“Gimana caranya ngehibur istri?”
Yogas menatap Ipang dengan sengit. “Bro, salah alamat nanyanya.”
Kalu dan Nara tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yogas yang seakan-akan ingin melempar Ipang ke black hole.
Saat ini mereka berenam sedang berkumpul di The Clouds sambil makan siang. Seperti biasa, untuk apalagi kalau bukan untuk membicarakan The Clouds dan Red House.
Karena kemarin Ipang tak jadi bertemu Yogas, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu siang ini dan sisa empat orang lainnya pun ikut saja ketika diajak berkumpul.
“Julie emangnya diapain lagi sama kamu kali ini?&
“Babe, hadiahku hari ini mana?”Julie yang baru saja membuka mata, cukup terkejut saat melihat Ipang sudah berbaring menyamping dengan kepala yang bertumpu di telapak tangan kanannya.Sepertinya sang suami sudah bangun sejak tadi, tapi tidak membangunkan Julie dan menunggunya hingga terbangun.Untuk bertanya di mana hadiahnya hari ini.Julie tertawa dan beringsut mendekat untuk bersandar di dada bidang Ipang. “Nggak sabaran banget ya?”“Banget,” jawab Ipang dengan cepat. “Kamu selalu bikin aku penasaran.”Julie terkekeh pelan. Sudah e
“Mau makan siang?”Raden mengangguk. “Ada janji sama temenku. Kamu sendirian?”“Iya, tapi sebenernya lagi janjian—” Julie menghentikan ucapannya ketika manik matanya menangkap sosok yang memang ia tunggu. “Papa!”Bagindo melambaikan tangan ke arah Julie dan saat itulah lelaki paruh baya itu melihat sosok Raden.“Siang, Pa,” sapa Raden dengan sopan begitu Bagindo tiba di hadapan mereka.Bagindo menjawab sapaan tersebut dengan senyum, lalu bertanya pada Raden apakah Raden mau bergabung dengan mereka.Raden menjawab kalau ia har
“Mas ulang tahun lho hari ini.”“Terus?”“Nggak mau ucapin?”Suri menatap Ipang dengan malas. Selama bertahun-tahun, Ipang tidak pernah peduli dengan ulang tahunnya, tapi hari ini kakaknya malah menagih ucapan selamat ulang tahun darinya.Benar-benar aneh.“Apa sih? Mas sakit?” Suri menempelkan punggung tangannya ke kening Ipang, lalu beralih ke keningnya sendiri. “Nggak panas sih.”Ipang berdecak kesal. Ada apa dengan orang-orang di sekitarnya? Kemarin-kemarin pun Julie selalu memberinya hadiah dan tidak lupa mengingatkan Ipang ka
“Dilihatin terus sepatunya.”Ipang segera mendongak begitu mendengar komentar sang istri. Tanpa bisa ia cegah, wajahnya merona malu karena tertangkap basah terlalu sering dan terlalu lama memperhatikan sepatu yang hari ini ia pakai.“Norak ya?” Ipang bertanya balik pada Julie dan Julie hanya menggeleng.“Nggak kok, Mas kelihatan cute kalau lagi ngelihatin sepatunya.”“Cute?”“Iya. Gemesss.” Julie tersenyum kecil. “Aku suka lihat Mas yang seneng kayak gini.”Mereka berdua memasuki restoran yang seminggu
“Kamu yakin nggak mau ditemenin?”“Yakin.” Julie mengangguk berkali-kali.“Tapi kamu pucat gitu.” Ipang mengerutkan keningnya, tak suka dengan kenyataan kalau ia tak bisa menemani istrinya untuk hari ini.Meskipun ia anak pemilik perusahaan, tapi tetap saja tak bisa cuti atau pergi sesuka hati.Pagi ini Julie bangun dalam keadaan yang sudah pucat dan agak lemas, membuat Ipang khawatir dan ingin menemani istrinya, tapi tak bisa. Ada rapat penting siang ini dan Julie juga mendorong suaminya supaya pergi bekerja tanpa mengkhawatirkannya.“Pusing aja sih, Mas. Kemarin aku makannya agak tel
Ipang mengerutkan kening saat melihat ponselnya dan menemukan panggilan tak terjawab dari Raden.Tumben Raden sampai meneleponnya.Lelaki itu menatap ruang meeting yang baru saja ia tinggalkan. Meeting-nya siang ini terpaksa dibatalkan secara mendadak.Tahu begini mending temenin Julie, pikir Ipang seraya menekan tombol untuk menelepon balik Raden.Panggilannya dijawab tak lama kemudian, mungkin Ipang hanya butuh dua dering sampai kemudian Raden bicara dengan tergesa.“Mas, bisa keluar kantor sekarang?” tanya Raden setelah menyapa dengan sangat singkat. “Tadi sebelum kami makan, tiba-tiba Julie pings
“Kupikir kamu nggak akan ke salon lagi.”“Kenapa emangnya, Mas?” Julie bertanya balik dengan heran. “Kok ngiranya begitu?”“Kan kamu lagi hamil,” jawab Ario. “Emang Ipang nggak nyuruh kamu di rumah aja?”Julie tertawa begitu melihat bagaimana serius dan penasarannya raut wajah Ario saat bertanya.“Nyuruh sih….” Julie meringis. “Kelihatan banget Mas Ipang bakal begitu ya?”Kali ini ganti Ario yang terkekeh. “Iyalah, aku tahu dia sejak kuliah, Jules. Jadi aku udah bisa mengira-ngira gimana sikap Ipang begit
Rasanya semakin hari Julie merasa semakin payah.Sudah hampir sebulan berlalu sejak ia tahu kalau ia hamil, tapi hanya bisa dihitung dengan jari kapan ia akan merasa segar selama seharian.Sisanya?Julie merasa lemas dan tak berdaya, seperti sayur yang dimasak hingga terlalu matang.“Kita nggak usah jadi ke rumah Papa ya?” tawar Ipang seraya mengusap peluh di kening Julie dengan tisu di tangannya. “Papa juga ngerti kok kalau kita nggak ke sana dulu.”Tapi bukan Julie namanya kalau langsung setuju untuk menetap di rumah selama sehari penuh. Terlebih lagi, ia sudah janji pada ayah mertuanya sejak dua minggu yang lalu untu