[Dua jam sebelumnya….]
“Inget, lusa jangan bikin janji apa-apa ya. Kan mau makan malam ulang tahunku.”
“Iya, Nyonya, iyaaa.” Julie tertawa ketika untuk kelima kalinya sejak pagi tadi, Suri mengingatkannya tentang acara makan malam ulang tahunnya yang akan diadakan dua hari lagi.
“Jangan lupa bawa kadonya juga.”
“Ada ya orang ulang tahun nagih kadonya begini?”
“Ada, orangnya aku. Jangan kira aku nggak tahu kalau kamu ngintip koleksi pin-ku di Pinterest.”
“Istri?”“Iya, aku istrinya Mas.”Julie si cengeng tentu saja langsung menangis seperti anak kecil yang tersesat di taman hiburan. Ipang menatapnya dengan datar dan tatapan itu semakin membuat Julie merasa sedih.“Mas,” panggil Julie dengan pandangan yang buram karena air mata di pelupuk matanya. “Kenalin, aku Julie, istrinya Mas. Satu-satunya untuk selamanya.”Ipang hanya mengerjapkan mata mendengar kata-kata Julie.Sambil mengusap lengan bajunya ke hidung karena ingus yang mulai meleleh dari hidungnya, Julie kembali m
“Kamu tuh dikerjain tahu, Jules,” kata Suri sambil mengamati bagaimana Ipang yang duduk di ranjangnya dan terlihat bahagia hanya karena disuapi Julie.“Kamu kayak lagi ngurus bayi besar. Manjanya Mas Ipang nggak bakal hilang selama dia di sini,” lanjut Suri.Suri menatap kakaknya yang mendelik ke arahnya, tak suka kalau kesempatan yang ia ambil dalam kesempitan ini diungkap dengan begitu gamblang oleh sang adik.Sementara itu, Julie yang duduk di samping ranjang Ipang dan memang tengah menyuapi suaminya, terkikik geli. “Aku sadar kok dia kumat manjanya begini karena mumpung lagi di rumah sakit. Cuma ya…
“Kamu mandi dulu sana, Jules. Kasihan Ipang pasti nggak tahan sama baunya kamu.”“Nggak gitu ya, Mama,” rengek Julie ketika sang ibu menyuruhnya mandi. Ia pun beralih pada sang suami. “Mas, emangnya aku bau?”“Nggak, kamu sih wangi setiap saat.”Jawaban itu bukannya dipercaya oleh Julie, tapi langsung membuatnya semakin merengut. Ipang sendiri hanya nyengir lebar karena jawabannya malah tidak dipercaya Julie.“Kamu wangi, Babe,” ulang Ipang tanpa sungkan memanggil istrinya dengan panggilan tersebut di hadapan ibu mertuanya. “Tapi kamu terlalu sibuk ngurus aku sampai lupa mandi dan semacamnya. Jadi mungkin lebih baik kamu mandi dulu, oke?”
Julie memiringkan kepalanya, menatap sang suami yang terlihat lebih banyak melamun setelah kunjungan ayahnya siang tadi.“Mas.”“Iya, Babe?” Seperti baru ditarik dari lamunannya, Ipang agak tersentak kaget saat mendengar panggilan Julie.“Aku boleh tidur sama Mas nggak hari ini?”“Di sini?” Ipang menepuk sisi ranjangnya.“Iya, kalau boleh sih.” Julie mengangguk. “Kamu masih sakit-sakit nggak badannya?”“Nggak, nggak!” sahut Ipang dengan bersemangat.Selama menema
“Yakin nggak perlu kursi roda, Mas?”“Aku udah bisa jalan sendiri, Babe. Gendong kamu juga udah bisa kok.”Julie menaikkan satu alisnya. Kalau soal bisa jalan sendiri mungkin Julie masih bisa mencoba untuk percaya, tapi kalau untuk menggendongnya, Julie tentu saja meragukannya.“Nggak usah ngawur ya.” Julie menggeleng pelan. “Ya udah, nggak usah pakai kursi roda kalau gitu.”“Kamu nggak sekalian aku gendong aja?”“Nanti aja kalau Mas udah sehat,” balas Julie. “Lagian aku tahu kok kadang Mas ngerasa aku agak berat buat digendong. Akhir-akhir ini juga makanku banyak. Nanti yang ada Mas malah encok kal
“Kayaknya akhir-akhir ini aku terlalu sering dateng ke acara ulang tahun, Babe.”“Kan anggota keluarga kita banyak, makanya jadi kayak sering ada acara ulang tahun.”“Ah… iya juga ya.” Ipang tersenyum saat mendengar keluarga kita diucapkan oleh Julie.Meskipun ia masih sulit menerima kalau ketiga istri ayahnya juga bagian dari keluarganya, tapi Julie membuat hal-hal yang terasa sulit terdengar jadi lebih mudah.“Pas nggak gaunnya?” tanya Julie sambil berputar sekali di hadapan Ipang yang duduk di single sofa, menunggui sekaligus menonton istrinya bersiap-siap.
Julie menemukan Raden yang tengah duduk sendirian di teras sambil memegang gelasnya.“Kamu nggak mau gabung sama yang lain di dalam?”Suara Julie rupanya bukan hal yang diduga oleh Raden. Lelaki itu berbalik dan cukup terkejut melihat bagaimana Julie menghampirinya."Nggak,” jawab Raden pada akhirnya. “Aku lagi cari udara segar.”Julie mengangguk saja dan bergabung duduk di sebelah Raden. Raden menahan diri untuk tidak menoleh ke sampingnya, untuk tidak mengamati figur wajah Julie yang terbias sinar lampu teras dan membuatnya terlihat lebih cantik.“Kamu nggak dimarahin suamimu duduk di sini
“Payah, baru segitu udah ngos-ngosan.”“Kamu tahu kan aku paling males olahraga?”“Tahu banget.” Suri ikut duduk di teras rumah, kemudian berbaring di lantai yang terasa dingin tersebut. “Makanya aku iri sama kamu. Makan banyak, olahraga males, badan tetep segitu-gitu aja.”Julie tertawa dan ikut berbaring di sebelah Suri. Mereka baru selesai jogging di sekitar rumah Ipang dan Julie, lalu kembali ke rumah dalam keadaan bersimbah keringat. Kini keduanya berbaring di lantai sembari mengatur napas masing-masing.“Tumben kamu mau nginep di sini? Biasanya aku ajakin nggak mau terus.”