsel dengan mulut sedikit menganga."Apa maksud pria ini? Baru awal?"Dengan kesal, ia mengetik bala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 3 —Awal Kegaduhan

    Eleanor pikir setelah pertemuan itu, Nathaniel akan membiarkannya hidup dengan tenang setidaknya untuk beberapa hari. Tapi ternyata, harapannya terlalu naif.Pagi ini, ia baru saja selesai mandi ketika ponselnya bergetar di meja. Dengan rambut masih basah, ia mengambilnya dan melihat sebuah pesan masuk.Nathaniel Aldric:"Aku menunggumu di depan rumah. Lima menit."Eleanor hampir menjatuhkan ponsel dari tangannya."APA?!"Ia buru-buru berlari ke jendela kamarnya, menarik tirai, dan benar saja—sebuah mobil hitam mengilap sudah terparkir di depan rumah. Nathaniel berdiri di sampingnya, bersandar santai dengan tangan di saku celana.Dengan jantung hampir copot, Eleanor mengetik balasan secepat mungkin.Eleanor Windsor:"Kau ngapain di sini?! Aku belum siap!"Tidak sampai sepuluh detik, Nathaniel membalas.Nathaniel Aldric:"Tinggal berdandan dan turun. Aku tidak suka menunggu."Eleanor mendengus kesal. Pria ini benar-benar…!Ia buru-buru berdandan seadanya, lalu berlari turun. Begitu kel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 8 – Ancaman yang Tak Terlihat

    Eleanor duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya dengan ekspresi serius. Pesan yang baru saja ia terima membuat jantungnya berdebar dengan tidak nyaman. "Kau pikir dia benar-benar mencintaimu? Jangan terlalu percaya. Tidak semua yang terlihat indah itu nyata." Kalimat itu singkat, tetapi cukup untuk menimbulkan rasa waspada dalam dirinya. Siapa yang mengirim pesan ini? Vanessa? Atau seseorang yang bahkan tidak ia ketahui? Ia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan perasaan gelisah yang mulai merayap di hatinya. Ia menghela napas panjang dan mematikan layar ponselnya, berharap bisa melupakan pesan itu. Namun, kata-kata tersebut terus terngiang di kepalanya sepanjang malam. Tidurnya gelisah. Berulang kali ia terbangun dan memeriksa ponselnya, berharap ada pesan lain yang mungkin menjelaskan maksud dari peringatan tersebut. Namun, tidak ada pesan lanjutan. Keesokan paginya, Eleanor memutuskan untuk pergi k

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 7 – Bayangan di Balik Masa Lalu

    Eleanor menatap layar ponselnya dengan jantung berdebar. Pesan itu… terasa seperti peringatan. Ia menggigit bibir, mencoba mengabaikannya. Mungkin ini hanya lelucon? Tapi siapa yang akan mengiriminya pesan seperti itu? Tak ingin berpikir lebih jauh, ia menghela napas dan meletakkan ponselnya di samping bantal. Namun, bahkan saat ia mencoba tidur, pikirannya terus dihantui kata-kata di pesan tadi. Keesokan paginya, Eleanor bangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Tidur semalam rasanya sia-sia. Saat ia menyeret tubuhnya keluar kamar, ibunya sudah duduk di ruang makan dengan tatapan serius. "Eleanor, duduklah sebentar," kata ibunya. Eleanor mengerutkan kening. "Ada apa, Bu?" Ibunya menggeser majalah ke arahnya. Di sampul depan, ada foto Nathaniel dengan seorang wanita. "CEO Muda Nathaniel Aldric Terlihat Bertemu dengan Wanita Misterius—Apakah Ini Akhir dari Pertunangannya?"

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 6 – Rahasia yang Mulai Terungkap

    Eleanor tidak bisa tidur malam itu. Pikirannya masih dipenuhi dengan apa yang terjadi di gala. Wajah Vanessa, percakapan misteriusnya dengan Annelise, dan cara Nathaniel bersikap seolah semua itu bukan sesuatu yang penting—semuanya terus berputar di kepalanya. Siapa sebenarnya Vanessa? Dan apa yang ia bicarakan dengan Annelise? Eleanor mencoba mengabaikan pikirannya, tapi rasa penasaran terus menghantuinya. Ia membalikkan tubuh di tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan perasaan gelisah. Setiap kali ia mencoba memejamkan mata, bayangan Vanessa selalu muncul. Keesokan paginya, Eleanor bangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Ia baru saja akan turun ke dapur untuk mengambil segelas kopi ketika ponselnya berbunyi. Nathaniel Aldric menelepon. Eleanor mengerang frustrasi sebelum akhirnya mengangkat telepon dengan malas. “Apa?” Suara Nathaniel terdengar tenang seperti biasa. “Aku menjemputmu dalam lima belas menit. Kita akan pergi.” Eleanor mengernyit. “Pergi ke mana?

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 5 — Gala dan Gadis Misterius

    Malam yang dinanti tiba. Eleanor menatap bayangannya di cermin, sedikit ragu dengan gaun navy elegan yang membalut tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan beberapa helai tergerai, memberi kesan anggun sekaligus santai.Lana dan Mia yang berdiri di belakangnya langsung bersiul.“Gila, kalau gue jadi cowok, pasti langsung jatuh cinta,” komentar Lana.Mia mengangguk. “Nggak nyangka Nathaniel punya selera bagus.”Eleanor mendengus. “Pasti asistennya yang pilih.”Lana tertawa. “Tetep aja, kasih dia nilai plus kali ini.”Eleanor hanya menghela napas sebelum mengambil clutch bag-nya. “Oke, gue berangkat.”Mia tersenyum lebar. “Jangan lupa ceritain semuanya nanti!”Begitu keluar rumah, sebuah mobil mewah sudah menunggu. Seorang sopir membukakan pintu.“Selamat malam, Nona Eleanor. Tuan Nathaniel sudah menunggu di venue.”Eleanor mengangguk dan masuk. Sesampainya di venue, kilatan kamera langsung menyambutnya. Ia hampir mundur, tapi sopir sudah membukakan pintu. Dengan napas panjang, ia turun dan

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 4 — Kabar yang Menyebar

    Pagi itu, Eleanor baru saja turun dari kamarnya dengan mata setengah tertutup saat ponselnya bergetar tanpa henti di meja makan.Ibunya yang sedang menyiapkan sarapan menoleh. “Teman-temanmu ribut sekali pagi ini. Dari tadi HP-mu nggak berhenti berbunyi.”Eleanor menguap kecil sebelum meraih ponselnya. Begitu melihat deretan notifikasi yang masuk, ia langsung tersadar seketika.Grup Chat – Geng GilaLana: ELEANOR! APAKAH INI BENAR?!Mia: LO DIJODOHIN SAMA NATHANIEL ALDRIC?Lana: KENAPA LO NGGAK BILANG DARI KEMARIN-KEMARIN?!Mia: CEPET JAWAB SEBELUM KAMI DATANG KE RUMAH LO!Eleanor hampir menjatuhkan ponselnya. Dari mana mereka tahu?!Ia buru-buru membuka media sosial dan matanya langsung membesar saat melihat sebuah unggahan yang mulai viral.Nathaniel Aldric Terlihat Bersama Seorang Wanita di Makan Malam Keluarga—Apakah Ini Tanda-Tanda Pernikahan?Berbagai foto yang diambil diam-diam terpampang jelas. Salah satunya adalah saat Nathaniel menggenggam tangannya di meja makan.Eleanor la

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 3 —Awal Kegaduhan

    Eleanor pikir setelah pertemuan itu, Nathaniel akan membiarkannya hidup dengan tenang setidaknya untuk beberapa hari. Tapi ternyata, harapannya terlalu naif.Pagi ini, ia baru saja selesai mandi ketika ponselnya bergetar di meja. Dengan rambut masih basah, ia mengambilnya dan melihat sebuah pesan masuk.Nathaniel Aldric:"Aku menunggumu di depan rumah. Lima menit."Eleanor hampir menjatuhkan ponsel dari tangannya."APA?!"Ia buru-buru berlari ke jendela kamarnya, menarik tirai, dan benar saja—sebuah mobil hitam mengilap sudah terparkir di depan rumah. Nathaniel berdiri di sampingnya, bersandar santai dengan tangan di saku celana.Dengan jantung hampir copot, Eleanor mengetik balasan secepat mungkin.Eleanor Windsor:"Kau ngapain di sini?! Aku belum siap!"Tidak sampai sepuluh detik, Nathaniel membalas.Nathaniel Aldric:"Tinggal berdandan dan turun. Aku tidak suka menunggu."Eleanor mendengus kesal. Pria ini benar-benar…!Ia buru-buru berdandan seadanya, lalu berlari turun. Begitu kel

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 2 — Kesepakatan yang Mustahil

    Eleanor membanting pintu kamar begitu tiba di rumah."Ugh, dasar pria menyebalkan!" gumamnya, melempar tas tangan ke sofa.Seharusnya ia sudah tahu sejak awal kalau makan malam itu akan jadi bencana, tapi tetap saja, Nathaniel Aldric lebih arogan dari yang ia bayangkan. Bahkan pria itu tidak berusaha bersikap sedikit lebih menyenangkan!Eleanor berjalan mondar-mandir, masih kesal membayangkan betapa santainya Nathaniel menghadapi pernikahan ini. Seolah menikah dengannya hanya formalitas bisnis tanpa perasaan."Astaga, aku harus hidup dengan orang seperti itu?" keluhnya sambil mengacak rambut.Baru saja ia ingin menjatuhkan diri ke tempat tidur, ponselnya bergetar. Ia meraihnya dengan kasar, mengira itu pesan dari ibunya yang menyuruhnya bersikap lebih dewasa.Tapi ternyata bukan.Nathaniel Aldric:"Aku harap kau menikmati makan malam tadi. Karena ini baru awal."Eleanor menatap layar ponsel dengan mulut sedikit menganga."Apa maksud pria ini? Baru awal?"Dengan kesal, ia mengetik bala

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 1 – Kabar yang Mengubah Segalanya

    Langit sore menjingga ketika Eleanor Windsor menyelesaikan lukisan terakhirnya di balkon apartemen kecilnya. Aroma cat minyak masih menggantung di udara saat ia menyandarkan tubuh di kursi kayu, membiarkan angin sepoi-sepoi mengusap wajahnya. Hidupnya sederhana, bebas tanpa aturan, dan ia menyukainya seperti itu.Dering ponselnya memecah ketenangan. Ia melirik layar dan melihat nama ayahnya. Sedikit heran, ia mengangkatnya."Eleanor, pulang sekarang. Ada hal penting yang harus kita bicarakan."Nada tegas tanpa basa-basi itu membuatnya mengernyit. Sangat jarang ayahnya, seorang pengusaha sukses di bidang real estate, berbicara seserius ini. Namun, ia tidak curiga. Mungkin hanya urusan keluarga biasa.Namun, saat ia tiba di rumah besar keluarga Windsor, suasana lebih berat dari biasanya. Ayahnya duduk dengan ekspresi serius, sementara ibunya berdiri dengan wajah sulit dibaca."Ada apa?" Eleanor bertanya.Ayahnya menatapnya lurus sebelum akhirnya berkata, "Kamu akan menikah."Eleanor ter

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status