Ipang menaruh buku harian Julie di pangkuannya dan menghela napas.
Julie yang baru datang dari dapur dan melihat kelakuan suaminya itu, hanya bisa tersenyum geli. Karena pembicaraan mereka kemarin di salon, Ipang jadi kembali merengek meminta izin untuk membaca buku harian Julie.
Hanya kepada Julie-lah, Ipang yang sering diledek teman-temannya ‘Hulk’ karena perawakannya yang tinggi besar itu bisa merengek selama berjam-jam karena ingin membaca buku harian istrinya.
Julie tak tahu apa yang membuat suaminya itu seperti ketagihan membaca buku hariannya. Tetapi, pada akhirnya Julie menyerah dan keesokan harinya, Julie mampir ke rumah orangtuanya untuk mengambil buku harian yang pernah dibaca
“Aku aja yang angkat.”“Kan nggak berat, Mas.”“Aku aja, Babe, please?”Kini Ipang menggunakan jurus ‘Please?’ yang biasa digunakan Julie dan dikombinasikan dengan tatapan memelas, kalau ia menginginkan sesuatu. Terutama kalau Ipang ingin membantu Julie.“Oke….” Julie membiarkan Ipang mengeluarkan belanjaan mereka dari mobil. “Aku ada Counterpain atau balsam kalau nanti kamu butuh buat di pinggang kamu, Mas.”Ipang tertawa seraya mengeluarkan kardus berisi buah-buahan yang mereka beli tadi. “Jadi kamu nggak mau aku bantuin ka
“Minggu ini banyak tanggal merahnya ya, Babe.”“Iya, lumayan sih, salon jadi lebih ramai.”Ipang memperhatikan bagaimana Julie masih duduk di karpet dan serius menekuri laptop yang ada di meja. Akhir-akhir ini Julie lebih sering bekerja di ruang tengah sembari menemani Ipang yang menonton televisi.Julie tak terlalu suka bekerja di ruang kerja karena ia sudah terbiasa bekerja di ruang tertutup saat di salon, jadi ia memilih untuk mencari suasana baru. Julie pun kadang-kadang merasa tak enak karena suaminya ada di rumah tapi terkadang ia terpaksa membuka pekerjaannya di rumah karena ditunggu orang salon atau supplier.Ipang menjadi
Julie dan Ipang tiba di rumah sakit satu jam kemudian. Semua anggota keluarga inti Rayadinata sudah ada di sana, bahkan orangtua Ivanka serta adiknya pun menunggu bersama.Ipang menyempatkan diri berkenalan dengan keluarga Ivanka, lalu ikut duduk di samping Septa dan Felia.Janu dan Ivanka sudah menanti kehadiran anak mereka selama tiga tahun lamanya. Itu sebabnya Janu sangat protektif terhadap istri dan calon anaknya tersebut.Julie mengamati bagaimana setiap orang menunggu dengan cemas. Meskipun selama Ivanka hamil tidak ada masalah berarti, tetap saja menunggu kehadiran anggota keluarga baru adalah hal yang membuat mereka semua cemas.“Dingin banget tang
Julie mengamati suaminya yang masih tertidur hanya mengenakan kausnya. Perempuan itu menyadari ada yang salah di kerah kaus tersebut.Julie pun beringsut mendekat dan membekap mulutnya supaya tak tertawa saat menyadari kalau suaminya mengenakan kaus dengan terbalik. Bagian belakang ia kenakan sebagai bagian depan.Tak cukup dengan itu, Ipang bahkan mengenakan sisi dalam menjadi sisi luarnya. Hal itu membuat label bajunya yang seharusnya ada di dalam dan di belakang, kini terlihat dengan jelas di depan Julie.Benar-benar terbalik secara total.Julie menyentuh pipi Ipang dan lelaki itu bergerak pelan, tapi tak terbangun karena sentuhan istrinya.Pasti setelah semalam berc
“Iya, nanti pulang kerja aku langsung ke apartemenmu,” kata Julie dengan ponsel yang ia apit di antara telinga dan bahunya. “Kata Mas Ipang jangan ada berondong.”Di seberang sana, Suri tertawa geli. “Oke, berondong nggak boleh.”“Jangan lupa beliin titipan aku di Union.”“Iya, Bu Bos. Gampang itu. Udah dulu ya, mau melatih kesabaran dulu.”Kali ini Julie yang tertawa karena Suri pamit ingin melatih kesabaran alias meeting dengan bosnya yang menyebalkan.Hari ini adalah hari Sabtu, tapi Suri terpaksa masuk ke kantor setengah hari karena harus mee
“Beneran dia yang perjakain Mas Ipang?”“Katanya sih gitu,” jawab Candy sambil meringis. Begitu menyadari raut wajah Rinai, Candy langsung memeluk lengan Julie dengan erat. “Juleees, jangan overthinking dong. Itukan masa lalu…. Sorry ya, tadi aku nggak sengaja keceplosan.”“Tapi kok kamu bisa tahu soal itu?”“Biasa deh, dari gosip yang beredar. Cuma ya aku sama Suri nggak omongin aja ke kamu. Karena saat itu kamu bilang kan nggak mau denger apa-apa soal suamimu.”“Oh….” Julie bergumam pelan. “Iya sih.”Suri pun i
“Katanya mau mampir ke The Clouds?”“Sorry, Bro. Menyenangkan hati istri adalah prioritas. Reschedule aja ke besok.”Di seberang panggilan tersebut, Yogas mendecakkan lidahnya. “Huh, tahu gitu nggak usah janjian dari kemarin, Bos!”“Sorry, sorry. Besok ditraktir deh.”“Nggak usah. Selama kartu kredit dari Pak Tua belum diblokir, aku nggak butuh traktiranmu.”Ipang ditinggal tertawa sendirian oleh Yogas yang langsung memutuskan sambungan telepon tersebut. Bersamaan dengan itu, pegawai Martabak Pecenongan 78 menyerahkan pesanannya yang sudah j
“Gimana caranya ngehibur istri?”Yogas menatap Ipang dengan sengit. “Bro, salah alamat nanyanya.”Kalu dan Nara tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yogas yang seakan-akan ingin melempar Ipang ke black hole. Saat ini mereka berenam sedang berkumpul di The Clouds sambil makan siang. Seperti biasa, untuk apalagi kalau bukan untuk membicarakan The Clouds dan Red House.Karena kemarin Ipang tak jadi bertemu Yogas, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu siang ini dan sisa empat orang lainnya pun ikut saja ketika diajak berkumpul.“Julie emangnya diapain lagi sama kamu kali ini?&