Andreas mengernyit lalu diam-diam mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke Owen.Melihat pesan yang dikirim Tuan, muncul tanda tanya besar di benaknya.Selidiki informasi ayah bayi yang merayakan seratus harinya.Tuan kenapa bisa tertarik dengan seorang bos perusahaan kecil?Owen tidak mengerti apa yang dipikirkan tuannya, tapi dia sama sekali tidak berani mengabaikan pesan tuannya. Tidak sampai sepuluh menit, sebuah dokumen informasi tentang Simon Erawan dikirim ke kotak surel Andreas.Suara tawa Celine dan bayi kecil masih terdengar di taman.Simon dan istrinya menonton dari samping, meski mereka tersenyum, tapi tetap terlihat kegelisahan mereka.Andreas melihat ponsel, membaca informasi tentang Simon.Kemampuannya lumayan, hanya saja kurang beruntung. Kebetulan proyek cip mereka cocok dengan bisnis yang belakangan ini sedang diperhatikan Perusahaan Jayadi.Mungkin karena tadi bayi kecil itu terlalu bersemangat bermain, perlahan-lahan dia mulai lapar.Celine mengembalikan bayi
Andreas sedih, tapi dia juga tahu membuat Celine menyukai "Tuan Andreas" tidak bisa dalam sehari dua hari.Namun, dia juga tidak terburu-buru, asalkan Celine bersedia memberinya kesempatan.Merasakan tatapan Simon dan istrinya ke arahnya, Andreas melihat ke mereka. Melihat mereka mengkhawatirkannya, Andreas tersenyum pahit lalu mengirim pesan ke Owen sambil mengirim foto tadi.Melihat isi pesan itu, Owen sangat terkejut.Namun, tak lama kemudian, dia menekan kekagetannya dan langsung menghubungi bagian media Perusahaan Jayadi di Mastika untuk mengunggah foto itu melalui media sosial terbesar.Sebagai pemimpin dari tiga keluarga terbesar di Mastika, Perusahaan Jayadi selalu diperhatikan banyak pihak.Begitu foto itu muncul, sejumlah besar akun-akun berita mengunggah ulang foto itu. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, foto dan juga cuplikan layar dari unggahan Perusahaan Jayadi langsung tersebar di seluruh internet.Di akun resmi Perusahaan Jayadi, deskripsi dari gambar itu hanya empa
Sekretarisnya tertegun sejenak, lalu dia mendengar desakan bosnya dari telepon. "Aku mau alamatnya, kasih kamu waktu satu menit, kirimkan alamatnya ke aku."Setelah itu, bos itu mengakhiri panggilannya.Sekretarisnya sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, tapi karena itu perintah dari bos, dia langsung melaksanakannya.Ketika alamat itu dikirim ke bos investor itu, bos itu sudah mengemudi keluar dari garasinya dan langsung melaju ke alamat itu.Di saat yang sama, banyak mobil mewah yang keluar dari berbagai tempat di Binara menuju ke tempat yang sama.Kurang dari setengah jam, sejumlah besar mobil mewah berhenti di luar sebuah hotel dengan taman bunga.Mereka semua adalah bos besar perusahaan investor dan perusahaan teknologi. Biasanya mereka bertemu pasti akan saling menyapa dan menanyakan kabar, tapi sekarang mereka semua terlihat buru-buru, seakan-akan ada urusan yang sangat penting.Tentu saja!Semua orang di sini digabung jadi satu juga masih kalah dengan sehelai rambut Tuan
"Pak Simon ....""Pak Simon ...."Simon sampai pusing dipanggil begitu banyak orang.Wajah-wajah penuh senyum membuat dia semakin bingung.Jelas-jelas tadi di sini masih sepi, tapi dalam sekejap jadi seramai pasar. Semua orang ini datang mengantarkan uang untuknya.Masalahnya ada di mana?Simon tidak mengerti, dia tahu asalkan dia menerima tawaran dari orang mana pun yang ada di sini, masalah dana perusahaannya bisa langsung selesai.Namun, dia panik karena tidak tahu alasan di balik semua ini."Nggak usah buru-buru." Simon menghadapi para bos yang datang dengan senyuman.Namun saat ini, sudah ada sejumlah uang masuk ke akun perusahaan Simon.Di luar hotel,Celine tidak tahu kenapa Andreas tidak mau keluar lewat pintu depan, malah membawanya keluar lewat pintu belakang hotel, seperti sedang menghindari sesuatu.Dia menghindari apa?Celine melihat pria di sampingnya dengan tatapan menyelidik, baru sadar di bawah penerangan yang minim, pria di sampingnya sedang tersenyum dan seluruh tubu
Sementara pria itu ....Dari awal sampai akhir, Jeremy tidak melihat wajah pria itu, hanya melihat punggungnya saja. Punggung itu sangat mirip dengan pria yang dia lihat sebelum keluar dari vila.Lily pernah bilang kalau Celine sudah menikah.Apakah pria itu suaminya Celine?Muncul adegan saat pria itu jongkok di depan Celine lalu menggendongnya pergi di benak Jeremy. Pasangan ini mesra juga.Tiba-tiba Jeremy merasa agak kesal, bahkan malas memedulikan Lily. Dia langsung berbalik masuk ke bar.Lily tentu saja bisa merasakan sikap dingin Jeremy padanya.Jelas-jelas sebelumnya masih sangat ramah padanya, bahkan merangkul bahunya di depan teman-teman Binaranya. Meski Jeremy memperkenalkannya sebagai adik sepupu, tapi kata-kata dan sikapnya selalu menunjukkan kalau hubungan mereka tidak biasa.Namun, kenapa Jeremy tiba-tiba bersikap dingin?Lily menatap ke arah pandangan Jeremy tadi sambil berpikir.Belum sempat dia tahu alasannya, ponselnya berbunyi.Telepon dari Irina.Saat ini, pikiran
Sementara wanita di samping Tuan Andreas ....Seperti kata Irina, meski hanya tampak samping, Lily juga bisa langsung mengenal kalau orang itu adalah Celine!Di dalam foto, Celine sedang melihat Tuan Andreas, sedangkan Tuan Andreas tersenyum penuh cinta, cintanya sampai menembus layar. Hati Lily seperti disayat-sayat pisau.Sementara saat ini, tatapannya tertuju pada Jeremy yang ada di bar.Setelah berpikir sejenak, Lily menutup ponselnya lalu berjalan masuk sambil menggenggam erat ponselnya.Pada saat ini, Jeremy sedang melamun melihat foto di ponsel yang dia pegang."Jeremy, kamu agak aneh. Kenapa? Ada apa dengan foto Tuan Andreas ini? Keluarga Nadine dan Keluarga Jayadi termasuk tiga keluarga besar di Mastika, kamu kenal nggak sama Tuan Andreas?"Semua orang yang ada di sini sangat penasaran dengan Tuan Andreas, bahkan ingin menjalin hubungan dengannya melalui Jeremy.Namun, bahkan Jeremy juga sangat jarang punya kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Andreas.Akan tetapi, tadi dia se
Celine ingin menjauh, tapi rasa aman yang Andreas berikan sekarang seakan-akan punya kekuatan misterius yang membuatnya tenggelam dan tidak bisa melepaskan diri.Karena tidak bisa melepaskan diri, Celine memutuskan untuk tenggelam sementara.Bahkan Celine juga tidak sadar entah sejak kapan dia sudah tidak menolak digendong Andreas.Dia bahkan sudah sepenuhnya bersandar di punggung Andreas. Dia sudah terbiasa dengan aromanya, lalu sekarang karena sudah rileks, dia mulai merasa mengantuk.Mendengar suara napas yang teratur di belakangnya, Andreas tahu Celine sudah tertidur."Bisa-bisanya tidur, dasar tidak tahu diri!" Andreas menghela napas, tapi sama sekali tidak bermaksud menyalahkan Celine.Agar Celine bisa tidur dengan nyenyak, dia bahkan sengaja berjalan lebih lambat.Sekarang di sekitar mereka tidak ada orang, Andreas merasa sangat puas menggendong Celine seperti ini, dia ingin menggendong Celine seperti ini seumur hidup.Tiba-tiba, angin malam berembus, membuat Andreas mengernyit.
Tadi Andreas menggendong Celine seperti sedang menggendong harta paling berharga di dunia.Namun, kenapa orang itu adalah Celine!!!Carla menggigit bibirnya, tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di bawah. Dia refleks melihat ke arah suara dan kebetulan bertatapan dengan mata Hansen yang penuh peringatan.Carla langsung mengalihkan tatapannya lalu baru sadar Hansen sengaja mengeluarkan suara langkah kaki untuk menarik perhatiannya dan memberinya peringatan.Heh!Hansen ... Hansen!Jelas-jelas suka sama Celine ....Jelas-jelas melihat Celine di pelukan Andreas, melihat Andreas mengumumkan keberadaan Celine kepada semua orang dan mengumumkan rasa cintanya pada Celine,tapi Hansen masih sempat memperingatkan dia?Hansen bukannya seharusnya cemburu seperti dia?Carla terkekeh lalu merasa tadi dia mengalihkan tatapan seperti itu terasa sangat menyedihkan. Dia kembali melihat ke arah Hansen seperti ingin mengembalikan martabatnya.Dia kembali bertatapan dengan mata yang penuh dengan maksud
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja
"Kamu masih ingat hal-hal aneh lainnya, nggak?"Hal-hal aneh?Andreas mengernyit, lalu berpikir sejenak dan akhirnya bertanya dengan ekspresi bingung, "Hal aneh apa?"Berarti dia sudah lupa!Bagus sekali!Lala sangat puas.Lala pun mencari alasan untuk menjawab kebingungan Andreas. "Nggak apa, cuma semalam pas demam, kamu mengatakan hal-hal nggak jelas. Kayaknya kamu mimpi buruk.""Tapi sekarang kamu sudah sembuh."Lala akhirnya lega.Namun tiba-tiba, Andreas menemukan sesuatu di sakunya.Waktu Lala melihat Andreas mengeluarkan kalung itu, ekspresinya langsung mengeras. Dia juga pernah belajar desain perhiasan.Selama ini, dia juga selalu mengawasi Grup Nadine dan juga Perusahaan Perhiasan Nadine.Hanya lihat sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah karya jadi dari desain yang Andreas gambar kemarin.Ternyata kemarin Andreas buru-buru keluar untuk membuat kalung ini?Namun ....Lala melihat ukiran di liontin kalung itu. Bagaimana Andreas bisa tahu pola itu?Lala pernah melihat pola
Dalam beberapa saat, orang di atas kasur itu perlahan-lahan tidak memberontak lagi.Suara Gion bergema di dalam kamar dan masuk ke telinga Andreas."Tuvin, kamu itu Tuvin. Setelah bangun, kamu hanya Tuvin Sarwen. Orang yang kamu cintai adalah Lala, kamu bergantung padanya dan mencintainya. Tujuan hidupmu adalah membahagiakannya.""Di hidupmu hanya ada satu wanita, yaitu dia. Nggak ada orang lain."Orang di atas kasur sudah tidak memberontak, seperti sudah tertidur.Juga seperti sudah menerima setiap kata-kata.Gion mengulang kata-katanya berkali-kali sampai akhirnya berhenti.Lala tidak sabar ingin tahu hasilnya. "Begini saja ... sudah bisa?""Iya," jawab Gion datar.Lala pun tersenyum puas. Dia tahu kemampuan Gion, Gion bilang sudah, berarti sudah.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Dia ... bakal jadi gila?"Waktu menanyakan pertanyaan ini, di matanya terlihat kekhawatiran. Melihat ini, Gion pun mencibir di dalam hati.Sangat rendahan.Dia bukannya tidak peduli Andreas jadi gila atau t
Kemudian, Andreas mulai merasa pusing.Sebelum kesadarannya hilang, dia mendengar suara Gion yang penuh dengan rasa bersalah. "Maaf, Tuvin ...."Tuvin ....Bukan, namanya bukan Tuvin!Namun, kalau bukan Tuvin, siapa namanya?Dia berusaha mengingat, tapi seakan-akan ada sebuah rantai yang melilitnya, membuatnya tidak bisa bergerak.Tiba-tiba, di benaknya ada suara seseorang.Suara seorang wanita.Suara itu terus memanggil sebuah nama, awalnya terdengar tidak nyata, tapi dia berusaha mendengar dan akhirnya mendengar nama itu dengan jelas."Andreas ...."Suara wanita itu terus memanggil "Andreas" berulang kali.Siapa itu Andreas?"Tuvin, Tuvin, namamu Tuvin. Kamu itu teman sejak kecilnya Lala, Lala sangat mencintaimu, kamu juga mencintai Lala.""Kalian segera keluar negeri bersama lalu menikah dan hidup bersama selamanya.""Hal lain yang ada di ingatanmu hanyalah mimpi. Setelah kamu bangun, mimpimu akan berakhir, nggak akan meninggalkan jejak apa pun ...."Suara orang tua terdengar di ata
Setelah mengakhiri panggilan, dia menyuruh sopir taksi untuk mengemudi lebih cepat ke rumah."Nggak tahu, dia masih pingsan, aku hanya bisa membawanya ke kasur. Kakek ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah berlari kecil ke kamar Gion.Di dalam kamar, Gion berbaring di kasur seperti orang yang sedang tidur.Lala yang ikut di belakang tiba-tiba mendengar Andreas berkata,"Cepat telepon ambulans, bawa dia ke rumah sakit."Muncul kepanikan di mata Lala yang seketika langsung menghilang.Dia mana mungkin membawa Gion ke rumah sakit?Gion "pingsan" hanya sebagai alasan untuk menyuruh Andreas pulang.Hari ini, setelah Andreas keluar, Lala awalnya tidak takut. Namun, seiring dengan berlalunya waktu dan langit yang menggelap, Andreas yang belum pulang juga membuatnya tidak tahan lagi.Rencana malam ini harus dijalankan.Dia tidak mau menunggu lagi, jadi dia pun membuat pertunjukan ini.Melihat Andreas mengeluarkan ponsel, Lala langsung berkata, "Aku saja yang telepon, kamu awasi Kakek
"Iya aku yakin."Melvin mengangguk yakin.Setelah itu, dia memanggil satpam yang tadi untuk membuktikan kalau dia tidak salah lihat.Celine mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto Andreas. Ketika melihat fotonya, satpam itu langsung mengangguk. "Benar, dia orangnya!"Celine pun menghela napas panjang.Benar itu Andreas!Dia ada di Binara! Dia masih hidup!Asalkan dia masih hidup, Celine sudah lega.Tiba-tiba, Celine terpikirkan sesuatu. "CCTV! Aku mau lihat apa yang dia lakukan tadi!"Melvin pun langsung pergi menyiapkan.Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di ruang pengawasan CCTV.Satpam tadi pun menjelaskan semua dari awal tuan itu datang sampai dia pergi lagi. "Dia bilang mau buat perhiasan, oh, mau buat kalung. Aku pun membawanya masuk .... Di sini, ini dia."Celine melihat ke arah yang ditunjuk satpam itu ke sebuah layar.Melvin mengatur waktu rekaman CCTV dan akhirnya terlihat sebuah sosok di layar."Di sini, Bu Celine. Itu Tuan Andreas!"Celine melihat rekaman CCTV itu
Tidak, dia juga tidak terlalu yakin.Melihat ekspresi Celine yang semakin menggebu-gebu dan tubuhnya yang gemetar, Cindy menyadari pentingnya hal ini. "Bu Celine, aku telepon Melvin sekarang juga, minta lokasinya.""Oke, oke ...."Celine berusaha untuk menahan diri lalu melepaskan Cindy.Ini pertama kalinya dia mendapatkan kabar Andreas.Dia akhirnya tetap tidak bisa tetap tenang. Saat ini, dia buru-buru ingin memastikan kalau yang Melvin lihat memang benar Andreas.Dia berharap yang Melvin lihat itu Andreas!Andreas ....Ketika menunggu Cindy menelepon, Celine terus memanggil nama Andreas di dalam hati.Sementara saat ini, di dalam taksi,entah kenapa Andreas merasa hatinya seperti diremas, seketika merasa kesulitan bernapas."Tuan, kamu nggak enak badan?" Sopir taksi menyadari keanehan Andreas."Nggak, aku nggak apa ...."Tidak enak badan?Tidak, itu bukan tidak enak badan, tapi suatu perasaan yang aneh.Tadi untuk sesaat, dia seakan-akan mendengar ada yang sedang memanggilnya.Dia t