“Iya, nanti pulang kerja aku langsung ke apartemenmu,” kata Julie dengan ponsel yang ia apit di antara telinga dan bahunya. “Kata Mas Ipang jangan ada berondong.”
Di seberang sana, Suri tertawa geli. “Oke, berondong nggak boleh.”
“Jangan lupa beliin titipan aku di Union.”
“Iya, Bu Bos. Gampang itu. Udah dulu ya, mau melatih kesabaran dulu.”
Kali ini Julie yang tertawa karena Suri pamit ingin melatih kesabaran alias meeting dengan bosnya yang menyebalkan.
Hari ini adalah hari Sabtu, tapi Suri terpaksa masuk ke kantor setengah hari karena harus mee
“Beneran dia yang perjakain Mas Ipang?”“Katanya sih gitu,” jawab Candy sambil meringis. Begitu menyadari raut wajah Rinai, Candy langsung memeluk lengan Julie dengan erat. “Juleees, jangan overthinking dong. Itukan masa lalu…. Sorry ya, tadi aku nggak sengaja keceplosan.”“Tapi kok kamu bisa tahu soal itu?”“Biasa deh, dari gosip yang beredar. Cuma ya aku sama Suri nggak omongin aja ke kamu. Karena saat itu kamu bilang kan nggak mau denger apa-apa soal suamimu.”“Oh….” Julie bergumam pelan. “Iya sih.”Suri pun i
“Katanya mau mampir ke The Clouds?”“Sorry, Bro. Menyenangkan hati istri adalah prioritas. Reschedule aja ke besok.”Di seberang panggilan tersebut, Yogas mendecakkan lidahnya. “Huh, tahu gitu nggak usah janjian dari kemarin, Bos!”“Sorry, sorry. Besok ditraktir deh.”“Nggak usah. Selama kartu kredit dari Pak Tua belum diblokir, aku nggak butuh traktiranmu.”Ipang ditinggal tertawa sendirian oleh Yogas yang langsung memutuskan sambungan telepon tersebut. Bersamaan dengan itu, pegawai Martabak Pecenongan 78 menyerahkan pesanannya yang sudah j
“Gimana caranya ngehibur istri?”Yogas menatap Ipang dengan sengit. “Bro, salah alamat nanyanya.”Kalu dan Nara tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yogas yang seakan-akan ingin melempar Ipang ke black hole. Saat ini mereka berenam sedang berkumpul di The Clouds sambil makan siang. Seperti biasa, untuk apalagi kalau bukan untuk membicarakan The Clouds dan Red House.Karena kemarin Ipang tak jadi bertemu Yogas, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu siang ini dan sisa empat orang lainnya pun ikut saja ketika diajak berkumpul.“Julie emangnya diapain lagi sama kamu kali ini?&
“Babe, hadiahku hari ini mana?”Julie yang baru saja membuka mata, cukup terkejut saat melihat Ipang sudah berbaring menyamping dengan kepala yang bertumpu di telapak tangan kanannya.Sepertinya sang suami sudah bangun sejak tadi, tapi tidak membangunkan Julie dan menunggunya hingga terbangun.Untuk bertanya di mana hadiahnya hari ini.Julie tertawa dan beringsut mendekat untuk bersandar di dada bidang Ipang. “Nggak sabaran banget ya?”“Banget,” jawab Ipang dengan cepat. “Kamu selalu bikin aku penasaran.”Julie terkekeh pelan. Sudah e
“Mau makan siang?”Raden mengangguk. “Ada janji sama temenku. Kamu sendirian?”“Iya, tapi sebenernya lagi janjian—” Julie menghentikan ucapannya ketika manik matanya menangkap sosok yang memang ia tunggu. “Papa!”Bagindo melambaikan tangan ke arah Julie dan saat itulah lelaki paruh baya itu melihat sosok Raden.“Siang, Pa,” sapa Raden dengan sopan begitu Bagindo tiba di hadapan mereka.Bagindo menjawab sapaan tersebut dengan senyum, lalu bertanya pada Raden apakah Raden mau bergabung dengan mereka.Raden menjawab kalau ia har
“Mas ulang tahun lho hari ini.”“Terus?”“Nggak mau ucapin?”Suri menatap Ipang dengan malas. Selama bertahun-tahun, Ipang tidak pernah peduli dengan ulang tahunnya, tapi hari ini kakaknya malah menagih ucapan selamat ulang tahun darinya.Benar-benar aneh.“Apa sih? Mas sakit?” Suri menempelkan punggung tangannya ke kening Ipang, lalu beralih ke keningnya sendiri. “Nggak panas sih.”Ipang berdecak kesal. Ada apa dengan orang-orang di sekitarnya? Kemarin-kemarin pun Julie selalu memberinya hadiah dan tidak lupa mengingatkan Ipang ka
“Dilihatin terus sepatunya.”Ipang segera mendongak begitu mendengar komentar sang istri. Tanpa bisa ia cegah, wajahnya merona malu karena tertangkap basah terlalu sering dan terlalu lama memperhatikan sepatu yang hari ini ia pakai.“Norak ya?” Ipang bertanya balik pada Julie dan Julie hanya menggeleng.“Nggak kok, Mas kelihatan cute kalau lagi ngelihatin sepatunya.”“Cute?”“Iya. Gemesss.” Julie tersenyum kecil. “Aku suka lihat Mas yang seneng kayak gini.”Mereka berdua memasuki restoran yang seminggu
“Kamu yakin nggak mau ditemenin?”“Yakin.” Julie mengangguk berkali-kali.“Tapi kamu pucat gitu.” Ipang mengerutkan keningnya, tak suka dengan kenyataan kalau ia tak bisa menemani istrinya untuk hari ini.Meskipun ia anak pemilik perusahaan, tapi tetap saja tak bisa cuti atau pergi sesuka hati.Pagi ini Julie bangun dalam keadaan yang sudah pucat dan agak lemas, membuat Ipang khawatir dan ingin menemani istrinya, tapi tak bisa. Ada rapat penting siang ini dan Julie juga mendorong suaminya supaya pergi bekerja tanpa mengkhawatirkannya.“Pusing aja sih, Mas. Kemarin aku makannya agak tel