"Terima kasih," kata Celine.Nada bicaranya menjadi lebih lembut.Andreas merasa sangat senang seperti anak kecil yang akan mendapatkan permen setelah mendengar ucapan terima kasih, wajah tampannya penuh dengan senyuman, Andreas tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dan mendekati Celine.Mengangkat tangan untuk menggenggam tangan Celine, tapi Andreas menghilangkan niat ini saat melihat tatapan asing di mata Celine, dia bertindak dengan hati-hati. "Nggak perlu mengucapkan terima kasih, kamu sama sekali nggak perlu mengucapkan terima kasih padaku."Dia bersedia melakukan apa saja untuknya.Hati Celine bergetar.Tatapan membara Andreas sama sekali tidak disembunyikan, Celine seolah-olah akan tenggelam ke dalamnya jika melihat lebih lama.Celine mengalihkan pandangannya dan kembali ke kamar seperti sedang melarikan diri.Celine dengan terkejut menyadari bahwa kamar ini dipenuhi dengan aroma Andreas.Meski tempat tidurnya bersih dan rapi, tapi tidak terlihat seperti tidak pernah ditiduri
Terdengar suara dari ujung lain panggilan terdengar suram dan tidak sabar sebelum Owen menyelesaikan ucapannya. "Nggak usah bicara omong kosong, keluarga mana yang mengadakan perjamuan?"Terlihat sangat jelas bahwa tebakan Owen benar.Tuan Andreas dengan buru-buru mencari perjamuan sosial pasti ada hubungannya dengan Nyonya!Sepertinya mereka akan berkencan di perjamuan itu.Owen sama sekali tidak ingin menunda waktu setelah mengetahui betapa pentingnya masalah ini. "Tuan, tolong beri aku waktu satu menit."Setelah itu panggilan langsung terputus.Satu menit kemudian, Owen kembali menelepon Andreas setelah mendapatkan kabar.Owen langsung melapor sebelum Andreas sempat berbicara, "Tuan, tidak ada perjamuan sosial malam ini, tapi ada perjamuan 100 hari untuk bayi yang baru lahir ....""Alamat."Andreas dengan tidak sabar bertanya tanpa menunggu Owen selesai bicara.Seolah-olah apa yang Andreas inginkan hanyalah alasan untuk bertemu dengan Celine, sama sekali tidak memedulikan keluarga m
Celine hanya menatap Lily lekat-lekat, seolah ingin melihat ke dalam dirinya.Celine baru menanyakan pertanyaan di dalam hatinya setelah beberapa saat, "Kenapa?"Kenapa Sarah ingin Bastian meninggal?Celine memiliki firasat bahwa Lily pasti mengetahui alasannya.Lily kebingungan karena pertanyaan Celine, "Kak ... Kak Celyn, apa maksud dari kenapa?"Celine tidak menjawab pertanyaannya.Tidak menjawab karena khawatir akan mengejutkannya.Meski Celine memiliki firasat bahwa Lily mengetahui alasannya, Lily tidak akan memberi tahu Celine meski dia bertanya secara langsung seperti ini.Jadi, Celine hanya bisa diam-diam memeriksanya jika ingin mengetahui alasannya.Hanya dalam sekejap, Celine langsung mengganti ekspresi seriusnya dengan senyum lebar sambil menilai kedua orang di depannya."Hubungan kalian ... sangat baik."Celine seperti memiliki maksud lain, tapi terdengar seperti tidak sengaja diucapkan, tatapannya tertuju pada mereka berdua. Terdengar suara Richard dari lantai atas pada sa
Lily segera menyadari bahwa dia sudah kehilangan kendali saat melihat Jeremy sedikit mengerutkan keningnya.Lily dengan cepat menekan rasa bersalah di dalam hatinya dan pura-pura berkata dengan tenang, "Kakek hanya lupa ingatan, aku nggak menyalahkan Kakek karena nggak mengenalku, aku yakin Kakek pasti akan membaik dan bisa mengenaliku, serta mengingat putri kandungnya."Bukannya salah menganggap Celine sebagai Linda.Rasa bersalah Lily tidak lepas dari mata Jeremy.Jeremy semakin merasa aneh di dalam hatinya.Terutama Lily.Hanya saja, Jeremy tidak mengatakan apa-apa, dia dengan cepat menyingkirkan rasa bingung di dalam hatinya dan tersenyum menghibur pada Lily, "Ingatan Kakek pasti akan kembali."Apakah ingatannya benar-benar bisa kembali?Bulu mata Lily bergetar, rasa bersalah yang tersembunyi di dalam hatinya masih belum menghilang.Bagi Lily, kembalinya ingatan Richard bukanlah sebuah akhir yang baik, akhir yang terbaik adalah ....Sebuah pikiran terlintas di dalam benak Lily, dia
"Siapa itu?"Punggungnya terlihat berenergi dan temperamennya terlihat sangat luar biasa, Jeremy merasa seperti pernah melihat orang itu di suatu tempat.Lily bisa langsung mengenal orang itu meski hanya melihat punggungnya.Tuan Andreas ....Apakah dia datang ke sini untuk mencari Celine?Lily mengira Tuan Andreas sudah mencampakkan Celine karena Celine tinggal di vila selama beberapa hari ini.Kecemburuan muncul di dalam hati Lily, Lily takut Jeremy akan mengetahui hubungan antara Tuan Andreas dengan Celine saat mendengar Jeremy bertanya seperti ini dan akan mempengaruhi rencananya.Lily buru-buru berkata, "Hanya pejalan kaki."Benarkah hanya pejalan kaki?Jeremy malah merasa orang ini sangat mirip dengan orang dari Keluarga Jayadi, dia mendengar kabar bahwa orang itu juga datang ke Kota Binara.Tatapan Jeremy terjatuh ke mobil di samping pria itu saat baru saja memikirkan hal ini dan tiba-tiba mengerutkan keningnya sambil melihat lagi ke arah pria itu, lalu menarik kembali pandangan
Celine samar-samar dapat mendengar Andreas menggumamkan kata 'suami' dan tiba-tiba teringat pada kejadian yang terjadi di Bar Artemis pada malam itu, wajahnya langsung memerah.Andreas juga teringat pada malam itu lagi.Terdapat suasana mesra di dalam mobil.Andreas sudah menarik kembali pandangannya saat Celine sudah merasa tidak tahan dengan tatapan panas Andreas pada dirinya dan berusaha untuk memelototi Andreas.Andreas mengetahui dengan jelas bahwa dia tidak boleh terburu-buru.Celine tidak menyukai "Tuan Andreas" dan Andreas tidak boleh sampai membuatnya membencinya.Selama perjalanan, tatapan Andreas selalu tertuju pada Celine secara sengaja maupun tidak sengaja saat sedang mengemudi, seolah-olah tidak bisa merasa puas.Setiap kali Celine merasakan tatapan Andreas, mengira dia sedang menatapnya dan menoleh untuk menatap Andreas, Andreas malah sedang mengemudi dengan sangat serius.Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan.Mobil berhenti di sebuah hotel taman kelas atas di Kota
"Ke, ke, ke ...."Bayi itu tersenyum, seluruh tubuhnya dicondongkan ke arah Andreas, lengannya yang pendek menyentuh Andreas yang membuatnya tertegun sejenak.Anak ini ingin dia menggendongnya?Simon dan istrinya memahami maksud putri mereka.Wajah Andreas menegang, Celine sudah memasukkan bayi itu ke dalam pelukan Andreas saat Simon hendak mengambil putrinya dari pelukan Celine karena takut menyinggung mereka berdua."..."Wajah dan tubuh Andreas menegang, dia menatap Celine dengan tatapan memohon.Bayi di dalam pelukan Andreas memiliki berat lebih dari 10 kilogram, tapi Andreas merasa seperti ada bom di dalam pelukannya, bahkan dia tidak berani bernapas dengan terlalu keras.Hanya saja Celine tidak berencana untuk membantu Andreas dan malah berkata dengan senang."Dia juga menyukaimu!"Ini adalah pertama kalinya Andreas terlihat begitu tidak berdaya, akhirnya Celine bisa membalaskan dendamnya, suasana hatinya membaik dan senyum di wajah Celine menjadi lebih lebar.Andreas tertegun se
Andreas mengernyit lalu diam-diam mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke Owen.Melihat pesan yang dikirim Tuan, muncul tanda tanya besar di benaknya.Selidiki informasi ayah bayi yang merayakan seratus harinya.Tuan kenapa bisa tertarik dengan seorang bos perusahaan kecil?Owen tidak mengerti apa yang dipikirkan tuannya, tapi dia sama sekali tidak berani mengabaikan pesan tuannya. Tidak sampai sepuluh menit, sebuah dokumen informasi tentang Simon Erawan dikirim ke kotak surel Andreas.Suara tawa Celine dan bayi kecil masih terdengar di taman.Simon dan istrinya menonton dari samping, meski mereka tersenyum, tapi tetap terlihat kegelisahan mereka.Andreas melihat ponsel, membaca informasi tentang Simon.Kemampuannya lumayan, hanya saja kurang beruntung. Kebetulan proyek cip mereka cocok dengan bisnis yang belakangan ini sedang diperhatikan Perusahaan Jayadi.Mungkin karena tadi bayi kecil itu terlalu bersemangat bermain, perlahan-lahan dia mulai lapar.Celine mengembalikan bayi
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja
"Kamu masih ingat hal-hal aneh lainnya, nggak?"Hal-hal aneh?Andreas mengernyit, lalu berpikir sejenak dan akhirnya bertanya dengan ekspresi bingung, "Hal aneh apa?"Berarti dia sudah lupa!Bagus sekali!Lala sangat puas.Lala pun mencari alasan untuk menjawab kebingungan Andreas. "Nggak apa, cuma semalam pas demam, kamu mengatakan hal-hal nggak jelas. Kayaknya kamu mimpi buruk.""Tapi sekarang kamu sudah sembuh."Lala akhirnya lega.Namun tiba-tiba, Andreas menemukan sesuatu di sakunya.Waktu Lala melihat Andreas mengeluarkan kalung itu, ekspresinya langsung mengeras. Dia juga pernah belajar desain perhiasan.Selama ini, dia juga selalu mengawasi Grup Nadine dan juga Perusahaan Perhiasan Nadine.Hanya lihat sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah karya jadi dari desain yang Andreas gambar kemarin.Ternyata kemarin Andreas buru-buru keluar untuk membuat kalung ini?Namun ....Lala melihat ukiran di liontin kalung itu. Bagaimana Andreas bisa tahu pola itu?Lala pernah melihat pola
Dalam beberapa saat, orang di atas kasur itu perlahan-lahan tidak memberontak lagi.Suara Gion bergema di dalam kamar dan masuk ke telinga Andreas."Tuvin, kamu itu Tuvin. Setelah bangun, kamu hanya Tuvin Sarwen. Orang yang kamu cintai adalah Lala, kamu bergantung padanya dan mencintainya. Tujuan hidupmu adalah membahagiakannya.""Di hidupmu hanya ada satu wanita, yaitu dia. Nggak ada orang lain."Orang di atas kasur sudah tidak memberontak, seperti sudah tertidur.Juga seperti sudah menerima setiap kata-kata.Gion mengulang kata-katanya berkali-kali sampai akhirnya berhenti.Lala tidak sabar ingin tahu hasilnya. "Begini saja ... sudah bisa?""Iya," jawab Gion datar.Lala pun tersenyum puas. Dia tahu kemampuan Gion, Gion bilang sudah, berarti sudah.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Dia ... bakal jadi gila?"Waktu menanyakan pertanyaan ini, di matanya terlihat kekhawatiran. Melihat ini, Gion pun mencibir di dalam hati.Sangat rendahan.Dia bukannya tidak peduli Andreas jadi gila atau t
Kemudian, Andreas mulai merasa pusing.Sebelum kesadarannya hilang, dia mendengar suara Gion yang penuh dengan rasa bersalah. "Maaf, Tuvin ...."Tuvin ....Bukan, namanya bukan Tuvin!Namun, kalau bukan Tuvin, siapa namanya?Dia berusaha mengingat, tapi seakan-akan ada sebuah rantai yang melilitnya, membuatnya tidak bisa bergerak.Tiba-tiba, di benaknya ada suara seseorang.Suara seorang wanita.Suara itu terus memanggil sebuah nama, awalnya terdengar tidak nyata, tapi dia berusaha mendengar dan akhirnya mendengar nama itu dengan jelas."Andreas ...."Suara wanita itu terus memanggil "Andreas" berulang kali.Siapa itu Andreas?"Tuvin, Tuvin, namamu Tuvin. Kamu itu teman sejak kecilnya Lala, Lala sangat mencintaimu, kamu juga mencintai Lala.""Kalian segera keluar negeri bersama lalu menikah dan hidup bersama selamanya.""Hal lain yang ada di ingatanmu hanyalah mimpi. Setelah kamu bangun, mimpimu akan berakhir, nggak akan meninggalkan jejak apa pun ...."Suara orang tua terdengar di ata
Setelah mengakhiri panggilan, dia menyuruh sopir taksi untuk mengemudi lebih cepat ke rumah."Nggak tahu, dia masih pingsan, aku hanya bisa membawanya ke kasur. Kakek ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah berlari kecil ke kamar Gion.Di dalam kamar, Gion berbaring di kasur seperti orang yang sedang tidur.Lala yang ikut di belakang tiba-tiba mendengar Andreas berkata,"Cepat telepon ambulans, bawa dia ke rumah sakit."Muncul kepanikan di mata Lala yang seketika langsung menghilang.Dia mana mungkin membawa Gion ke rumah sakit?Gion "pingsan" hanya sebagai alasan untuk menyuruh Andreas pulang.Hari ini, setelah Andreas keluar, Lala awalnya tidak takut. Namun, seiring dengan berlalunya waktu dan langit yang menggelap, Andreas yang belum pulang juga membuatnya tidak tahan lagi.Rencana malam ini harus dijalankan.Dia tidak mau menunggu lagi, jadi dia pun membuat pertunjukan ini.Melihat Andreas mengeluarkan ponsel, Lala langsung berkata, "Aku saja yang telepon, kamu awasi Kakek
"Iya aku yakin."Melvin mengangguk yakin.Setelah itu, dia memanggil satpam yang tadi untuk membuktikan kalau dia tidak salah lihat.Celine mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto Andreas. Ketika melihat fotonya, satpam itu langsung mengangguk. "Benar, dia orangnya!"Celine pun menghela napas panjang.Benar itu Andreas!Dia ada di Binara! Dia masih hidup!Asalkan dia masih hidup, Celine sudah lega.Tiba-tiba, Celine terpikirkan sesuatu. "CCTV! Aku mau lihat apa yang dia lakukan tadi!"Melvin pun langsung pergi menyiapkan.Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di ruang pengawasan CCTV.Satpam tadi pun menjelaskan semua dari awal tuan itu datang sampai dia pergi lagi. "Dia bilang mau buat perhiasan, oh, mau buat kalung. Aku pun membawanya masuk .... Di sini, ini dia."Celine melihat ke arah yang ditunjuk satpam itu ke sebuah layar.Melvin mengatur waktu rekaman CCTV dan akhirnya terlihat sebuah sosok di layar."Di sini, Bu Celine. Itu Tuan Andreas!"Celine melihat rekaman CCTV itu
Tidak, dia juga tidak terlalu yakin.Melihat ekspresi Celine yang semakin menggebu-gebu dan tubuhnya yang gemetar, Cindy menyadari pentingnya hal ini. "Bu Celine, aku telepon Melvin sekarang juga, minta lokasinya.""Oke, oke ...."Celine berusaha untuk menahan diri lalu melepaskan Cindy.Ini pertama kalinya dia mendapatkan kabar Andreas.Dia akhirnya tetap tidak bisa tetap tenang. Saat ini, dia buru-buru ingin memastikan kalau yang Melvin lihat memang benar Andreas.Dia berharap yang Melvin lihat itu Andreas!Andreas ....Ketika menunggu Cindy menelepon, Celine terus memanggil nama Andreas di dalam hati.Sementara saat ini, di dalam taksi,entah kenapa Andreas merasa hatinya seperti diremas, seketika merasa kesulitan bernapas."Tuan, kamu nggak enak badan?" Sopir taksi menyadari keanehan Andreas."Nggak, aku nggak apa ...."Tidak enak badan?Tidak, itu bukan tidak enak badan, tapi suatu perasaan yang aneh.Tadi untuk sesaat, dia seakan-akan mendengar ada yang sedang memanggilnya.Dia t