"Kamu tau kalau hari ini aku banyak keluar dari kantor." Alex mencoba mengatakan itu dengan nada rendah.Haniya hanya manggut-manggut saja."Kamu istirahat duluan, aku langsung ke ruang kerjaku," kekeh Alex yang ingin pergi ke ruang kerjanya lebih cepat."Oke sayang, selamat bekerja, dan jangan bohongi aku!" Haniya seperti memperingati suaminya."Oke."Setelah Alex berpamitan pada Haniya, Alex segera pergi dari kamar menuju ruang kerjanya yang berada di pojok lorong lantai dua. Alex juga mencoba mengalah untuk tidak terjadi keributan lagi, Alex sadar jika dirinya sepertinya sedang tidak baik-baik saja, tidak baik karena sedang memikirkan banyak hal.Helaan napas Alex sangat kasar. Alex duduk di kursi kerjanya. "Semakin hari semakin melelahkan." Alex merasa hidupnya semakin melelahkan dan pusing dengan semua kejadian yang terjadi pada hidupnya.Alex menyalakan laptop, saat ini Alex memang banyak pekerjaan, apa lagi hari ini Alex banyak diluar kantor membuat Alex harus lembur dan kerjak
"Mungkin ponselnya lowbat," sahut Damar."Mungkin." Elina mendelik kedua bahunya.Damar kembali menyetir dengan fokus, mereka akan mencari Cassandra sampai ketemu, mereka benar-benar khawatir dengan Cassandra, apa lagi sudah berbulan-bulan Cassandra tidak ada kabar. Damar dan Elina sudah menghubungi tapi tidak ada respon sama sekali membuat mereka sangat khawatir, mereka khawatir jika Cassandra sudah tidak ada di dunia ini lagi. Namun, mereka tidak yakin jika Cassandra pergi untuk selama-lamanya, karena nomor Cassandra masih aktif."Sepertinya aku harus menyewa mata-mata," celetuk Damar yang sudah kehilangan arah untuk mencari mantan kekasihnya."Sabar, Dam. Kita pasti menemukan keberadaan Cassandra," ucap Elina yang mencoba menenangkan hati sahabatnya yang tengah gundah.Bukan hanya Damar yang merasa gundah atas Cassandra yang tiba-tiba menghilang begitu saja, tapi Elina juga merasa gundah, apa lagi saat hari di mana Cassandra menghilang adalah hari Elina dan Cassandra berjanjian unt
Pukul 9 malam. Haniya sedang mondar-mandir di pintu utama. Haniya terus menatap ke arah gerbang yang menjulang tinggi di area rumahnya, saat ini Haniya terlihat gelisah, gelisah karena memikirkan hal yang tidak-tidak."Pasti Alex tidur di Apartment," gerutu Haniya.Haniya mulai memikirkan hal-hal buruk, Haniya berpikir jika Alex benar-benar berpaling darinya. Haniya bahkan sempat berpikir, apakah dirinya harus mengandung anak dari Alex juga? Hm, tapi keputusan Haniya sudah bulat, Haniya tidak ingin mengandung anak Alex, Haniya sudah nyaman dengan hidupnya yang seperti ini, hidup tanpa memiliki anak."Nomornya enggak aktif." Entah sudah berapa kali Haniya menelepon suaminya, tapi nomor sang suami tidak aktif."Apa ponselnya lowbat?" Haniya berpikir jika ponsel suaminya habis baterai. Namun, keningnya berkerut dan berkata. "Kalau lowbat tinggal di charger," sambungnya yang mulai bingung.Tidak biasanya Alex menonaktifkan ponselnya selama ini, karena ponsel Alex selalu aktif. Namun, tida
Cassandra kembali terkejut dengan kedatangan seseorang."Sa ... Sayang?" Cassandra sangat terkejut mengetahui suaminya sudah ada di depannya."Kenapa kaget? Sepertinya tadi asik banget ngobrol sama pria lain," sindir Alex pada istri keduanya.Alex yang saat ini sedang didepan Cassandra dengan menyamar membuat Alex menurunkan kacamata hitam guna menatap mata Cassandra, Alex juga menggunakan masker dan masker tersebut sedikit dibuka dan di pakai kembali. Alex tidak ingin ada orang-orang melihatnya, apa lagi saat ini Alex bersama dengan istri keduanya atau wanita lain, wanita yang tidak diketahui oleh publik, karena istri Alex hanya Haniya seorang. Namun, di sisi lain ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik Alex yang terlihat mencurigakan, mencurigakan karena melirik ke arah sekitarnya."I ... Itu bukannya Alex?" Seseorang bermonolog sendiri didalam mobil.Mobil mewah yang sedang menepi diseberang kafe tersebut."Bener, itu Alex," kekeh seseorang itu, seseorang yang bernama Daniel P
"Aku hanya butuh kebebasan," kekeh Cassandra yang hanya butuh udara bebas dan udara segar di luar Apartment.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar. Alex bingung harus mengatakan apa pada Cassandra, karena Alex merasa kasihan juga dengan Cassandra yang seperti dikurung dalam Apartment. Namun, Alex juga tidak ingin Cassandra berkeliaran diluar Apartment tanpa dirinya. Apa lagi saat ini Cassandra tengah mengandung benihnya, tapi terlihat sekali jika Cassandra membutuhkan udara bebas dan jalan-jalan disekitar Apartment.Cassandra terus menatap suaminya dengan tatapan menyedihkan, lalu Cassandra berkata. "Kalau aku enggak boleh pergi sendirian, tolong temani aku jalan-jalan." Cassandra mencoba membujuk sekaligus merayu suaminya.Alex terdiam dengan napas yang begitu kasar, Alex bingung harus mengatakan apa pada Cassandra."Ya udah, kamu pulang aja sana, jangan ke sini-sini lagi." Cassandra kembali mengusir sang pemilik unit Apartment.Alex memeluk erat tubuh Cassandra, Alex tahu jika
Siapa Nindi? Nindi adalah keponakan Alex. Nindi Pratama adalah anak dari Malik Pratama dan Adinda Putri Mahendra. Adinda adalah adik kandung dari Alex Bima Mahendra, dan Malik adalah seorang CEO di Pratama Company sekaligus suami dari Adinda."Daddy Alex ke mana saja? Ku merindukan Daddy." Suara gemas dari Nindi mampu membuat orang-orang di sekitarnya merasa gemas.Nindi Pratama berusia 5 tahun, Nindi terbilang sangat dekat dengan Alex, bahkan Nindi memanggil Alex dengan panggilan Daddy, dan Alex tidak merasa keberatan dengan panggilan itu. Namun, Malik maupun Adinda merasa tidak nyaman dengan panggilan itu. Malik dan Adinda sudah memberitahu Nindi untuk tidak memanggil Daddy pada Alex, tapi Nindi tidak menghiraukan, bahkan sampai saat ini Nindi terus saja memanggil Alex dengan panggilan Daddy."Daddy juga merindukan kamu." Alex juga menyebut dirinya sendiri adalah Daddy."Ke mana Mom Haniya?" tanya Nindi yang mulai melirik ke arah sekitarnya untuk mencari istri sang Daddy."Mom Haniy
"Enggak, aku cuma asal tebak aja," kata Cassandra."Kalau mau iPhone, aku belikan sekarang juga." Alex sudah menggenggam ponselnya, dan sepertinya Alex akan membelikan iPhone memerintahkan asistennya atau melalui online."Enggak, aku enggak mau iPhone, Sayang." Cassandra tidak ingin iPhone."Jadi kamu mau apa?" tanya Alex dengan menyentuh dagu istrinya.Cassandra mulai menggoda Alex dengan mengedipkan mata dan menjulurkan lidahnya."Kau pandai menggoda, ya?" Alex mengecup bibir istrinya."Aku harus pandai menggoda biar suamiku tidak tergoda wanita lain," ucap Cassandra yang terdengar lucu.Setelah membahas tebakan didalam paper bag, kini Alex dan Cassandra sudah berada di ruang tengah, mereka duduk berdua di sana dengan membawa paper bag tadi."Jadi, suamiku bawa apa?" tanya Cassandra pada suaminya."Bawa cintaku padamu," jawab Alex.Cassandra tertawa lebar, ini pertama kalinya Alex melihat Cassandra yang tertawa seperti itu, tertawa lebar."Aku bawa dimsum kesukaan kamu dan pangsit k
"Tadi ada meeting mendadak untuk iklan terbaru," jawab Haniya."Hm." Alex langsung pergi ke dalam kamar mandi.Haniya mengikuti langkah Alex menuju bathub. Alex yang sebenarnya tidak ingin mandi bersama Haniya, tapi Alex terpaksa harus mandi berdua dengan Haniya, mereka tidak hanya mandi, tapi mereka akan bercinta di kamar mandi. Alex terlihat tidak berselera saat bercinta dengan Haniya, tapi Haniya tidak memperdulikan itu.'Kenapa aku memikirkan Kirana?' tanya Alex didalam hatinya.Entah kenapa tiba-tiba saja Alex memikirkan Cassandra, sepertinya Alex merindukan Cassandra, atau Alex merindukan bercinta dengan Cassandra? Hihi, dasar Alex. Alex sepertinya sudah tergila-gila dengan Cassandra untuk urusan ranjang, hihi.***Keesokan harinya. Pukul 12 siang. Alex baru saja meeting dengan klien baru, kini Alex kembali ke ruangan kerjanya dan sudah duduk di sofa, seketika Alex memejamkan mata."Sepertinya aku tidak bisa makan siang di Apartment," gumam Alex yang sedikit kesal.Alex membuka
Damar sebenarnya tidak ingin melacak Cassandra melalui nomor handphone, tapi karena Damar khawatir membuatnya harus melakukan itu, dan akhirnya Damar mulai menghubungi seseorang yang ahli seperti itu, kini Damar hanya bisa menunggu kelanjutan dari seseorang tersebut. Damar berharap jika seseorang tersebut mampu mencari keberadaan mantan kekasihnya, mantan yang masih ada didalam hatinya."Kirana, jaga selalu dirimu," gumam Damar yang sangat mengkhawatirkan mantannya.Damar memang tidak bisa melupakan Cassandra, tapi sepertinya Cassandra sudah tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan Damar, dan Damar tidak bisa memaksa semua itu. Saat ini, Damar hanya ingin mengetahui keberadaan Cassandra saja. Damar juga ingin tahu kabar Cassandra, karena Damar benar-benar mengkhawatirkan Cassandra."Tuhan, jaga Cassandra." Damar mendoakan mantannya.Setelah Damar mengetahui di mana Cassandra berada, Damar juga berniat untuk memata-matai sang mantan, karena Damar tidak ingin jika mantannya kenapa-na
Haniya tertawa dan berkata. "Malu? Apa maksudnya malu? Kamu malu punya istri sepertiku?" Haniya menatap heran suaminya.Alex sudah tidak tahu harus mengatakan apa pada Haniya, saat ini Alex tidak ingin bertengkar dengan Haniya, karena hari ini adalah hari Cassandra dan Calvin bisa pulang dari rumah sakit, dan Alex ingin istirahat bersama istri kedua dan anaknya. Namun, sepertinya tidak bisa, karena Haniya terus saja membuat Alex kesal."Sayang, sepertinya kamu harus pergi liburan." Tiba-tiba saja Alex mengatakan itu pada istri pertamanya seolah-olah mengusir sang istri secara halus."Liburan? Kau mengusirku?" Sepertinya pemikiran Haniya memang sudah jelek pada suaminya sendiri.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar."Aku kecewa padamu Alex!" Haniya mengatakan itu dengan raut wajah kecewa dan kesal secara bersamaan. "Aku curiga kalau kalian ingin bersenang-senang dan mengusirku," sambungnya.Haniya kembali mencurigai Alex, dan sepertinya pemikiran Haniya selalu jelek pada Alex ma
Keesokan harinya, pukul 11 siang. Cassandra dan Calvin benar-benar pulang ke rumah Fara dan Farhan, mereka berdua sudah menyiapkan kamar khusus untuk menantu dan cucunya. Sebenarnya Fara sudah menyiapkan dua kamar, tapi Cassandra hanya ingin satu kamar karena dirinya selalu ingin bersama didekat anaknya sebelum Cassandra benar-benar pergi dari hidup sang anak karena perjanjian. Cassandra sadar jika dirinya harus mematuhi semua perjanjian yang sudah dibuat saat itu, walaupun hatinya sedih, tapi semua itu harus dilakukan olehnya."Istirahat dulu selama satu jam, karena jam dua belas kita akan makan bersama," kata Fara pada menantu keduanya saat masuk kedalam kamar, kamar mewah dengan fasilitas lengkap.Kamar yang disiapkan oleh Fara sangat luas, bahkan didalam kamar tersebut sudah ada ranjang untuk Cassandra dan ranjang bayi untuk Calvin, didalam kamar tersebut tersedia kulkas juga untuk Cassandra menyimpan asi dan sebagainya di sana. Karena Fara tahu jika bayi laki-laki sangat kuat min
"Cepat ceraikan!" Haniya tetap ingin suaminya menceraikan istri kedua. Haniya terlihat gelisah dan takut, ia pastinya takut jika suaminya tidak nyaman dengan istri kedua."Kau benar-benar keterlaluan!" Farhan menggeleng, ia tidak percaya jika menantu pertamanya benar-benar kekeh dan tidak memiliki hati nurani."Saya baru melahirkan, kenapa anda tidak punya perasaan sekali, Nyonya!" Cassandra yang sedari tadi diam dan menahan emosinya, kini mulai mengeluarkan kekesalannya.Haniya terdiam. Alex mulai menuntun Haniya untuk menjauh dari orang-orang, Alex menggenggam lengan Haniya penuh cinta."Tolong tenangkan hatimu, kamu tau kalau aku hanya untukmu," bisik Alex ditelinga istri pertamanya."Hm." Haniya mengalihkan pandangannya.Menit berlalu. Haniya pergi dari kamar VVIP tersebut tanpa diantar Alex, karena hari ini jadwal Haniya sangat padat, dan Alex tidak mempermasalahkan itu, bahkan Alex senang jika hari ini Haniya sibuk, jadi Alex bisa menemani Cassandra dan Calvin di rumah sakit."L
"Bayi berjenis kelamin laki-laki," sambung Vita setelah menjeda perkataannya.Alex menangis, ia tidak menyangka jika dirinya mampu memiliki keturunan seorang laki-laki, laki-laki yang suatu saat akan meneruskan perusahaannya."Selamat Bapak Alex dan Ibu Cassandra," kata Vita.Vita tidak terbiasa memanggil dengan panggilan Tuan dan Nyonya, Dokter Vita terbiasa memanggil dengan panggilan Bapak dan Ibu."Terima kasih, Dok," ucap Cassandra yang akhirnya mengeluarkan suara.Setelah menit berlalu, sang bayi sudah selesai dimandikan, kini sang bayi dan sang Ibu kembali ke kamar VVIP. Alex terus berada disamping Cassandra, bahkan tangannya terus menggenggam tangan Cassandra."Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, bisa panggil saya," kata Vita setelah dirinya mengantar ke kamar VVIP."Baik, terima kasih," ujar Alex.Di kamar VVIP hanya ada Alex, Cassandra, bayi yang baru saja lahir, Fara, Farhan, dan Hans. Fara dan Farhan terlihat sangat bahagia dengan meneteskan air mata, air mata terharu karena
Sampai di rumah sakit, Hans langsung meminta kamar VVIP untuk Cassandra, karena tidak mungkin Cassandra berada di kamar umum, apa lagi Cassandra adalah istri dari Alex, istri kedua Alex, pastinya Cassandra tidak boleh diketahui oleh orang-orang yang berada di rumah sakit, Alex tidak ingin orang-orang mengetahui itu, karena itu akan menghancurkan reputasi Haniya dan Alex. Cassandra juga sadar dengan dirinya yang hanya istri kedua, Cassandra hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Alex."Jangan tegang." Alex menggunakan topi, masker, dan kacamata untuk penyamaran.Fara dan Farhan juga mengikuti Alex untuk melakukan penyamaran. Hans juga sama melakukan itu, karena Hans adalah asistennya Alex membuat Hans juga harus melakukan penyamaran.'Tuhan, mudahkan dan lancarkan,' batin Cassandra yang terus tegang saat dirinya sampai di rumah sakit.Sampai di kamar VVIP. Cassandra segera di periksa oleh Dokter kandungan dan beberapa perawat yang ada di sana. Alex meminta Hans untuk mencari D
Beberapa hari berlalu. Alex dan Haniya sudah kembali ke Indonesia. Alex segera pergi ke Apartment tanpa meminta izin pada Haniya, dan Haniya juga tidak perduli dengan sikap Alex yang seperti itu. Saat ini hubungan Haniya dan Alex seperti renggang, renggang karena Haniya terlalu sibuk dengan karirnya, dan Alex juga fokus pada kehamilan Cassandra. Terkadang Alex bingung dengan Haniya yang begitu fokus pada karir dan melupakan dirinya, tapi Alex bersyukur memiliki Cassandra yang selalu memperhatikannya, oleh sebab itu Alex mulai terfokus pada Cassandra. Namun, cinta Alex pada Haniya tidak akan pernah pudar. Hm, sepertinya Alex memang cinta mati pada Haniya, semoga saja Haniya mengubah sikapnya yang terlalu fokus pada karir."Suamiku!" Cassandra sangat bahagia melihat kedatangan suaminya ke Apartment."Aku merindukanmu." Alex tersenyum manis dan berlari ke arah istri keduanya.Fara dan Farhan masih ada di Apartment. Cassandra malu dengan Alex yang tiba-tiba memeluknya didepan orang tua Al
"Aku sangat suka, Sayang." Alex tersenyum manis untuk istri keduanya, istri yang selalu melakukan perannya sebagai seorang istri.Cassandra membalas senyuman itu dan berkata. "Syukurlah kalau kamu suka, aku akan selalu membuat masakan untukmu jika kamu ke Apartment, walaupun beberapa bulan lagi aku akan pergi." Cassandra menahan air matanya yang akan menetes.Alex menggenggam lengan Cassandra dan kembali mengecup lengan itu. Cassandra sangat menyayangi Cassandra, apa lagi Cassandra selalu menuruti apa yang dikatakan olehnya. Namun, Cassandra dan Alex harus berpisah ketika bayi yang ada didalam kandungan Cassandra lahir."Walaupun kita berpisah, kita telah memiliki momen indah," ucap Alex dengan mata yang berkaca-kaca.Alex pastinya merasa sedih saat mendengar ucapan Cassandra, walaupun mereka berkenalan dengan cara yang tidak baik, tapi mereka memiliki momen indah yang suatu saat akan selalu mereka ingat dalam memori ingatannya, ingatan yang begitu indah di otak mereka masing-masing.
Cassandra memang harus berdamai dengan keadaan, karena jika tidak, Cassandra akan merasa sakit hati sendirian, apa lagi Cassandra hanya menjadi istri kedua, Cassandra harus bisa sadar diri dengan statusnya, status yang suatu saat akan berakhir setelah dirinya melahirkan anak pertamanya untuk Alex dan Haniya. Ada rasa sedih dari diri Cassandra, tapi Cassandra mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan berdamai dan menyadari keadaan, keadaan yang memang menyakitkan, tapi Cassandra harus bisa menjalani semuanya."Pokoknya kamu harus jadi anak yang rajin kalau sudah lahir ke dunia, kamu harus membanggakan kedua orang tuamu, walaupun kamu tidak mengetahui siapa yang melahirkan kamu, tapi kamu akan menjadi anakku yang paling ku cintai." Cassandra sudah benar-benar berdamai dengan keadaan.Cassandra mulai mengatur napasnya dalam-dalam supaya bisa lebih rileks, karena kandungan Cassandra sudah besar dan Cassandra tidak ingin mengalami stress, Cassandra ingin tenang sampai melahirkan nanti."J