Usai acara jamuan makan siang pelantikan gelar profesor untuk Reynold, para tamu undangan pun perlahan undur diri satu per satu. Hingga akhirnya Reynold berpamitan dengan mama papanya."Ma, Pa, terima kasih sudah hadir di acara pelantikan Rey!" Pria muda itu memeluk papa mamanya bergantian."Mama lega melihatmu menjadi pria yang hebat, Rey. Sampaikan salam Mama untuk Laura dan puteramu ya," ujar Prof. Kristina sebelum berlalu dari hadapan Reynold bersama suaminya.Usai menyampaikan rasa terima kasihnya kepada panitia acara pelantikannya yang terdiri dari mahasiswa semester 7 dan anak koas, Reynold pun berpamitan untuk pulang. Rencananya dia akan merayakan pelantikan gelar profesor hari ini bersama James dan Laura serta si kembar di Chateu D'Allegre fine dining restaurant. Lebih ke alasan restoran itu bersifat tertutup dan hanya bisa masuk dengan reservasi terlebih dahulu. Hubungan mereka yang unik itu harus dirahasiakan dari umum selama ini.Sementara itu James dan Laura yang sudah s
Di lantai dansa Chateu D'Allegre fine dining restaurant, Reynold mengayunkan tubuh Laura di dalam dekapannya seturut irama musik mini orkestra yang memainkan lagu 'You Are The Reason' dari Calum Scott."I'd climb every mountain and swim every ocean just to be with you and fix what I've broken. Oh, 'cause I need you to see. That you are the reason. There goes my hands shaking and you are the reason. My heart keeps bleeding, I need you now ..."Reynold berkata lembut di samping telinga istrinya, "Lirik lagu ini seperti isi hatiku kepadamu, Laura.""Thank you, Rey. Bagiku cintamu terkadang begitu tak masuk akal. Aku mencoba berhenti memikirkannya ... dan hanya menerimanya," jawab Laura sambil berputar dalam genggaman tangan Reynold mengikuti irama lagu dansa itu.James menatap ke lantai dansa dan bersikap tenang duduk di antara si kembar yang juga melihat Papa Rey berdansa bersama mommy mereka yang cantik."Kelak bila aku dewasa, aku ingin istri yang cantik dan baik seperti mommy," ucap
Masa pengisian lembar Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa baru semester ganjil sudah dimulai hari ini, dosen di semua department di FKH UGM mendapat serbuan mahasiswa dari semester 1 hingga semester 7. Periode Masa Orientasi Mahasiswa Baru (Ospek) pun sudah selesai, mahasiswa baru yang beberapa bulan lalu lulus SMA harus mandiri sebagai mahasiswa di kampus menghadap dosen pembimbing akademik untuk meminta tanda tangan dan cap NIK di lembaran KRS mereka.James, Laura, dan Reynold juga demikian. Antrean di depan kantor mereka mengular panjang silih berganti mahasiswa masuk menghadap di kantor mereka masing-masing. Pasca kejadian dengan Joel, suami sah Laura meminta pihak akademik untuk memberikan mahasiswa bimbingan akademik berjenis kelamin perempuan untuk Laura. Dia tidak ingin mengambil risiko kejadian aneh-aneh di kemudian hari.Namun, apakah itu menyelesaikan masalah? Justru nampaknya James yang harus berhati-hati karena fenomena Kpop yang sedang hits di kalangan anak muda. Wajahn
Sudah waktunya James pulang kerja, mahasiswa yang belum kebagian ACC KRS harus datang kembali besok pagi untuk mengantre kembali untuk mendapatkan tanda tangan dan cap dosen mereka.James menenteng tas kerjanya ke arah parkiran dimana Fortuner putihnya terparkir sejak pagi tadi. Matanya memicing ketika melihat ban mobilnya kempes. Sedikit kesal di hatinya karena itu pasti ulah orang iseng. Kemudian dia melihat di pintu samping mobilnya tulisan merah sepertinya ditulis dengan lipstick."Dosen jutek nyebelin sok kegantengan!" Tulisan merah itu yang dibaca oleh James.Dia mendengkus seraya berdiri bertolak pinggang di samping pintu mobilnya. "Mahasiswi sakit hati yang mana nih?" gumamnya geli bercampur kesal."TIN TIN!" Bunyi klakson mobil membuat James sedikit terlonjak. Dia menoleh ke arah sumber suara itu. Sebuah Honda Jazz merah berhenti dan terbuka kaca jendelanya. Si cantik rupanya ..."Need a ride, Baby Boy?" ucap Laura mengerling kepada James.James terkekeh lalu berjalan mendek
Dokter Stella tersenyum ramah dan mempersilakan pasangan yang telah lama tidak berkunjung ke tempat praktiknya itu untuk duduk di hadapan mejanya."Jadi kali ini siapa yang lupa menyuntikkan hormon kontrasepsi? Pak James atau Bu Laura?" godanya tertawa kecil menatap mereka berdua bergantian.James pun mengaku, "Saya, Dok. Kebetulan stok di kulkas habis waktu itu.""Mungkin memang disengaja ya ... hahaha," seloroh Dokter Stella sembari mempersilakan pasiennya itu berbaring ke bed pasien.Perawat membantu menyiapkan alat USG yang akan digunakan oleh Dokter Stella untuk memeriksa kandungan Laura. Sementara sang dokter Obsgyn mengaplikasikan ultrasound gel ke perut Laura sebelah bawah pusar."Ohh ... sekalipun perutnya kecil, tapi sudah berumur ini janinnya. Sudah masuk 17 minggu ya. Akan saya berikan resep suplemen nanti. Untuk jenis kelaminnya menurut tampilan di monitor USG sih ... perempuan," ujar Dokter Stella mencetak hasil USG 5D dalam lembaran foto seukuran polaroid lalu menyerahk
Masa-masa pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) untuk di ACC oleh dosen pembimbing telah usai. Kegiatan perkuliahan pun berjalan normal seperti biasa di kampus FKH UGM. Pagi itu James mengajar mahasiswa semester 3 di ruang kuliah 101 untuk kelas gabungan nomor absensi ganjil dan genap. Ruangan itu berkapasitas hingga 400 orang jadi biasanya tidak penuh bangkunya seluruhnya."Selamat pagi, Adik-adik semuanya. Kita bertemu kembali di mata kuliah Bakteriologi dan Mikologi di semester 3 ...." James memulai kuliahnya dengan suaranya yang tenang dan terdengar jelas hingga bagian belakang ruang 101 yang luas itu.Matanya masih sangat awas dan jeli hingga melihat sekelompok mahasiswi baru semester 1 yang mengikuti kuliahnya juga. Dia tidak mengajar di semester 1 dan 2, melainkan mulai semester 3 lalu 4 dan 5.Tanpa merasa terganggu dengan kehadiran mahasiswi-mahasiswi iseng itu di kelasnya, James menyampaikan materi kuliah pendahuluannya. "Bentuk dasar bakteri ada coccus dan basil serta spiral
Sesampainya di Intercontinental Residence apartment, James segera mengisi bathtub dengan air hangat untuk Laura. "Honey, mandi sebentar ya, airnya sudah siap," panggil James dari dalam kamar mandi. Laura pun masuk ke kamar mandi sambil membawa baju ganti bersih. Tubuhnya memang terasa sedikit dingin setelah tadi terkena AC mobil dalam kondisi setengah basah akibat disiram air di toilet kampus oleh mahasiswi badung."Thank you, James," ucap Laura lalu masuk ke dalam bathtub dibantu oleh suaminya. "Kamu nggak mandi sekalian?" tanya Laura."Masih agak siang sebetulnya ... tapi ya sudahlah, aku mandi juga menemanimu, Honey!" jawab James lalu mencopot pakaiannya. Kemudian James pun duduk di belakang punggung Laura dan membalurkan sabun ke tubuh istrinya itu. "Sepertinya aku curiga dengan beberapa anak semester 1 yang ngefans kepadaku, Laura. Tadi pagi pun mereka ikut kuliah semester 3 di kelasku," ujar James dengan suara maskulinnya yang berat."Sudah 7 semester kamu mengajar di kampus
"Jawab dulu pertanyaan saya. Apa benar kalian yang mengunci istriku di toilet dan menyiram air dari bilik sebelahnya tadi siang?" James menatap tajam keempat mahasiswi berparas rupawan di hadapannya bergantian.Keempat gadis badung itu saling lirik satu sama lain dan sikut-sikutan tak berani menjawab pertanyaan dosen ganteng itu. Mereka takut terkena sanksi karena telah berbuat kurang ajar. "Ayo dijawab ... atau saya pulang aja nggak jadi ke mall sama kalian!" desak James memberi spoiler menarik.Aurel pun segera menjawab, "Ehh ... Prof, tunggu dulu. Apa Prof. James nggak akan marah kalau kami jujur?""Tsskkk ... marah itu hak saya, kalian cukup jawab jujur. Ya atau tidak?" sahut James bersedekap menatap tajam.'Ngambek aja ganteng begini ... apalagi kalau senyum, lumerrr kali ya?' batin Mitha terpesona dengan tatapan menerawang jauh melihat wajah James. Dia kesengsem berat dengan pria berusia awal 30 tahun itu. Sementara Rosma sebelas dua belas dengan Mitha, ia membatin, 'Hidung ma
"Kita makan di restoran ini saja ya?" James memarkir mobil dengan rapi di halaman depan gerai fast food. Kemudian keluarga kecil itu turun dari mobil dan berjalan bersama-sama memasuki restoran penjual burger, hotdog, pretzel, dan makanan siap saji lainnya. Laura tak terlalu nyaman berada di tempat publik karena nampaknya kasus pelecehan yang dialaminya menjadi bumerang. Sosok Jeremy Thompson sebagai atlet football kebanggaan New South Wales dan sebagian besar penduduk Australia lebih dipercaya omong kosongnya dibanding dirinya yang bukan siapa-siapa.Pertanyaan wartawan tadi membuatnya malu, sehina itu tuduhan yang diberikan kepadanya. Padahal dia tak bersalah. Laura berdiri di belakang James dan putra putri mereka, melihat papan menu di sisi atas konter pemesanan."Apa yang ingin kamu pesan, Honey? Biar aku saja yang memesankan semua menu kita sekeluarga!" ujar James sambil mendengarkan teriakan Jacob, Joshua, dan Keira yang menyebutkan menu pilihan masing-masing. "Hubby, aku ingi
"Siapa kalian?! Jangan menggangguku!" teriak Laura putus asa di atas tempat tidur perawatannya di rumah sakit.Paparazzi yang mendominasi memenuhi ruang pasien VIP itu menahan tombol pemanggil perawat, mengambil foto tanpa izin dari Laura, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring opini salah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jeremy Thompson kepadanya. Rasanya justru wanita jahat yang merayu atlet terkenal asal Sydney itu adalah Laura."Miss Carson, apa motif Anda menggoda Jeremy Thompson? Apa untuk popularitas? Anda ingin ikut tenar bersamanya ya?" tanya Herald Grey, paparazzi bayaran Jeremy.Laura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. "Tidak ... itu tidak benar. Dia yang jahat!" jerit Laura histeris sementara berbagai pertanyaan ngawur dilontarkan kepada dirinya dan semakin membuat dirinya depresi.Wajah-wajah asing yang tak dikenalnya membuka mulut berbicara cepat dan keras menuduhkan hal yang sama sekali berbe
"Joe, kau harus bayar paparazi untuk menyebarkan hoaks tentang wanita bernama Laura Carson itu. Katakan bahwa dia telah lama terobsesi kepadaku dan memintaku menidurinya. Namun, dia mengaku aku yang memperkosanya!" seru Jeremy Thompson dengan berapi-api. Dia tak ingin masalah dengan Laura membuat karirnya kacau balau.Ben Carlberg, manager Jeremy berdecak kesal. "Seharusnya sebelum bertindak bodoh, hanya memikirkan selangkanganmu, sebaiknya kau mempertimbangkan tentang karirmu sebagai atlet terkenal, Jerry!" "Hey, jaga mulutmu! Itu hakku, jangan mengaturku. Shit!" teriak Jeremy Thompson mengamuk menuding-nuding wajah managernya.Dengan patuh, Ben menghubungi jurnalis kolom gosip receh agar membuat berita yang tak benar itu dan menjanjikan bayaran yang cukup banyak. Jeremy Thompson menyeringai puas. Dia ingin Laura yang dijadikan kambing hitam dalam peristiwa pelecehan dan pemerkosaan itu. Justru dia yang mengaku sebagai korban."Semuanya beres. Dalam hitungan menit berita hoaks itu
"Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah
"Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri
"Hey, sepertinya wajah cantik itu familiar! Fred, apa kau ingat siapa dia?" ujar Jeremy Thompson seusai bertanding football. Dia nongkrong bersama rekan satu timnya di sebuah cafe terbuka untuk melepas lelah.Fred Arlington pun mengingat-ingat siapa wanita berambut panjang kecoklatan yang ditunjuk sobatnya itu. "Dulu dia sekampus dengan kita di NSWU. Laura bukan ya namanya, Jery?" sahutnya ragu-ragu."Ahh ... that's right! Laura ... dia masih secantik dahulu dan sexy ... lebih matang dibanding dulu. Aku akan menghampirinya sendiri!" Jeremy segera bangkit berdiri lalu menyeberang jalan raya menuju ke halte bus di dekat kampus New South Wales University.Sore itu memang James pulang terlebih dahulu dari kampus karena si kembar dan Keira harus diantar latihan berenang di kolam renang untuk les seperti biasa. Kebetulan mobil mereka hanya satu, jadi Laura mengalah untuk pulang naik bus kota. Lagi pula di dekat perumahan tempat mereka tinggal ada halte bus, itu sangat praktis menurutnya.Ka
"Honey, temani aku berenang di kolam belakang rumah!" pinta James sambil menyeret tangan Laura ke lemari untuk mengambil swimsuit. Laura sedikit bingung sekalipun dia tetap mengikuti keinginan suaminya dengan berganti pakaian. "Tumben sekali, ini sudah malam James. Apa tidak dingin?" "This is summer, Laura. Aku merasa gerah dan ingin mendinginkan tubuhku," ujar James bersikeras membujuk Laura lalu meraup tubuh ramping istrinya itu ke gendongannya dan melangkah menuju kolam renang.Bulan Februari memang menjadi saat puncak musim panas di Perth. Maka di sanalah James dan Laura menceburkan diri ke kolam renang berair sejuk untuk bersenang-senang. Laura terkikik setelah dia berenang ke sana ke mari untuk menghindari belitan lengan dan kaki James dan berakhir tertangkap hingga tak berkutik. "Ouhh ... sepertinya aku akan jadi korban kemesuman suamiku lagi kali ini!" erang Laura pasrah ketika James membuat banyak kiss mark di kulitnya yang seputih porselen. "Gelombang panasnya berasal d
"BRUKK!" Sesosok pemuda bule bertubuh besar membuat Laura nyaris terpental dan mendarat di lantai marmer koridor kampus fakultas Kedokteran Hewan University of New South Wales. Untungnya dengan sigap lengan pemuda tadi menopang punggung Laura agar tidak jatuh."Sorry! Aku terburu-buru hingga nyaris membuatmu celaka. Apa kau tidak apa-apa, Miss?" ujar pemuda yang menubruk Laura sambil memeriksa kondisi wanita itu."Aku baik-baik saja. Lain kali kau bisa lebih hati-hati. Permisi!" sahut Laura lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke ruangan kantor barunya sebelum mengisi kuliah pagi tak lama setelah ini.Namun, pemuda itu mencekal pergelangan tangan Laura. "Tunggu, siapa namamu? Apa kau mahasiswi baru?" tanyanya penasaran sekaligus memandangi wanita di hadapannya dengan sorot mata tertarik."Namaku Laura, Gwendolyn Laura Carson-Indrajaya. Permisi, aku terburu-buru!" jawab Laura lalu membalik badannya setelah menarik tangannya dari genggaman pemuda yang tak ingin dia ajak berkena
Seperti kata Philip, memang Turpan Restoran Kensington memiliki menu yang bergaya oriental fussion. James sekeluarga memilih mie lamian kuah dengan daging sapi dan sayur. Masing-masing satu mangkuk penuh dan habis dalam sekejap."Wow, si kembar banyak makan rupanya ya sekarang!" komentar Philip saat melihat mangkuk kedua putera James itu kosong tak bersisa."Mie ini lezat sekali, Uncle Phil!" jawab Jacob jujur lalu meminum teh hangat manis di gelasnya.Mereka saling mengobrol santai hingga semua selesai makan malam lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil SUV milik Philip hingga tiba di Cleveland Street. Rumah mereka hanya berbeda dua rumah di antara bangunannya.Bibi dan Kakek Laura telah tiada dan hanya tersisa keponakannya saja yang masih tinggal di sana. Setelah Laura menekan bel pintu depan rumah peninggalan keluarga Carson, suara sahutan wanita dari dalam rumah terdengar, "Yeaah coming!"Lizbeth tak menyangka akan bertemu lagi dengan sepupunya tersebut setelah belasan tahun lama