Suasana kekeluargaan terasa sangat kental, hingga membuat semua orang larut didalamnya. Bahkan Juwita pun terus membanding-bandingkan keluarga ini dengan keluarga kandungnya. Akan sangat baik jika ia lahir di keluarga ini.
Tak lama dua buku kecil diberikan pada Juwita. Saat Juwita melihatnya, ia pun menyadari bahwa itu adalah buku nikah untuk dirinya dan Sky. Ia pun tak tau harus berekspresi seperti apa. Ini terlalu tiba-tiba, walaupun ia telah mempersiapkan mental sebelumnya. Tapi tetap saja itu masih sulit.
Linda memegang tangan Juwita dengan wajah terharu. "Sekarang kamu telah resmi menjadi menantu kami. Mama harap itu membuat hubungan kita menjadi lebih dekat secara emosional. Juwi, Mama titipkan Sky padamu. Mama harap kamu dapat menjaga menjadi dengan baik."
Juwita pun ikut terharu. Ia memegang tangan mertuanya dengan lebih erat. Sambil meyakinkan wanita itu bahwa ia akan menjaga putranya seperti ia menjaga dirinya sendiri.
"Mama tak perlu khawatir, saya akan menjaga Sky sebaik mungkin."
Mereka pun berpelukan sebentar, dan melanjutkan makanannya. Semua orang terlihat sumringah. Bahkan para pelayan yang melihat dari kejauhan ikut menangis haru. Itu membuat Juwita semakin terikat dan perasaan nya menjadi lebih kuat. Ia bertekad untuk membuat Sky menjadi lebih baik.
Saat Juwita masuk kedalam kamar, rasa dingin yang langsung menusuk kulitnya. Kain tipis serta beberapa bagian tubuh yang terlihat membuat Juwita semakin menggigil. Saat ia berbalik hal pertama yang ia lihat adalah wajah suaminya yang terlihat datar.
Sky adalah laki-laki yang sangat tampan dengan tinggi 180an cm. Apalagi ditambah dengan berat tubuhnya yang ideal. Jika dilihat sekilas, tak akan ada yang menyadari bahwa laki-laki itu tak senormal orang-orang pada umumnya.
Tatapan Sky tak kalah menusuk dari udara dingin disekitar nya. Itu membuat Juwita menyadari ada yang salah pada laki-laki itu. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Ada apa?"
Sky hanya terdiam dan terus menatap Juwita tanpa berkedip. Itu membuat Juwita menjadi lebih gugup, ia mewanti-wanti apakah ia membuat kesalahan hari ini. Hingga membuat suaminya menjadi marah.
Saat Juwita sibuk dengan pikiran buruknya, ada tangan dingin yang membelai wajahnya. Itu membuat Juwita sedikit merinding dan tubuhnya langsung kaku. Pikirannya seketika menjadi kosong. Tapi belain diwajahnya itu semakin intens.
Sky mendekat dan memeluk istrinya dengan lembut. Tapi wajahnya masih terlihat dingin dan kaku. Jika Juwita melihat mata itu sekarang, mungkin ia akan menunduk karena takut. Mata Sky terlihat penuh kemarahan dan penghakiman. Sangat jauh berbeda dengan tampilan saat mereka pertama kali bertemu.
"Istri... Kenapa pakaianmu sangat terbuka? Siapa yang ingin kamu rayu?"
Setiap kalimat yang Sky ucapkan terdengar datar dan menakutkan. Itu membuat Juwita semakin beringsut ketakutan. Entah kenapa suara Sky terasa lebih dalam dan itu adalah sesuatu yang baru pertama kali Juwita rasakan. Namun entah kenapa itu terasa sangat akrab.
Sky yang tak puas dengan Juwita yang tak menjawab pertanyaannya. Semakin gencar menggoda gadis itu. Ia membelai pelan punggung istrinya dan itu berhasil membuat Juwita menjadi lebih kaku.
"Istri, kamu tidak menjawab?"
Juwita pun segera sadar dan mengumpulkan banyak jawaban di otaknya, tapi entah kenapa hanya beberapa kalimat yang keluar dari mulutnya.
"Baju ini dibeli oleh Mama."
Saat mendengar jawaban itu, Sky langsung melembut. Ia memasang wajah kekanakannya lagi. Sky cemberut seolah tak suka. Itu membuat Juwita menjadi lebih bingung, akan tetapi tampilan ini membuat rasa takutnya menurun drastis.
"Baju istri terlalu terbuka. Sky tidak suka. Sky tidak suka kalau istri dilihat oleh laki-laki lain."
Juwita langsung kaget saat mendengar pernyataan suaminya. Ia tau bahwa Sky memiliki semacam ketidaknormalan. Akan tetapi dalam pikiran Juwita, ia merasa Sky memiliki IQ seperti seorang anak yang berumur 7 sampai 10 tahun. Namun ternyata pikiran itu salah, Sky memiliki jiwa posesif terhadap pasangannya. Bahkan mengerti tentang sensitifitas bagian tubuh tertentu. Itu membuat Juwita yakin, Sky hampir sama dengan orang-orang dewasa. Hanya saja masih mengalami keterlambatan dalam hal pola pikir.
Juwita pun langsung tersenyum dan membujuk laki-laki itu.
"Ini terakhir kalinya aku memakai pakaian terbuka seperti ini. Aku janji."
Janji Juwita terasa seperti sebuah jaminan yang mutlak. Itu membuat Sky menatapnya dengan ekspresi yang lebih santai. Tapi itu tak membuat Juwita langsung menjadi lebih aman. Bagi Juwita kemarahan Sky saat ini seperti lampu peringatan untuk tak pernah membuat laki-laki itu marah lagi. Apalagi Sky memiliki emosi yang labil dan tak bisa dikontrol. Jika laki-laki itu marah, Juwita yakin Sky tak akan segan untuk melakukan pemukulan.
Saat pikiran Juwita sedang sibuk menganalisis tingkah laku suaminya. Sky tiba-tiba mencium bibir gadis itu. Hal tersebut membuat Juwita lebih kaget dari sebelumnya. Ia kembali bingung, sebenarnya seperti apa Sky yang sebenarnya. Laki-laki terlaku berubah-ubah dan itu membuat Juwita takut.
Tapi beruntungnya Juwita, Sky sudah tak melakukan apa-apa lagi setelah menciumnya barusan. Setelah rasa lelah dan kaget yang menumpuk. Juwita dan Sky pun akhirnya beristirahat.
Sky yang tertidur nyenyak membuat Juwita merasa sedikit lebih aman. Rasa takut sebelumnya segera ia tepis dengan segera. Ia seharusnya tak boleh takut pada laki-laki disampingnya ini, karena bagaimanapun ia adalah istri Sky. Ia harus menjadi lebih berani dan mendampingi laki-laki itu bagaimanapun keadaannya.
Juwita bangun di rumah besar itu lagi. Ruangan yang penuh dengan mainan anak laki-laki. Itu membuat Juwita menghembuskan nafas lega. Perubahan hidupnya begitu drastis hingga terkadang ia merasa itu seperti mimpi. Ia menoleh dan menatap laki-laki disampingnya. Laki-laki itu terlihat sangat polos saat tidur, sangat jauh berbeda dengan sikapnya semalam saat marah. Jika beberapa hari yang lalu Juwita melihat pemandangan ini, mungkin ia akan mengatakan mengatakan Sky sangat lucu. Tapi mengingat tempramen posesif Sky semalam, Juwita merasa Sky laki-laki dewasa yang maskulin. Dengan langkah pelan Juwita bangun dan segera pergi ke luar. Ia sempat kaget saat melihat ternyata samudra sudah menunggu di depan kamar mereka. Samudra mengabaikan ekspresi kaget kakak iparnya. Ia langsung memberi isyarat pada Juwita untuk mengikutinya lagi. Hal itu membuat Juwita penasaran, hal apa yang akan laki-laki itu katakan kali ini. Samudra menatap Juwita lebih intens dari sebe
Samudra duduk di dekat jendela sambil menghisap rokok yang ada di mulutnya. Asap putih itu telah membuat pikirannya lebih jernih dari sebelumnya. Beberapa hari ini ia merasa tidak tenang melihat ada anggota baru masuk ke dalam keluarganya. Ia tidak membenci Juwita, hanya saja wanita itu terlalu sederhana. Samudra telah memberi peringatan padanya, akan tetapi wanita itu terlalu keras kepala dan enggan menggubris peringatan yang telah Ia berikan."Bodoh."Hanya itu yang bisa dia ucapkan untuk wanita itu. Besok Samudera akan pergi untuk melanjutkan studinya, sedangkan Ayah dan ibunya juga akan pergi ke luar negeri melakukan urusan bisnis. Maka saat itu juga, Juwita dan Sky akan tinggal bersama dan hanya berdua saja. Maka saat itu juga Juwita akan menyadari bahwa laki-laki yang ia nikahi bukanlah laki-laki yang sederhana.Tak lama suara pintu pun terbuka dan sosok laki-laki tampan muncul setelahnya. Laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Sky, akan tetapi aura yang dipancarkan sangat
Suara pisau yang sedang memotong daging dan sayuran telah memenuhi dapur bahkan ketika matahari masih belum terlihat. Juwita telah bangun pagi-pagi sekali dan mencoba memasak makanan yang telah di ajar oleh ibunya di desa. Ia sangat bahagia saat berada di rumah ini dan semua orang begitu baik padanya. Hal tersebut membuatnya ingin mengucapkan banyak terimakasih. Mungkin ia tidak bisa memberi hadiah yang mahal, tapi ia bisa memasak untuk semua orang."Baunya sangat harum," ucap pelayan memuji.Juwita hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Ada lima pelayan yang membantunya di dapur saat ini. Semuanya merasa senang saat melihat Juwita memasak untuk satu keluarga, karena bagaimanapun mereka telah bekerja selama belasan tahun di rumah ini. Apalagi mereka telah menganggap Sky dan Samudra seperti anak mereka sendiri. Hal tersebut membuat mereka senang saat melihat Sky mendapatkan istri yang baik seperti Juwita."Hari ini Papa dan Mama akan berangkat ke luar negeri dan Samudra akan kem
Di meja makan keluarga, suara sendok dan garpu bersautan. Sekarang waktunya makan malam dan semua anggota keluarga berkumpul. Keluarga kecil ini hanya berisi Ayah, Ibu, Nenek dan Kakak laki-lakinya.Juwita hanya menunduk dan terus makan dengan hening. Ia sadar bahwa ia hanya pelengkap di keluarga ini. Jadi ia tak bertingkah dan berkomentar banyak.Keluarga Juwita adalah keluarga patriarki. Dimana anggota keluarga laki-laki selalu menjadi orang yang paling dominan dan dihormati. Sedangkan perempuan di didik menjadi seseorang yang penurut dan tunduk pada perintah laki-laki. Jadi dapat kalian simpulkan seperti apa posisi Juwita di keluarga ini.Saat semua makanan telah selesai dimakan. Para perempuan akan bangun dan membersihkan semua piring kotor yang ada. Juwita yang masih menunduk mencoba mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya."... Yah, bolehkah Juwi tidak menikah? Juwi telah diterima di universitas negeri d
Sekarang hari Minggu, tepat lima hari setelah kejadian malam itu. Juwita sekarang semakin hari semakin mempersiapkan diri sebagai istri yang baik. Ibunya mengajarkannya banyak ketrampilan seperti memasak, membersihkan rumah hingga berdandan. Tak lupa sang nenek ikut berkontribusi dengan memberi 'wejangan' tentang menjadi istri yang baik dan benar, serta menjadi perempuan pengabdi pada suami.Sekarang ia harus berpamitan pada keluarganya, karena hari ini ia akan pergi ke kota dan tinggal bersama suaminya disana. Semua barang-barang telah dikemas ke dalam koper dan anggota keluarga membantunya membawa koper ke dalam mobil.Saat berpamitan Juwita memeluk ibunya dengan erat sambil menangis tersedu. Ia tak tau kapan ia bisa berkunjung ke tempat ini lagi. Selain ibunya, hampir semua anggota keluarga terlihat sangat ikhlas saat melepaskannya. Seolah-olah mereka tak pernah memiliki sisi keberatan saat melihatnya pergi. Itu membuat Juwita merasa terasingkan. Tetapi sebaga
Juwita perlahan mulai membuka matanya. Tenaga yang sebelumnya terkuras sekarang telah kembali lagi. Ia merasa semangatnya sudah mulai terkumpul dan pikirannya mulai jernih kembali.Saat ia bangun, pandangan mengarah ke semua penjuru kamar. Ia baru sadar bahwa kamar ini terlihat begitu cerah. Tempat ini dipenuhi oleh berbagai macam mainan anak laki-laki. Mulai dari motor, mobil hingga Lego. Robot besar Transformers pun berjejer setinggi dua meter.Saat rasa penasaran masih tetap ada di pikirannya, suara di perutnya berhasil mengalihkan perhatian. Ia baru ingat bahwa ia belum makan sejak tadi. Akan tetapi pesan dari pelayan sebelumnya mengatakan bahwa suami dan keluarganya akan datang sebentar lagi. Jadi ia tak boleh terlihat lusuh dan harus memberi kesan terbaik saat pertama kali bertemu.Juwita mengabaikan rasa lapar dan segera mengambil baju di lemari dan pergi mandi untuk membersihkan diri. Kamar mandi itu terlihat mewah dan berhasil membuat Juwita kagum
Juwita melihat hubungan keluarga ini begitu harmonis. Semua orang terlihat begitu baik dan mendukung satu sama lain. Bahkan jika anak mereka tidak normal lagi. Mereka tetap menyayanginya sepenuh hati.Ya.Tidak normal lagi. Itu adalah kalimat yang pas untuk menggambarkan kondisi Sky saat ini. Sky tidak terlahir dengan kondisi seperti ini, laki-laki itu tumbuh sebagaimana anak laki-laki pada umumnya. Hanya saja lima tahun yang lalu Sky mengalami kecelakaan mobil saat merayakan kelulusan bersama teman-temannya.Sky termasuk yang paling sial karena menjadi satu-satunya orang yang mengalami luka parah. Tak ada luka fisik yang signifikan diluar, tapi Sky mengalami pendarahan hebat di otaknya yang membuatnya harus dioperasi. Hanya saja operasi itu memiliki tingkat resiko yang tinggi. Itu membuat Sky harus koma selama dua tahun. Setelah Sky bangun, laki-laki itu mengalami kemerosotan IQ yang signifikan.Melihat Sky bangun dari tidur panjangnya, semua anggota kel
Juwita bangun pagi-pagi sekali. Ia telah terbiasa membantu ibunya untuk membuat sarapan. Sekarang karena ia sudah menikah dan berada di rumah baru, ia ingin memberi kesan pada keluarga barunya. Ia ingin membuat sesuatu yang enak sebagai ucapan terima kasih karena telah diperlakukan dengan baik.Saat Juwita bangun, Hal pertama yang dilihatnya adalah Sky yang masih tertidur sambil mengisap jari. Adegan itu terlihat lucu, apalagi ditambah dengan visual Sky yang sangat tampan. Itu berhasil membuat Juwita merasa sangat bahagia.Juwita telah berpakaian rapi dan segera turun ke dapur, ternyata hampir semua pelayan telah bersiap dengan semua pekerjaan mereka. Itu membuat Juwita merasa sungkan dan langsung mengurungkan niatnya. Saat Juwita berbalik, wajah Samudra yang datar berhasil memasuki penglihatannya.Samudra adalah adik Sky yang berumur 21 tahun, dua tahun lebih tua dari Juwita. Laki-laki itu adalah satu-satunya orang yang tak mengeluarkan satu patah kata pun saat