Hari ini adalah hari ulang tahun Reynold, 25 Maret. James cukup mengingat tanggal itu karena sudah dua kali dia merayakannya bersama keluarga Prof Widya di rumah mereka.
Ulang tahun Reynold tahun ini berbeda bagi James karena mereka sudah mengalami perang dingin selama berbulan-bulan sejak Reynold memperkosa Laura. Hubungan mereka tidak sehangat dahulu, seperti abang dan adik.
Setelah ragu-ragu, pada akhirnya James mengirimkan pesan WA ucapan selamat ulang tahun ke 20 tahun untuk Reynold.
Tak berapa lama ponsel James berbunyi. James mengecek layar ponselnya, ternyata Reynold yang meneleponnya. Dia pun segera menjawab panggilan itu.
James : "Halo..."
Reynold : "Halo Bang. Makasih ucapan selamatnya."
James : "Iya. Semoga kuliahmu lancar dan tercapai cita-citamu Rey."
Reynold : "Bang... apa aku boleh bertemu Prof Laura?"
James : "........ Boleh, tapi jangan macam-macam dengan Laura ya! HPL nya sebentar lagi."
Sejak merayakan ulang tahun Reynold di kantornya, Reynold menjadi lebih sering menemui Laura di kampus. Entah apa tujuan Reynold, tapi lama-kelamaan Laura mulai kehilangan rasa kebenciannya pada Reynold yang dahulu memperkosanya. Segala perhatian dan kesabaran Reynold itu membuat Laura luluh juga pada akhirnya. Sedangkan James justru sulit untuk membagi waktu antara koasistensi interna hewan besar dengan menjaga Laura. Hingga suatu ketika, Laura harus periksa ke dokter Stela karena HPL kurang 7 hari dari jadwalnya. Namun, James tidak bisa menemaninya. Tentu saja Reynold dengan senang hati mengambil tanggungjawab itu. Dia sudah menanti-nantikan kesempatan ini. "Hati-hati, Sayangku. Ayo aku bantu turun." ucap Reynold ketika membantu Laura turun dari mobil Honda Civic hitamnya sore itu. Mereka telah sampai di parkiran tempat prakter dokter Stella. Perut Laura sudah sangat besar sehingga dia agak kesulitan untuk bergerak. Bulan lalu ketika di
Hari-hari menjelang HPL Laura sudah sangat dekat. Baik James maupun Reynold merasa resah karena keduanya merasa bertanggungjawab atas anak yang ada di rahim Laura. Reynold sekali pun sudah melakukan yoga rutin masih merasa gelisah dan cenderung merasa jantungnya berdebar-debar tak jelas. Dia sulit tidur di malam hari dan sering mengirim pesan di tengah malam ke James untuk mengecek kondisi Laura. Kini James sudah tidak terlalu marah pada Reynold, dia justru merasa prihatin dengan situasi yang dihadapi Reynold. Menurutnya tidak ada masa depan untuk hubungan Reynold dengan Laura. Dia jelas tidak mau membagi Laura dengan siapa pun termasuk Reynold demi alasan apapun. Hingga suatu siang setelah Laura mengajar marathon kuliah 3 sesi, dia merasa air hangat meleleh melewati pahanya ketika berjalan melewati koridor menuju lobi Lab. Anatomi. Kebetulan Laura berpapasan dengan Reynold yang baru saja selesai kuliah. "Kurasa sudah waktunya kamu melahirkan, S
Sesuai dengan rencana awal James, dia meminta tes DNA kedua bayi Laura. Dia tidak ingin ada kesalahpahaman di kemudian hari. Sebenarnya dia tidak keberatan menjadi ayah untuk kedua bayi tampan itu. Mereka bagaikan malaikat kecil yang mirip dengan mommy mereka yang bermata biru. Hari ini adalah hari kedua pasca Laura melahirkan, istrinya masih diobservasi di ruang perawatan. Kedua bayi yang masih belum diberi nama itu hanya dibawa kepada Laura ketika akan disusui, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di ruang bayi bersama bayi-bayi lain yang seumuran dengan mereka. Papi dan kedua abangnya berencana menjenguk bayi-bayi itu hari ini dari Jakarta. Mereka pun sudah mengetahui bahwa kedua bayi itu memiliki dua ayah karena kejadian superfetasi yang langka yang mengalami kejadian tak biasa juga sehingga berbeda ayah. Siang itu James sedang mengupas mangga untuk Laura. Mereka hanya berdua di ruang perawatan, Reynold masih kuliah jadi tidak merecoki mereka.
Seminggu setelah melahirkan, Laura kembali ke apartment nya di Royal Heritage bersama kedua bayi tampannya dan James. Sesuai kesepakatan awal antara James dan Reynold, mereka merawat anak mereka bersama-sama. Reynold setiap selesai aktivitas di kampus selalu berada di apartment Laura untuk membantu Laura merawat Jacob dan Joshua. James menamai puteranya, Jacob Carson Indrajaya sesuai nama keluarga Laura dan nama keluarganya yaitu Indrajaya. Pangeran kecil generasi ketiga yang paling sulung. Bayi tampan berkulit putih, bermata biru dengan rambut berwarna coklat tua seperti mommy -nya. Namun, struktur tulangnya benar-benar menurun genetik James. Terutama tulang hidung, rahang dan jemari lentiknya yang membuat Laura begitu jatuh cinta. Sungguh perpaduan yang apik di antara kedua orang tuanya. Sedangkan Joshua, putera Reynold, dia pun tampan karena genetik Laura sangat kuat. Bayi itu pun memiliki warna kulit putih sama seperti kakaknya, mata biru dan
Siang itu James menemani abangnya, Leeray untuk mengobrol di coffee shop terkenal yang ada di Mall H. "Abang belakangan ini banyak tinggal di Australia ya?" tanya James sambil mengaduk Caramel Macchiato nya. Leeray menyesap Caffe Americano nya lalu menjawab, "Iya, sudah 5 bulan ini sih, bolak balik Jakarta-Perth. Aku mau cerita sesuatu ke kamu, tapi jangan ngember ya." James mengerutkan alisnya penasaran, ada rahasia apa yang akan diceritakan abangnya itu. "Oohh siap lah Bang. Percaya sama James." Leeray menghela napas dalam sebelum menceritakan rahasia besarnya ke adik bungsunya yang memang seharusnya tahu tentang statusnya saat ini. "Jadi, Abang sudah nikah sama Deasy di Perth." "WHAT?!" seru James shock mendengar perkataan abangnya. "Bang Lee, asli deh ini gila. Kok bisa sih? Ini Papi sama Papa Nico tahu gak? Bang Mike juga apa sudah tahu?" cerocos James dengan penasaran. "Gak ada yang tahu, baru kamu aja yang kuberi t
Keberadaan James dan Reynold banyak membantu Laura dalam merawat kedua bayi tampannya. Kedua pria muda itu sangat bertanggungjawab dalam merawat Jacob dan Joshua. Mereka memandikan, mendandani, dan menggendong bayi-bayi itu di waktu mereka tidak mengerjakan tugas kampus. Selebihnya memang Laura yang merawat kedua bayi itu. Sudah hampir sebulan berlalu sejak hari kelahiran kedua bayi itu, Laura pun harus segera kembali bekerja di kampus. Dia agak merasa bingung dengan pengaturan menjaga kedua bayinya karena James masih menjalani koasistensi reproduksi dan juga asistensi Lab. Mikrobiologi, sedangkan Reynold masih kuliah di semester 5 yang tentunya sangat sibuk. Laura tidak ingin merepotkan kedua papa muda itu. Akhirnya dia menyewa jasa baby sitter profesional untuk membantu menjaga Jacob dan Joshua sementara dia bekerja di kampus. Baby sitter baru itu bernama Mikha, dia masih berusia 22 tahun, tapi pengalaman kerjanya bagus tidak sering berpin
Sore hari berikutnya, James menemani Laura untuk menjalani pemeriksaan rutin di praktek dokter Stella. Dia sudah sangat tak sabar untuk mendengar berakhirnya masa nifas Laura dari mulut dokter Stella. Sudah lama sekali dia tidak berhubungan badan dengan istrinya sejak setengah bulan masa kehamilan akhir hingga 40 hari masa nifas pasca kelahiran. Tubuh Laura sudah mulai ramping, hanya bokong dan payudaranya lebih montok berisi dibandingkan sebelum hamil dulu. Tapi seperti apa pun bentuk tubuh Laura, dia akan tetap tergila-gila padanya. Kalau sudah menyangkut perasaan segalanya terabaikan. Cintanya tidak berubah. Mereka duduk berdampingan di hadapan meja praktek dokter Stella. "Bagaimana kabarnya, Nyonya James?" sapa dokter Stella dengan ramah seraya menyunggingkan senyum manis di wajahnya. "Baik, Dok. Terimakasih." jawab Laura sambil menggenggam tangan James di pangkuannya. "Silakan tidur di bed pasien, Nyonya James. Kita akan periksa kon
Agenda pekerjaan Laura begitu padat pasca cuti melahirkannya berakhir. Mahasiswa bimbingan skripsinya mengantre berderet-deret di lobi Lab.PA menunggu untuk berkonsultasi bimbingan skripsi. Laura pun melayani mereka satu per satu tanpa mengeluh. Dia tahu seperti apa rasanya ketika skripsi dipending karena dosen pembimbingnya tidak ada di tempat. Hari sudah lewat pukul 12.00 siang, seperti biasa Laura melewatkan makan siangnya. Dia lebih memilih untuk melanjutkan review bimbingan skripsi. Tiba-tiba Reynold datang mengunjunginya. Dia berdiri di samping pintu kantor Laura sambil bersedekap. "Kak, maaf, Prof Laura belum beristirahat makan siang. Mungkin nanti bisa dilanjut setelah jam 1 siang." ujar Reynold dengan tegas menegur mahasiswa angkatan semester 7 yang sedang bimbingan skripsi bersama Laura. Reynold pun berjalan ke samping Laura dan menariknya berdiri lalu seolah menyeret Laura keluar dari kantornya dengan menggandeng tangann