Share

59. Tidak Bisakah Kau Pulang?

"Ya Tuhan!"

Dengan napas yang tersengal, Hely beranjak duduk dari tidurnya. Malam ini, ia sudah lebih dari tiga kali memimpikan hal yang sama di mana Ze mencekokinya obat kontrasepsi. Dengan keringat dingin yang membasahi dahinya, Hely menoleh ke samping. Ia ingat betul jawaban putrinya tadi pagi menjelang siang.

"Sangat Bunda. Tere sangat-sangat bahagia bersama Ayla. Malah kalau bisa, Tere mau sama-sama Ayla terus."

"Apa aku mengalah saja demi Tere? Tapi, aku tidak bisa terus-menerus seperti ini," batin Hely berkecamuk.

Di sisi lain, ia tidak ingin merusak kebahagiaan Teressa dengan ayahnya. Namun di sisi lain lagi, ia tidak bisa terus bermimpi buruk. Bahkan semakin ia dekat dengan Ze, maka semakin mimpi itu menghancurkan waktu tidurnya.

"Tuhan ... apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku ingin putriku bahagia, tapi aku ...."

Hely mengulurkan kakinya dan melangkah keluar kamar. Ternyata, waktu menunjukkan pukul lima pagi. Ia memutuskan untuk menyibukkan diri di dapur. Menyiapkan sara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status