Lily sedikit mengerutkan kening.Lily mengeluarkan ponselnya untuk menutup telepon, tapi nomor asing di ponselnya membuatnya merasa seolah-olah seluruh darah di tubuhnya sudah membeku."Kenapa? Kenapa nggak angkat teleponnya?"Jeremy memperhatikan reaksinya yang tidak biasa, menghentikan apa yang dirinya lakukan dan berdiri.Lily sepertinya takut orang lain akan melihat nomor itu, jadi sengaja membalikkan ponselnya ke samping dan terpaksa untuk tersenyum. "Ini nomor asing, mungkin nomor penjual.""Benarkah?"Jeremy tidak mempercayainya.Benar saja, saat Lily menutup telepon, dalam waktu setengah menit dan telepon berdering lagi.Masih nomor yang sama.Ada kepanikan di mata Lily.Seolah-olah khawatir jika menutup telepon lagi, pihak lain akan merasa tidak puas. Lily memandang Jeremy dan ingin menjelaskan kepadanya. Begitu bertemu dengan mata Jeremy, Jeremy berkata dengan lembut, "Angkat saja."Jeremy berjalan jauh ke arah lain dengan sangat sopan.Memberi Lily cukup ruang untuk menjawab
Seorang tamu tak diundang datang ke Vila Keluarga Nadine.Pelayan menjadi orang pertama yang menerima berita itu dan bergegas ke pintu untuk menyambutnya. Saat melihat wajah Jeremy yang tersenyum, pelayan tahu bahwa Keluarga Nadine akan mendapat masalah lagi."Di mana kakekku?"Begitu masuk, Jeremy dengan penuh semangat bertanya pada Kakek Richard.Meskipun marganya adalah Yuno, tapi Jessy juga sudah menikah dengan keluarganya, jadi Jeremy selalu memanggil Richard dengan "Kakek" saat masih kecil, seolah-olah bukan dari Keluarga Nadine.Dalam beberapa tahun terakhir, Richard tidak terlalu dekat dengan Jessy dan putranya.Namun, bagaimanapun juga, Keluarga Nadine punya wilayah bisnis yang besar. Di mata orang luar, Jessy dan Jeremy selalu menjadi bagian dari Keluarga Nadine.Mungkin kali ini setelah mengetahui situasi Kakek, Jessy dan putranya juga mengambil tindakan."Tuan Muda Jeremy, silakan ikut dengan saya."Kepala pelayan itu tersenyum lembut.Kata "Tuan Muda Jeremy" membuat hati J
Celine menarik senarnya, mengambil dan melepaskannya dengan bebas.Namun tiba-tiba tali layang-layang itu tertahan di dahan, Celine berlari dengan tergesa-gesa, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya talinya putus.Celine menurunkan tangannya dengan putus asa, mencoba melepaskan benang yang putus itu. Celine melangkah mundur saat menariknya, tapi tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya.Hingga kakinya menginjak salah satu kaki pria itu.Benda asing mengenai kakinya, Celine secara naluriah menggerakkan kakinya untuk melihat situasinya dengan jelas.Namun, sebelum bergerak, ada dua tangan meraih bahunya dari belakang. "Jangan bergerak ...."Suara asing itu membuat Celine mengerutkan kening.Kedua tangan di pundaknya membuatnya semakin merasa sedang dilecehkan."Lepaskan!" ucap Celine dengan nada bicaranya yang dingin sambil menatap orang di belakangnya.Bisa memasuki vila ini membuktikan bahwa orang ini punya hubungan dengan Keluarga Nadine.Namun, setelah selesa
Celine membuang muka, seolah malas melihatnya lagi."Kamu ...."Jeremy ingin mengatakan sesuatu untuk menarik perhatiannya atau mengungkapkan identitasnya hingga membuat Celine menyesal telah bersikap kasar padanya.Kalimat "Tahukah kamu siapa aku" hanya terucap bagian depan saja.Dua suara yang tiba-tiba terdengar menyela kata-katanya."Loli? Apa yang terjadi?""Celyn."Dua suara terdengar bersamaan.Begitu suara itu terdengar, pemilik suara muda itu sudah tiba di depan Celine, meraih pergelangan tangan Celine dan bertanya dengan penuh semangat, "Celyn, kamu baik-baik saja?"Orang yang datang adalah Hansen.Tatapan mata khawatir dari Hansen terlihat jelas dan dengan cepat menatap Celine, seolah ingin memastikan Celine tidak terluka sama sekali."Aku baik-baik saja!" Celine merentangkan tangannya.Celine menatap orang yang terjatuh di bawah.Orang lainlah yang keadaannya tidak baik-baik saja.Jeremy tergeletak di bawah. "..."Dialah yang ada dalam masalah!Hansen mengikuti pandangan Ce
Celine tersenyum tipis. "Kakek, kakiku nggak sakit.""Untung nggak sakit. Kita ke rumah saja lalu ganti sepatu." Tatapan mata Richard penuh kekaguman, seolah-olah hanya Celine yang ada dalam dunianya.Sampai Celine mendorong Richard dan Hansen pergi.Bahkan pelayan pun pergi, meninggalkan Jeremy berdiri sendirian. Hembusan angin tiba-tiba bertiup, membuat hatinya terasa dingin."Kakek hanya menganggap Celine, ah ...."Carla datang dengan senang.Carla melihat semua kejadian itu saat pulang ke sini.Sekarang bukan hanya Kakek, tapi Hansen dan bahkan pelayan juga sangat menyukai Celine.Bagi yang belum tahu, mungkin mengira Celine adalah keturunan asli Keluarga Nadine.Bulu mata Carla bergetar karena cemburu. Carla ingin tahu bagaimana Jeremy akan menghadapi Celine saat datang ke Kota Binara kali ini."Kakek sepertinya sudah melupakan kita semua, tapi hanya menganggap Celine sebagai putrinya. Meskipun kita semua tahu itu sebuah kesalahan, tapi Kakek masih saja nggak tahu. Kalau saja Kake
Celine menggerakkan jarinya dan hendak menggerakkan pergelangan tangannya lagi.Jeremy dengan cepat mundur selangkah.Dalam sesaat Jeremy sudah kehilangan kekuatannya lagi.Melihat tindakan Celine yang menghina, Jeremy mencoba mengambil langkah ke arahnya.Sepertinya ada empat kata yang tertulis di ekspresinya. "Bukan orang baik."Momentum yang mengesankan membuat Jeremy mundur selangkah.Celine maju selangkah lagi.Dengan cara ini, mereka berdua mundur dan maju, tak lama kemudian Jeremy terpaksa hingga ke ujung tangga. Kekuatan yang memaksa Celine meminta maaf barusan hilang dalam sekejap.Akhirnya, Celine melewati koridor yang hanya bisa dilewati satu orang dan kembali ke pintu kamar.Saat masuk, Celine kembali menatap Jeremy dan berkata, "Tuan Muda Jeremy, kamu nggak perlu menyia-nyiakan waktu untuk menggodaku. Kalau Tuan Muda Jeremy bosan, Lily bisa bermain denganmu."Ketika selesai berbicara, Celine melihat ke bawah.Di pintu ruang tamu bawah, Lily sudah lama berdiri di sana.Jere
Jeremy langsung menutup pintu setelah masuk ke dalam.Suara pintu yang keras seperti sedang mengetuk hati Lily, dia menoleh dan melihat Jeremy sedang berjalan ke arahnya.Pandangannya masih menatap lurus ke depan dan penuh dengan tatapan posesif.Lily yakin bahwa Jeremy menyukainya.Hanya saja "salah paham" sebelumnya ....Lily tidak ingin mempermalukan dirinya di depan Jeremy lagi. "Kakak sepupu, kamu tinggallah di sini, aku akan kembali ke kamar terlebih dahulu.Saat Lily hendak berjalan keluar.Jeremy mengangkat tangannya untuk menahan Lily."Kakak sepupu?" Lily pura-pura terkejut.Jeremy dengan secepat kilat memerangkap Lily di dalam pelukannya dan bernapas di belakang telinganya."Kakak sepupu, apa yang sedang kamu lakukan?"Apa yang ingin dilakukan Jeremy sangat jelas, tentu saja Lily mengetahuinya.Lily tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini kalau Jeremy menginginkannya.Tubuh adalah senjata terbaik seperti cara yang pernah dia gunakan pada Reza.Lily merasa menyesal pa
Celine ....Kenapa dia keluar?Celine sedang melihat ke arahnya saat ini, tatapan matanya seolah-olah bisa melihat semuanya.Lily tiba-tiba merasa malu saat teringat bahwa dia baru saja keluar dari kamar Jeremy, tapi dia dengan cepat menyembunyikan rasa malunya."Aku hanya mengatur kamar untuk Kakak sepupu."Lily berusaha menjelaskan dengan seyakin mungkin.Terdapat tatapan jijik di mata Celine.Celine menarik kembali pandangannya dan berbalik untuk kembali ke kamar, bahkan sama sekali tidak melirik Lily.Lily tiba-tiba merasa dirinya seperti baru saja ditampar dengan keras.Apa maksudnya?Terdapat amarah di dalam hati Lily, Lily ingin mendatangi Celine dan berdebat dengannya, atas dasar apa menatapnya dengan tatapan seperti itu dan atas dasar apa Celine meremehkan Lily.Hanya saja, Lily tetap menahan dirinya setelah melangkah maju beberapa langkah.Jeremy berada di ruang tamu, sedangkan Hansen, Carla, bahkan Tuan Richard berada di dalam kamarnya.Keributan sekecil apa pun akan mengeju
Suatu kali, waktu Bastian mabuk, Sarah mendengar Bastian berkata, "Aurora, betapa baiknya kalau kamu mati!"Heh, suami Aurora ingin Aurora mati!Ini lebih menyedihkan lagi.Oleh karena itu, Sarah merencanakan kecelakaan itu.Seperti rencananya, Aurora mati dan Bastian yang mengambil alih perusahaan.Dia pun menjadi istri Bastian. Selama ini, dia selalu merasa bangga dan hidup dengan menganggap dirinya pemenang.Namun, waktu tahu Aurora adalah putri Keluarga Nadine di Mastika, lalu sekarang tahu kalau ayah kandung Celine adalah orang sehebat itu,dia tiba-tiba merasakan sesuatu.Seakan-akan dia tidak pernah berhasil menyentuh Aurora.Cantik, berbakat, dari keluarga kaya, lalu pernah berhubungan dengan Keluarga Tjangnaka. Orang seperti itu mana mungkin tertarik dengan Bastian?Sarah bahkan punya sebuah dugaan.Aurora sama sekali tidak pernah dianggap oleh Aurora, apalagi dia.Seketika, Sarah merasa sangat kesal, dia pun menggumam, "Tapi dia sudah mati!""Benar! Celine juga harusnya sudah
Sebelum Sarah selesai bicara, Lily sudah memelototinya.Dia seakan-akan berkata, kenapa harus memilih di antara dua pilihan yang Celine berikan?Dia tidak mau pilih dua-duanya.Sarah semakin panik. "Kamu mau hidup kayak di neraka?"Hidup seperti di neraka ....Lily bertatapan dengan Celine dan tiba-tiba sesuatu di hatinya akhirnya runtuh.Hal-hal yang dia lakukan cukup untuk membuat Celine membencinya setengah mati. Kalau Celine yang menentukan hukumannya, dia mungkin akan hidup seperti di neraka.Namun ....Dia tetap tidak rela kalah dari Celine."Pergi!" ujar Celine ketus.Dia tidak mau melihat Lily lagi.Dia sudah merusak imajinasi Lily dengan tangannya sendiri. Awalnya dia juga ingin membuat Lily merasakan hukuman fisik, tapi begitu melihat Lily, kejijikan di hatinya membuatnya malas turun tangan sendiri.Lily ... hanya akan mengotori tangannya!Sarah sama sekali tidak berani berlama-lama lagi, dia langsung menarik Lily berdiri lalu menyeret Lily keluar seperti sedang kabur.Namun,
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny