Pukul 9 malam. Haniya sedang mondar-mandir di pintu utama. Haniya terus menatap ke arah gerbang yang menjulang tinggi di area rumahnya, saat ini Haniya terlihat gelisah, gelisah karena memikirkan hal yang tidak-tidak."Pasti Alex tidur di Apartment," gerutu Haniya.Haniya mulai memikirkan hal-hal buruk, Haniya berpikir jika Alex benar-benar berpaling darinya. Haniya bahkan sempat berpikir, apakah dirinya harus mengandung anak dari Alex juga? Hm, tapi keputusan Haniya sudah bulat, Haniya tidak ingin mengandung anak Alex, Haniya sudah nyaman dengan hidupnya yang seperti ini, hidup tanpa memiliki anak."Nomornya enggak aktif." Entah sudah berapa kali Haniya menelepon suaminya, tapi nomor sang suami tidak aktif."Apa ponselnya lowbat?" Haniya berpikir jika ponsel suaminya habis baterai. Namun, keningnya berkerut dan berkata. "Kalau lowbat tinggal di charger," sambungnya yang mulai bingung.Tidak biasanya Alex menonaktifkan ponselnya selama ini, karena ponsel Alex selalu aktif. Namun, tida
Cassandra kembali terkejut dengan kedatangan seseorang."Sa ... Sayang?" Cassandra sangat terkejut mengetahui suaminya sudah ada di depannya."Kenapa kaget? Sepertinya tadi asik banget ngobrol sama pria lain," sindir Alex pada istri keduanya.Alex yang saat ini sedang didepan Cassandra dengan menyamar membuat Alex menurunkan kacamata hitam guna menatap mata Cassandra, Alex juga menggunakan masker dan masker tersebut sedikit dibuka dan di pakai kembali. Alex tidak ingin ada orang-orang melihatnya, apa lagi saat ini Alex bersama dengan istri keduanya atau wanita lain, wanita yang tidak diketahui oleh publik, karena istri Alex hanya Haniya seorang. Namun, di sisi lain ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik Alex yang terlihat mencurigakan, mencurigakan karena melirik ke arah sekitarnya."I ... Itu bukannya Alex?" Seseorang bermonolog sendiri didalam mobil.Mobil mewah yang sedang menepi diseberang kafe tersebut."Bener, itu Alex," kekeh seseorang itu, seseorang yang bernama Daniel P
"Sudah 5 tahun kalian menikah, tapi belum juga memiliki anak," celetuk Fara.Alex sudah ingin pergi dari ruang makan, tapi tangannya di tahan oleh Haniya."Kapan kalian akan punya anak?" tanya Farhan pada anak dan menantunya."Ayah, kalau Ayah ke sini hanya untuk membahas anak, sebaiknya Ayah dan Ibu pulang saja." Alex bukannya menjawab pertanyaan Ayahnya, tapi mengusir orang tuanya secara terang-terangan."Sayang." Haniya menatap sendu ke arah suaminya.Haniya tidak ingin ada pertengkaran terus-menerus setiap kali mereka makan bersama. Haniya tahu jika pernikahannya dengan Alex sudah lima tahun lamanya, tapi Haniya memang tidak ingin mengandung dan melahirkan, karena Haniya selalu menjaga tubuh idealnya. Karena kebanyakan wanita yang sudah mengandung dan melahirkan memiliki tubuh yang besar dan jelek, Haniya tidak ingin seperti itu."Apa susahnya memiliki anak," sindir Fara pada menantunya.Fara tahu jika menantunya, Haniya, tidak ingin melahirkan karena Haniya adalah seorang model t
"Rentenir atau bukan, itu bukan urusan kau!" sentak Alex.Cassandra terdiam dengan tubuh yang bergetar, Cassandra sudah tidak bisa mengatakan apapun lagi."Jadi bagaimana?" tanya Alex seolah-olah tidak sabar menunggu jawaban."Gimana apanya?" Cassandra berbalik tanya."Oh Tuhan!" Alex ingin sekali menghantam meja yang ada di depannya. Namun, tidak jadi, Alex harus sabar dan terus sabar.Cassandra melirik ke arah sekitar, Cassandra ingin sekali pergi dari sini. Namun, sepertinya sangat sulit."Kau akan lunasi semua hutang keluargamu hari ini, atau menikah denganku!" Alex kembali membahas itu."Menikah? Aku tidak pernah terpikir menikah dengan pria asing," tutur Cassandra dengan sangat enteng."Kau pikir, saya sudi menikahi kau!" Alex mulai emosi.Seketika suasana hening, semua orang yang ada di sana sepertinya sedang berpikir keras."Cepat! Saya tidak punya waktu!" Alex kembali berteriak."Be ... Berikan aku waktu untuk memikirkan ini," ucap Cassandra."Oke, satu detik!" "Hah? Yang be
Keesokan harinya. Pukul 12 siang di sebuah restoran yang bernama BASS RESTORAN."Ke mana Cassandra? Apa hari ini dia libur?" tanya Damar."Seharusnya tidak libur, Pak," jawab Elina."Maksudnya?" Damar tidak paham.Elina terlihat bingung menyampaikannya, apa lagi saat ini mereka dikelilingi beberapa rekan kerja lainnya."Elina, tolong ke ruangan saya sekarang!" titah Damar."Baik, Pak." Elina mengangguk.Damar terlebih dahulu melangkah menuju ruangannya, dan Elina mengikuti dari belakang. Sampai di dalam ruangan, Damar duduk di kursi kerjanya setelah menutup pintu ruangan, lalu Elina berdiri di depan meja kerja."Ke mana Kirana?" tanya Damar."Aku enggak tau, Damar," jawab Elina.Saat ini Damar dan Elina tidak berbicara formal, karena mereka sudah berada di ruangan tertutup, ruangan yang hanya ada mereka berdua di sana."Semalam bukannya kalian mau makan malam bareng, ya?""Ya, semalam masih ada pelanggan yang harus ku selesaikan, setelah aku selesai, aku enggak liat Kirana di tempat b
Cassandra masih menggunakan gaun pengantin dan wajahnya masih penuh riasan, tapi riasan itu sudah tidak beraturan lagi karena sedari tadi Cassandra terus menangis membuat riasan di wajah cantiknya hancur."Andai Ayah dan Ibu enggak punya hutang, pasti aku enggak perlu jadi istri kedua." Cassandra terus membahas itu dengan seorang diri di Apartemen.Cassandra berguling-guling di lantai yang penuh bunga tabur, dan tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar di telinganya. Cassandra menoleh ke arah pintu kamar dan sosok pria sudah berdiri di sana."Kenapa? Kau menyesal menikah denganku?" tanya Alex yang tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu kamar.Cassandra mulai bangun dari lantai dan duduk di lantai, Cassandra juga mengusap air matanya dengan tangannya."Aku lelah, aku ingin istirahat." Cassandra bangun dari duduk dan ingin melangkah menuju kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti.Alex tertawa dan berkata. "Kau pikir malam ini kita akan malam pertama?"Alex pastinya sudah t
Keesokan harinya. Pukul 12 siang di ruangan meeting. Alex baru saja meeting dengan Mulan. Namun, tiba-tiba saja Haniya masuk ke ruangan itu."Sayang," panggil Haniya dengan sangat manja dan mulai duduk dipangkuan suaminya.Alex tersenyum lebar, pastinya Alex sangat senang dengan kedatangan Haniya. Namun, Mulan menatap sinis ke arah suami istri yang ada didepannya."Bukannya harus profesional kalau sedang di kantor," sindir Mulan."Ini jam makan siang jadi terserah," sahut Haniya."Kita udah selesai meeting, kau bisa pergi dari kantorku!" Alex mengusir wanita yang didepannya.Mulan menatap kesal ke arah Alex."Sepertinya kamu tidak bisa melupakan suamiku." Haniya berbalik menyindir."Hah?" Mulan mengernyitkan dahinya."Sudah, jangan bahas ini." Alex tidak suka pembahasan itu.Haniya bangun dari pangkuan Alex dan Alex bangun dari duduknya, Alex menggenggam lengan Haniya dengan erat."Tidak perlu seperti itu, Haniya. Seharusnya kau segera berikan keturunan untuk keluarga Mahendra sebelum
"Be ... Bercinta?" Cassandra membulatkan matanya."Ya, kenapa? Kau sudah lama tidak bercinta dengan pria, kan?" tanya Alex.Pertanyaan Alex membuat Cassandra terus membulatkan matanya. Cassandra merasa jika Alex terlalu merendahkan harga dirinya. Namun, saat ini bukan saatnya membahas harga diri karena harga diri Cassandra sudah hilang sejak dirinya menikah dengan Alex."Aku harus mandi dan membuat tubuhku wangi." Cassandra tidak berniat menjawab pertanyaan itu, Cassandra segera pergi menuju kamar mandi.Alex hanya bisa menatap kepergian Cassandra dengan otak yang sedang berpikir."Kapan terakhir kalinya dia melakukan hubungan suami istri?" tanya Alex yang di tunjukkan pada istri keduanya."Kenapa aku harus mikirin itu." Alex geleng-geleng kepalanya.Alex segera merogoh ponselnya dan mulai mengotak-atik. Alex berniat mengirim pesan pada istri pertama, Haniya."Bercinta? Bahkan aku belum pernah melepas keperawanan aku," gumam Cassandra yang sudah berada didalam kamar mandi.Sebenarnya