Share

Bab 3 - Penolakan Keluarga Raharja

Mansion Keluarga Raharja,

Jakarta, Indonesia

Pagi telah tiba, matahari pun mulai memunculkan sinarnya yang terang. Pintu kamar Reagan tiba-tiba terbuka, ibu dari Reagan, Nindi Raharja masuk ke dalam kamar putranya bersama dengan dua pelayan di belakangnya. Dilihatnya gadis yang baru menikah dengan putranya itu tengah tertidur sendirian di atas ranjang milik Reagan.

Nindi mendengus kesal, sejak awal ia tidak menyetujui ide Armand yang membawa gadis sialan ini masuk ke dalam rumah ini sebagai pengantin pengganti untuk Reagan. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Kepergian Amelia membuatnya harus menerima gadis rendahan ini menikah dengan Reagan tepat di depan matanya.

Dengan wajah angkuhnya, Nindi memberi isyarat pada salah satu pelayan dan diangguki oleh pelayan tersebut. Dengan tidak berperasaannya, pelayan tersebut menyiram Olivia yang sedang tidur dengan seember air tepat di wajahnya membuat gadis itu terbangun dengan gelagapan karena terkejut.

"Enak sekali jam segini masih tidur? Bangun, dasar perempuan pemalas!" sembur Nindi dengan nada tajamnya membuat Olivia terduduk sembari menatap takut ke arah ibu mertuanya.

"Ma-maafkan saya ibu, saya tidak akan mengulanginya lagi." ucap Olivia sedikit terbata, kepala dan tubuhnya terlihat basah karena air yang disiram oleh pelayan suruhan Nindi.

"Siapa yang kau panggil ibu?! Dengar ya gadis rendahan! Meski kau sudah menikah dengan putraku, bukan berarti aku menerimamu sebagai menantuku! Kau mengerti?!"

Perkataan Nindi membuat hati Olivia terasa sakit, sejak awal kedatangannya ke rumah ini, Olivia tahu bahwa ia tidak pernah diterima oleh seluruh anggota keluarga ini termasuk Reagan. Pria itu bersedia menikahinya hanya karena tidak ingin reputasi keluarga Raharja hancur karena batalnya acara pernikahan secara tiba-tiba.

Olivia menundukkan kepalanya, pandangannya menatap sedih ke arah selimut yang kini basah oleh air. "Saya mengerti, Nyonya."

"Baru satu hari, tapi kau sudah menyusahkanku dan membuatku harus pergi ke sini untuk membangunkanmu!" dengus Nindi dengan raut kesalnya.

Kedua pelayan yang sejak tadi mengikuti Nindi hanya menunjukkan senyum mengejek, gadis yang menjadi istri dari Tuan Muda keluarga Raharja hanyalah seorang gadis yang bahkan jauh lebih rendah dari mereka yang sama sekali tidak diterima di rumah ini.

"Ayo pergi! Biarkan pengantin baru itu mengurus dirinya sekarang!" ujar Nindi angkuh lalu berbalik dan berjalan keluar dari kamar Reagan diikuti kedua pelayan itu di belakangnya.

Olivia menghela napas panjang, berusaha untuk tetap sabar meskipun perasaannya tidak baik-baik saja. Setelah memastikan bahwa ia merasa lebih baik, Olivia bangkit dari kasurnya dan bersiap-siap. Beberapa saat kemudian Olivia berjalan keluar dari kamar Reagan menuju ke ruang makan setelah sebelumnya bertanya pada salah satu pelayan yang lewat.

Terlihat semua anggota keluarga Raharja telah berkumpul si ruang makan, melihat Olivia yang datang, semua orang kecuali Reagan Menatapnya dengan tatapan datar. Dengan gugup Olivia berjalan dan mendudukkan tubuhnya di samping Reagan, Olivia bahkan tidak berani menyapa semua orang yang ada di sana karena pandangan tidak bersahabat yang mereka tunjukkan padanya.

Suasana yang hening membuat Olivia hanya bisa terdiam dengan canggung, diam-diam Olivia melirik ke arah Reagan, wajah dingin suaminya itu membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Tanpa Olivia sadari, nenek Reagan, Sophie Raharja menatap Olivia dengan lekat. Wanita yang memasuki usia lanjut itu kerap kali memandang Olivia sembari memakan makanannya dengan anggun.

"Makanlah, Olivia." ucapan singkat dari Sophie membuat Olivia tersentak kecil, tak menyangka bahwa nenek dari Reagan itu berbicara dengannya meski hanya dua kata.

"I-iya, Nyonya Besar." entah mengapa Olivia justru semakin merasa gugup, tangannya yang berniat meraih makanan di depannya tiba-tiba justru bergerak tanpa sengaja menyenggol makanan lain yang ada di samping makanan tersebut hingga tumpah.

Prang!

Suara jatuhnya mangkuk terdengar nyaring bersamaan dengan tumpahnya isi yang ada di dalamnya hingga mengotori pakaian yang Olivia kenakan. Beberapa pelayan yang memang berada dibelakang mereka memekik keras karena terkejut, para anggota keluarga yang lain juga terlihat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini.

Mata Olivia terbelalak kaget, tidak menyangka jika ia akan seceroboh ini bahkan membuat kesalahan di hari pertama tinggal bersama keluarga Raharja. 'Astaga, bagaimana bisa jadi seperti ini?'

"Apa yang kau lakukan?!" pekik Nindi, raut wajahnya terlihat sangat marah.

"Maafkan aku!" Olivia dengan cepat berdiri, diikuti Nindi yang juga ikut berdiri dengan tatapan tajamnya. "Kau merusak sarapan kami yang berharga!"

Hardian, Tuan Besar keluarga Raharja itu hanya menghela napas lelah, pria paling berkuasa di Raharja Group itu menatap tajam Olivia sebelum berdiri dan berjalan menghampiri sang istri. "Ayo Sophie, kita pergi!"

Pria berusia lanjut itu menghentikan langkahnya sejenak dan menolehkan kepalanya pada istri dari Armand tersebut, "Nindi, urus menantumu itu!"

"Aku tidak sudi menganggapnya sebagai menantuku!" Nindi bergumam dengan kesal, ditatapnya Armand yang duduk di sampingnya. "Lihat Armand! Perempuan seperti apa yang kau pilihkan untuk putraku!"

Armand berdecak kesal, dalam hati ia sudah malas jika harus berdebat dengan istrinya, karena itu Armand lebih memilih untuk pergi dari sana meninggalkan Nindi dan Reagan yang masih berada si tempat itu. "Dasar kau gadis sialan! Haaa ... sudahlah, Nindi! Aku akan berangkat sekarang, tidak perlu mengantarku!"

"Kau memang tidak pantas menjadi istriku!" timpal Reagan dingin pada Olivia sebelum menggeser kursi rodanya pergi dari ruang makan yang sudah kacau itu.

Bi Ira, kepala pelayan keluarga Raharja dan orang kepercayaan Sophie dengan cepat berjalan menghampiri Nindi. "Nyonya, saya dan pelayan lain akan membersihkannya."

"Tidak perlu! Dia yang akan membersihkannya!" tunjuk Nindi pada Olivia, pandangan kembali beralih pada Bi Ira. "Bawakan saja makanan untuk Reagan ke kamarnya!"

"Baik, Nyonya." Bi Ira mengangguk dengan patuh.

"Dan kau! Dengar ini baik-baik! Jangan pernah kau berpikir dapat diterima di keluarga ini! Karena kau itu tidak ada apa-apanya dibanding Amelia. Kau hanyalah seorang gadis rendahan yang beruntung masuk ke dalam keluarga ini!" ucap Nindi dengan pedas sebelum meninggalkan Olivia yang hanya bisa terpaku dengan kepala yang menunduk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status