Carla juga dibantu keluar dari mobil.Tidak ada yang tahu interaksi antara dia dan Fera, juga tidak ada yang tahu kebenaran dari "kecelakaan" ini.Semua orang ikut masuk kembali ke kediaman.Di jalanan yang lebih maju dari kediaman Keluarga Jayadi, Sheryn masih terus "menunggu".Dia berkali-kali melihat jam, lalu melihat ke ujung jalan yang tetap hening. "Harusnya sudah berhasil!"Nyonya itu sudah membawa Celine masuk, kalau tidak, sekarang Celine harusnya sudah sampai.Saat ini, Nicholas juga harusnya sudah bangun!Nicholas memang sudah bangun.Waktu dia bangun, seluruh kamarnya gelap gulita. Dia mengulurkan tangannya ke meja samping kasur untuk mengambil ponselnya dan melihat jam, tapi setelah sekian lama, dia tidak menemukan ponselnya.Dia segera membuka lampu kamar dan baru melihat kalau ponselnya dan juga chargernya jatuh ke lantai.Sebelum tidur, dia mengecas ponselnya ....Nicholas mengernyit, tapi langsung mengerti.Mungkin waktu dia tidur, tidak sengaja menjatuhkan ponselnya.
Di jalan Gunung Salma.Asalkan Nicholas menyusuri jalan ini, pasti bisa menemukannya!...Di jalan Gunung Salma nomor 1, kediaman Keluarga Jayadi.Di dalam kantor di bangunan khusus tenaga medis, suasananya sangat hening.Celine kehilangan kesadaran karena bagian kepalanya tertabrak. Setelah diperiksa, dokter melihat tidak ada luka, tapi Andreas menunjukkan ekspresi serius bahkan orang-orang lain juga jadi ikut tegang."Carla, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa tabrakan?"Fera merusak keheningan yang menyesakkan ini.Semua orang juga mempunyai pertanyaan yang sama, hal ini sudah pasti harus dijelaskan.Kening Carla juga terluka sedikit, dia seakan-akan sangat terkejut dengan tabrakan tadi, sampai sekarang masih terlihat panik.Begitu ditanya tentang kecelakaan tadi, Carla makin panik. "Aku yang salah ....""Aku nggak memperhatikan kalau ada mobil yang datang ....""Kalau aku masuk lebih cepat, nggak akan terjadi kecelakaan begini, tapi ....""Belakangan ini aku bergadang setiap h
Semua yang ada di sini tidak pernah melihat Andreas yang seperti ini.Orang-orang Keluarga Jayadi hanya pernah melihat sikap Andreas yang agak berbeda terhadap Celine waktu dia membawa Celine pergi malam itu.Mereka tidak tahu di depan Celine, Andreas yang biasanya selalu bersikap dingin bisa menunjukkan "kehangatan" seperti ini.Celine ....Tatapan Yuni yang tertuju pada Celine jadi terlihat penasaran.Omar awalnya mengernyit karena terkejut, setelah sadar kembali, dia juga memperhatikan Celine.Fera juga ....Saat ini, meski dia tetap tersenyum sopan seperti biasanya, kilau kesinisan di matanya terlihat sangat jelas.Namun, saat ini dia tidak melihat Celine.Dia melirik ke arah Bella.Meski Bella sudah pernah mendapat penghargaan "aktris terbaik" di ajang internasional, tapi jelas terlihat, aktingnya adalah yang paling jelek di antara semua orang di sini.Dia melihat Celine dengan mata penuh kecemburuan yang tidak disembunyikan.Kalau bukan karena di sini ada Andreas, dia sepertinya
Mereka berdua adalah cucu angkat Keluarga Nadine, secara logika, hubungan mereka seharusnya lebih akrab.Namun, perhatian Carla ini membuat Celine merasa sangat aneh.Celine sendiri tahu jelas seberapa dekatnya hubungan mereka.Dia tidak suka berpura-pura, juga malas menemani Carla berpura-pura.Selain itu, dia memang bukan datang untuk menghadiri jamuan keluarga.Teringat tujuannya datang ke jalan Gunung Salma, Celine berdiri dan ingin segera pergi. "Aku masih ada urusan lain, jadi aku permisi dulu."Mungkin karena tabrakan tadi masih sedikit berefek padanya.Begitu berdiri, tubuh Celine tidak stabil.Seketika, Andreas langsung merangkulnya."Aku antar." Suara Andreas terdengar dari atas.Namun, sebelum mereka sempat melangkah keluar, Yuni berkata, "Yudi, bagaimana persiapan makan malamnya?""Nyonya Tua, hidangannya sudah selesai."Justru kecelakaan tadi menunda dimulainya jamuan malam ini."Kalau sudah selesai, ayo kita mulai. Andreas ...." Yuni bertopang pada tongkatnya, nada bicara
"Nona Celine, tenang saja, aku suruh orang pergi sekarang juga."Tanpa menunggu Andreas mengiakan, Fera sudah lebih dulu menyetujuinya.Celine melihat Nyonya Fera yang tersenyum itu. Dia tidak lupa, waktu pertama kali dia datang ke sini, nyonya satu ini yang berlutut di depan Andreas, mencoba untuk menyalahkan Andreas secara moralitas.Dia yang menyuruh orang pergi?"Terima kasih, Nyonya Fera," ujar Celine berterima kasih sambil tersenyum.Bagi mereka, Sheryn hanyalah orang yang tidak penting, tidak ada alasan bagi Fera melakukan sesuatu pada Sheryn.Oleh karena itu, Celine tidak perlu khawatir.Fera mengurus segalanya, menyuruh sopirnya Omar pergi menjemput Sheryn.Sekumpulan orang berpindah dari bangunan tim medis ke bangunan utama.Andreas terus menempel di samping Celine, dari awal sampai akhir, keningnya terus berkerut dan tubuhnya tegang, seakan-akan penuh dengan waspada.Celine tidak tahu kalau Yuni menyuruhnya membawa Celine ke jamuan keluarga ini.Di saat yang sama, Yuni mengu
Kemudian, dia menggandeng tangan Celine.Celine masih sibuk memikirkan panggilan "istri dan suami" itu, sama sekali tidak menyadari gerak-gerik Andreas.Meski dalam hati Celine terus mengingatkan dirinya kalau dia harus menjaga jarak dengan Andreas,mereka sepertinya masih tetap suami istri secara hukum.Celine merasa sedikit bersalah.Namun, dia mana boleh minder?Bukannya mereka berdua tahu jelas dari mana hubungan "suami istri" mereka ini?Celine mendeham.Dia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk memperjelas hal ini.Namun, sebelum dia sempat mengatakan apa-apa, Andreas tiba-tiba memeluknya. Wajah Celine tiba-tiba menempel di dada Andreas. Dia mendengar detak jantung Andreas dan juga suara Andreas yang berasal dari atas."Celine, seumur hidupku ini, di hatiku hanya ada kamu. Aku cuma punya satu istri, yaitu kamu! Siapa pun nggak akan bisa menghentikanku, kamu juga nggak bisa!"Dia juga tidak bisa!Hati Celine seakan-akan bergetar.Rasa minder di hatinya semakin kuat."
Ini adalah situasi yang tidak diinginkan Fera dan Inez.Inez yang duluan bersuara, "Pak Yudi, cepat cari mereka."Yudi langsung berbalik dan berjalan kembali."Tuan Andreas?""Nona Celine?"Yudi mencari sambil mencoba memanggil mereka.Suara itu terdengar oleh Celine yang berada di balik dinding tanaman. Dia pun langsung tersentak."Ada yang datang!"Saat ini, dia dan Andreas saling menempel. Secara refleks, Celine ingin mendorong Andreas, tapi tangan yang menekan punggungnya malah menguat.Di luar dinding tanaman, suara langkah kaki semakin mendekat."Andreas Jayadi!" Terdengar kepanikan di suara Celine.Kalau sampai di kediaman Keluarga Jayadi ada orang yang melihatnya seintim ini dengan Andreas, malam ini .... Celine teringat Bella dan Carla, juga semua anggota Keluarga Jayadi yang punya niat tersembunyi.Dia sudah pasti akan menerima lebih banyak serangan.Namun, semakin dia tegang, pelukan Andreas semakin erat.Dia berkata dengan suara menggoda, "Ganti panggilannya."Celine terdia
Celine mengangguk, lalu mengikuti Yudi.Setelah Celine keluar dari balik dinding tanaman, orang-orang yang menunggu di depan langsung lega.Celine masih di sini!Kalau begitu, jamuan hari ini akan tetap berlanjut.Hanya Bella yang merasa aneh.Tadi Andreas dan Celine menghilang, tapi kenapa yang ditemukan hanya Celine?Mana Andreas?Bella mengintip ke belakang Celine.Namun, tetap tidak terlihat sosok Andreas."Bukannya buru-buru mau makan? Kenapa pada berhenti?" Terdengar suara Andreas.Semua yang berdiri di tempat untuk menunggu Celine pun berbalik ke asal suara, lalu melihat Andreas entah sejak kapan sudah sampai di depan bangunan utama.Dia sedang melipat tangannya di depan dada sambil bersandar di dinding sebelah pintu dengan ekspresi santai.Sejak kapan dia ada di pintu?Celine juga terkejut melihat Andreas."Cepat, aku sudah lapar!" Sikap Andreas yang tegang di bangunan tim medis karena Celine tadi sudah tidak terlihat.Setelah itu, dia lebih dulu masuk ke dalam, meninggalkan se