Home / Urban / Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua / Sekretaris Tidak Tahu Diri

Share

Sekretaris Tidak Tahu Diri

Author: Piki
last update Last Updated: 2024-02-19 10:17:47

Setelah menghabiskan waktu selama sejam lebih akhirnya Reina pun selesai memasak. Aroma masakannya mengunggah selera hingga dapat tercium dari berbagai penjuru ruangan di rumah yang bak menyerupai istana. Tak terkecuali dengan Pinka yang saat ini terbangun lebih awal karena ingin buang air kecil di kamar mandi yang jaraknya bersebelahan dengan area dapur.

“Enaknya” ujar Pinka, bocah yang menggemaskan ini berjalan ke arah sumber aroma yang berhasil membuat perut mungilnya keroncongan. Saat berada di dekat pintu dapur, Pinka melihat ibu sambungnya di dalam dapur. Dengan terburu-buru ia melewati dapur dan masuk ke dalam kamar mandi.

“Ibu!” sapa Pinka yang saat ini sudah menghampiri Reina di dapur.

“Hai, Sayang” balas Reina sembari mencium pipi chubby Pinka dengan gemas.

“Ibu lagi buat apa di dapur?” tanya Pinka sekali lagi.

“Ibu lagi masak nasi goreng, nih sudah selesai” ujar Reina dengan ramah.

“Wah... Pinka jadi lapar” ujar Pinka.

“Iya sayang, sekarang Ibu Reina mau taruh ini dulu di meja makan agar Papa dan Pinky juga ikut makan bersama kita” ujar Reina.

“Sini Bu, biar aku yang bantuin” ujar Pinka.

Reina melihat Pinka dengan penuh haru. Bagaimana tidak? Bocah sekecil itu yang berumur belum genap lima tahun sudah mau menawarkan bantuan pada orang lain. Merasa Pinka akan menjadi anak yang baik dan rajin, Reina pun juga tidak ingin mengecewakannya. Ia mengambil sendok dan meminta putrinya membawakan sendok tersebut. Dengan penuh semangat, Pinka mengiyakan dan langsung meraih sendok -sendok tersebut dengan tangannya yang mungil.

“Awas jatuh sayang!” Reina melihat Pinka sedikit kesusahan membawa beberapa sendok makan fi tangannya yang mungil. Namun, terlihat juga Pinka tidak mau menyerah begitu saja, “Yeay aku bisa kok” ujar Pinka kegirangan.

”Terimakasih" ujar Reina sambil tersenyum ke arah Pinka.

“Sama-sama Ibu Reina" Pinka dan Reina berjalan ke arah meja makan.

Beberapa menit kemudian, Pinky mulai terbangun dari mimpi indahnya. Hal yang pertama kali ia lihat saat bangun tidur adalah keberadaan saudara kembarnya. Melihat saudara kembarnya tidak ada di sebelahnya, Pinky pun mencari Pinka di sekitar ruangan dan akhirnya ia menemukan Pinka tengah bersama Reina. Pinky menghampirinya dan melihat nasi goreng sudah ada di depan mata. Bocah yang satu ini memang sangat menyukai nasi goreng sehingga baru datang sudah minta makanan.

“Sini Pinky, Pinka... Duduklah” ujar Reina.

“Yeay ada makanan Yeay” ujar Pinky yang terlihat begitu bergembira.

Reina tersenyum dan bersyukur melihat keduanya begitu periang. Lalu Reina langsung teringat dengan suaminya yang hanya suaminya saja yang belum kelihatan batang hidungnya. Dengan sopan, Reina pun bertanya pada Pinky, “Sayang, Papa kamu masih di kamar tidur?” tanya Reina pada Pinky.

“Masih Bu” balas Pinky yang saat ini sudah lebih dulu memakan nasi goreng.

“Apa aku panggil Papa ke kamar tidur ya Bu?” tanya Pinka yang lebih bisa sabar menunggu untuk tidak makan sebelum di izinkan oleh Reina.

Reina tersenyum lalu berkata, “Tidak sayang... Kamu duluan ya ambil makanannya, biar sekarang Ibu yang manggil Papa kamu ke kamar tidur agar ikut makan bersama kita”

Reina berjalan menuju ke arah tangga karena kamar tidurnya kebetulan ada di lantai dua. Saat berada didepan pintu kamar, Reina mencoba mengetuk pintu tersebut dengan pelan. Ia tidak ingin mengetuknya dengan keras karena takut bila suaminya tersinggung.

KREAG

“Selamat Pagi Pak Angga” sapa Reina dengan senyuman manis.

Alih-alih Angga yang menyahut melainkan Centini yang ternyata membuka pintu kamar tidur Angga! Entah sejak kapan Centini berada didalam rumah mereka hingga sampai berada didalam kamar tidur? Reina tak dapat berbohong ia begitu terkejut sekaligus ada perasaan marah pada sekretaris suaminya tersebut.

“Kamu? Ngapain kamu ada di kamar tidur?!” tanya Reina dengan intonasi sedikit tinggi.

“Baru saja sih... Lagian saya ini sekretaris Pak Angga. Jadi, hal biasa bila saya datang kesini untuk memberitahukan kondisi kantor. Bukan kayak kamu yang mau menikah hanya menguasai harta doang kan?” Centini menatap Reina yang mulai terpancing emosi. Terlihat dari bawah tangga seseorang tengah melangkah ke arah mereka. Reina dan Centini dengan reflek menengok sumber suara itu dan....

“Ibu... Kok lama sih bangunin Papa?” tanya Pinka yang sudah didepan mata.

Reina menatap wajah Centini yang dirasa tidak baik. Namun didepan Pinka, Reina pun berusaha untuk tetap ramah seperti sedang tidak terjadi sesuatu. Reina mengelus rambut Pinka sambil berkata, “Papa kamu lagi berganti pakaian, sekarang kamu tunggu Papa di meja makan aja”

Pinka mengangguk pelan, lalu ia melihat Centini dan langsung angkat bicara “Ibu sama Tante Centini enggak ke bawah?” tanya Pinka dengan polosnya.

Reina terkejut dan tidak menyangka bahwa Pinka juga mengenal Centini. Itu berarti, Centini pernah datang kesini hingga Pinka mengenal namanya. Saat terheran-heran, Angga keluar dari kamar tidur. Ia memakai handuk dan tercium aroma sabun. Reina dapat menebaknya, Angga baru menyelesaikan mandinya yang membuat tubuh pria itu terlihat segar dan wangi.

“Ada apa ini ramai-ramai?” tanya Angga.

Centini tersenyum lalu ia langsung celetuk, “Pak Angga wangi sekali ya! Oh Ini, Putri kamu mau makan... Jadi dia ngajakin saya buat ikut makan bersama. Iya kan sayangku...” Centini menatap Pinka dan dibalas anggukan oleh Pinka.

“Betul Pa! Ayo Papa juga ikut makan bareng kita!” rengek Pinka.

“Iya sayang... Tapi kamu duluan dulu sama Ibu Reina, Papa mau ganti pakaian dulu” ujar Angga.

“Saya juga mau menyusul aja soalnya aku mau mandi dulu biar enggak gerah” ujar Centini.

“Kamu...!”

Reina ingin berbicara namun Pinka menarik tangannya dan merengek agar Reina segera ke bawah bersama dirinya. Melihat hal ini, terpaksa Reina mengikuti permintaan Pinka. Padahal ia benar-benar merasa aneh pada sikap kedua orang dewasa dihadapannya itu. Bukan, bukan karena ia cemburu melihat kedekatan Angga dan Centini seperti telah terjalin sejak lama!

Ada hal yang membuat hati Reina teriris, ketika membayangkan jika sahabatnya mengetahui kebusukan mereka, entah sesakit apa akan Yuna rasakan. Gara-gara membayangkan Yuna dan nasib Yuna, membuatnya menjadi tidak mendengar suara panggilan Pinka yang sedari tadi memanggil dirinya.

“Eh... Maaf!” Seru Reina, kini ia hanya bisa pasrah mengikuti Pinka yang meraih tangannya untuk ikut turun ke lantai atas. Hatinya merasa tak ikhlas, atas tindakan Centini yang tidak sopan, “Aku tidak akan tinggal diam” gumam Reina dalam hati.

Di meja makan, Pinky sudah cemberut. Rasa bosan kini mulai menghantuinya begitu saja. Matanya tertuju ke arah lantai ketika Reina dan Pinka telah datang. Dengan cepat Pinky langsung mengutarakan kekesalannya itu pada Reina yang sudah didepan mata, “Ibu, kok lama banget di atas?” celoteh Pinky.

Reina tersenyum lalu meminta maaf atas keterlambatanya yang membuat salah satu putrinya mengambek. Sebagai gantinya, Reina berjanji akan mengajak mereka jalan-jalan keliling lingkungan. Setelah dirayu, Pinky pun sudah tidak lagi mengambek dan mereka dengan bersemangat melahap masakan Reina.

“Wahhh enak sekali!” seru Pinky.

“Betul! Ibu Reina memang jago!” puji Pinka.

Disaat kedua anak sambungnya begitu ceria, berbeda terbalik dengan Reina. Ada perasaan yang mengganjal pada hatinya, “Ya Tuhan, mengapa perasaan aku menjadi tidak enak?” “Apa yang terjadi?” gumamnya dalam hati.

Reina mencoba mengatur pernafasannya agar bisa merasa lebih tenang. Namun, semakin dipaksa untuk bisa lebih tenang malah semakin membuat tambah gelisah. Dengan terpaksa Reina nekat ingin kembali mengecek keadaan di sekitar kamar tidur Angga. Reina yang beranjak dari tempat duduk membuat kedua bocah dihadapannya kebingungan sendiri.

“Loh, Ibu Reina pergi lagi?” tanya Pinky pada Pinka.

“Enggak tahu... Pasti mau ke kamar mandi” sahut Pinka.

“Gitu, gak apa-apa deh yang penting masakan ini enak sekali!!!” seru Pinky.

***

Reina telah sampai di pintu kamar. Ia ingin mengetuk pintu tersebut namun entah mengapa ia sangat sulit untuk melakukannya. Sepanjang detik ia habiskan hanya mondar-mandir disekitar pintu. Hingga suara langkah kaki pun terdengar di dalam kamar tidur dan Kreag....

“Kamu?” Centini terkejut saat melihat Reina menatapnya dengan tajam. Reina menutup mulut Centini dan membawanya ke arah ruangan yang lain.

Merasa risih dengan perbuatan Reina, Centini pun memaksa Reina untuk melepaskan dekapannya tersebut dengan kasar hingga ia berhasil menyingkirkan tangan Reina. Kedua wanita itu saking menatap dengan tajam, “Sial! Tanganmu bau bawang huek!!!” pekik Centini mual-mual.

“Sedang ngapain kamu di dalam kamar pak Angga?” tanya Reina datar.

“Ha ha! Eh... Angga adalah sahabatku sedari kecil. Apa Yuna tidak memberitahukan hal itu? Sungguh ngeselin banget si Yuna, bahkan pas dia mati pun otaknya kosong!” seru Centini.

“Jaga ucapanmu itu!" teriak Reina.

“Kamu mau ngapain sama suamiku!” seru Reina kembali.

Kedua bola mata Centini terbelalak saat mendengar pengakuan dari Reina, yang yang selalu ia rendahkan ketika bekerja di kantor perusahaan Hanum. Melihat situasi yang panas, Centini memutar otak untuk memancing Reina lebih dan lebih gila lagi.

Ha

Ha

Centini tertawa terbahak-bahak seakan merasa tidak bersalah karena telah membuat Reina geram. Centini mengatur pernafasannya dan tersenyum sumringah. Sungguh, bagi siapapun yang melihatnya pasti akan tidak sabar untuk menyikatnya.

“Kamu cemburu ah?” tanya Centini pada Reina.

Reina gelagapan tak tahu harus berkata apa untuk melawan Centini yang ngeselin itu? Centini kembali melanjutkan ocehannya karena Reina tak dapat melawannya dengan cepat.

“Kamu itu tidak tahu diuntung ya, Reina? Kamu telah berani merebut Angga dari Yuna yang saat itu sudah jelas-jelas sedang kritis. Kamu dekati Yuna dengan berpura-pura menjadi sahabat yang setia, baik dan pokoknya meyakinkan gitu. Padahal... Kamu itu ingin sekali dijodohkan oleh Yuna kan? Buktinya sekarang kamu berhasil deh nikah sama Angga dan jadi deh istri CEO ternama sejagat raya” celotehnya.

PLAK

Sebuah tamparan keras tengah Centini rasakan. Ia menahan rasa perih akibat tamparan yang ia terima dari tangan Reina sendiri yang sama sekali tak Centini pikirkan bahwa Reina akan berani melawannya melalui fisik! Padahal, sewaktu Reina belum menikah dengan Angga, jangankan mengajak ribut, bahkan Reina diam saja diperlakukan buruk pada Centini di tempat kerja. Bilang Reina junior pemalas, sok cantik hingga dikatakan miskin.

“Saya tidak seperti kamu yang suka menggoda suami orang. Saya menikah dengan Angga karena saya murni menuruti permintaan sahabatku. Jika saya boleh memilih, saya akan memilih Yuna hidup dan bahagia bersama keluarga kecilnya. Bukan seperti kamu... Didepan mataku saja kamu berani memancing Angga, apalagi saat Yuna sedang sakit pasti kamu dengan mudahnya mendekati Angga!” seru Reina.

“Silahkan! Yang ada kamu yang akan menderita karena telah bermain-main dengan diriku!” ancam Centini.

Centini pun keluar dari ruangan itu sementara Reina dapat tersenyum dengan puas. Ia merasa lega karena sedikit kurangnya ia dapat membalas kejahatan Centini pada Yuna dibelakang Yuna. Namun ia juga khawatir karena posisinya saat ini masih sangat jauh. Reina takut Centini akan melaporkan kejadian barusan dan Angga akan menceraikannya.

“Tidak... Tidak! Ini tidak boleh dibiarkan. Saya tidak ingin kedua anakku memiliki ibu tiri seperti Centini! saya harus menyelamatkan anak-anak Yuna dari Centini yang gila itu!” seru Reina.

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Mempermalukan Reputasi Angga

    Angga menghampiri Reina yang kebetulan sibuk mencuci pakai didalam kamar mandi. Suasana di ruangan itu terlihat begitu hening. Sedangkan kedua putrinya sedang berada di taman kanak-kanak, menikmati proses bermain dan belajar sebelum memasuki usia sekolah dasar. Singkat cerita, Angga mengetuk pintu dan membukanya secara perlahan-lahan. Reina tersenyum kearahnya dengan wajah yang memucat. Mungkin saja Angga mengira Reina kecapean melakukan rutinitas selayaknya ibu rumah tangga lainnya. Padahal, dirumah mereka sudah ada dua pembantu dan satu satpam. Hanya saja, ketiga orang tersebut seringkali meminta izin untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Entah karena ada alasan upacara, anak sakit atau lain sebagainya.“Maaf Reina, saya telah mengganggu aktivitas kamu” ujar Angga. Ia berdiri sedangkan Reina masih berjongkok. Reina mulai berdiri dan kini tepat sekali berhadapan dengan Angga. Keduanya saling bertatapan. “Nanti sore apa kamu sibuk?”tanya Angga. "Tidak, memangnya ada apa

    Last Updated : 2024-02-22
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Apa Yang Terjadi?!

    Reina terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak. Merasa hawa terlalu dingin, membuatnya tidak bisa tidur dengan nyaman. Reina meraih ponsel Android yang telah menemaninya sedari ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Jam masih menunjukkan pukul setengah tiga, sedangkan Reina tidak dapat melanjutkan tidurnya. Ia menghela nafas, lalu memilih untuk memasak.jam telah menunjukkan pukul setengah enam, Reina telah menyiapkan masakannya di atas meja. Wajahnya menegang, ia masih memikirkan kejadian semalam, ”Uuh... Semoga saja Pak Angga tidak marah lagi” gumamnya dalam hati.Terlihat dari kejauhan, Pinka dan Pinky sudah terbangun dari tidurnya. Mereka keluar dari kamar tidur karena mencium aroma masaka. Reina melihatnya dan memanggil mereka untuk duduk duduk bersama. Kedua bocah itu memintanya untuk mengambilkan nasi dan lauk pauk, Reina tersenyum dan menuruti kemauan putri sambungnya tersebut.“Ibu Reina, sekarang Ibu Reina mau mandi ya?” tanya Pinka.”Iya, setelah selesai bersih-be

    Last Updated : 2024-02-23
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Rencana Busuk Centini

    "Apa? Tidak mungkin ini terjadi!" seru Reina, Ia menutup mulut dengan kedua tangan. "Maaf, hasil telah menunjukkan hal yang sebenarnya. Sebaiknya Ibu harus ikhlas dan jaga putri Ibu dengan lebih hati-hati" ujar dokter. Reina langsung membayar sesudah dokter selesai memeriksa keadaan Pinky. Ia mengajak kedua putri kembarnya untuk masuk kedalam mobil. Tidak ada sepatah apapun yang dapat Reina ucapkan, hanya bayangannya kini dipenuhi dengan rasa bersalah, "Tuhan, apa yang mesti saya lakukan? Jika Angga mengetahuinya, dia pasti tidak akan memaafkanku..." lirih Reina dalam hati. Tak terasa butiran air mata mulai jatuh membasahi pipinya yang mulus, disisi lain Pinka melihatnya dan dengan polosnya ia bertanya, "Ibu Reina kok menangis?" Tangan mungilnya itu dengan reflek menghusap air mata di pipi Reina, "Ibu hanya sedikit mengantuk" ujar Reina dengan berbohong. Tak berselang lama, terdengar suara handpone yang berdering cukup keras. "Kok gak diangkat Bu?" tanya Pinka. "Sayang, bahaya bil

    Last Updated : 2024-02-25
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Teman Busuk

    "Reina, tidak sia-sia kita bekerja! Uang gajih ini telah membayar rasa lelahku selama satu bulan lamanya'' ujar Agustina dengan sumringah.Reina menatap wajah beberapa karyawan yang juga terlihat begitu bahagia kecuali dirinya. Disaat yang lain mendapatkan bayaran di akhir bulan, mengapa ia belum mendapatkannya? Ingin protes tapi ia malu tuk mengatakannya. Ditambah Reina merasa malas harus berhadapan dengan orang kepercayaan suaminya itu. "Ayo kita ke kafe malam ini buat merayakan!" ajak Agustina pada Reina."A-aku belum bisa ikut..." lirih Reina. Agustina menatap wajah Reina dengan rasa heran, tak seperti biasannya Reina menolak ajakannya itu. Dengan rasa penasaran, Agustina mencoba menanyakan alasan Reina menolak ajakannya tersebut. Dengan jujur Reina mengaku bahwa ia belum menerima haknya. Agustina terkejut dan sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kamu harus tegas sama Centini! Biar dia tak seenaknya kayak gitu. Apalagi kamu kan istri Ceo, pasti dia gak akan berani memecat ka

    Last Updated : 2024-02-26
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Jebakan Dari Teman Yang Tak Punya Hati!

    “Tutup mulutmu!” seru Agustina.”Kenapa kalian tega dengan Reina? Apa salahnya pada kalian sehingga Reina harus dipecat seperti itu!” seru wanita muda berkemeja putih dengan rambut pendek tergerai.Rosa langsung meraih tangannya dan menyisipkan beberapa selembar uang merah, “Kau butuh ini juga kan?” Seketika wanita muda itu melempar uangnya hingga uang-uang tersebut berjatuhan di lantai, ”Saya tidak seperti kalian!” tegasnya sembari berlalu.Rosa langsung cemas, wajahnya mulai memerah! Ia takut jika kejahatannya terbongkar detik ini juga. Rosa melirik Agustina yang masih terpaku, ”Bagaimana ini? Jika Intan mengadu pada Pak Angga, maka habislah kita!!!” “Kita harus berbuat sesuatu!" tegas Agustina.“Apa rencanamu? Cepatlah, beritahu aku!” seru Rosa.***“Hallo? Reina, ada hal penting yang ingin saya sampaikan ke kamu. Tapi saat ini saya mau menyelesaikan pekerjaanku dulu, nanti setelah pekerjaan ini sudah selesai, saya akan mampir ke rumah kamu” Intan mematikan telepon dan kembali bek

    Last Updated : 2024-02-26
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Kebencian Intan Pada Reina

    "Nihhh uangnya sudah saya bagi rata! Selebihnya silahkan dihitung sendiri!" seru Agustina.Rosa meraih uang itu dan mulai menghitung, "Sudah pas!" serunya. Lalu Rosa menaruh uangnya ke dalam tas dengan raut wajah tak senang."Apa dia bakalan ngelaporin kita ke polisi?" tanya Rosa.Agustina terkekeh mendengar pertanyaan Rosa yang masih ragu. Agustina menenggak minuman manis ia baru saja mereka beli di Indomaret terdekat. Merasakan rasa yang enak, Agustina memilih untuk menikmatinya. Sementara Rosa, ada perasaan takut yang tengah menghantui pikirannya. Terlebih, ia tidak ingin masuk penjara dan meninggalkan anaknya yang masih berumur tiga bulanan."Sebaiknya kau buang jauh-jauh sifat pengecutmu itu Rosa! Lagian kita sudah memegang ini, dia tak akan berani macam-macam" ujar Agustina, ia menunjukkan sebuah kamera Canon yang sedari tadi ada didalam tas kerjanya."Benar juga! Kamu memang cerdik" puji Rosa.Keduanya tertawa atas penderitaan orang lain. Mereka bahkan tak memiliki rasa kasihan

    Last Updated : 2024-02-27
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Keluarnya Mimisan Di Hidung Reina

    “Anakku, Mama sangat khawatir melihat kamu terbaring lemah seperti ini. Mama tidak bisa membayangkan bila kamu pergi meninggalkan Mama seorang diri...” lirih Anum mama dari Reina.Ujang berada disamping sang istri dengan wajah tak kalah cemas. Terlebih saat ia mendapatkan sebuah fakta yang sangat sulit untuk diterima. Dokter telah memvonis Reina, bahwa ada tumor yang mencurigakan tengah berada di dalam tubuh beberapa putri semata wayangnya itu. Hanya saja dokter belum dapat memastikan seberapa berbahayanya tumor-tumor tersebut karena proses mendiagnosis harus memerlukan beberapa rangkaian pemeriksaan. Karenanya Dokter menyarankan kepada kedua orang tua Reina untuk memberikan kondisi Reina secara rutin.Dokter, kira-kira berapa biaya yang harus kami keluarkan untuk pengobatan putri kami?” tanya Ujang.“Untuk informasi pembayaran silahkan bapak bertanya pada penjaga administrasi” ujar dokter sembari berlalu.Anum tak henti-henti memeluk tubuh Reina yang tak sadarkan diri. Ia tak ingin pu

    Last Updated : 2024-02-29
  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Ancaman

    “Kalian mau ngapain sih!” pekik Intan saat Agustina dan dan Rosa menarik tangannya dengan kasar. “Mau apa? Ha! Kami ingin meminta uang!” bentak Agustina.”Uang? Apa maksudmu? Perasaan saya tidak memiliki hutang pada siapapun. Apalagi sama setan-setan macam kalian!” seru Intan.PLAKTamparan keras mengenai pipi Intan, rasa yang begitu perih membuatnya merintih. Intan merasa heran dengan perbuatan mereka yang tidak masuk akal kepadanya, “Kalian jahat!” teriaknya sembari mengusap pipinya yang masih sakit.“Kami itu tidak jahat tapi kami butuh uang! Kau mau video itu kesebar? Mau dibawa kemana wajahmu yang dekil kek gitu!” seru Agustina.“Sudah deh... Lebih baik kamu lihat video ini dulu biar bisa berpikir cepat” Rosa menunjukkannya ponselnya di dekat Intan. Bola matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebuah adegan panas diperankan oleh wanita muda berambut pendek sedang bergulat pada om-om di atas ranjang. Adegan demi adegan terpampang dengan jelas! Tak bisa Intan pung

    Last Updated : 2024-03-01

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Pertemuan

    Dirgantara sudah mulai terbiasa dengan lingkungan baru di sekitarnya. Bahkan, sekarang ia menjadi akrab dengan beberapa rekan kerja yang laki-laki. Saat dirgantara dan yang lainnya asyik mengobrol tanpa ada angin tiba-tiba Reina datang. Hal ini membuatnya terkesima dan tak percaya! Begitupun dengan Reina yang tak kalah terkejut.“Kamu...?” Anya menunjuk dirgantara yang masih terpaku.Rosa berpura-pura batuk dan berbarengan dengan itu, Angga datang dan lalu mencairkan suasana. Ternyata, Reina datang ke kantor hanya memberikan sarapan siang untuk suaminya.“Apa? Kalian suami istri?” ucap Dirgantara tak percaya.“Benar! Reina adalah istri saya dan Reina perkenalkan dia adalah Dirgantara, karyawan baru yang berhasil mengembangkan proyek kita” ucap Rangga dengan penuh kekaguman.Mendengar hal itu Reina tersenyum. Sebuah senyuman tulus yang mampu menusuk perasaan Dirgantara saat ini. “P–permisi Pak! Saya ingin kebelakang–” ucap Dirgantara dengan terburu-buru.Tak ada yang menaruh curiga ap

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Berawal Dari Melamar Pekerjaan

    Di ruang tunggu perusahaan, Dirgantara menunggu dengan tegang. Namun, ketika dia dipanggil untuk wawancara, dia mengubah ketegangan menjadi semangat. Dia memasuki ruang wawancara dengan percaya diri dan senyuman di wajahnya, "Saya pasti bisa hidup mandiri" gumamnya dalam hati. Selama wawancara, Dirgantara mengesankan Centini dengan pengetahuannya yang luas tentang teknologi dan trik-trik berbinis. pengalaman proyek yang relevan, dan keinginannya yang tulus untuk berkontribusi pada perusahaan. Dia menjawab setiap pertanyaan dengan percaya diri dan memberikan contoh konkret tentang kemampuannya. Setelah wawancara selesai, Dirgantara meninggalkan ruang wawancara dengan perasaan puas. Dia percaya bahwa dia telah memberikan yang terbaik dari dirinya dan langsung diterima! Beberapa karyawan mulai mendekatinya terutama para wanita. Mereka terpesona melihat rupa dari seorang Dirgantara. Bahkan, Rosa pun secara blak-blakan mendekatinya dan meminta nomor whatsaapnya. Hanya saja, Dirgantara men

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Malam Pertama

    Seiring berjalannya waktu, Reina dan Angga mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Reina dengan kepolosannya dan Angga dengan kerentanannya membuka diri satu sama lain. Mereka menemukan kesamaan dalam mimpi dan aspirasi mereka, dan lambat laun, Angga mulai merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan hubungan mereka.Walau awalnya ragu, Angga terkejut dengan bagaimana Reina mampu melihat kebaikan dalam dirinya bahkan ketika dia tidak bisa melihatnya sendiri. Melalui setiap cerita yang mereka bagikan, setiap senyuman yang mereka berikan, Angga mulai merasakan dirinya terhubung dengan Reina lebih dari yang pernah dia bayangkan."Apakah saya telah jatuh hati padanya?" gumam Angga dalam hatinya."Nanti malam akan aku utarakan perasaan ini. Semoga saja, Reina juga memiliki perasaan yang sama"***Di sebuah kafe yang hangat, Angga menatap mata Reina dengan penuh keyakinan. Dia berbicara dengan jujur tentang perasaannya yang tumbuh untuknya, tentang bagaimana Reina telah mengubah hidu

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Cinta Yang Di Tolak

    Reina bersembunyi dibalik pohon besar. Nafasnya terengah-engah berharap Agustina pergi menjauh. Dalam persembunyianya, Reina tidak menyangka bahwa sosok teman yang dianggap baik kini malah menjadi malaikat penyabut nyawa! Rasa kecewa, ketakutan, amarah kini beradu padu. Siapa lagi orang yang bisa Reina percayai? Saat tengah melamun, Reina dikejutkan oleh Agustina yang hampir menusuknya. Untung saja tancapan pisau itu tidak tepat sasaran. Justru malah tertancam d pohon besar yang sempat melindungi Reina dalam persembunyian."Sadar! Tindakanmu sangat berbahaya!" seru Reina, sembari melindungi diri.Agustina tertawa sesaat kemudian menangis sesenggukan. Semua ekspresi di raut wajah Agustina dengan mudah berubah. Reina tidak bisa meminta tpertolongan karena ia sadar disekeliling mereka hanya ada pepohonan besar. Kalaupun berteriak sekencang-kencangnya tidakan ada yang datang menolong. Justru hal itu akan semakin mempermudah Agustina untuk melukainya bila lengah."Apa salah saya sama kamu?

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Bahaya Mengintai!

    Malam ini Reina telah berpakaian kasual sesuai dengan tempat mana yang akan ia datangi. Melihat Angga tidak ada didalam rumah karena sedang lembur bekerja, hal ini membuat Reina tidak perlu lagi harus sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh suaminya.TokTokTokSuara ketukan pintu terdengar dengan jelas. Reina membuka pintu dan rupanya Bik Surti telah ada didepan mata, "Eh Bik Surti, ada apa Bik?" tanya Reina."Anu Buk, ada tamu" ujar Bik Surti.Reina langsung menebak siapa yang datang ke rumah dan agar tidak ingin berlama-lama, Reina meminta Bik Surti untuk memberitahukan pada tamu untuk menungguinya sebentar. Bik Surti mengiyakan dan bergegas turun ke lantai bawah. Sesampainya di ruang tamu, Bik Surti langsung menyampaikan pesan tersebut.Terlihat, Agustina mengangguk pelan sambil matanya sesekali melirik ponsel yang ia pegang."Sambil menunggu Buk Reina, anda mau dibuatkan minuman apa?" tanya Bik Surti."Tidak perlu, Saya sudah minum jus di kafe" selaras dengan itu, Reina pun da

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Rencana Agustina

    “Ibu Reina, Pinka mau mengajak Ibu Reina ke Australia bareng sama nenek dan Pinky. Apa ibu Reina mau ikut?” tanya Pinka.“Tidak bisa. Ibu ada urusan di Indonesia, kamu sama Pinky jangan nakal-nakal ya , sekolah yang rajin agar mama Yuna bahagia" ujar Reina.Mereka harus berpisah ke bandara. Meskipun Reina bukanlah ibu kandungnya namun tetap saja ia merasa kehilangan. Berusaha tersenyum dan melambaikan tangan ketika kedua bocah itu telah masuk. Angga juga melambaikan tangan namun lebih terlihat tenang.“Apa wanita itu dapat kamu percaya?” tanya Reina pada Angga.“Tentu, dia adalah kakak angkat ku dan menjadi orang terpercayaan” sahut Angga.Reina menunduk lalu mengangguk. Angga mengajaknya pulang seusai pesawat telah terbang. Reina mengikuti Angga dari arah belakang dengan perasaan yang masih bersedih.Sekarang, mereka hanya berdua di rumah yang sangat besar dan mewah. Pembantunya pun hanya tinggal Bik Surti saja. Sementara pak satpam memilih berhenti bekerja karena sudah sakit-sakitan

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Apa Yang Centini Perintahkan?

    “Rosa, kenapa kau terlihat lesu seperti itu?” “Iya, Nih.... Apa ada masalah?”Begitulah beberapa pertanyaan yang Rosa dengar dari rekan kerjanya. Mereka merasa ada hal lain dengan wajah Rosa. Disamping Risa, Agustina juga mendengar namun ia memilih untuk tidak berbicara. Terlihat dari Rosa yang mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.“Kemarin malam aku insomnia. Lalu aku tidak bisa tidur dan rasanya lelah sekali” ujarnya.Dijunjung pintu, terlihat Angga dan Centini berjalan berdampingan. Sontak membuat mereka bersiap-siap untuk menyambut mereka dengan ramah. “Selamat Pagi, Pak angga”“Selamat Pagi, Buk Centini”Angga dan Centini membalas sapaan mereka dengan senyuman hangat. Lalu Angga memerintahkan mereka untuk untuk bersiap-siap karena perusahaan mereka akan didatangi oleh CEO ternama yang akan membahas hubg kerjasama dengan perusahaan Hanum. Mendengar hal itu, sontak membuat Rosa terkejut. Ia lupa membawa berkas penting dan masih berada didalam rumahnya!“Ingat, persiap

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Hot

    Regan, seorang pria muda yang penuh kasih, menemukan bahwa pacarnya yang tercinta telah meninggal dunia karena ulah Rosa dan Agustina. Kematian pacar Regan ini mengguncangkan hatinya dan membuatnya penuh keputusasaan. Tangannya bergetar hebat ketika menonton sebuah video panas kekasihnya. “Rosa, Agustina! Kalian harus dipenjara!!!” Regan segera mencari kontak WhatsApp dengan harap ia dapat menemukan nomor satu kedua pelakunya. Sayangnya Intan tidak menyimpan nomor WhatsApp dari keduanya, "Aku tidak boleh menyerah begitu saja, aku harus ke kantor mereka hari ini juga–”Regan menaiki sepeda motor matic yang tadi sempat ia bersihkan. Dengan terburu-buru, ia sampai tidak berpamitan kepada ibunya yang terbaring lemah diatas tempat tidur. Ya, ibunya sedang sakit lumpuh dan tidak bisa beraktivitas normal seperti sediakala. Air matanya terus berjatuhan seiruga dengan cepatnya laju kendaraan. Ia hanya ingin bertemu mereka secara mungkin.Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai jug

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Balasan Kecil Reina

    Dirgantara yang berdiri di puncak menara tinggi, melihat ke langit yang luas. Matahari terbenam dengan cahayanya yang memancar, mengecat langit dengan warna oranye kemerahan yang memukau. Di tengah keindahan alam itu, Dirgantara memandangi sapu tangan yang diberikan oleh wanita asing yang tadi ketinggalan dirinya. Sapu tangan itu terikat erat pada tangannya, menjadi sebuah kenangan dari pertemuan yang singkat namun selalu terdapat di relung hatinya. Dalam keheningan, Dirgantara merenungkan arti dari hadiah tersebut, mencoba menghubungkan jejak-jejak takdir yang mengaitkan mereka berdua. Apakah ini pertanda dari alam ataukah hanya kebetulan belaka? Hanya waktu yang akan menjawabnya.“Sapu tangan ini? Aku akan mengembalikannya” gumam pemuda yang bernama Dirgantara.Dirgantara, merupakan putra dari pasangan pengusaha ternama. Ayahnya bernama Darwin dan Ibunya bernama Isabella. Kedua-duanya sama-sama terjun kedalam bisnis yang sudah mencetuskan banyak brand ternama. Terlahir dari keluarg

DMCA.com Protection Status