"Ke, ke, ke ...."Bayi itu tersenyum, seluruh tubuhnya dicondongkan ke arah Andreas, lengannya yang pendek menyentuh Andreas yang membuatnya tertegun sejenak.Anak ini ingin dia menggendongnya?Simon dan istrinya memahami maksud putri mereka.Wajah Andreas menegang, Celine sudah memasukkan bayi itu ke dalam pelukan Andreas saat Simon hendak mengambil putrinya dari pelukan Celine karena takut menyinggung mereka berdua."..."Wajah dan tubuh Andreas menegang, dia menatap Celine dengan tatapan memohon.Bayi di dalam pelukan Andreas memiliki berat lebih dari 10 kilogram, tapi Andreas merasa seperti ada bom di dalam pelukannya, bahkan dia tidak berani bernapas dengan terlalu keras.Hanya saja Celine tidak berencana untuk membantu Andreas dan malah berkata dengan senang."Dia juga menyukaimu!"Ini adalah pertama kalinya Andreas terlihat begitu tidak berdaya, akhirnya Celine bisa membalaskan dendamnya, suasana hatinya membaik dan senyum di wajah Celine menjadi lebih lebar.Andreas tertegun se
Andreas mengernyit lalu diam-diam mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke Owen.Melihat pesan yang dikirim Tuan, muncul tanda tanya besar di benaknya.Selidiki informasi ayah bayi yang merayakan seratus harinya.Tuan kenapa bisa tertarik dengan seorang bos perusahaan kecil?Owen tidak mengerti apa yang dipikirkan tuannya, tapi dia sama sekali tidak berani mengabaikan pesan tuannya. Tidak sampai sepuluh menit, sebuah dokumen informasi tentang Simon Erawan dikirim ke kotak surel Andreas.Suara tawa Celine dan bayi kecil masih terdengar di taman.Simon dan istrinya menonton dari samping, meski mereka tersenyum, tapi tetap terlihat kegelisahan mereka.Andreas melihat ponsel, membaca informasi tentang Simon.Kemampuannya lumayan, hanya saja kurang beruntung. Kebetulan proyek cip mereka cocok dengan bisnis yang belakangan ini sedang diperhatikan Perusahaan Jayadi.Mungkin karena tadi bayi kecil itu terlalu bersemangat bermain, perlahan-lahan dia mulai lapar.Celine mengembalikan bayi
Andreas sedih, tapi dia juga tahu membuat Celine menyukai "Tuan Andreas" tidak bisa dalam sehari dua hari.Namun, dia juga tidak terburu-buru, asalkan Celine bersedia memberinya kesempatan.Merasakan tatapan Simon dan istrinya ke arahnya, Andreas melihat ke mereka. Melihat mereka mengkhawatirkannya, Andreas tersenyum pahit lalu mengirim pesan ke Owen sambil mengirim foto tadi.Melihat isi pesan itu, Owen sangat terkejut.Namun, tak lama kemudian, dia menekan kekagetannya dan langsung menghubungi bagian media Perusahaan Jayadi di Mastika untuk mengunggah foto itu melalui media sosial terbesar.Sebagai pemimpin dari tiga keluarga terbesar di Mastika, Perusahaan Jayadi selalu diperhatikan banyak pihak.Begitu foto itu muncul, sejumlah besar akun-akun berita mengunggah ulang foto itu. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, foto dan juga cuplikan layar dari unggahan Perusahaan Jayadi langsung tersebar di seluruh internet.Di akun resmi Perusahaan Jayadi, deskripsi dari gambar itu hanya empa
Sekretarisnya tertegun sejenak, lalu dia mendengar desakan bosnya dari telepon. "Aku mau alamatnya, kasih kamu waktu satu menit, kirimkan alamatnya ke aku."Setelah itu, bos itu mengakhiri panggilannya.Sekretarisnya sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, tapi karena itu perintah dari bos, dia langsung melaksanakannya.Ketika alamat itu dikirim ke bos investor itu, bos itu sudah mengemudi keluar dari garasinya dan langsung melaju ke alamat itu.Di saat yang sama, banyak mobil mewah yang keluar dari berbagai tempat di Binara menuju ke tempat yang sama.Kurang dari setengah jam, sejumlah besar mobil mewah berhenti di luar sebuah hotel dengan taman bunga.Mereka semua adalah bos besar perusahaan investor dan perusahaan teknologi. Biasanya mereka bertemu pasti akan saling menyapa dan menanyakan kabar, tapi sekarang mereka semua terlihat buru-buru, seakan-akan ada urusan yang sangat penting.Tentu saja!Semua orang di sini digabung jadi satu juga masih kalah dengan sehelai rambut Tuan
"Pak Simon ....""Pak Simon ...."Simon sampai pusing dipanggil begitu banyak orang.Wajah-wajah penuh senyum membuat dia semakin bingung.Jelas-jelas tadi di sini masih sepi, tapi dalam sekejap jadi seramai pasar. Semua orang ini datang mengantarkan uang untuknya.Masalahnya ada di mana?Simon tidak mengerti, dia tahu asalkan dia menerima tawaran dari orang mana pun yang ada di sini, masalah dana perusahaannya bisa langsung selesai.Namun, dia panik karena tidak tahu alasan di balik semua ini."Nggak usah buru-buru." Simon menghadapi para bos yang datang dengan senyuman.Namun saat ini, sudah ada sejumlah uang masuk ke akun perusahaan Simon.Di luar hotel,Celine tidak tahu kenapa Andreas tidak mau keluar lewat pintu depan, malah membawanya keluar lewat pintu belakang hotel, seperti sedang menghindari sesuatu.Dia menghindari apa?Celine melihat pria di sampingnya dengan tatapan menyelidik, baru sadar di bawah penerangan yang minim, pria di sampingnya sedang tersenyum dan seluruh tubu
Sementara pria itu ....Dari awal sampai akhir, Jeremy tidak melihat wajah pria itu, hanya melihat punggungnya saja. Punggung itu sangat mirip dengan pria yang dia lihat sebelum keluar dari vila.Lily pernah bilang kalau Celine sudah menikah.Apakah pria itu suaminya Celine?Muncul adegan saat pria itu jongkok di depan Celine lalu menggendongnya pergi di benak Jeremy. Pasangan ini mesra juga.Tiba-tiba Jeremy merasa agak kesal, bahkan malas memedulikan Lily. Dia langsung berbalik masuk ke bar.Lily tentu saja bisa merasakan sikap dingin Jeremy padanya.Jelas-jelas sebelumnya masih sangat ramah padanya, bahkan merangkul bahunya di depan teman-teman Binaranya. Meski Jeremy memperkenalkannya sebagai adik sepupu, tapi kata-kata dan sikapnya selalu menunjukkan kalau hubungan mereka tidak biasa.Namun, kenapa Jeremy tiba-tiba bersikap dingin?Lily menatap ke arah pandangan Jeremy tadi sambil berpikir.Belum sempat dia tahu alasannya, ponselnya berbunyi.Telepon dari Irina.Saat ini, pikiran
Sementara wanita di samping Tuan Andreas ....Seperti kata Irina, meski hanya tampak samping, Lily juga bisa langsung mengenal kalau orang itu adalah Celine!Di dalam foto, Celine sedang melihat Tuan Andreas, sedangkan Tuan Andreas tersenyum penuh cinta, cintanya sampai menembus layar. Hati Lily seperti disayat-sayat pisau.Sementara saat ini, tatapannya tertuju pada Jeremy yang ada di bar.Setelah berpikir sejenak, Lily menutup ponselnya lalu berjalan masuk sambil menggenggam erat ponselnya.Pada saat ini, Jeremy sedang melamun melihat foto di ponsel yang dia pegang."Jeremy, kamu agak aneh. Kenapa? Ada apa dengan foto Tuan Andreas ini? Keluarga Nadine dan Keluarga Jayadi termasuk tiga keluarga besar di Mastika, kamu kenal nggak sama Tuan Andreas?"Semua orang yang ada di sini sangat penasaran dengan Tuan Andreas, bahkan ingin menjalin hubungan dengannya melalui Jeremy.Namun, bahkan Jeremy juga sangat jarang punya kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Andreas.Akan tetapi, tadi dia se
Celine ingin menjauh, tapi rasa aman yang Andreas berikan sekarang seakan-akan punya kekuatan misterius yang membuatnya tenggelam dan tidak bisa melepaskan diri.Karena tidak bisa melepaskan diri, Celine memutuskan untuk tenggelam sementara.Bahkan Celine juga tidak sadar entah sejak kapan dia sudah tidak menolak digendong Andreas.Dia bahkan sudah sepenuhnya bersandar di punggung Andreas. Dia sudah terbiasa dengan aromanya, lalu sekarang karena sudah rileks, dia mulai merasa mengantuk.Mendengar suara napas yang teratur di belakangnya, Andreas tahu Celine sudah tertidur."Bisa-bisanya tidur, dasar tidak tahu diri!" Andreas menghela napas, tapi sama sekali tidak bermaksud menyalahkan Celine.Agar Celine bisa tidur dengan nyenyak, dia bahkan sengaja berjalan lebih lambat.Sekarang di sekitar mereka tidak ada orang, Andreas merasa sangat puas menggendong Celine seperti ini, dia ingin menggendong Celine seperti ini seumur hidup.Tiba-tiba, angin malam berembus, membuat Andreas mengernyit.
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s