"Ish, si Sabia kayaknya hamil beneran deh. Karma tuh karena selalu jahat sama aku. Aku yang difitnah hamil dia yang sekarang hamil. Memang badas lah Kak Edo. Sat-set sat-set balesin dendam Kak Revan dengan cara tak terduga," Bella tak sengaja nyerocos senang di atas penderitaan Sabia.Kalau dipikir-pikir ucapan Bella memang ada benarnya juga. Dari kejadian Sabia kita bisa belajar bahwa setiap perbuatan yang kita tabur akan kita tuai juga pembalasannya. Mana ada kejahatan yang luput dari karma?"Gimana konsepnya sih Bel? Tadi negur Vano nggak boleh nebar omongan yang nggak-nggak kalo ga ada faktanya, takutnya jadi fitnah. Sekarang kenapa kamu nih yang malah merasa yakin Sabia lagi hamil." Gara berusaha mengingatkan istrinya agar senantiasa berada di jalan yang lurus."Ya, kamu lihat sendiri kan tiba-tiba dia mual begitu.""Nggak boleh kayak gitu sayang. Mau dia hamil atau nggak itu bukan urusan kita." Gara menasehati istrinya."Kamu gimana sih Ra. Awalnya kamu loh yang kepo dengan perm
Bella turun dari jet pribadi dengan dirangkul mesra oleh Gara. Gadis itu mengenakan stelan rok sepaha putih dipadukan dengan blazer panjang yang juga berwarna putih. Sebuah kacamata bertengger di atas hidung bangirnya. Rambutnya dibiarkan tergerai lurus panjang. Penampilannya dilengkapi dengan menjinjing tas kecil di tangannya. Sekilas penampilan Bella terlihat tidak glamor. Tapi benda-benda yang melekat di tubuhnya itu setara dengan rumah ratusan juga."Selamat datang di Venesia Tuan Muda dan Nyonya Muda Rihanda," sapa seseorang dengan pakaian jas rapi begitu Gara dan Bella menginjakkan kakinya di bandara internasional Marco Polo.Gara tersenyum ramah."Terimakasih sudah repot-repot menjemput kami Pak Enzo," kata Gara."Ini bukan hal yang merepotkan Tuan Muda Gara. Ini sudah menjadi kewajiban bagi saya untuk menjemput dan mengantarkan kemanapun Tuan Muda Gara dan Nyonya Muda Brlla selama berada di Venesia.""Mari kita lewat sini Tuan Muda dan Nyonya Muda." Gara dan Bella berjalan me
Dalam lelap tidur Gara, Bella jadi terpikirkan sesuatu saat melihat wajah suaminya itu. Entah mengapa tiba-tiba ia melihat bayangan anak kecil laki-laki yang wajahnya plek ketiplek dengan Gara. Seolah wajah itu copy paste saja."Bocah ini kayak Gara versi kecil. Pipinya gembil, ya ampun semenggemaskan itu kah? Lucunya. Jadi pengen cium pipinya," batin Bella."Maa..." Panggil anak kecil itu."Eh, dia panggil Mama. Siapa yang dia panggil Mama?" Bella bingung karena dirinya dipanggil mama oleh bocah yang memiliki wajah mirip Gara."Mama..." Bocah itu menerus memanggil Bella dengan sebutan mama."Mama? Kamu manggil aku mama?" Bella menunjuk dirinya sendiri dan bocah itu mengangguk dengan lucunya. Pipinya yang gembil itu bergerak naik turun saat ia mengangguk. Benar-benar seperti bakpau yang sangat lembut. Ya, ampun setelah dilihat-lihat bocah dengan wajah Gara ini lebih mempesona daripada Gara yang asli."Mama lagi apa?" Tanya bocah itu."Tunggu, tunggu, tunggu, ini maksudnya apa? Kamu in
"Halo, Buk," sapa Gara begitu ia mengangkat telepon dari Ibunya."Halo sayang. Gimana perjalanannya ke Venesia, lancar?" Tanya orang yang telah melahirkan Gara dari ujung sambungan telepon."Lancar Buk. Maaf ya Gara tidak langsung menelpon Ibuk karena Gara tiba disini sudah sore sementara di sana pasti sudah malam hari," terang Gara."Nggak apa-apa sayang. Yang penting perjalanan kalian lancar. Ibuk cuma mau denger itu aja kok.""Ibuk jangan khawatir," ucap Gara"Oh, ya, menantu kesayangan Ibuk mana Ra?" Karena tak mendengar adanya suara Bella di dekat Gara akhirnya Ibunya Gara itu pun menanyakannya keberadaan menantunya.Ibu mertua Bella memang sebaik itu orangnya. Jadi mertua sayang dengan menantu itu bukan sekedar mitos belaka ya. Ada kok mertua yang bisa sayang banget dengan menantunya seperti anak sendiri. Ibunya Gara contohnya."Lagi mandi Buk. Nanti kalau sudah selesai aku telepon Ibuk lagi," kata Gara memberitahu."Nggak apa-apa Ra, Ibuk cuma tanya doang kok. Nikmati waktu kal
Seharian ini Gara mengajak Bella untuk menyusuri keindahan Venesia menggunakan gondola, yaitu sejenis perahu terapung yang di gerakkan oleh seorang pendayung yang disebut dengan gondolier dengan sebuah dayung panjang.Gondolier yang hari ini membawa Gara dan Bella adalah laki-laki berusia sekitar empat puluhan. Ia memperkenalkan dirinya dengan nama Giovanni."Venesia memang sudah sejak lama sekali dikenal sebagai kota romantis bagi pasangan yang akan berlibur berdua.Selain dikenal dengan sebutan kota romantis Venesia juga dikenal dengan kota terapung. Venesia memiliki kanal terbesar yang menjadi koridor lalulintas air utama di Venesia." Sambil mendayung Giovanni sambil menceritakan tentang kota Venesia dengan nada seolah ia bangga lahir dan hidup di kota indah ini.Gara dan Bella pun menyimak penuturan Giovanni dengan perhatian penuh. Kedua bocah itu duduk berdekatan di atas gondola."Tepi kanal Venesia dihiasi oleh lebih dari seratus tujuh puluh bangunan yang sebagian besar berasal
Manisnya ciuman Gara kala senja itu masih terasa di bibir Bella hingga malam tiba. Bulan madu yang awalnya terasa terpaksa bagi Bella kini berubah menjadi suatu hal yang sangat Bella nikmati."Kenapa senyam-senyum sendiri?" Tanya Gara begitu mendapati Bella sedang tersenyum sambil meraba bibirnya.Saat ini mereka sedang menikmati makan malam berupa seafood di salah satu restoran mewah di kota Venesia."Ck, nggak kenapa-kenapa," ucap Bella berbohong.Gara meneguk air minum sementara Bella mengalihkan pandangan ke samping. Ia melihat seorang gadis yang mungkin usianya lebih tua dari Bella sedang diberikan kejutan oleh kekasihnya dengan meletakkan cincin di dalam gelas minumannya."Ya ampun ini serius kah sayang?" Tanya gadis itu tak percaya. Binar matanya terlihat begitu bahagia."Ya, sayang. Maukah kamu menikah denganku?" Ucap si lelaki.Gadis itu mengangguk sambil menahan air matanya. Ia begitu terharu dengan lamaran penuh kejutan yang diberikan sang kekasih."Lihat deh Ra. So sweet b
Dari kota Venesia Gara dan Bella beralih ke Roma. Sekarang mereka sudah berada di Fontana di Trevi atau air mancur Trevi."Fontana di Trevi atau Fountain Trevi, adalah kolam air mancur paling terkenal di Italia, Eropa, bahkan dunia. Tidak hanya karena keindahan artistiknya saja, kolam air mancur ini punya mitos yang sangat mendunia," kata Gara memberitahu istrinya.Sekarang mereka tengah berdiri bersama di pinggir kolam air mancur selebar 20 meter yang dihiasi dengan relief bergaya Barok paling besar di Roma dengan tinggi 26 meter.Kolam Fontana di Trevi berbentuk persegi panjang dengan satu sisi menempel ke tembok dan dihias dengan patung-patung. Terdapat patung Neptunus dan Triton, dewa laut dan berpuluh kuda laut yang mengitari mereka. Sungguh mahakarya arsitektur yang luar biasa indahnya."Kamu ini tidak percaya pada mitos tapi kenapa justru mendatangi tempat-tempat yang banyak mitosnya sih Ra?" Tanya Bella."Aku datang ke tempat-tempat ini bukan untuk mempercayai mitosnya Bella. T
"Tapi bagaimana caranya kau lolos dari bidikanku kali ini? Kau pasti tewas Bellatrix Hyuugo."DDOORRRR!!!Satu peluru baru saja dilontarkan lagi ke arah Bella. TRANNGGGG!!!Bella menepis peluru tersebut dengan katananya. Untung tadi ia sempat membawa katana untuk berjaga-jaga. Ternyata feeling-nya sebagai putri mafia cukup tepat. Musuh benar-benar hadir di hadapannya."Hahahaha... Mencoba menembakku? Setidaknya kau perlu jam terbang yang lebih tinggi. Kemampuan menembakmu yang payah itu hanya membuat posisimu persembunyianmu kini terungkap!"Bella tak menunggu apa pun laki. Ia berlari menyibak genangan darah. Sepatu dengan heels lancip setinggi tujuh sentimeter itu kini berlumur hercak merah.Tak! Tak! Tak!Suara hentakan kaki Bella yang menaiki tangga terdengar begitu nyaring di suasana yang hening.DOR!DOR!Dua tembakan dilepaskan dengan maksud untuk melumpuhkan Bella. Namun yang ada gadis itu justru melompat tinggi.DUAAKKKK!BBBBRRAAAKKK!!!Bella menendang daun pintu hingga terje