Masa-masa pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) untuk di ACC oleh dosen pembimbing telah usai. Kegiatan perkuliahan pun berjalan normal seperti biasa di kampus FKH UGM. Pagi itu James mengajar mahasiswa semester 3 di ruang kuliah 101 untuk kelas gabungan nomor absensi ganjil dan genap. Ruangan itu berkapasitas hingga 400 orang jadi biasanya tidak penuh bangkunya seluruhnya."Selamat pagi, Adik-adik semuanya. Kita bertemu kembali di mata kuliah Bakteriologi dan Mikologi di semester 3 ...." James memulai kuliahnya dengan suaranya yang tenang dan terdengar jelas hingga bagian belakang ruang 101 yang luas itu.Matanya masih sangat awas dan jeli hingga melihat sekelompok mahasiswi baru semester 1 yang mengikuti kuliahnya juga. Dia tidak mengajar di semester 1 dan 2, melainkan mulai semester 3 lalu 4 dan 5.Tanpa merasa terganggu dengan kehadiran mahasiswi-mahasiswi iseng itu di kelasnya, James menyampaikan materi kuliah pendahuluannya. "Bentuk dasar bakteri ada coccus dan basil serta spiral
Sesampainya di Intercontinental Residence apartment, James segera mengisi bathtub dengan air hangat untuk Laura. "Honey, mandi sebentar ya, airnya sudah siap," panggil James dari dalam kamar mandi. Laura pun masuk ke kamar mandi sambil membawa baju ganti bersih. Tubuhnya memang terasa sedikit dingin setelah tadi terkena AC mobil dalam kondisi setengah basah akibat disiram air di toilet kampus oleh mahasiswi badung."Thank you, James," ucap Laura lalu masuk ke dalam bathtub dibantu oleh suaminya. "Kamu nggak mandi sekalian?" tanya Laura."Masih agak siang sebetulnya ... tapi ya sudahlah, aku mandi juga menemanimu, Honey!" jawab James lalu mencopot pakaiannya. Kemudian James pun duduk di belakang punggung Laura dan membalurkan sabun ke tubuh istrinya itu. "Sepertinya aku curiga dengan beberapa anak semester 1 yang ngefans kepadaku, Laura. Tadi pagi pun mereka ikut kuliah semester 3 di kelasku," ujar James dengan suara maskulinnya yang berat."Sudah 7 semester kamu mengajar di kampus
"Jawab dulu pertanyaan saya. Apa benar kalian yang mengunci istriku di toilet dan menyiram air dari bilik sebelahnya tadi siang?" James menatap tajam keempat mahasiswi berparas rupawan di hadapannya bergantian.Keempat gadis badung itu saling lirik satu sama lain dan sikut-sikutan tak berani menjawab pertanyaan dosen ganteng itu. Mereka takut terkena sanksi karena telah berbuat kurang ajar. "Ayo dijawab ... atau saya pulang aja nggak jadi ke mall sama kalian!" desak James memberi spoiler menarik.Aurel pun segera menjawab, "Ehh ... Prof, tunggu dulu. Apa Prof. James nggak akan marah kalau kami jujur?""Tsskkk ... marah itu hak saya, kalian cukup jawab jujur. Ya atau tidak?" sahut James bersedekap menatap tajam.'Ngambek aja ganteng begini ... apalagi kalau senyum, lumerrr kali ya?' batin Mitha terpesona dengan tatapan menerawang jauh melihat wajah James. Dia kesengsem berat dengan pria berusia awal 30 tahun itu. Sementara Rosma sebelas dua belas dengan Mitha, ia membatin, 'Hidung ma
Dalam perjalanan pulang ke Intercontinental Residence, James merenung mengenai apa yang terjadi belakangan ini di hidupnya. Digemari oleh kaum Hawa itu sudah jadi makanan sehari-harinya. Namun, ada kalanya dia lelah dengan situasi pernikahannya dengan Laura. Poliandri itu sebetulnya mirip poligami dengan sisi yang berbeda. Dia jadi merasa bahwa wanita yang dimadu itu tidak enak karena di sisi dirinya pun demikian. Rasanya James mulai letih bertahan harus berbagi istri dengan Reynold. Dia pun memutuskan untuk berbicara secara pribadi dengan Reynold besok di kampus.Mobil Fortuner putih itu pun sampai di parkiran basement Intercontinental Residence. James turun dari mobilnya dan bergegas naik ke unitnya di lantai 12. Dia memasukkan kode akses apartmentnya dan agak terkejut ketika mendengar ada suara tamu dari dalam."Hey, James. Akhirnya kau pulang juga! Malam sekali ...," sapa pria bule tampan itu sembari berjalan mendekati James lalu memeluknya dengan hangat."Phil, apa yang membawam
"Halo, Rey. Apa kau ada jadwal mengajar nggak pagi ini?" James menelepon Reynold dari telepon di ruang kantornya."Halo. Enggak sih, nanti kuliah sore anak ekstensi. Ada apa, Bang?" Sebenarnya Reynold sedang memberikan bimbingan skripsi untuk mahasiswi tingkat akhir di ruangannya."Apa kamu bisa ke kantorku sekarang? Ada hal penting yang mau kubicarakan denganmu," ujar James dengan nada santai tanpa paksaan."Tentu saja, tunggu sebentar, Bang James!" sahut Reynold lalu menutup panggilan telepon itu. Dia pun berkata kepada mahasiswi bimbingannya "Meylita, maaf ya ... karena saya harus bertemu dengan Profesor James, bimbingan skripsinya dilanjut besok pagi aja. Emm ... gimana?""Besok pagi bisa, Prof. Reynold. Saya kuliah siang jam 11 kok. Kalau begitu saya permisi dulu, Prof," pamit gadis manis berambut pendek sebahu itu kepada dosen pembimbingnya."Makasih, Mey!" tukas Reynold yang juga bangkit berdiri dari kursinya lalu bergegas menuju ke Lab. Mikrobiologi.Sudah beberapa hari ini,
Desahan kepasrahan Laura terdengar lembut di dalam kamar tidur yang hening malam itu seiring sentuhan-sentuhan mesra yang diberikan oleh James di malam sebelum perpisahan mereka selama setahun ke depan. Posisi spooning yang disarankan untuk kondisi hamil itu yang dipilih oleh James. Dia merengkuh tubuh Laura dari belakang dan meremas lembut bulatan kembar yang bertambah ranum karena proses kehamilan. Pinggulnya mendorong maju mundur perlahan tubuh Laura yang menempel punggungnya di dada James.Sambil mengecupi bahu dan tengkuk istrinya yang cantik, James mengatakan, "Minta Rey berhati-hati saat bercinta denganmu nanti sampai kamu melahirkan, Laura. Aku sudah menjalani satu setengah kali periode kehamilan bersamamu jadi sudah sangat paham harus bagaimana melakukannya dengan aman dan ... enak. Sedangkan, Rey masih baru.""Hubby, mungkin kau lebih bisa menjelaskannya kepada Rey. Aku malu bila harus mengajarinya seperti sebuah praktikum ilmu reproduksi," jawab Laura sembari tertawa pelan
Pagi itu James sedang menekuri berkas thesis mahasiswa S2 bimbingannya di meja kerjanya, kebetulan jadwal mengajarnya hari ini ada di siang nanti.Tiba-tiba pintu kantornya yang tertutup diketok dari luar, pria itu mendongakkan kepalanya dan melihat siapa tamunya. Ternyata itu Mitha salah satu mahasiswi angkatan baru yang beberapa hari lalu makan malam bersamanya dengan kawan-kawannya di Duck King. Ada apa lagi ini? Setelah diberi kode untuk masuk oleh James dari kaca pintu itu, Mitha pun masuk ke dalam ruang kerja James."Hai, selamat pagi, Prof. Mitha hanya ingin mengirim ini untuk Profesor James," ujarnya sembari meletakkan sebuah kotak kertas warna merah hati dengan plastik bening di bagian atasnya di meja James."Apa ya ini isinya, Mitha?" James sengaja tak menyentuhnya. Mitha pun duduk di kursi seberang James lalu membuka penutup kotak kertas warna merah itu. "Ini mooncake buatan saya sendiri, Prof. Silakan dicicipi, semoga bisa mengobati rasa kangennya pada kue ini," jawab Mi
Mulai malam ini, mereka akan memulai menjalani pengaturan baru dimana Laura akan tinggal bersama Reynold di Jasmine Park. James menyeret koper berisi baju Laura sembari menggandeng tangan istrinya menuju lift untuk turun ke lantai basment. "Honey, kuharap kau tidak akan bersedih—"Tiba-tiba Laura berjinjit lalu melingkarkan lengannya ke leher James untuk mendaratkan ciuman di bibir suaminya itu. Sementara James memegangi pinggul Laura dengan posesif, dia senang dengan inisiatif istrinya sekalipun James tahu wanita kesayangannya masih baper akan berpisah tinggal darinya selama setahun."TING." Lift itu pun sampai di lantai basement dari lantai 12 tempat unit James berada.Mereka berdua menyudahi ciuman marathon itu. Laura sedikit terengah dan berdiam diri tak bicara hingga naik ke Fortuner putih milik James. Suaminya melajukan mobil itu menuju ke Jasmine Park. Cuaca malam itu agak sedikit hujan, rintik gerimis menimpa kaca mobil James. Dia menyalakan wiper kaca depan untuk menepis a