Celine menarik senarnya, mengambil dan melepaskannya dengan bebas.Namun tiba-tiba tali layang-layang itu tertahan di dahan, Celine berlari dengan tergesa-gesa, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya talinya putus.Celine menurunkan tangannya dengan putus asa, mencoba melepaskan benang yang putus itu. Celine melangkah mundur saat menariknya, tapi tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya.Hingga kakinya menginjak salah satu kaki pria itu.Benda asing mengenai kakinya, Celine secara naluriah menggerakkan kakinya untuk melihat situasinya dengan jelas.Namun, sebelum bergerak, ada dua tangan meraih bahunya dari belakang. "Jangan bergerak ...."Suara asing itu membuat Celine mengerutkan kening.Kedua tangan di pundaknya membuatnya semakin merasa sedang dilecehkan."Lepaskan!" ucap Celine dengan nada bicaranya yang dingin sambil menatap orang di belakangnya.Bisa memasuki vila ini membuktikan bahwa orang ini punya hubungan dengan Keluarga Nadine.Namun, setelah selesa
Celine membuang muka, seolah malas melihatnya lagi."Kamu ...."Jeremy ingin mengatakan sesuatu untuk menarik perhatiannya atau mengungkapkan identitasnya hingga membuat Celine menyesal telah bersikap kasar padanya.Kalimat "Tahukah kamu siapa aku" hanya terucap bagian depan saja.Dua suara yang tiba-tiba terdengar menyela kata-katanya."Loli? Apa yang terjadi?""Celyn."Dua suara terdengar bersamaan.Begitu suara itu terdengar, pemilik suara muda itu sudah tiba di depan Celine, meraih pergelangan tangan Celine dan bertanya dengan penuh semangat, "Celyn, kamu baik-baik saja?"Orang yang datang adalah Hansen.Tatapan mata khawatir dari Hansen terlihat jelas dan dengan cepat menatap Celine, seolah ingin memastikan Celine tidak terluka sama sekali."Aku baik-baik saja!" Celine merentangkan tangannya.Celine menatap orang yang terjatuh di bawah.Orang lainlah yang keadaannya tidak baik-baik saja.Jeremy tergeletak di bawah. "..."Dialah yang ada dalam masalah!Hansen mengikuti pandangan Ce
Celine tersenyum tipis. "Kakek, kakiku nggak sakit.""Untung nggak sakit. Kita ke rumah saja lalu ganti sepatu." Tatapan mata Richard penuh kekaguman, seolah-olah hanya Celine yang ada dalam dunianya.Sampai Celine mendorong Richard dan Hansen pergi.Bahkan pelayan pun pergi, meninggalkan Jeremy berdiri sendirian. Hembusan angin tiba-tiba bertiup, membuat hatinya terasa dingin."Kakek hanya menganggap Celine, ah ...."Carla datang dengan senang.Carla melihat semua kejadian itu saat pulang ke sini.Sekarang bukan hanya Kakek, tapi Hansen dan bahkan pelayan juga sangat menyukai Celine.Bagi yang belum tahu, mungkin mengira Celine adalah keturunan asli Keluarga Nadine.Bulu mata Carla bergetar karena cemburu. Carla ingin tahu bagaimana Jeremy akan menghadapi Celine saat datang ke Kota Binara kali ini."Kakek sepertinya sudah melupakan kita semua, tapi hanya menganggap Celine sebagai putrinya. Meskipun kita semua tahu itu sebuah kesalahan, tapi Kakek masih saja nggak tahu. Kalau saja Kake
Celine menggerakkan jarinya dan hendak menggerakkan pergelangan tangannya lagi.Jeremy dengan cepat mundur selangkah.Dalam sesaat Jeremy sudah kehilangan kekuatannya lagi.Melihat tindakan Celine yang menghina, Jeremy mencoba mengambil langkah ke arahnya.Sepertinya ada empat kata yang tertulis di ekspresinya. "Bukan orang baik."Momentum yang mengesankan membuat Jeremy mundur selangkah.Celine maju selangkah lagi.Dengan cara ini, mereka berdua mundur dan maju, tak lama kemudian Jeremy terpaksa hingga ke ujung tangga. Kekuatan yang memaksa Celine meminta maaf barusan hilang dalam sekejap.Akhirnya, Celine melewati koridor yang hanya bisa dilewati satu orang dan kembali ke pintu kamar.Saat masuk, Celine kembali menatap Jeremy dan berkata, "Tuan Muda Jeremy, kamu nggak perlu menyia-nyiakan waktu untuk menggodaku. Kalau Tuan Muda Jeremy bosan, Lily bisa bermain denganmu."Ketika selesai berbicara, Celine melihat ke bawah.Di pintu ruang tamu bawah, Lily sudah lama berdiri di sana.Jere
Jeremy langsung menutup pintu setelah masuk ke dalam.Suara pintu yang keras seperti sedang mengetuk hati Lily, dia menoleh dan melihat Jeremy sedang berjalan ke arahnya.Pandangannya masih menatap lurus ke depan dan penuh dengan tatapan posesif.Lily yakin bahwa Jeremy menyukainya.Hanya saja "salah paham" sebelumnya ....Lily tidak ingin mempermalukan dirinya di depan Jeremy lagi. "Kakak sepupu, kamu tinggallah di sini, aku akan kembali ke kamar terlebih dahulu.Saat Lily hendak berjalan keluar.Jeremy mengangkat tangannya untuk menahan Lily."Kakak sepupu?" Lily pura-pura terkejut.Jeremy dengan secepat kilat memerangkap Lily di dalam pelukannya dan bernapas di belakang telinganya."Kakak sepupu, apa yang sedang kamu lakukan?"Apa yang ingin dilakukan Jeremy sangat jelas, tentu saja Lily mengetahuinya.Lily tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini kalau Jeremy menginginkannya.Tubuh adalah senjata terbaik seperti cara yang pernah dia gunakan pada Reza.Lily merasa menyesal pa
Celine ....Kenapa dia keluar?Celine sedang melihat ke arahnya saat ini, tatapan matanya seolah-olah bisa melihat semuanya.Lily tiba-tiba merasa malu saat teringat bahwa dia baru saja keluar dari kamar Jeremy, tapi dia dengan cepat menyembunyikan rasa malunya."Aku hanya mengatur kamar untuk Kakak sepupu."Lily berusaha menjelaskan dengan seyakin mungkin.Terdapat tatapan jijik di mata Celine.Celine menarik kembali pandangannya dan berbalik untuk kembali ke kamar, bahkan sama sekali tidak melirik Lily.Lily tiba-tiba merasa dirinya seperti baru saja ditampar dengan keras.Apa maksudnya?Terdapat amarah di dalam hati Lily, Lily ingin mendatangi Celine dan berdebat dengannya, atas dasar apa menatapnya dengan tatapan seperti itu dan atas dasar apa Celine meremehkan Lily.Hanya saja, Lily tetap menahan dirinya setelah melangkah maju beberapa langkah.Jeremy berada di ruang tamu, sedangkan Hansen, Carla, bahkan Tuan Richard berada di dalam kamarnya.Keributan sekecil apa pun akan mengeju
Celine menghentikan langkahnya, "..."Siapa yang mengatakannya?Celine melirik Lily dan melihat tatapannya yang menegang, jelas dia tidak menyangka bahwa Jeremy akan langsung bertanya pada Celine."Benar, aku memang sudah menikah, nasihat apa yang ingin dikatakan Tuan Muda Jeremy padaku?" Celine sama sekali tidak menghindar."Kudengar, kamu juga memiliki seorang tunangan?"Tunangan?"Benar, aku memang memiliki tunangan, hanya saja, kebetulan sekali tunanganku memiliki hubungan dengan ...."Celine menyesap kopinya dengan perlahan.Lily tampak sangat panik, dia dengan cemas menarik lengan Jeremy sebelum Celine selesai bicara. "Kakak sepupu, aku lapar, kita pergi sarapan dulu, ya?"Jeremy merasa tertarik dengan ucapan Celine.Dia menatap Celine dan ingin dia terus mengatakannya.Sedangkan Celine menatap Lily sambil setengah tersenyum, Celine ingin menunjukkan topeng munafik Lily, hanya saja ponsel Celine berdering pada saat ini.Alis Celine berkerut saat melihat orang yang meneleponnya.P
Celine datang karena masalah penting yang dia ucapkan sebelumnya!Andreas seperti terluka, dia mengingat rasa benci Celine pada 'Tuan Andreas' dan rasa sakit muncul di dalam hatinya.Andreas tidak bisa menahan kerinduannya saat melihat Celine, tapi Andreas lupa bahwa Celine tidak menyukai Tuan Andreas, Celine bahkan pernah bersembunyi saat bertemu dengannya.Celine bisa datang untuk menemuinya karena kecelakaan Aurora!"Maaf."Andreas menahan rasa sakit di dalam hatinya dan melepaskan tangannya,Telapak tangannya kehilangan suhu hangat tubuh Celine dan hati Andreas seolah-olah terasa kosong.Sebaliknya Celine malah menghela napas lega, hanya saja, dia terkejut saat tidak sengaja bertemu dengan tatapan rumit Andreas dan detak jantungnya melambat.Celine mengalihkan pandangannya dengan rasa bersalah saat menyadari keanehan pada dirinya, Celine melangkah mundur dan dengan cepat berjalan ke ruang tamu.Ruang tamunya sangat bersih sampai tidak ada debu.Dia ... selalu tinggal di sini?Celin
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s