Share

5. Pasangan Aneh

Penulis: Elita Lestari
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-12 11:53:12

Malam pertama?!

Yang benar saja. Kainan Arshad justru lebih dulu terlelap di saat Mahika masih membersihkan badan di kamar mandi. Mereka bahkan tertidur dengan saling memunggungi. Tidak ada malam pertama bagi si pasangan pengantin.

Kini, setelah pagi datang, bukannya bermalas-malasan di atas ranjang layaknya pengantin baru pada umumnya, Kainan bahkan sudah hampir rapi dengan pakaian kerja yang melekat pas di badan.

"Bersiap-siaplah, Mahika! Kita akan berangkat satu jam dari sekarang," tutur Kainan saat pria itu memasang dasi pada kerah kemeja berwarna baby blue yang begitu pas membalut raga. Tubuh tinggi tersebut sedikit menunduk untuk melihat pantulan dirinya pada cermin yang ada di belakang meja rias, di samping tempat tidur, di mana sang istri masih bergelung selimut.

Mahika yang baru saja menggeliat dan menguap lebar, kontan menghentikan paksa pergerakan.

"Apa?" Gadis itu bertanya dengan suara serak sambil beberapa kali mengerjapkan mata saat melontar tanya.

Kainan menghela napas. Namun, masih saja sibuk dengan kegiatannya. Tak sedikit pun menoleh ke arah sang istri yang baru saja bertanya.

"Kamu belum paham juga kalau saya tidak suka mengulang sebuah kalimat yang sudah saya ucapkan?!" seru Kainan yang kini tampak melingkarkan arloji pada pergelangan tangan kiri.

"Keras kepala sekali. Apa susahnya mengulang perkataan sekali lagi?! Aku benar-benar tidak mendengarnya tadi," ketus Mahika yang sekarang mendudukkan diri.

Sang gadis mengucek matanya berkali-kali dan masih saja menguap tanpa merasa sungkan dan risi.

Kainan meliriknya sekilas, dan tersenyum samar melihat tingkah istrinya yang ternyata barbar. Tentu saja Mahika tidak melihat terkembangnya bibir sang pria yang membentuk seulas senyum lembut itu karena masih sibuk mengumpulkan nyawa pasca berkelana dalam alam mimpi.

Pria dengan tinggi badan 185 cm itu melangkah mendekati gadis belia yang sudah menjadi istri sahnya. Kemudian menunduk guna menarik tangan Mahika agar tak menyakiti mata dengan terus-menerus menguceknya. Gadis itu tersentak saat sentuhan hangat Kainan mencengkeram lembut pergelangan tangan.

"Baiklah. Satu pengecualian untuk istri saya yang tercinta. Untuk Gantari Mahika, saya bersedia mengulang kalimat yang sebelumnya saya sampaikan," ujar Kainan diiringi sebuah senyuman.

Ah, tidak.

Kainan bukanlah orang yang mudah mengumbar senyuman. Apa yang pria kaya itu lakukan, lebih pantas disebut sebagai sebuah seringai tajam. Apa yang ia ucapkan seakan hanya permainan bibir yang tak sejalan dengan hatinya.

Sebagaimana saat pria itu melontarkan kata 'istri tercinta' yang begitu manis keluar dari mulutnya, tetapi dipatahkan dengan ekspresi mengejek dari wajah tampan Kainan. Sungguh, bukan hal yang mudah untuk membaca pikiran sang pria.

"Ck. Terlalu banyak basa-basi. Katakan cepat! Atau kalau tidak, aku akan tidur lagi," decak Mahika dan nyaris saja membaringkan badan kembali jika Kainan tak dengan sigap menarik tubuh sang istri hingga terduduk kembali.

Mahika pun membatalkan niatnya. Kini, gadis itu menatap lekat ke arah sang suami, menanti kalimat yang akan diulangi.

"Bangun! Kita akan pulang hari ini. Sebelum itu, saya ada meeting penting. Jadi, segeralah bersiap, karena kamu harus ikut bersama saya," tegas Kainan dengan suara pelan yang penuh tekanan.

"Pakaian untukmu sudah saya siapkan di atas sofa. Saya harap kamu bisa cepat. Karena selain tidak akan mengulang perkataan, saya pun tidak suka jika harus menunggu lama," imbuh pria itu, berkata begitu dekat dengan wajah istrinya.

"Tapi aku memerlukan waktu lama untuk bersiap. Bagaimana?!" sahut Mahika, sengaja menantang. Gadis itu bahkan dengan berani menarik dasi yang dikenakan oleh Kainan hingga hidung mereka nyaris bersentuhan.

"Jadi, untuk hal yang kedua ... apa tidak berlaku pengecualian juga untukku, Tuan Kainan?! Ah, atau aku panggil saja kamu dengan sebutan ... suamiku tercinta?!" sambung Mahika dengan nada yang dibuat-buat dan senyum manis main-main yang terkembang.

Kainan terdiam. Senyum yang baru kali ini Mahika tunjukkan, menyergap sang pria pada keindahan ciptaan Tuhan yang terpahat sempurna pada wajah istrinya. Si gadis belia, begitu luar biasa auranya.

Pria itu berdeham dan berdiri tegak menjauhkan badan. Membuat helai dasi yang semula tergenggam oleh Mahika, terlepas begitu saja. Seraya mengalihkan pandang, Kainan berujar, "Ya. Untuk Gantari Mahika istri saya, selalu berlakukan pengecualian. Saya akan menunggu sampai kamu siap."

Setelah kalimat itu terlontar, Kainan melangkah keluar ruangan seraya menyambar jas yang tersampir pada punggung sofa. Meninggalkan Mahika yang bergerak kegirangan di atas ranjang, hingga tempat tidur tersebut bergoyang.

"Yes!!! Hari pertama, dan aku bisa membuat Kainan mengikuti apa yang aku katakan. Sepertinya ini akan mudah," ucapnya dengan seulas senyum lebar.

Ya, Mahika tanpa siapa pun bersama dia, adalah Mahika yang sebenarnya. Gadis polos, sedikit ceroboh, dan barbar. Sungguh berbeda jika dirinya berada di depan orang lain, termasuk Kainan yang bahkan sudah menjadi suaminya. Jangankan dengan pria yang baru ia kenal itu. Kepada Shaka saja yang merupakan kakak kandung, Mahika tetap mengenakan topengnya.

Sesaat kemudian, seakan teringat sesuatu, Mahika menegakkan badan dan terdiam dengan ekspresi tegang. Ia mengangkat selimutnya dengan gerakan cepat, dan mengintip was-was ke dalam sana.

"Hahh ... syukurlah. Ternyata aman. Pakaianku masih utuh di badan," gumam Mahika bersama desah napas lega. Ia pikir, Kainan akan bertindak nakal saat dirinya terlelap. Ternyata memang benar-benar tidak terjadi apa pun semalam.

"Okay. Sekarang waktunya bersiap." Mahika melompat menuruni tempat tidur dan berjingkrak senang. Namun, langkahnya terhenti di depan pintu kamar mandi saat satu kalimat dari Kainan terngiang.

"Eh, tunggu! Apa tadi dia mengatakan pulang?!" Dahi Mahika berkerut dalam, dengan telunjuk dan ibu jari mengapit dagu.

"Pulang ke mana?!" gumamnya tak dapat menduga-duga. "Apa dia akan membawaku ke rumahnya?! Wah ... baiklah, Mahika. Mari bersiap untuk aksi selanjutnya. Menjadi nyonya Kainan Arshad yang kaya raya." Perempuan itu pun tak menunda lagi niatnya untuk bersiap sesuai permintaan sang suami.

Meeting yang Kainan maksud, benar-benar dilakukan satu jam kemudian. Bersama tim kontraktor yang bertanggung jawab untuk pembangunan cabang perusahaan di sana.

"Pembangunan tetap dilakukan. Dan kamu tidak berhak melarang saya," tegas Kainan kepada Mahika, selepas pertemuan. Saat ini keduanya sedang berjalan beriringan menuju mobil yang akan segera membawa mereka pulang.

Sang istri hanya memutar bola mata dengan bibir bergerak-gerak mencibir perkataan suaminya tanpa kata. Sesaat kemudian, Mahika yang tersadar harus bisa menunjukkan sikap elegan di depan Kainan, memperbaiki gesture tubuhnya. Mengangkat dagu, dan berjalan anggun.

'Tidak apa-apa. Asalkan pabrik itu pun jadi kepunyaanku nanti,' batin Mahika, yakin misinya akan berjalan lancar.

"Jangan berpikir untuk menguasai segalanya. Status kamu hanya istri di bawah tangan. Secara hukum negara, kamu bukan siapa-siapa bagi saya," tandas Kainan, membuat gadis yang berjalan di sampingnya menghentikan langkah.

'Sialan! Dia bisa membaca pikiranku atau bagaimana?! Kenapa tepat sekali kalimatnya seperti sedang menyahut kata-kataku tadi.' Mahika membatin dengan kening berkerut dalam.

Pria itu seakan dapat membaca niat licik sang perempuan. Oleh karenanya, Mahika pun harus mengatur siasat. Ia tidak ingin rencana untuk merampas kembali tanah warisan orang tua miliknya, gagal begitu saja karena Kainan lebih dulu mengetahuinya.

'Hmm ... bermainlah dengan cantik, Mahika. Jadilah istri yang baik, sehingga Kainan bersedia dengan sukarela memberikan semua miliknya untukmu suatu saat nanti. Ah, tapi suka-suka akulah. Masa bodoh dengan Kainan.' Lagi-lagi gadis itu sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

"Mahika!" Panggilan sang suami pun tak didengarnya.

"Gantari Mahika, apa yang kamu lakukan di sana?" Kainan bertanya dari jarak beberapa langkah di depan si perempuan.

Karena masih juga tak mendapatkan tanggapan, Kainan pun melangkah mendekati istrinya dan menyentil kening sang gadis.

"Auwh! Apa-apaan kamu?!" sentak perempuan dengan rambut panjang yang kini ia ikat menyerupai ekor kuda tersebut, bersamaan dengan gerakannya mengusap dahi yang terasa panas.

"Saya tidak mengizinkan kamu melamun selama bersama saya." Kainan berujar dengan kedua tangan bersembunyi di balik saku celana yang terjahit rapi di sisi kiri dan kanan.

"Aturan macam apa itu? Aku tidak setuju. Aku bebas melakukan apa pun yang aku mau. Memangnya siapa kamu? Kamu bahkan tidak mengakui aku sebagai istri sahmu," omel Mahika seraya kembali berjalan mendahului sang pria.

"Sebelum membawa aku ke rumahmu, antarkan aku pulang dulu ke rumah sewa. Ada yang harus aku ambil dari sana!" ucap si perempuan dengan nada lantang, tanpa menoleh ke belakang.

Kainan memutar badan, memperhatikan langkah mengentak sang istri yang meninggalkannya. Tanpa sepengetahuan Mahika, pria itu tersenyum saat mengucapkan sebuah kalimat.

"Gantari Mahika, kamu lucu juga. Sepertinya menyenangkan bermain-main denganmu nanti."

Dan pasangan aneh itu pun meninggalkan villa tempat mereka menginap, menuju kota di mana Kainan tinggal. Tidak lupa terlebih dahulu mampir ke rumah sewa sederhana di pinggiran kota, sesuai permintaan Mahika.

***

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    6. Tak Sesuai Harapan

    Mahika mengikuti Kainan yang berjalan di depannya. Seperti apa yang pria itu katakan, ia membawa sang istri ke rumahnya di pusat kota.Bukan rumah besar bak istana dengan banyak pelayan yang menyambutnya, seperti dalam bayangan Mahika, justru hunian sederhana dan jauh dari kata mewah yang merupakan kediaman seorang Kainan Arshad."Kenapa diam? Tidak sesuai dengan harapan?!" Kainan menoleh, dan bertanya sarkas dengan sebelah alis terangkat, saat mendapati sang istri menghentikan langkah di ambang pintu dan membiarkan sepasang netra menjelajah ruang dengan pandangan.Mahika memperbaiki ekspresi dan mengangkat dagu bersama kedua tangan yang terlipat di dada. "Apa maksudmu?!" tandasnya berani. "Aku tidak mengharapkan apa pun," lanjut si perempuan sok lugu. Ah, Mahika memang selugu itu."Saya tahu kamu berpikir tentang rumah besar bak istana, dengan banyak pelayan di dalamnya. Bukannya rumah kecil seperti

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    7. Drama dalam Trauma

    Kainan hendak membaringkan Mahika di atas tempat tidurnya kala tiba-tiba gadis itu tersentak sadar, dan kontan melingkarkan lengan pada leher sang pria. Jerit ketakutan kembali terdengar dari mulutnya."Jangan! Jangan tinggalkan aku! Tolong! Tolong matikan apinya! Matikan apinya!" racau Mahika berantakan.Gadis itu mengeratkan pelukan. Kainan yang masih kebingungan dengan tingkah istrinya, tidak dapat berbuat apa-apa selain membalas memberikan rengkuhan. Namun, posisi Kainan yang tengah membungkuk karena semula berniat membaringkan sang istri, tak bisa menjaga keseimbangan dan justru berakhir ambruk di atas ranjang, menindih Mahika.Tanpa sengaja pula, bibir Kainan mendarat pada bibir sang istri yang berwarna peach alami. Kainan melebarkan mata saking terkejutnya. Saat itu pula, Mahika menghentikan teriakan dan melotot sempurna. Meski begitu, keduanya masih terdiam. Masing-masing sibuk mencerna apa yang telah terjadi sebenarnya.Begitu sadar bibir mereka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    8. Piama Penuh Kenangan

    Mahika mengendap keluar dari kamar mandi, hanya dengan handuk membalut tubuh atas hingga sebatas paha. Ia sudah selesai membersihkan diri. Karena Kainan tidak mengantarkan sabun, sampo, dan peralatan lain miliknya, terpaksa Mahika menggunakan kepunyaan sang pria. Dan kini, harum khas Kainan menempel lekat di kulit tubuhnya.Ditolehkannya kepala ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan Kainan. Namun, tidak ada siapa pun di sana. Saat Mahika berjalan ke arah ranjang, ia menemukan satu setel piama terlipat di atasnya lengkap bersama dalaman."Dia yang meletakkan ini di sini?! Tapi, milik siapa? Kenapa dia malah menyiapkan baju baru?! Bukannya membawa pakaianku yang di mobil ke sini," gumamnya seraya mendudukkan diri. Tubuh gadis itu masih sedikit lemas pasca tanpa sengaja melihat api.Dalam hati ia bersyukur. Saat trauma kembali muncul, biasanya ia akan lama memulihkan diri. Tak hanya membutuhkan waktu berjam-jam, tetapi bisa sampai dalam hitungan hari efeknya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-17
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    9. Makan Malam Spesial

    Mahika menatap berbinar ke arah makanan yang tersaji di atas meja. Tanpa sadar, lidahnya bergerak menelusuri permukaan bibir saking tergiurnya. Memang hanya menu sederhana berupa tumis pakcoy yang dicampur dengan jamur tiram, bersama beberapa potong nugget yang masih hangat di dalam piring lainnya.Namun, hal itu sudah sangat spesial untuk sang gadis yang biasanya hanya memakan tahu atau tempe sebagai pelengkap nasi. Tidak pernah ada menu istimewa yang lain. Sayur asem, terkadang sup ditambah tempe goreng dan sambal adalah menu andalan di warung langganannya.Lirikan kecil ia berikan kepada Kainan yang sudah lebih dulu memulai makan malamnya. Hal janggal yang tertangkap netra, membuat gadis itu mengerutkan keningnya. Kainan sengaja memisahkan lauk pauknya dalam piring yang berbeda dengan milik istrinya."Kenapa makananmu dipisahkan dengan yang ini? Tidak mau mengambil makanan dari tempat yang sama denganku? Aku tidak punya penyakit menular, Tuan Kainan ...

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    10. Gadis Barbar Calon Pelayan

    Selesai makan malam dan membersihkan peralatan, Mahika pun meninggalkan ruangan tersebut kemudian menyusul Kainan. Bermaksud meminta bantuan untuk membawakan pakaiannya dari mobil ke dalam rumah.Saat melewati ruang tengah, ternyata di sanalah Kainan berada. Sedang serius mengerjakan sesuatu dalam laptop di pangkuan. Mahika pun mendekat dan mengatakan maksudnya."Bantu aku mengambil baju-bajuku," pintanya.Kainan menghentikan pergerakan jari-jari tangan dan mengangkat wajah. Menatap istrinya dengan wajah datar. "Sudah saya bilang, lakukan sendiri. Itu kunci mobilnya di atas meja," ucap sang pria."Ck. Tidak berperasaan," keluh Mahika kesal. Gadis itu tidak mengambil kunci yang Kainan tunjukkan, melainkan duduk pada salah satu sudut sofa. Menekuk wajah bersamaan dengan kedua tangan terlipat di dada dan terus saja menggerutu tak jelas.Kainan yang menyaksikan itu, menghela napas, kemudian meletakkan laptop yang sudah dimatikan, ke atas meja

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    11. Berkunjung ke Happy Company

    Pagi ini suasana sedikit canggung. Mahika tak tahu, apa yang terjadi dengan Kainan sehingga pria itu menjadi begitu pendiam. Ya, memang mungkin seperti itulah sikap dasar sang pria. Namun, selama dua hari mengenalnya, Mahika terbiasa dengan ulah usil Kainan yang seakan-akan merendahkannya. Dan hal itu tidak dilakukan hari ini.Tidak ada sarapan. Setelah merapikan rumah atas inisiatif sendiri, Mahika pun membersihkan badan. Hanya mengenakan celana pendek sebatas lutut dan kaus murah yang pernah ia beli saat ada pasar kaget di depan pabrik, tiap tanggal gajian.Kainnya memang cukup tipis dengan leher yang sudah melar, sehingga membuat dada Mahika di balik kaus tersebut terlihat, saat sang gadis menunduk. Meski begitu, pakaian itu terasa nyaman dipakai. Ia berniat bersantai di rumah suaminya, selama sang pria pergi bekerja.Akan tetapi, niatnya tak terlaksana saat Kainan yang sudah rapi dengan setelan kerja, keluar kamar dan memerintahkan dirinya untuk bergan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    12. Gadis Pramukantor

    "Tunjukkan pekerjaan untuknya. Mulai hari ini, dia akan menjadi office girl di sini.""Apa?!" sambar Mahika yang baru saja tiba. Gadis yang kini berdiri pada jarak satu meter di belakang Kainan tersebut, menganga tidak percaya.'Pria gila ini serius ingin mempekerjakan aku sebagai office girl di perusahaan ini?'"Kamu bawa berkas-berkas yang saya minta?!" Kainan mengulurkan tangan saat menanyakan hal tersebut. Mahika menaikkan pandang, menatap Kainan tak paham.'Apa yang dia maksud adalah ijazah, SKCK, daftar riwayat hidup, juga Kartu Tanda Penduduk, yang ia katakan semalam?!' batin Mahika mengira-ira."Kamu tidak bawa?" Kainan bertanya tajam."It—itu ....""Tidak apa-apa. Itu bisa menyusul," potong Kainan tanpa mengizinkan Mahika menuntaskan kalimatnya.Pria itu kemudian membalikkan badan, kembali menghadap ke arah salah satu staff personalia yang berdiri di balik meja. "Baiklah, saya tinggal. Tolong urus dia."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    13. Mahika dan Cinta Lama

    Setelah memperoleh seragam kerja, Mahika mendapatkan jadwal tugas yang diam-diam sudah diatur oleh Kainan. Tanpa sepengetahuan sang gadis, pimpinan Happy Company tersebut sengaja meminta Roshinta—si staff HRD yang ia temui tadi, agar menempatkan Mahika khusus untuk melayani dirinya.Bagusnya, tak sedikit pun Roshinta menaruh curiga. Karena kebetulan perusahaan mereka pun sedang membutuhkan tenaga tambahan untuk bagian tersebut.Membawa segelas kopi hitam tanpa gula, Mahika bersiap melaksanakan tugas pertamanya. Mengantar minuman ke ruangan yang sudah disebutkan oleh Roshinta. Karena yang ia bawa hanya segelas kopi, Mahika tak menggunakan troli. Cukup dengan sebuah nampan berukuran sedang.Roshinta mengatakan, Mahika harus mengingat detail tugasnya. Mulai dari membersihan peralatan kantor, merapikan ruangan, menyediakan minuman hingga makanan untuk pegawai. Dalam hal ini, tentu saja khusus satu orang yang harus Mahika layani. Yang mana gadis itu pun belum t

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    18. Gara-Gara Mie Instan

    "PAK TUA, APA YANG KAMU LAKUKAN?"Jeritan dari Mahika membuat Kainan seketika menegakkan badan bersamaan dengan dadanya yang didorong oleh sang istri. Alhasil, pria itu pun terjengkang hingga jatuh terlentang di sisi lain sofa. Beruntung tak menubruk dan menumpahkan makanan di atas meja. Kuah panas dari mie instan, lumayan juga jika sampai mengenai kulitnya."Sial. Apa-apaan kamu, Mahika?" hardik Kainan. Si perempuan yang masih setengah sadar itu mendudukkan badan dengan cepat dan mengerjap kilat. Namun, setelah ingat jika baru saja Kainan menindihnya, Mahika pun berang."Justru aku yang seharusnya bertanya, kamu ini apa-apaan?" balas perempuan muda itu. "Aku sedang tidur dan kamu berniat berbuat yang tidak-tidak padaku?" imbuhnya dengan nada tinggi."Astaga. Apanya yang macam-macam? Saya hanya ingin membangunkan kamu yang mengeluh kelaparan. Tapi kamu malah mengigau seperti sedang kerasukan jin gila. Kamu menarik tubuh saya sembarangan. Karena itulah saya bisa berakhir menindih kamu.

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    17. Insiden di Ruang Tengah

    Kainan memasuki rumah ketika waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Lembur sendirian di ruangan pribadinya pada lantai tiga kantor utama Happy Company, membuat pria itu pulang terlambat."Hhh ... lelah sekali," keluhnya sembari membuat gerakan patahan leher ke kiri dan ke kanan guna menghilangkan rasa pegal. Bunyi 'krek' mantap pun terdengar memuaskan.Seorang atasan sekaligus pemilik perusahaan seperti dia seharusnya bisa menyerahkan semua pekerjaan kepada bawahan. Tinggal menunggu laporan bahwa segalanya sudah beres dikerjakan.Namun, Kainan bukanlah tipe orang yang demikian. Apalagi jika sedang ada permintaan item boneka model baru dari buyer seperti sekarang. Sebelum melempar ke para pekerja di bagian sampel produksi, Kainan akan terlebih dahulu mempelajari sendiri. Biasanya ada Damar yang menemani. Hanya saja, hari ini si pria muda izin untuk tidak ikut lembur karena ada urusan pribadi.Sampel barang dari buyer, Kainan bongkar. Membuka hati-hati jahitan di setiap sisi, kemudian

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    16. Apa Aku Adalah yang Ketiga?

    "Kamu mau meracuni saya?"Kainan menghardik Mahika, saat hanya tinggal mereka berdua di ruangan sang CEO. Andaru sudah meninggalkan tempat itu beberapa saat lalu, setelah mendapat teguran keras dari Kainan karena melanggar peraturan perusahaan. Sedangkan Damar, sebagai satu-satunya yang tahu bahwa atasannya dan sang gadis adalah pasangan suami-istri, memilih pamit sebelum diusir. Pria muda itu paham, Kainan dan Mahika perlu berbicara."Meracuni? Apa maksud kamu?" sahut Mahika dengan suara tinggi.Sang suami berjalan mendekati meja, kemudian menunjuk cangkir kopi yang masih terletak di atasnya."Coba minum!" titah Kainan."Kenapa aku harus minum? Aku tidak suka kopi. Apalagi yang tidak ada manis-manisnya sama sekali. Iyyuuhh ... maaf saja, nanti aku muntah." Mahika menunjukkan wajah mual seusai kalimat tersebut terucap."Tidak usah pura-pura tidak tahu. Kamu sengaja memasukkan banyak garam ke dalam sana, bukan?" tuduh Kainan."Sembarangan menuduh saja. Aku hanya membawa minuman itu dar

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    15. Berbagi Kisah Lalu

    Mahika menarik tangan Andaru agar mengikuti langkahnya. Kaki jenjang yang terbalut celana panjang hitam tersebut begitu lincah menuruni satu per satu anak tangga. Sementara salah satu tangannya tak sedikit pun melepaskan sang pria. Gadis dengan seragam kerja berupa kemeja lengan pendek berwarna biru tua berpadu abu-abu terang pada bagian dada tersebut seolah tak ingin Andaru kembali meninggalkannya."Mahika," seru Andaru di sela langkahnya mengikuti sang wanita. Jika dia mau, bisa saja Andaru membuat Mahika berhenti. Namun, melihat raut bahagia yang terlihat meletup-letup tergambar pada wajah gadis tersebut saat bertemu dengannya, Andaru tak tega merusak suasana hati Mahika. Biarkan sesuka hati gadis itu ingin melakukan apa."Mahika, sebentar." Andaru berhasil membuat sang gadis menghentikan langkah dan berbalik memaku lekat sepasang netra legamnya, ketika mereka baru saja menuruni tangga hingga lantai terbawah."Kamu tidak lelah? Padahal ada lift, kenapa memilih melewati tangga?" uca

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    14. Ulah Sang Istri

    Kainan menghela napas berat kala mendudukkan pantat kembali pada kursi kebesarannya di balik meja kerja. Memutar tempat duduk ke kiri dan ke kanan, Kainan menggigit bibir dengan kening berkerut dalam. Kedua siku bertumpu pada lengan kursi, dan jari-jari panjangnya bertaut di depan dada. Otak pria itu masih sibuk mencerna perihal kejadian beberapa menit sebelumnya, di mana Mahika menyeret pergi Andaru dari hadapannya.'Ada hubungan apa di antara mereka?' batin Kainan bertanya-tanya.Damar yang mengikuti Kainan memasuki ruangan, memperhatikan atasannya dalam diam. Pria muda itu tahu apa yang sedang sang tuan pikirkan. Apa lagi jika bukan perihal sang istri yang baru hitungan hari dinikahi justru pergi bersama pria lain."Tuan perlu sesuatu?" tanya Damar, mencoba mencairkan suasana yang mendadak beku.Kainan melirik ke arah pria yang lebih muda dan menghentikan gerakan memutar kursinya. Tampak seperti menimbang sesuatu, Kainan pun berseru, "Buka data karyawan. Lihat profil lengkap Andaru

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    13. Mahika dan Cinta Lama

    Setelah memperoleh seragam kerja, Mahika mendapatkan jadwal tugas yang diam-diam sudah diatur oleh Kainan. Tanpa sepengetahuan sang gadis, pimpinan Happy Company tersebut sengaja meminta Roshinta—si staff HRD yang ia temui tadi, agar menempatkan Mahika khusus untuk melayani dirinya.Bagusnya, tak sedikit pun Roshinta menaruh curiga. Karena kebetulan perusahaan mereka pun sedang membutuhkan tenaga tambahan untuk bagian tersebut.Membawa segelas kopi hitam tanpa gula, Mahika bersiap melaksanakan tugas pertamanya. Mengantar minuman ke ruangan yang sudah disebutkan oleh Roshinta. Karena yang ia bawa hanya segelas kopi, Mahika tak menggunakan troli. Cukup dengan sebuah nampan berukuran sedang.Roshinta mengatakan, Mahika harus mengingat detail tugasnya. Mulai dari membersihan peralatan kantor, merapikan ruangan, menyediakan minuman hingga makanan untuk pegawai. Dalam hal ini, tentu saja khusus satu orang yang harus Mahika layani. Yang mana gadis itu pun belum t

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    12. Gadis Pramukantor

    "Tunjukkan pekerjaan untuknya. Mulai hari ini, dia akan menjadi office girl di sini.""Apa?!" sambar Mahika yang baru saja tiba. Gadis yang kini berdiri pada jarak satu meter di belakang Kainan tersebut, menganga tidak percaya.'Pria gila ini serius ingin mempekerjakan aku sebagai office girl di perusahaan ini?'"Kamu bawa berkas-berkas yang saya minta?!" Kainan mengulurkan tangan saat menanyakan hal tersebut. Mahika menaikkan pandang, menatap Kainan tak paham.'Apa yang dia maksud adalah ijazah, SKCK, daftar riwayat hidup, juga Kartu Tanda Penduduk, yang ia katakan semalam?!' batin Mahika mengira-ira."Kamu tidak bawa?" Kainan bertanya tajam."It—itu ....""Tidak apa-apa. Itu bisa menyusul," potong Kainan tanpa mengizinkan Mahika menuntaskan kalimatnya.Pria itu kemudian membalikkan badan, kembali menghadap ke arah salah satu staff personalia yang berdiri di balik meja. "Baiklah, saya tinggal. Tolong urus dia."

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    11. Berkunjung ke Happy Company

    Pagi ini suasana sedikit canggung. Mahika tak tahu, apa yang terjadi dengan Kainan sehingga pria itu menjadi begitu pendiam. Ya, memang mungkin seperti itulah sikap dasar sang pria. Namun, selama dua hari mengenalnya, Mahika terbiasa dengan ulah usil Kainan yang seakan-akan merendahkannya. Dan hal itu tidak dilakukan hari ini.Tidak ada sarapan. Setelah merapikan rumah atas inisiatif sendiri, Mahika pun membersihkan badan. Hanya mengenakan celana pendek sebatas lutut dan kaus murah yang pernah ia beli saat ada pasar kaget di depan pabrik, tiap tanggal gajian.Kainnya memang cukup tipis dengan leher yang sudah melar, sehingga membuat dada Mahika di balik kaus tersebut terlihat, saat sang gadis menunduk. Meski begitu, pakaian itu terasa nyaman dipakai. Ia berniat bersantai di rumah suaminya, selama sang pria pergi bekerja.Akan tetapi, niatnya tak terlaksana saat Kainan yang sudah rapi dengan setelan kerja, keluar kamar dan memerintahkan dirinya untuk bergan

  • Terpaksa Menikahi Gadis Miskin    10. Gadis Barbar Calon Pelayan

    Selesai makan malam dan membersihkan peralatan, Mahika pun meninggalkan ruangan tersebut kemudian menyusul Kainan. Bermaksud meminta bantuan untuk membawakan pakaiannya dari mobil ke dalam rumah.Saat melewati ruang tengah, ternyata di sanalah Kainan berada. Sedang serius mengerjakan sesuatu dalam laptop di pangkuan. Mahika pun mendekat dan mengatakan maksudnya."Bantu aku mengambil baju-bajuku," pintanya.Kainan menghentikan pergerakan jari-jari tangan dan mengangkat wajah. Menatap istrinya dengan wajah datar. "Sudah saya bilang, lakukan sendiri. Itu kunci mobilnya di atas meja," ucap sang pria."Ck. Tidak berperasaan," keluh Mahika kesal. Gadis itu tidak mengambil kunci yang Kainan tunjukkan, melainkan duduk pada salah satu sudut sofa. Menekuk wajah bersamaan dengan kedua tangan terlipat di dada dan terus saja menggerutu tak jelas.Kainan yang menyaksikan itu, menghela napas, kemudian meletakkan laptop yang sudah dimatikan, ke atas meja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status