“Kendrick, Daddy menghubungimu.”Vindry melirik ponsel milik Kendrick yang berada di atas meja nakas, menunggu respon dari Kendrick yang sedang di dalam kamar mandi. Hening.“KENDRICK.”“KAU ANGKAT SAJA.”Vindry meraih ponsel milik suaminya, lalu menerima panggilan masuk dari Daddy.“Halo, Dad,” sapa Vindry setelah menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.“Kendrick sedang bersamamu?” tanya Daddy, diangguki oleh Vindry walaupun Daddy tidak bisa melihatnya.“Memangnya kenapa, Dad?” tanya Vindry, jujur saja dirinya ingin tahu alasann apa yang membuat mertuanya itu menghubungi Kendrick.“Diana mencarinya, aku mengatakan bahwa Kendrick sedang istirahat.”Vindry bergumam, lalu melirik Kendrick yang sudah keluar dari kamar mandi.“Aku kasih ke Kendrick ya, Dad,” ujar Vindry, memberikan ponsel Kendrick kepada pemiliknya. Sedangkan Kendrick menaikkkan sebelah alis, menerima dan me-loudspeaker panggilan tersebut.Kendrick menaiki ranjang, mengambil tempat di sisi kanan Vindry, dan meran
“Kau terlalu banyak makan mangga.”Vindry tidak berhenti mengoceh kepada Kendrick yang sedang menghabiskan potongan buah mangga muda, bukan hanya satu, tetapi ini sudah buah ketiga.“Aneh jika aku berhenti, nanti kalau sudah mual, baru bisa aku berhenti,” ucap Kendrick, kembali mengunyah potongan mangga muda yang diiriskan oleh Pelayan rumahnya.Vindry berdecak, membiarkan suaminya itu untuk melakukan apa yang diinginkan, tetapi kesal.“Aku takut kau sakit perut,” ujar Vindry, dijawab dengan gelengan kepala tegas dari Kendrick.“Kalaupun aku sakit perut, tidak apa, kan ada kau yang merawatku,” balas Kendrick dengan santai, tidak memikirkan yang lainnya.Vindry mendelik, “Kalau kau sakit, aku akan membawamu ke dokter. Aku tidak ingin merawatmu,” balasnya dengan tidak santai, menatap Kendrick yang mengerucutkan bibir.“Kau istriku, jadi harus kau yang merawatku.”Vindry bergumam, “Diana calon istrimu juga, bukan?” tanyanya, sengaja sekali memancing keributan.“Tidak.”“Kau dan Diana itu
“Apa yang terjadi?”Kendrick memperhatikan penampilan Chandra yang berantakan, asisten pribadi sekaligu sahabatnya itu datang ke rumah dengan dua kancing kemeja yang terbuka, tanpa dasi, wajah kusut dan rambut yang tidak lagi klimis.“Hasil karya Diana,” jawab Chandra dengan datar, menatap Kendrick yang menaikkan sebelah alis.“Dia marah kepadamu?”“Ya. Aku menyerahkan diri untuknya, karena aku tidak ingin ada keributan di kantor. Aku memikirkan karyawan yang lain akan terganggu jika Diana membuat keributann,” jelas Chandra, ditanggapi dengan tertawa.Kendrick menepi, memberikan ruang untuk Chandra masuk ke dalam rumahnya, dan ia kembali menutup rapat pintu rumah.“Dia datang ke kantor ada keperluan apa?” tanya Kendrick kepada Chandra yang melangkah di sisi kiri.“Mencarimu,” jawab singkat Chandra, lalu tersenyum kepada Vindry yang duduk santai di ruang makan. “Selamat pagi, Nona,” sapanya, lalu terkekeh saat mendapatkan tatapan sinis dari Vindry.“Aku tidak suka dipanggil seperti it
2 Bulan Kemudian ….“Aku sudah menyiapkan semuanya, kau hanya menurut apa yang diperintahkan oleh Dokter.”Kendrick menatap Diana yang duduk di kursi penumpang, wanita yang hanya bergumam. Mereka saat ini sudah berada di basement rumah sakit untuk melakukan tes DNA.“Kalau memang ini anakmu, kau harus bertanggungjawab,” ujar Diana dengan yakin, diangguki oleh Kendrick.“Jika terbukti itu bukan anakku, kau harus terima konsekuensi yang akan aku berikan.”Dina terdiam, jujur saja dirinya sedang tidak tenang, resah, cemas, dan semacamnya bercampur jadi satu. Ia bergumam untuk menetralkan suasana hatinya.“Turun,” titah Kendrick dengan tegas, ia keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kaki mendekati pintu penumpang. Memastikan Diana tidak kabur.Diana keluar dari dalam mobil, lalu mencoba untuk mengamit lengan kekar Kendrick, tetapi mendapatkann penolakan dari pria di sisi kanannya.“Aku tidak ingin muntah saat ini, jangan menyentuhku.”Kendrick seolah tidak peduli dengan keadaan Diana
“Jadi apa yang kau ingin katakana? Aku dibolehkan untuk bekerja kembali?”Vindry terkekeh saat melihat raut wajah Kendrick yang menatapnya dengan datar, lalu ia menyandarkan kepala dibahu sang suami.“Hasil USG punyanya Diana,” ujar Kendrick, memberikan ponselnya kepada Vindry, dan istrinya langsung menegakkan kepala untuk melihat foto yang ada pada layar ponsel milik Kendrick.Vindry memperhatikannya dengan serius, walaupun masih terlihat samar, tetapi dirinya bisa melihatnya. Wajah pada janin di dalam foto USG memang tidak ada miripnya dengan Kendrick.“Kau yang menemani Diana untuk cek?” tanya Vindry, menatap Kendrick yang memberikan kode untuk melihat nomor siapa yang mengiriminya foto.“Aku tidak pernah menemaninya untuk pergi ke dokter kandungan, tetapi seseorang mengirimi foto tersebut,” ujar Kendrick, dirinya tidak ingin sang istri menaruh curiga kepadanya.Vindry menaikkan sebelah alisnya, lalu bergumam saat melihat nomor tersebut disimpan oleh Kendrick.“Nomornya tidak kau s
“Kau tidak ke kantor?”Vindry menatap Kendrick yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, mereka saat ini sedang berada di dapur. Kendrick menaruh dagunya di bahu sang istri, melepas rindu setelah satu hari kemarin tidak berbicara.“Aku merindukanmu,” ujar Kendrick dengan lembut, membiarkan Vindry mengaduk segelas susu putih.Vindry hanya bergeming, tidak berbicara lagi, dan mencoba untuk melepaskan diri dari Kendrick.“Tidak cukupkah satu hari kau mendiamkanku?” tanya Kendrick, jangan ditanya seberapa frustasinya ia satu hari kemarin dann pada pagi hari ini.Vindry benar-benar tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh Kendrick, membiarkan Kendrick memeluknya saat ini. Jujur saja, dirinya tidak bisa menolek perlakuan manis sang suami, tetapi rasa kesal masih dirasakan olehnya.“Kau masih marah kepadaku?” tanya Kendrick, tidak menyerah begitu saja untuk mengajak sang istri berbicara. Tetapi Vindry hanya bergeming, dan meminum dengan santai susu hamilnya.“Aku tidak ada berbohong kepadamu,
“Tidak bisakah kau dirumah saja hari ini?”Vindry merapihkan dasi sang suami, lalu menatap kedua mata Kendrick yang sedang menatapnya saat ini. Ia menunggu respon dari suaminya, cukup lama dan membuatnya jengah.“Tidak perlu kau kembali lagi ke sini. Aku tidak membutuhkanmu,” ujar Vindry dengan kesal, lalu melenggang pergi meninggalkan Kendrick yang berdecak.Kendrick menyusul Vindry yang pergi ke kolam renang setelah bertanya kepada salah satu asisten rumah tangganya, dan benar saja. Istrinya duduk di pinggir kolam dengann kedua kaki yang masuk ke dalam air.“Aku harus bertemu dengan Diana hari ini, aku tidak ingin kecolongan,” ujar Kendrick, hanya ditanggapi dengan bergumam dari Vindry.Pria dewasa itu melihat jam arloji yang melingkar pada pergelangan tangannya, lalu menatap sang istri yang memainkan kedua kaki di dalam kolam renang.“Kau bertemu dengannya, aku pastikan kau tidak akan bertemu denganku dalam waktu lama,” ujar Vindry dengan penuh penekanan, tanpa menatap Kendrick yan
“Kapan kau akan mengakhirinya?”Erlangga menatap Kendrick yang duduk di kursi sisi kanannya, mereka saat ini berada di balkon kamar bawah gelapnya langit.Erlangga memang mengosongkan jadwalnya hari ini untuk menemani sang adik yang ditinggal satu hari full oleh Kendrick, dan ia kesal dengan adik iparnya yang baru pulang satu jam yang lalu, pukul 10 malam.“Secepatnya aku akan mengakhiri semua ini,” jawab Kendrick dengan tegas, menatap kedua mata elang milik Erlangga.“Bagaimana progressnya? Aku tidak ingin melihat adikku semakin terpuruk karena rencanamu itu,” tanya Erlangga, membuat Kendrick melirik ke dalam kamar.Kendrick melihat sang istri yang sedang terlelap memeluk boneka besar darinya, ia menyadari rencananya saat ini memang menyakiti Vindry. Waktunya harus terbagi, dan sering sekali lepas kontrol disaat sedang lelah.“Vindry sedang hamil, kau harus ingat itu. Dokter mengatakan, usia kehamilan Vindry saat ini memungkinkan keguguran disaat sedang banyak kefikiran,” imbuh Erla