Beranda / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Lamaran Penuh Paksaan

Share

Terpaksa Menikah Muda
Terpaksa Menikah Muda
Penulis: Ana j

Lamaran Penuh Paksaan

Penulis: Ana j
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 19:26:48

“Maaf, Tuan. Mau makan di sini atau dibungkus?” tanya Kamila.

Kamila yang sejak tadi menunggu pria di depannya ini untuk memesan makanan merasa heran, ia menoleh ke sekitar. Namun, tak ada seorang pun, hanya mereka berdua di warung tendanya ini.

“Menikahlah dengan saya,” titah seorang pria dengan tubuh tegap nan wajah rupawannya.

Jujur saja, Kamila sedikit kikuk karena pria itu menatapnya dalam, belum lagi penampilannya yang terlihat seperti orang kaya. Walau kotanya ini tidak sebesar kota yang lain, tapi jangan salah. Hasil panen dan perkebunan di kota ini begitu subur dan makmur. Tak heran banyak yang menjadi supplier buah-buahan serta sayuran yang dibawa ke kota besar, serta menjadi langganan restoran mewah maupun hotel berbintang.

Lantas yang menguasai kota kecil ini adalah keluarga Dewangga, mempunyai tanah puluhan hektar serta menjadi orang terkaya di kota ini. Keluarga mereka sangat terpandang, walau kehidupannya begitu privasi.

“Kau tidak dengar atau pura-pura mengalihkan pembicaraan?” sindir Pria itu.

Kamila tergugu melihat wajah dingin itu, apa dirinya berbuat salah? “Maaf, maksudnya bagaimana ya, Tuan? Saya tidak mengerti.”

Aron Dewangga, sang tuan muda kaya raya yang memiliki kesabaran setipis tisu dibagi tiga hanya bisa mengepalkan tangan kuat. “Kau harus menjadi istri saya, apa masih kurang jelas?!” sentaknya kesal.

Jantung gadis itu seketika berdegup kencang, Kamila meremas kedua tangganya penuh ketakutan. Ia melihat sekitar yang tampak sepi, maklum saja ini sudah pukul sebelas malam. Kamila sangat menyesal karena kukuh ingin berjualan sampai larut malam seperti ini.

“Tuan … saya tidak tahu apa motif Anda meminta hal seperti ini, tapi tolong. Ja−jangan sakiti saya, atau merampok uang saya. Ka−karena ini untuk biaya adik saya bersekolah.” Kamila berucap gugup, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, jantungnya kian memompa lebih cepat dari biasanya.

Zaman sekarang kita tidak boleh tertipu dengan pakaian mahal atau wajah rupawan. Karena banyak pelaku kejahatan berkedok sebagai orang kaya. Kamila memundurkan langkahnya ketika pria tampan itu semakin mendekat. Ia ingin menangis sekarang juga, jika ini adalah akhir dari hidupnya. Bagaimana nasib sang adik?

“Tuan, saya mohon. Ka─kasihanilah saya. Kedua orang tua saya sudah meninggal, dan saya mempunyai adik yang masih kecil, tolong … jangan sakiti saya.” Bahu Kamila berguncang dengan isakan yang mulai lolos. Tangannya gemetar mengambil uang dari laci gerobak. “I−ini … ini adalah penghasilan saya selama dua hari. Tuan boleh membawanya, asalkan jangan sakiti saya.”

Aron melirik uang pecahan lima puluh ribu yang berjumlah empat lembar. Pria itu mengernyit bingung, untuk apa uang segitu? Apakah bisa membeli makanan? “Saya tidak butuh uang, saya hanya ingin kau menjadi istri saya!” titahnya tegas.

Kamila terduduk di kursi kayu itu, ia menutup wajahnya dengan tangis yang sudah mulai pecah. “Tolong … jangan mencelakai saya, apalagi mengambil organ-organ sa−saya.”

Aron mengusap wajahnya kasar, ada apa dengan gadis ini, mengapa ia terus histeris tak jelas. Apa orang miskin memang parnoan? Sedikit-dikit curigaan dengan orang baru, pria itu berdecak kesal. Waktu berharganya dengan sang kekasih harus ia korbankan demi gadis aneh ini. “Apa kau mengira saya ini adalah penculik?”

Kamila mengangguk kaku dengan wajah yang masih tertutupi oleh kedua telapak tangan. Isakannya perlahan mereda, tapi tidak dengan bahunya yang masih bergetar ketakutan.

“Saya adalah Aron Dewangga, cucu dari Abraham Dewangga, apa kau puas? Dan saya tidak mungkin menculik tikus kecil sepertimu!” sindir Aron dengan tatapan remeh.

Tubuh Kamila menegang, secara perlahan ia menurunkan kedua telapak tangannya. Lalu menatap Aron takut-takut.

“Ke-keluarga Dewangga?” tanyanya takut-takut. Mimpi apa ia bisa bertemu dengan keturunan Dewangga yang terkenal tampan itu. Tanpa sadar Kamila melihat Aron dari ujung kaki sampai kepala. Setelahnya ia menelan ludah susah payah. Benar-benar definisi tuan muda yang sesungguhnya.

Teman-temannya sering mengatakan jika Aron Dewangga adalah seorang dosen di salah satu universitas terbaik di kota ini.

Kamila yang tak mengenyam pendidikan perguruan tinggi hanya bisa mendengarkan tanpa menimpali. Dan rata-rata dari mereka masuk kuliah hanya ingin melihat Aron, bahkan tak jarang memfoto pria di depannya ini, lalu mencetaknya untuk diperjualbelikan. Kamila yang perhitungan soal uang tentu saja tidak pernah tertarik. Lebih baik ia tabung demi masa depan sang adik.

“Ma-maaf, saya tidak tahu. Da-dan mengapa Tuan mengatakan jika saya harus menjadi istri Anda?” tanya Kamila gugup.

Aron menyerahkan selembar foto pada Kamila. Gadis itu menerimanya sedikit kaku, karena merasa malu sudah berburuk sangka pada keturunan Dewangga.

Tangan Kamila terlihat bergetar melihat foto seorang pria paruh baya yang tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi. “Ini … Pak Abra?” tanyanya lirih. Lantas apa hubungan Aron dengan Abra, seorang kernet bus yang menjadi pelanggan setianya sejak lima tahun lalu.

“Abra? Dia menyuruh kau memanggilnya dengan sebutan, Abra?!” Kali ini Aron yang terlihat kaget, wajah pria itu menegang dengan tatapan tak terbaca.

“Betul, Tuan. Pak Abra ini adalah kernet bus pelanggan setia warung saya. Dan dari mana Anda mendapatkan fotonya? Karena sudah dua bulan ini beliau tidak pernah datang lagi ke sini.”

Kamila melihat lagi selembar foto di tangannya, pria ini begitu baik, tak jarang memberikan bayaran lebih jika makan. Bahkan saat adik Kamila sedang ada di warung, Abra selalu memberikan uang, walau sang adik sudah menolak.

Sedangkan Aron terlihat mengepalkan tangan kuat, rahangnya bergetar dengan sorot mata tajam. Kamila yang melihat itu tentu saja merasa ketakutan, ia meremas kedua tangannya gugup. Jantungnya kian berdegup kencang, apakah ada yang salah dengan ucapannya? Mengapa Aron seolah-olah ingin mencabik-cabiknya sekarang.

“Tarik kata-katamu, yang difoto itu adalah Abraham Dewangga, Kakek saya sendiri!” titah Aron penuh tuntutan.

Kamila sampai berpegangan pada gerobaknya agar tak terhuyung ke belakang, gadis sembilan belas tahun itu menatap Aron tak percaya. Foto yang ada di tangannya pun jatuh seketika, Kamila menunduk dengan tatapan kosong. Lalu secara perlahan menatap Aron kembali.

“Ti−tidak mungkin, jelas-jelas Pak Abra adalah seorang kernet bus, beliau juga sering memarkirkan busnya di sini sambil makan siang dengan Pak Bimo, supirnya.”

“Bimo, dia adalah orang kepercayaan kakek saya!” timpal Aron cepat, pria tiga puluh tahun itu mengusap wajah kasar. Ada apa dengan kakeknya, mengapa membuat drama seperti ini hanya untuk seorang gadis miskin.

“Ya, Tuhan ….” Kamila menutup mulut dengan kedua telapak tangan, tak menyangka selama ini yang menjadi pelanggan setianya adalah seorang Abraham Dewangga. Keluarga mereka begitu menjaga privasi, hanya segelintir orang yang mengenal baik wajah orang kaya nomor satu di kota kecil ini.

Dan siapalah seorang Kamila Cahaya, hanya gadis yatim piatu dengan hidup serba pas-pasan, serta hutang menumpuk. Lalu mengapa Abraham sampai menyamar menjadi kernet bus dan menjadi pelanggan setianya. Tidak mungkin pria paruh baya itu melakukan semua ini hanya untuk dekat dengannya, bukan?

Kini atensi Kamila beralih pada Aron, gadis itu meremas ujung bajunya sebelum menjawab penuh kehati-hatian. “Lalu apakah ini tujuan Tuan Aron ke sini?”

“Ya, itu pesan terakhir dari mendiang kakek saya," jelas Aron.

Kamila tertegun, netranya seketika berkaca-kaca. “Me−mendiang? Jadi, Pak Abraham─”

“Kakek saya sudah berpulang dua bulan yang lalu, dan saya minta untuk kau menjadi istri saya secepatnya," sela Aron mulai tak sabaran.

Kamila tergugu di tempatnya, ia begitu shock dengan kabar kematian Abraham, tapi lebih kaget lagi kala Aron meminangnya penuh paksaan. Gadis itu termenung sejenak, sebelum menjawab lirih. “Saya menolak.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ana j
Halo selamat datang di cerita aku, semoga suka! Jangan lupa kritik dan sarannya okay!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Muda   Tidak Menerima Penolakan

    “Apa maksudmu, coba ulangi sekali lagi.” Aron mendekat dengan sorot tajam, selama hidupnya ia tak pernah menerima penolakan. Dalam bentuk apa pun itu. Keinginannya selalu terpenuhi, baik dari sang kakek ataupun kedua orangtuanya.“Saya tidak bisa menikah dengan Tuan Aron, karena pernikahan itu sangat sakral, dan saya hanya menikah bersama pria yang saya cintai,” balas Kamila mencoba untuk berani. Aron tertawa remeh, harga dirinya terasa diinjak-injak sekarang. Sejak kapan seorang pria matang dan kaya raya sepertinya ditolak mentah-mentah oleh gadis kecil? Yang bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan sang kekasih. “Apa kau tahu konsekuensi jika menolak permintaan dari keluarga Dewangga?” Kamila menggeleng ketakutan, ia bangkit dari duduknya seraya melangkah mundur. “Tidak, tapi Tuan Aron tak mungkin memaksa saya, bukan?”Dari mana keberanian gadis kecil ini berasal. Mengapa begitu lancang? Aron semakin tak sabaran untuk memaksanya. “Kau seharusnya merasa bersyukur, karena keluarga kaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Terpaksa Menikah Muda   Titah Seorang Tuan Muda

    Tidur seorang gadis manis terusik ketika pintu rumahnya digedor kuat, belum lagi suara teriakan yang memekikkan telinga. Kamila terbangun seketika, netranya langsung melihat ke arah jam dinding, sudah menunjukkan pukul enam pagi. Ia melirik ke samping, menemukan Arfin yang masih tertidur pulas. Secara perlahan, Kamila bangkit dari tidurnya, lalu melangkah menuju pintu dengan cat kayu yang sudah terkelupas itu. Ia tersentak mundur kala membukanya, jantungnya bergemuruh hebat dengan tatapan penuh ketakutan. “Halo, Anak Manis,” sapa pria tambun dengan bau nikotin serta alkohol itu. “Ma–mau apa Anda kemari, bukankah saya sudah membayar cicilan untuk dua bulan ke depan?” Kamila memundurkan langkahnya. Sementara pria bertubuh tambun dengan tato pada lehernya itu menyeringai mesum. Bau alkohol semakin menyeruak tatkala ia semakin mendekat, membuat Kamila mual serta ketakutan di saat yang bersamaan. “Benar-benar gadis yang sangat cantik, saya bisa saja menganggap lunas semua hutang kedua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Terpaksa Menikah Muda   Bertemu Calon Mertua

    Sepanjang perjalanan mereka menuju kediaman keluarga Dewangga. Kamila hanya diam membisu, di sampingnya ada Arfin yang sudah tertidur pulas. Perjalan mereka membutuhkan waktu satu jam, dan ini pertama kalinya Kamila keluar dari kampung halamannya menuju pusat kota. Kamila yang hendak memejamkan mata langsung tersentak ketika suara bariton memanggil namanya. “Nona Kamila, sudah sampai. Anda bisa mengikuti saya.” Bimo berujar sopan. Kamila mengangguk gugup, lalu membangunkan Arfin. Ia mengikuti langkah Bimo dalam keheningan, sementara Aron sudah melangkah lebar menuju rumah yang terlihat lebih besar dari yang lainnya. “Kakak, rumah ini sangat besar dan luas! Apakah kita akan tinggal di sini?” Kamila hanya tersenyum tipis sembari mengusap sayang kepala sang adik.Ia melihat lagi bangunan kokoh di hadapannya, walau Kamila begitu kagum, tapi sebisa mungkin ia menyembunyikannya. Mungkin ini adalah rumah termegah di kota ini, udara di sekelilingnya juga sangat menyejukkan. “Ini adalah r

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Terpaksa Menikah Muda   Hari Pernikahan

    Wanita cantik dengan bibir merah merona itu menyorot Kamila tajam, raut angkuh dan tegasnya membuat siapa pun akan segan. “Angkat kepalamu, jika ingin menjadi bagian dari keluarga Dewangga, jangan pernah sekali-kali menunduk!”Kamila tergugu, ia langsung mengangkat kepalanya, menatap tepat pada Dona. Sang nyonya besar di rumah ini. “Ba–baik, Nyonya.” “Berapa usiamu?” tanya Tama, meneliti gadis muda di hadapannya itu. Kini atensi Kamila beralih pada pria paruh baya yang begitu mirip dengan Aron. “Sembilan belas tahun, Tuan.”Aron berdeham melihat kedua orang tuanya yang saling melirik satu sama lain. “Apa kau sedang melanjutkan pendidikan saat ini?” balas Tama. Pancaran matanya terlihat ramah kala menatap Kamila.“Tidak, Tuan. Saya seorang pedagang dan buruh cuci.” Hening, tak ada yang membuka suara kembali. Kamila juga mulai merasakan atmosfer tak enak di sekelilingnya. Benar saja, firasatnya memang tak pernah salah tatkala nyonya besar di rumah ini melayangkan protes pedas. “Menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Terpaksa Menikah Muda   Melayani Tuan Muda

    Aron yang sudah mendekatkan wajahnya pada Relin menjadi terhenti tatkala mendengar anda lirih itu, ia menoleh dan menemukan Kamila yang menatapnya kaku. “Aron, lepas. Istrimu melihatnya.” Relin mencoba melepaskan diri, tapi semakin kuat pula dekapan Aron pada pinggang rampingnya. “Diam, Sayang. Aku akan mengusir gadis kampung ini terlebih dahulu.” Aron berkata penuh penekanan. Netranya menyorot gadis muda di depannya dengan amarah berkobar, seolah mengatakan tak suka kegiatannya diganggu. “Kembali ke kediamanmu sekarang, atau kau akan menerima akibatnya!” titah Aron kasar. Kamila meremas kedua tangannya gugup, ia seharusnya berlari menjauh ketika melihat aura kemarahan dari sang tuan muda. Namun, kakinya seperti jelly. Pun dengan jantungnya yang sedari tadi berdegup begitu kencang, ia tergugu tak bisa mengeluarkan suara. “Aron … lepaskan dulu, aku akan menjelaskannya pada Kamila, agar tidak terjadi kesalahpahaman.” Relin menangkup wajah tampan sang kekasih, tak lupa diselingi senyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Terpaksa Menikah Muda   Bukan Lagi Seorang Gadis

    Tubuhnya terasa dibelah dua, seluruh tenaganya sudah terkuras habis. Napas gadis—yang sudah menjadi wanita itu terengah, suaranya pun serak akibat teriakan dan rontaan akibat ulah sang tuan muda. Harta satu-satunya yang ia jaga sudah direnggut secara paksa, Kamila tak menyangka jika Aron benar-benar mengambil haknya malam ini, tak peduli tangisan pilu dengan suara sengau meminta ampun itu. Aron Dewangga, tetaplah seorang penguasa dalam hidup Kamila mulai sekarang.Kamila menangis dalam diam seraya menarik selimutnya, ia begitu mati rasa sekarang. Seluruh tubuhnya terasa luluh lantak. “Berhenti menangis, dan sekarang bersihkan dirimu, karena besok pagi adalah hari pertamamu sebagai pelayan di kediaman utama.” Setelah mengatakan itu, Aron berlalu pergi. Meninggalkan Kamila yang masih menangis pilu. Keesokan harinya, Kamila dikejutkan oleh tepukan pada pipinya, ia membuka mata perlahan. Senyuman manis dari adik satu-satunya adalah hal yang pertama ia lihat. “Arfin,” ucapnya serak. “Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Terpaksa Menikah Muda   Perdebatan Sengit

    Satu minggu kemudian, Aron sudah mulai mengajar. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kelas, lalu melangkah menuju ruang dosen. Para mahasiswi yang melihatnya hanya mampu memekik dari jauh, mereka tak berani mendekat pada keturunan Dewangga itu. Di kelas saja seramnya bukan main, belum lagi nada dingin serta tatapan tajamnya yang membuat nyali menciut. “Ar, kau sudah selesai mengajar?” Aron menoleh, melihat ke arah sahabatnya yang mantap padanya. “Sudah,” jawabnya singkat.“Kau langsung ke perkebunan setelah ini? Aku dengar-dengar ada panen anggur yang akan dibawa ke luar kota.” tanya Erza. Selaku rekan dosennya sekaligus sahabat Aron sendiri. “Ya.” Aron membereskan meja kerjanya, diikuti oleh Erza. “Kenapa kau juga ikut beres-beres?” Erza menyengir, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Aku ikut.” Aron tak merespon, ia dengan cepat keluar dari ruang dosen menuju parkiran, dan sudah disambut oleh Bimo. “Hai, Bim. Kau semakin tampan saja, walau aku lebih tampan.” Bimo hanya t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Terpaksa Menikah Muda   Kamila Beraksi

    Kamila meregangkan ototnya, ternyata jadi pelayan di rumah orang kaya tak seindah yang ada di kepalanya. Dari pagi ia bekerja tanpa henti, belum lagi melayani sang tuan muda. Wanita itu mengalihkan atensinya pada dapur yang mewah ini, terdapat meja makan untuk para pelayan. Kamila mulai menyendok nasi putih serta mengambil satu potong ayam, ketika hendak memulai menyantapnya, terdengar suara pelayan yang memasuki dapur. Ia tersenyum kecil seraya menawarkan, tapi tak ada tanggapan. Justru pelayan itu bersedekap dada sambil menatapnya sinis. “Enak sekali kau, saya saja yang senior di sini belum makan siang!” sindir wanita itu.Kamila menaruh kembali sendoknya, ia meremas kedua tangannya gugup. Perutnya perih karena belum sarapan. “Saya … saya minta maaf, tadi saya sudah izin sama Bibi Atika, dan diperbolehkan untuk makan siang terlebih dahulu.” Wanita itu mendengkus sinis, terlihat sekali ia tak menyukai keberadaan Kamila di sini. “Pantas saja kau berani membalas ucapan saya! Ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Muda   Selesai

    Kamila menatap kosong ke depan, Aron yang sejak tadi memeluknya ikut merasa sedih. Ini semua adalah mimpi buruk baginya, ia hanya tertidur sebentar di mobil. Lalu tiba-tiba sudah berakhir di rumah sakit, setelah siuman justru menerima berita kehilangan sang buah hati. “Aku egois ya, Mas? Andai aku tidak membuntuti Relin, mungkin anak kita masih ada di sini,” kata Kamila setelah kebisuan panjang. Wanita itu mengusap perutnya yang rata, satu bulan berlalu. Duka itu masih menyapa, sakit dan perih akan kehilangan yang tak pernah terduga. “Sayang, dengarkan aku.” Aron menangkup wajah Kamila, menatap mata wanita yang dicintainya itu. “Kau boleh bersedih, tapi jangan berlarut-larut. Aku tidak mau Ayana serta Saga merasa tersisihkan.” Kamila tertegun, tanpa sadar sudah abai dengan keberadaan si kembar lantaran larut akan kesedihan. “Ayana, Saga ….” Lirih wanita itu. “Ya, mereka takut mendekat padamu. Terkadang Ayana maupun Saga hanya melihatmu dari celah pintu,” jelas Aron, membuang pa

  • Terpaksa Menikah Muda   Benar-benar Pergi

    Nyatanya, kebahagian itu tak pernah berpihak padaku ~Kamila Cahaya *** Semua yang terjadi di hadapannya begitu cepat, menarik napas pun terasa sulit. Kamila memegang tangan dingin Aron. Ia bodoh dan ceroboh, sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. “Tolong! Siapa pun tolong!” Wanita itu menjerit seraya memukul kaca mobilnya. Tak berselang lama, suara pecahan kaca serta teriakan orang-orang mulai terdengar. Sedangkan Kamila, bukannya merasa lega. Justru ia semakin panik kala melihat darah yang mengaliri betisnya. Kamila tercekat, napasnya memburu tak beraturan. Ia menoleh ke arah Aron, memegang tangan sang suami kuat. Sebelum kegelapan merenggut kesadarannya. *** Masayu duduk lemas tak bertenaga setelah menerima kabar jika mobil yang Relin serta Sandra tumpangi menabrak pembatas jembatan. Lantas jatuh ke bawah dan sampai sekarang tak bisa ditemukan. Belum lagi Kamila, Aron serta Bimo kecelakaan di lokasi yang sama dengan Relin, tapi bedanya mereka hanya

  • Terpaksa Menikah Muda   Mengejar Relin

    “Mas .…” Kamila menyentuh pelan bahu Aron. Ia menggigit bibir bawah ketika melihat tatapan kosong sang suami. “Mila, Erza pergi untuk selamanya. Apakah sikapku keterlaluan selama ini? Aku kecewa padanya. Tapi bukan berarti dia—” Napas Aron tercekat, pria itu mendongkak, menghalau air mata yang hendak keluar. Ia kembali menunduk, melihat gundukan tanah di hadapannya. Erza memeng tak bisa diselamatkan, pria itu ditemukan sudah tak bernyawa. Mengingat terlalu banyak menghirup asap, serta luka bakar yang yang didapat. “Mas, aku tahu jika ini pasti sangat berat. Ada aku di sini, Mas tidak sendiri.” Kamila memeluk sang suami, ia bisa merasakan napas lelah pria itu yang berhembus di ceruk lehernya. “Tuan, hujan sudah mulai turun. Apakah tidak sebaiknya kita berteduh?” tanya Bimo pelan. Tak tahan melihat Aron yang mendapat kesedihan secara bertubi-tubi. Bimo sudah menganggap pria itu seperti adiknya sendiri, dan ia ikut merasakan kesakitan Aron.Aron melepas pelukannya dari Kamila, lant

  • Terpaksa Menikah Muda   Pergi Untuk Selamanya

    “Kemungkinan besar dia dijatuhi hukuman seumur hidup, mengingat Erza juga terlibat dalam pembunuhan berencana. Ayahnya pun sudah tutup mata dan memutuskan hubungan dengan Erza. Sementara Relin, hingga saat ini belum ditemukan,” jelas Tama menatap ke arah Aron yang sedang menatap jauh ke depan. Satu bulan sejak terakhir kali ia bertemu dengan Erza, Tama ingat betul kala orang tua Panji menyumpahi Erza dengan kemarahan membeli buta, tak lupa mengutuk menantunya yang tidak lain adalah Relin, meskipun wanita itu menghilang entah ke mana.“Apa si Brengsek itu menyesali semua perbuatannya?” tanya Aron dingin, setelah keheningan panjang.Tama menghembuskan napas berat, meneliti ekspresi sang putra yang terlihat kecewa serta marah. “Tentu saja dia menyesal, seperti yang Ayah katakan satu bulan yang lalu. Jika dia ingin bertemu denganmu untuk meminta maaf, tapi mengingat kau yang tak mau melihat wajahnya. Jadi, Ayah tidak bisa memaksa.”“Syukurlah dia sadar diri, memang orang jahat sepertin

  • Terpaksa Menikah Muda   Hukuman Erza

    “Setelah saya selidiki semuanya, ternyata Tuan Erza juga yang membakar kebun apel Anda. Dia mengaku telah mengambil cincin Tuan Farzan dan ditaruh di lokasi kejadian, agar kecurigaan kita mengarah padanya,” jelas Bimo. Pria itu menyesal karena dulu sempat berburuk sangka pada Farzan, tapi siangka Erza adalah dalang dari semua ini. Sungguh, tak pernah terbesit dalam pikirannya. Bimo kembali mengalihkan atensi pada Aron, terlihat jelas wajah kecewa serta terluka sang tuan. Ia turut sedih, mengingat Aron serta Erza berteman sejak kecil.“Lalu mengenai kasus Panji bagaimna?” tanya Aron setelh kebungkamn yang cukup panjang. “Sedang diurus oleh pengacara Anda, Tuan Erza juga sudah ditahan. Tadi siang ketika saya ke selnya, dia berpesan ingin melihat Anda,” ungkap Bimo hati-hti. “Tidak akan.” Aron mengeraskan rahang. “Jika saya bertemu dengannya, saya tak yakin jika dia masih bernapas esok hari.” Pria itu mengepalkan tangan, sudah seminggu sejak kematian Rendra, ia sama sekali tidak sudi

  • Terpaksa Menikah Muda   Kematian Rendra

    “Tunggu dulu, apa maksudnya jika Erza mendonorkan darahnya pada Rendra?” tanya Aron. Mencegah Erza yang hendak mengikuti Relin. “Mengapa kau memikirkan itu! Yang terpenting sekarang kami harus menyelamatkan Rendra!” bantah Relin kuat, menatap Aron tajam. “Bukan maksud saya seperti—” Perkataan Aron terhenti ketika dokter serta suster tergesa-gesa menuju ruangan Rendra. Mereka semua yang melihat itu tentu saja panik. Relin yang hendak masuk langsung dihentikan oleh Farzan. Membuat wanita itu menangis karena panik. “Mas ….” Lirih Kamila sembari memegang lengan Aron. Pria itu tersentak, baru menyadari jika sang istri sedari tadi bersamanya.“Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja,” kata Aron lembut. Berbanding terbalik dengan tatapan tajamnya ke arah Relin serta Erza. Satu jam berlalu, seorang dokter keluar. Pria itu menatap keluarga pasien dengan wajah tak terbaca. Lalu berucap, ”Pasien tidak bisa diselamatkan. Dia terlalu banyak kehilangan darah, ditambah lagi dengan penyakit

  • Terpaksa Menikah Muda   Janggal

    “Jadi, aku sudah boleh pulang?” tanya Aron sekali lagi. Kamila mengangguk pelan, sudah pukul delapan malam. Lantas mereka keluar dari hotel, menuju kediaman Dewangga. “Apa pun yang terjadi ke depannya, kau harus percaya padaku.” Aron mengecup punggung tangan Kamila, mengabaikan Bimo yang seperti nyamuk di antara mereka.“Ya, asalkan jangan sembunyikan hal besar lagi dariku,” jawab Kamila. Aron mengangguk, mengusap rambut wanita itu lembut. Lalu menyandarkan kepala Kamila di dada bidangnya. “Mengenai Relin, ternyata dulu Mas tidak direstui, ya?” tanya Kamila pelan. Tubuh Aron terlihat menegang, tapi dengan cepat rileks kembali. “Ya, itu dulu. Sekarang ada dirimu da si kembar. Kami juga sudah bahagia dengan jalan hidup masing-masing.” Kamila terdiam, ia pikir Relin begitu diterima di keluarga Aron, mengingat dulu Dona sangat menyanjung sang sepupu.“Tuan, kita disuruh ke rumah sakit. Rendra jatuh dari tangga, dan keadaannya drop.”Perkataan Bimo menyentak Kamila dari lamunannya, b

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Kamila & Aron

    “Enam tahun penjara?” tanya Aron dengan wajah kaku. “Benar, Tuan. Namun, hukuman yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada pertimbangan hakim dan fakta yang terungkap dalam proses peradilan. Hakim bisa saja menjatuhkan hukuman penjara di bawah atau di atas enam tahun. Tapi balik lagi, itu semua tergantung pada keadaan kasus dan pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti keadaan pelaku, korban, serta faktor-faktor pengurangan hukuman lainnya.”“Apanya yang enam tahun!” Seruan itu membuat Aron menoleh, ia tersentak ketika melihat Kamila yang menatapnya marah.“Jawab! Kenapa kau lakukan hal ini, Mas!” Kamila memukul dada Aron kuat, meremas kemeja yang pria itu kenakan dengan air mata yang sudah berjatuhan. “Ka–kamila … kau di sini?” tanya Aron linglung. Mengapa sang istri ke hotel tempatnya menginap? Wanita itu mendongak. “Ya, aku ke sini untuk membawamu pulang. Sudah cukup kebodohan yang kau lakukan, Mas. Ayo, lupakan semuanya. Ak–aku ….” Napas Kamila tercekat, tak bisa melanj

  • Terpaksa Menikah Muda   Jeruji Besi

    “Ibu, mengapa Ayah selalu menemuiku dan Saga di luar? Memangnya kenapa tidak di rumah saja?” tanya Ayana sembari menatap ke arah Kamila.Gadis kecil itu melihat kembali penampilannya pada cermin, setelah merasa cantik ia kembali menghadap ke arah Kamila.“Ayah sedang bekerja, Sayang. Mungkin setelah semuanya selesai baru dia pulang.” Wanita itu menjawab pelan, meski terdapat kekhawatiran pada raut wajahnya. “Oh … begitu. Padahal aku kangen tahu dibacakan dongeng sama Ayah. Memangnya Ibu tidak kangen sama Ayah?” Kamila melotot kaget, setelah itu tertawa canggung. “Ah, Yaya sangat cantik hari ini. Bagaimana jika sore ini kita ke taman? Ajak Aga juga nanti.” Ia mengalihkan pembicaraan, dan benar saja Ayana langsung mengangguk.“Siap, Bu! Nanti aku boleh makan ice cream ya, soalnya sudah satu minggu aku libur.” Gadis kecil itu mengerjap lucu, berharap Kamila luluh. “Tentu, Sayang. Hari ini Yaya dan Aga boleh makan ice cream, dan sekarang ambil tasnya ya.” Kamila mengacak rambut Ayana g

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status