Praktikum Mikribiologi gelombang 1 telah usai dengan lancar. Ada sebersit kelegaan di hati Aurel, dia berjalan menyusuri koridor ruang dosen Mikrobiologi sembari bercanda riang bersama teman-teman satu angkatannya. Sekilas lirikan ke dalam ruangan dosen idolanya yang tampan bak bintang drakor, matanya berbinar ceria saat menangkap sosok itu yang tak sengaja bersitatap dengannya. Aurel menganggukkan kepalanya sopan kepada Profesor James seraya berlalu dari pintu ruang kantor dosen dimana James bekerja. Senyum manis mahasiswinya yang sempat mengejarnya dengan agresif sejak awal semester 1 dulu membuat James merasa bangga akan pesonanya. Tak ada keinginan sedikit pun dalam hatinya untuk berselingkuh dari Laura sekalipun godaan banyak menyapanya setiap hari di kampus.Ponsel di meja kerjanya berbunyi, tanda notifikasi pesan baru yang masuk. Ternyata itu pesan dari Laura. 'Hubby, nanti anterin aku ke supermarket untuk belanja ya?' Tanpa membuang waktu James segera membalasnya, 'Oke, Honey
"Hai, Laura. Belum selesai kerjaan kamu, Honey?" sapa James melirik sekilas pemuda berambut cokelat kemerahan bertampang Kaukasoid yang duduk di seberang meja kantor istrinya. Dia selalu posesif bila Laura bertemu berdua saja dengan manusia lain berjenis kelamin laki-laki, terutama yang ganteng.(Pembicaraan dalam bahasa Inggris antar tokoh, tetapi langsung diterjemahkan dalam bahasa Indonesia)Laura yang tadinya sedang berdiskusi dengan mahasiswa bimbingan S3 nya dari University of Western Australia itu pun berhenti bicara. Dia menjawab suaminya, "Hai James! Aku lagi ngebahas topik penelitian thesis bimbinganku. Kenalin ini Mister Marco Barleywood, beliau dosen di Department of Pathology Anatomy UWA, Perth."Kedua pria itu berjabat tangan dengan senyum tipis dan tatapan saling menilai satu sama lain. James membatin, 'Calon profesor nih dia—kerenan aku dong ... udah profesor beneran!'"Oke, Mister Marco. Kita lanjutkan pembahasan penelitian thesisnya besok pagi pukul 10.00 ya?" pungka
Gerimis rintik-rintik masih turun dari langit yang tampak mendung sore itu. Pasangan suami istri yang mesra di bawah sebuah payung warna biru muda berjalan berdekatan menuju parkiran mobil dimana sebuah Fortuner putih tampak tersisa sendirian di sana dalam kondisi basah terguyur hujan deras tadi.James membukakan pintu mobil untuk Laura terlebih dahulu sebelum dia membuka pintu bagian belakang untuk mengambil baju atasan ganti untuknya sendiri. Kemejanya basah oleh peluh ketika bercinta di kantor Laura tadi.Setelah dia naik ke bangku pengemudi, James segera mencopot kancing kemeja putihnya dan melepaskannya. Sementara itu Laura memandangi badan berotot suaminya dari bangku samping pengemudi. "Kenapa kok begitu ngeliatinnya, Laura Sayang?" tanya James sambil mengenakan kaos katun warna hitam yang melekat membungkus tubuhnya dengan pas, bahkan sedikit mencetak otot dadanya yang bidang. "Badanmu keren banget, Hubby. Hot papa!" jawab Laura tertawa pelan seraya mengerlingkan sebelah mat
"Ahh ... sialan, gue keduluan nih!" maki Biyan seraya memukul gagang setir mobil Lexus miliknya. Dia mengamati dari dalam mobil, Aurel dijemput oleh Prof. Reynold di kost-kostannya.Sebenarnya petang itu dia ingin memberi kejutan untuk Aurel dengan mengajak gadis itu berkencan romantic dinner di Hanamasa Restoran. Biyan sudah membeli seikat bunga mawar merah berjumlah 20 tangkai yang dia pikir bisa melelehkan hati Aurel, rupanya harapannya hanya tinggal kenangan.Sore itu gerimis masih turun rintik-rintik membasahi kota Yogyakarta. Wiper kaca depan mobil Lexus warna hitam itu dinyalakan sesekali oleh Biyan. Sembari membuntuti mobil dosennya pemuda itu mengomel, "Gue udah curiga sejak di kantin siang tadi. Kenapa pula si profesor sok kegantengan itu ngebelain Aurel? Ternyata bener mereka ada main belakang 'kan! Bukannya dia udah tunangan sama asdos Mikrobiologi sih? Gabener ini ... gabener ...."Mobil sedan hitam Honda Civic yang dibuntuti oleh Biyan membelok ke dalam Hartono Mall. Mak
Dari dalam mobilnya Biyan memandangi sosok Aurel yang dirangkul mesra bahunya oleh Prof. Reynold hingga masuk ke dalam lift dari lantai basement parkiran mobil Jasmine Park Apartment. Rasanya gondok sekali Biyan, dia bolak balik ditolak oleh Aurel saat memintanya menjadi pacar sementara saja. Sementara di lain sisi Aurel menyerahkan keperawanannya yang berharga ke profesor playboy cap kadal itu dengan sukarela. Entah kena pelet apa si Aurel, pikir Biyan terheran-heran. Tak ada lagi yang dapat dia lakukan selain pulang ke kostnya karena gebetannya yang dikuntit sedari tadi sudah naik ke lantai atas apartment dengan lift. Biyan melajukan mobilnya menuju ke arah Pogung Baru yang memang menjadi daerah populer kost mahasiswa-mahasiswi UGM.Sedangkan, di lantai 7 Jasmine Park."Aurel, thank you ya Sayang sudah mau nemenin aku bobo malam ini lagi!" ujar Reynold menatap wajah cantik imut mahasiswinya yang menggoda iman itu. Dia membuka pintu unitnya lalu mengayunkan tangan kanannya mempersi
Pertanyaan yang dilontarkan oleh Aurel seakan-akan memukul Reynold tepat di ulu hatinya. Dia memang masih memuja dan mencintai Laura. Wanita itu selalu abadi menjeratnya dengan pesona keanggunan serta kecerdasannya sejak dulu. Tidak Hesti, tidak pula Aurel yang mampu menggantikan Laura yang bertahta di dalam hatinya. Seolah semua wanita hanya sekadar pelarian dari kisah cinta terlarangnya. Reynold menghela napas berat, dia menatap Aurel sembari menjawab, "Itu sama sekali bukan urusanmu, Baby A. Kita memiliki hubungan spesial yang menyenangkan untuk dijalani, itu saja!"Namun, Aurel bukanlah gadis yang bodoh. Dia tahu hubungan mereka berdua hanya sekadar pengisi sisi kehidupan dosennya yang kesepian. Lajang, tampan, berkarier bagus, seolah segalanya sempurna sebagai kriteria calon suami. Lantas apa yang membuat Prof. Reynold tak kunjung menikah? Rumor di kampus ungu yang pernah dia dengar adalah kisah cinta segitiganya bersama Prof. Laura dan Prof. James semenjak mereka masih mahasis
Semenjak Reynold tak lagi tinggal bersama keluarga kecilnya di Intercontinental Residence, James merasa sangat lega. Dia memiliki kehidupan percintaan yang unik bersama istri kesayangannya. Sekalipun Laura telah berusia 45 tahun ini, tetapi dia masih sanggup mengobarkan api gelora asmara di dalam diri suaminya."Oppa, apa kamu suka lingerie baru yang kubeli dari online-shopIG ini?" Laura melenggak-lenggok berjalan tanpa alas kaki mengenakan lingerie sutera model two piece bikini warna pearly white yang memamerkan pusarnya serta perut ratanya itu di hadapan James.Tatapan mata monolid suaminya mengisyaratkan bahwa tak lama lagi pria itu akan menerkamnya bulat-bulat. James beranjak bangkit dari kepala ranjang lalu merengkuh istrinya yang molek dan melumat ganas bibir merah muda itu hingga kepalan tangan Laura memukul-mukul pelan dada bidangnya. "Kau selalu ganas, James!" ucapnya dengan napas terengah menatap wajah suaminya yang seganteng idola KPopnya Park Seo Joon."Siapa yang mulai d
"AUREL!" Teriakan pria yang memanggil namanya itu membuat gadis itu sontak menoleh ke belakang.'Waduh mampus ... dia lagi dia lagi!' rutuk Aurel dalam hatinya. Biyan berlari kencang menghampirinya sambil menenteng ransel di bahu kiri. Akhirnya sesampainya pemuda itu di hadapan Aurel, ia pun berkata, "Gue mau ngomong sama lo penting banget!"Alis tebal melengkung itu berkerut menatap Brian dengan tatapan aneh. "Gue ada kuliah setengah jam lagi. Ntar aja habis kuliah ya, Bi!" tolak Aurel seraya membalikkan badannya akan melanjutkan perjalanannya ke ruang 101."Gue buntutin kencan lo sama Prof. Reynold semalem. Bobo barengkah kalian?" ujar Brian sengaja dengan nada kepo."Damn!" desis Aurel memejamkan kedua matanya dan menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya. Dia pun kembali mendekati Biyan dan menarik tangan pemuda itu menuju ke taman kampus yang sepi di pagi hari.Seringai puas terukir di wajah Biyan. 'Kena kau sekarang, Nona Sok Jual Mahal!' soraknya girang dalam ba