Di keesokan paginya, Olivia keluar dari area mansion keluarga Raharja. Beruntungnya ia tidak dibatasi oleh Armand Raharja untuk keluar dari area mansion sekedar hanya untuk mencari udara segar.Berjalan tidak begitu jauh dari mansion, Olivia tanpa sengaja menemukan sebuah taman yang cukup ramai diisi oleh beberapa orang yang sengaja menghabiskan waktu di tempat tersebut.Terlihat juga banyak anak kecil yang sedang bermain bersama di tengah area taman yang luas tersebut. Olivia memilih mencari sudut taman yang lebih sepi, gadis itu mendudukkan tubuhnya di sebuah bangku taman panjang yang memang disediakan di sana.Dapat Olivia lihat beberapa keluarga kecil tengah melakukan piknik di atas rumput, aura kebahagiaan mereka tanpa sadar membuat Olivia yang sedang menatap mereka tersenyum lebar.Mendadak Olivia teringat dengan masa kecilnya yang terbilang manis, sebelum ayahnya menjadi seorang penjudi dan pemabuk, pria itu adalah sosok ayah dan suami yang sangat menyayangi keluarganya. Tak j
Malam harinya, Olivia sudah memutuskan. Dia akan tetap mendekati Reagan meskipun Nindi tidak mengizinkannya. Olivia ingin membuat Reagan percaya padanya bahwa ia benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka.Olivia tidak mempermasalahkan kondisi Reagan yang berbeda dari kebanyakan orang, ia sudah memilih untuk tetap berada di samping Reagan dan membantunya untuk kembali menjadi Reagan yang bahagia.Ekspresi muram Reagan selalu membuat Olivia merasa tidak nyaman, dia ingin membuat Reagan menjadi bisa lebih bahagia dan tersenyum dengan lebar. Dengan begitu wajah Reagan pasti akan semakin tampan dan menawan.Tunggu! Apa?!Olivia berdeham pelan, gadis cantik itu dengan cepat menepuk dahinya sedikit keras. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu?! Astaga! Sepertinya ada yang salah pada diri Olivia saat ini!Menghembuskan napas panjang, Olivia menggerutu pelan. Tidak boleh! Dia sama sekali tidak boleh berpikiran seperti itu pada Reagan! Olivia hanya harus fokus untuk membuat pria itu menjad
Bi Ira adalah kepala pelayan, pengasuh Reagan saat masih kecil, sekaligus orang kepercayaan dari sang Nyonya Besar Raharja, Sophie Raharja. Puluhan tahun ia telah bekerja dan mengabdikan diri pada keluarga Raharja yang terhormat.Sebagai kepala pelayan, tentu Bi Ira mengetahui banyak tentang hal-hal yang sudah terjadi di dalam mansion ini. Selain mengendalikan para pelayan dan tukang kebun yang jumlahnya sangat banyak, Bi Ira memiliki tugas yang sangat penting di dalam mansion tersebut.Dia adalah seorang pengawas yang ditugaskan secara langsung oleh Sophie Raharja, sudah sejak lama Bi Ira menjadi mata dan tangan kanan Sophie. Di balik sikapnya yang pendiam dan terlihat dingin, Bi Ira selalu mengawasi semua hal yang terjadi di dalam mansion keluarga Raharja.Seperti saat ini, sejak kedatangan Olivia Hermawan ke dalam mansion ini sebagai istri dari Reagan, Sophie dengan cepat meminta Bi Ira untuk mengawasi gerak-gerik gadis muda itu. Sesuai keinginan sang Nyonya Besar, Bi Ira diam-dia
Sore harinya, Elvino—asisten pribadi sekaligus sekretaris dari Reagan datang ke mansion keluarga Raharja. Rupanya pria itu berniat menemui sang tuan, dengan penampilan khas dari kantor, Elvino pergi menemui Reagan yang tengah berada di perpustakaan pribadinya."Tuan Muda?" panggil Elvino pada Reagan yang tengah duduk di kursi rodanya dengan posisi yang membelakanginya."Katakan saja, aku akan mendengarkanmu." jawab Reagan tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun."Siang tadi, saat jam makan siang berlangsung, saya tanpa sengaja mendengar percakapan dari beberapa direktur tentang anda." Reagan tersenyum miring, "berani sekali ... apa yang mereka katakan tentangku?"Elvino menatap siluet tuannya dengan gugup, "Saya memiliki rekaman suara percakapan mereka, akan saya putarkan untuk anda."Melihat Reagan yang diam menunggu, Elvino dengan cepat mengeluarkan ponselnya. Diputarnya rekaman suara berdurasi beberapa menit itu dengan volume yang cukup keras di dekat Reagan."Kalian tahu, satu-satu
Sehari setelahnya, Olivia yang sedang berjalan di area lantai satu mansion tiba-tiba berpapasan dengan Reagan yang sedang melintas di depannya dengan Bi Ira yang mendorong kursi rodanya dari belakang.Sepertinya pria itu berniat untuk menuju ke kamarnya, Olivia yang melihat itu menghentikan langkahnya. Gadis muda itu menelan ludahnya gugup, merasa bingung apakah ia harus menghentikan Reagan untuk menjelaskan semuanya atau membiarkan pria itu pergi begitu saja.Setelah memikirkannya secara singkat, Olivia dengan cepat berbalik dan mengejar Reagan yang sudah melintas cukup jauh di belakangnya bersama dengan Bi Ira. "Reagan, boleh aku bicara sebentar denganmu?""Tuan Muda?" Bi Ira yang melihat Olivia tengah berusaha mengajak Reagan berbicara hanya terdiam sebelum akhirnya ikut bersuara, merasa kasihan dengan usaha Olivia yang sepertinya tidak dihiraukan ole Reagan.Reagan hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, raut wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi. "Biarkan saja, Bi.
Sudah hampir satu minggu sejak pembicaraan terakhir Olivia bersama Reagan, kini Olivia merasa bahwa Reagan sengaja menjauhinya. Pria itu hampir tidak terlihat di sudut mansion mana pun, sepertinya ia berada di dalam kamarnya selama seharian penuh.Olivia bahkan tidak menemukan Reagan di halaman belakang setiap pagi hari seperti biasanya, pria itu bahkan meninggalkan rutinitas paginya hanya untuk menghindar dari Olivia. Reagan bahkan tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya kecuali Bi Ira yang memang harus mengantarkan makanan dan obatnya.Olivia menghela napas pelan, saat ini ia duduk di bangku taman yang memang berada di halaman belakang mansion. Kedua tangannya memegang sebuah buku sketsa dan pensil yang memang ia gunakan untuk menggambar.Setelah meminta pada Bi Ira akhirnya Olivia mendapatkan sebuah buku sketsa dan juga alat untuk menggambar seperti pena pan pensil. Gadis berusia 25 tahun itu memang memiliki hobi melukis sejak kecil sama seperti ibunya.Pandangannya terp
Melihat hubungan Reagan dan Olivia yang semakin memburuk, di dalam kamarnya Nindi sedang tertawa bahagia. Dia merasa tidak perlu harus bersusah payah karena rupanya gadis itu sendirilah yang menghancurkan hubungannya dengan Reagan.Hal ini menjadi kabar baik baginya dan Armand, sudah berhari-hari Nindi melihat Olivia yang kebingungan karena Reagan menghindarinya. Hal itu cukup membuat Nindi merasa puas. Sayangnya, masih jauh sampai ia bisa mengeluarkan Olivia dan memisahkan keduanya sepenuhnya."Kenapa kau tertawa seperti itu, Nindi?" tanya Armand yang baru masuk ke dalam kamarnya menatap kebingungan ke arah istrinya yang tiba-tiba tertawa keras."Kau tahu, Armand? Sepertinya sekarang hubungan Reagan dan Olivia semakin jauh! Reagan terlihat semakin membenci gadis rendahan itu!" jelas Nindi dengan raut yang bahagia.Armand berjalan mendekat ke arah Nindi sembari menaikkan sebelah alisnya, "Benarkah?""Tentu saja! Apa sekarang kau tidak percaya padaku?" ucap Nindi sembari memandang taja
Reagan menarik napas dalam-dalam, setelah satu minggu lebih ia hanya mendekam di dalam kamarnya dan perpustakaan pribadinya, dia akhirnya bisa keluar dan menghirup udara segar.Selama satu minggu ini juga ia akhirnya bisa bebas dari gangguan makhluk bernama Olivia itu, perasaan tenang menyelimuti hatinya. Saat ini ia berada di dekat area kolam renang, menikmati keheningan tanpa suara yang membuatnya merasa nyaman.Reagan tidak mengerti, apa yang membuat gadis itu bersikeras mendekatinya dengan berpura-pura baik padanya? Apa karena ia ingin diakui dan diterima sebagai anggota keluarga Raharja? Atau ia ingin mendapatkan sebagian harta miliknya?Tapi, apa pun itu, Reagan tidak peduli. Pria itu tidak akan membiarkan Olivia berhasil mendapatkan tujuannya. Reagan menggelengkan kepalanya pelan, tidak ingin lagi memikirkan gadis menyebalkan itu saat ini.Mata Reagan yang buta menatap lurus ke depan, sebenarnya ia tengah menunggu kedatangan Elvino yang memang akan memberi laporan padanya. Kare
Kejadian hampir jatuhnya Reagan ke kolam renang dengan cepat didengar oleh Sophie Raharja, sang Nyonya Besar Raharja itu dengan cepat terbang kembali ke Jakarta, beruntungnya Reagan tidak mengalami luka apa pun. Hanya saja, orang yang menyelamatkannya harus mengalami cedera di kakinya. Karena itu, Sophie ingin berterima kasih dengan benar pada orang yang telah menyelamatkan Reagan, yaitu Olivia.Kepulangan Sophie disambut oleh Bi Ira dan para pelayan lainnya. Bahkan Nindi juga ikut menyambut sang ibu mertua yang sudah cukup lama berada di Jerman untuk menemani sang suami, Hardian."Bagaimana kondisi Reagan setelah insiden itu, Nindi? Apa cucuku baik-baik saja?" tanya Sophie pada Nindi yang kini berada di depannya."Reagan baik-baik saja, ibu. Beruntungnya kursi rodanya tidak menggelincir sampai masuk ke kolam renang." jawab Nindi singkat, wanita paruh baya itu tidak menjelaskan secara detail kejadian tersebut karena ia tidak ingin menceritakan tentang Olivia pada ibu mertuanya.Lagi
Karena insiden tidak terduga itu, kini perlakuan Reagan terhadap Olivia menjadi sedikit lebih baik. Walaupun tidak sering menemuinya, Reagan menunjukkan sedikit respon baik saat pria itu menjenguknya meski hanya sebentar.Meski cedera pada kakinya membuat Olivia tidak bisa bergerak dengan bebas saat ini, entah kenapa rasa sakit yang ia rasakan pada kakinya itu menghilang ketika ia melihat Reagan datang menjenguknya.Perasaan bahagia justru lebih mendominasi Olivia saat ini, ditatapnya Reagan yang kini duduk di atas kursi rodanya yang berada di samping tempat tidur Olivia. Meski Olivia tahu bahwa Reagan tidak bisa melihatnya, Olivia tetap merasa senang.Kedatangan Reagan seolah-olah menjadi obat tersendiri untuknya yang saat ini hanya bisa berbaring di kasurnya tanpa bisa melakukan apa-apa. Tanpa sadar seulas senyum terbit di wajah cantik Olivia."Terima kasih karena sudah mau menjengukku, Reagan." ucap Olivia yang akhirnya memecah keheningan di antara mereka.Suasana canggung terlihat
Reagan menarik napas dalam-dalam, setelah satu minggu lebih ia hanya mendekam di dalam kamarnya dan perpustakaan pribadinya, dia akhirnya bisa keluar dan menghirup udara segar.Selama satu minggu ini juga ia akhirnya bisa bebas dari gangguan makhluk bernama Olivia itu, perasaan tenang menyelimuti hatinya. Saat ini ia berada di dekat area kolam renang, menikmati keheningan tanpa suara yang membuatnya merasa nyaman.Reagan tidak mengerti, apa yang membuat gadis itu bersikeras mendekatinya dengan berpura-pura baik padanya? Apa karena ia ingin diakui dan diterima sebagai anggota keluarga Raharja? Atau ia ingin mendapatkan sebagian harta miliknya?Tapi, apa pun itu, Reagan tidak peduli. Pria itu tidak akan membiarkan Olivia berhasil mendapatkan tujuannya. Reagan menggelengkan kepalanya pelan, tidak ingin lagi memikirkan gadis menyebalkan itu saat ini.Mata Reagan yang buta menatap lurus ke depan, sebenarnya ia tengah menunggu kedatangan Elvino yang memang akan memberi laporan padanya. Kare
Melihat hubungan Reagan dan Olivia yang semakin memburuk, di dalam kamarnya Nindi sedang tertawa bahagia. Dia merasa tidak perlu harus bersusah payah karena rupanya gadis itu sendirilah yang menghancurkan hubungannya dengan Reagan.Hal ini menjadi kabar baik baginya dan Armand, sudah berhari-hari Nindi melihat Olivia yang kebingungan karena Reagan menghindarinya. Hal itu cukup membuat Nindi merasa puas. Sayangnya, masih jauh sampai ia bisa mengeluarkan Olivia dan memisahkan keduanya sepenuhnya."Kenapa kau tertawa seperti itu, Nindi?" tanya Armand yang baru masuk ke dalam kamarnya menatap kebingungan ke arah istrinya yang tiba-tiba tertawa keras."Kau tahu, Armand? Sepertinya sekarang hubungan Reagan dan Olivia semakin jauh! Reagan terlihat semakin membenci gadis rendahan itu!" jelas Nindi dengan raut yang bahagia.Armand berjalan mendekat ke arah Nindi sembari menaikkan sebelah alisnya, "Benarkah?""Tentu saja! Apa sekarang kau tidak percaya padaku?" ucap Nindi sembari memandang taja
Sudah hampir satu minggu sejak pembicaraan terakhir Olivia bersama Reagan, kini Olivia merasa bahwa Reagan sengaja menjauhinya. Pria itu hampir tidak terlihat di sudut mansion mana pun, sepertinya ia berada di dalam kamarnya selama seharian penuh.Olivia bahkan tidak menemukan Reagan di halaman belakang setiap pagi hari seperti biasanya, pria itu bahkan meninggalkan rutinitas paginya hanya untuk menghindar dari Olivia. Reagan bahkan tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya kecuali Bi Ira yang memang harus mengantarkan makanan dan obatnya.Olivia menghela napas pelan, saat ini ia duduk di bangku taman yang memang berada di halaman belakang mansion. Kedua tangannya memegang sebuah buku sketsa dan pensil yang memang ia gunakan untuk menggambar.Setelah meminta pada Bi Ira akhirnya Olivia mendapatkan sebuah buku sketsa dan juga alat untuk menggambar seperti pena pan pensil. Gadis berusia 25 tahun itu memang memiliki hobi melukis sejak kecil sama seperti ibunya.Pandangannya terp
Sehari setelahnya, Olivia yang sedang berjalan di area lantai satu mansion tiba-tiba berpapasan dengan Reagan yang sedang melintas di depannya dengan Bi Ira yang mendorong kursi rodanya dari belakang.Sepertinya pria itu berniat untuk menuju ke kamarnya, Olivia yang melihat itu menghentikan langkahnya. Gadis muda itu menelan ludahnya gugup, merasa bingung apakah ia harus menghentikan Reagan untuk menjelaskan semuanya atau membiarkan pria itu pergi begitu saja.Setelah memikirkannya secara singkat, Olivia dengan cepat berbalik dan mengejar Reagan yang sudah melintas cukup jauh di belakangnya bersama dengan Bi Ira. "Reagan, boleh aku bicara sebentar denganmu?""Tuan Muda?" Bi Ira yang melihat Olivia tengah berusaha mengajak Reagan berbicara hanya terdiam sebelum akhirnya ikut bersuara, merasa kasihan dengan usaha Olivia yang sepertinya tidak dihiraukan ole Reagan.Reagan hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, raut wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi. "Biarkan saja, Bi.
Sore harinya, Elvino—asisten pribadi sekaligus sekretaris dari Reagan datang ke mansion keluarga Raharja. Rupanya pria itu berniat menemui sang tuan, dengan penampilan khas dari kantor, Elvino pergi menemui Reagan yang tengah berada di perpustakaan pribadinya."Tuan Muda?" panggil Elvino pada Reagan yang tengah duduk di kursi rodanya dengan posisi yang membelakanginya."Katakan saja, aku akan mendengarkanmu." jawab Reagan tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun."Siang tadi, saat jam makan siang berlangsung, saya tanpa sengaja mendengar percakapan dari beberapa direktur tentang anda." Reagan tersenyum miring, "berani sekali ... apa yang mereka katakan tentangku?"Elvino menatap siluet tuannya dengan gugup, "Saya memiliki rekaman suara percakapan mereka, akan saya putarkan untuk anda."Melihat Reagan yang diam menunggu, Elvino dengan cepat mengeluarkan ponselnya. Diputarnya rekaman suara berdurasi beberapa menit itu dengan volume yang cukup keras di dekat Reagan."Kalian tahu, satu-satu
Bi Ira adalah kepala pelayan, pengasuh Reagan saat masih kecil, sekaligus orang kepercayaan dari sang Nyonya Besar Raharja, Sophie Raharja. Puluhan tahun ia telah bekerja dan mengabdikan diri pada keluarga Raharja yang terhormat.Sebagai kepala pelayan, tentu Bi Ira mengetahui banyak tentang hal-hal yang sudah terjadi di dalam mansion ini. Selain mengendalikan para pelayan dan tukang kebun yang jumlahnya sangat banyak, Bi Ira memiliki tugas yang sangat penting di dalam mansion tersebut.Dia adalah seorang pengawas yang ditugaskan secara langsung oleh Sophie Raharja, sudah sejak lama Bi Ira menjadi mata dan tangan kanan Sophie. Di balik sikapnya yang pendiam dan terlihat dingin, Bi Ira selalu mengawasi semua hal yang terjadi di dalam mansion keluarga Raharja.Seperti saat ini, sejak kedatangan Olivia Hermawan ke dalam mansion ini sebagai istri dari Reagan, Sophie dengan cepat meminta Bi Ira untuk mengawasi gerak-gerik gadis muda itu. Sesuai keinginan sang Nyonya Besar, Bi Ira diam-dia
Malam harinya, Olivia sudah memutuskan. Dia akan tetap mendekati Reagan meskipun Nindi tidak mengizinkannya. Olivia ingin membuat Reagan percaya padanya bahwa ia benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka.Olivia tidak mempermasalahkan kondisi Reagan yang berbeda dari kebanyakan orang, ia sudah memilih untuk tetap berada di samping Reagan dan membantunya untuk kembali menjadi Reagan yang bahagia.Ekspresi muram Reagan selalu membuat Olivia merasa tidak nyaman, dia ingin membuat Reagan menjadi bisa lebih bahagia dan tersenyum dengan lebar. Dengan begitu wajah Reagan pasti akan semakin tampan dan menawan.Tunggu! Apa?!Olivia berdeham pelan, gadis cantik itu dengan cepat menepuk dahinya sedikit keras. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu?! Astaga! Sepertinya ada yang salah pada diri Olivia saat ini!Menghembuskan napas panjang, Olivia menggerutu pelan. Tidak boleh! Dia sama sekali tidak boleh berpikiran seperti itu pada Reagan! Olivia hanya harus fokus untuk membuat pria itu menjad