Share

BAB 20

Sylvi bergegas mengajak Mery pergi dari kamar mandi setelah memukul wajah Mutinah dengan keras. Namun baru sampai di depan pintu kamar mandi, langkah mereka terhalang tubuh tujuh wanita begundal yang berdiri berbaris di depannya.

Wajah Sylvi seketika memucat. Mery pun diam tak bereaksi. Dengan bibir sedikit bergetar, Sylvi dengan sopan berbicara, "Permisi, kami mau kembali ke sel,"

"Pelan banget suaranya. Lu ngomong apa kentut?" sindir Sutiwe dengan kedua tangan di pinggang.

"Mungkin dia lelah," sela Jamilap santai.

"Dia kelaparan kaleee, kan dari semalem gak keliatan batang hidung nya di aula," sahut Saritem sambil mengelus kedua alisnya.

"Kami harus kembali ke sel sekarang," potong Mery yang sudah ketakutan sejak tadi dengan suara gemetar. Wanita itu menarik lengan Sylvi namun lagi-lagi mereka tidak bisa melewati barikade gerombolan tukang pukul itu.

"Kalian pikir bisa kabur dari kami semudah itu?" ucap Markijem datar.


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status